Daftar Isi
Kelahiran Nabi Musa
Nabi Musa Anak Angkat Firaun
Dimintanya bayi tersebut untuk disusuinya, & tenanglah bayi itu bareng ibunya. Nabi Musa pun dapat selalu berjumpa dgn ibunya sendiri walaupun ia berada di istana.
Musa semakin besar juga. Ia telah pintar berlangsung. Umurnya waktu kira-kira tiga tahun. Asiyah makin sayang kepadanya. Begitupulan Firaun. Pada suatu hari Firaun menggendong Musa, tiba-tiba Musa sa merebut janggutnya, sehingga ia berteriak kesakitan.
“Wahai isteriku! Barangkali inilah anak yg akan menjatuhkan gue dr kerajaanku!” Musa diletakkannya. Ia secepatnya mengambil pedang hendak membunuhnya.
Isterinya tahu & berkata: “Sabarlah tuanku! Masakan anak sekecil ini tahu apa-apa! ia kan belum berakal!”
“Belum berakal katamu. tetapi janggutku direnggutnya, rasakan pecah kepalaku lantaran sakit”.
Kebetulan di tempat itu ada bara api, dibiarkan Musa berjalan ke erat bara api itu. Setelah erat, bara itu diambilnya & eksklusif dimasukkannya ke mulutnya. Musa menjerit lantaran panas & lidahnya terbakar.
“Coba lihat & perhatikanlah tuanku, kalau ia sudah berakal, tentu bara itu tak dimakannya” Kata Asiyah sambil memeluk Musa. Musa masih menangis lantaran menggigit bara yg panas, hingga bila ia telah akil balig cukup akal mengganggu lidah Nabi Musa untuk berbicara.
Sebagai putera kesayangan Firaun dimana-dimana Musa dihormati orang. Ia dibolehkan pergi kemana-mana sampai di luar manapun. Setelah Musa besar & sampaumur, fikirannya cerdas maka Allah menganugerahkan kepadanya pangkat kenabian.
Tak Sengaja Membunuh
Pada suatu hari, antara manghrib & Isya, Musa berjalan-jalan di kota Memphis, & orangnya tak mengenal Musa, kemudian ia berjumpa dgn dua orang yg sedang berkelahi, salah seorang di antaranya ialah orang Bani Israil, sedangkan yg yang lain lagi ialah bangsa Qibti kaumnya Firaun.
Musa berupaya mendamaikan antara keduanya, tetapi orang Qibti (Mesir) tidak ingin berdamai, lalu Musa bermaksud membela orang Israel itu & memukulnya sekali saja, & seketika orang itu terus mati. Musa sungguh meratapi peristiwa itu, ia menyadari itu tindakan syetan, kemudian ia berdoa pada Allah: “Oh Tuhanku sesungguhnya gue telah berlaku aniaya terhadap diriku sendiri, lantaran itu ampunilah dosaku, maka Allah mengampuni dosanya. Sesungguhnya Tuhan Maha pengampun lagi Penyayang”. Musa berkata: “Ya Tuhanku! Demi lezat yg telah kau-sekalian berikan kepadaku, sekali-kali gue tak akan menjadi penolong bagi orang-orang yg dzalim”.
Setelah peristiwa itu, orang yg pernah ia tolong kemarin berteriak minta tolong lagi padanya. Musa berkata padanya: “Sesungguhnya ananda benar-benar orang sesat yg kasatmata”. Maka tatkalah Musa hendak memegang dgn keras yg menjadi musuh keduanya, mesuhnya berkata: “Hai Musa! Apakah ananda berniat hendak membunuhku, sebagaimana sudah membunuh seorang insan? Kamu tak bermaksud melainkan hendak menjadi orang yg berbuat adikara di negeri ini. Dan tiadalah ananda hendak menjadi salah seorang dr orang-orang yg menyelenggarakan perdamaian”.
Orang Mesir itu kemudian melaporkan Musa pada Firaun. Kemudian datanglah dgn sekonyong-konyong seorang laki-laki pada Musa dgn menyiarkan: “Hai Musa! Sesungguhnya pembesar negeri telah berunding untuk membunuh kami, karena mereka mengetahui rahasiamu (membunuh orang Mesir) maka keluarlah dr negeri ini. Sesungguhnya gue cuma memberi peringatan saja”
Nabi Musa Hidup di Pengasingan
Lalu keluarlah Nabi Musa dr sana dgn sarat kegelisahan kalau-kalau ada yg mengetahuinya, ia meninggalkan negeri Mesir mengikuti langkah kakinya, ia belum tahu daerah yg dapat dijadikan proteksi, maka larilah ia menuruti langkah kakinya saja tak tentu arahnya. Diwaktu dia berlari meninggalkan Mesir, sering menoleh ke belakang, karena merasa ada orang yg membuntutinya. Maka larilah Musa dr kota itu (dari negeri Mesir) dgn cemas, serta memperhatikan orang yg akan menangkapnya lalu ia berkata: “Ya Tuhanku! Lepaskanlah gue dr siksaan kaum yg aniaya”
Dan pada sore harinya dia berhenti di bawah pohon kayu di tempat Madyan. Dan tatkala ia menghadap ke jurusan negeri Madyan, ia berdoa: “Mudah-mudahan Tuhanku menunjuki gue pada jalan yg benar”.
Sewaktu nabi Musa berhenti di bawah pohon kayu, ia melihat serombongan orang akan meminumkan ternak kambingnya, lantaran disana terdapat mata air. Untuk mendapatkan air mereka saling berebut-rebutan, & di antara mereka terdapatlah dua anak gadis yg sedang menunggu hingga selesainya orang pria yg berjejal itu.
Nabi Musa menolong dua gadis bersaudara itu untuk meminumkan kambingnya, & setelah selesai beliaupun duduk di tempat semula, Lalu kembali ia berdoa: “Ya Tuhanku! Sesungguhnya gue sangat membutuhkan sesuatu kebaikan yg Engkau turunkan kepadaku”. Kebaikan yg dimaksudkan Nabi Musa diriwayatkan sebagaian ahli tafsir sebagai “barang sedikit makanan”.
Kemudian salah seorang dr kedua perempuan itu datang pada Musa, berjalan perlahan-lahan dgn perasaan malu, ia berkata: “Bapakku memanggil tuan karena ia hendak membalas kebaikan tuan, meminumkan kambing kami”. Tatkala Musa tiba dihadapan ayah anak gadis itu (Nabi Syuaib), lalu Musa menceritakan kisahnya dr permulaan hingga final ia berjumpa Nabi Syuaib itu. Maka sahut Nabi Syuaib, “Janganlah kamu-sekalian takut, kau-sekalian telah selamat dr kaum yg dzalim itu”.
Selesai pembicaraan Nabi Musa dgn ayah gadis itu, berkatalah salah seorang anaknya “Wahai ayahku! ambillah Musa untuk bekerja bersama kita (orang upahan) karena yg sebaik-baik orang upahan merupakan yg kokoh lagi dapat mengemban amanah mirip dia”.
Nabi Musa Menikah
Akhirnya Nabi Musa bekerja pada Nabi Syuaib, ayah gadis itu, selaku pekerja yg setiap harinya mengembalakan kambing Nabi Syuaib. Dalam masa mengembala, dipanggillah Nabi Musa oleh Nabi Syuaib. Ia berkata: “Sesungguhnya gue hendak menikahkan kamu-sekalian dgn salah seorang dr kedua puteriku ini atas dasar bahwa kau-sekalian jadi buruhku selama delapan tahun, tetapi kalau kamu-sekalian sempurnakan sepuluh tahun, maka (itu suatu kebaikan) dr kemauanmu sendiri, & gue tidak mau memberatkanmu. Engkau akan buktikan saya, Insya Allah termasuk orang-orang yg baik”.
Lalu jadilah Nabi Musa kawin dgn salah seorang puteri Nabi Syuaib & perjanjian yg telah diputuskan itu sudah dijalankan & dilaksanakan oleh Nabi Musa as sendiri.
Maka tatkala Nabi Musa sudah menuntaskan waktu yg diputuskan, atas izin mertuanya Nabi Musa berangkat dgn isterinya ke Mesir, lewat jalan-jalan kecil, karena takut kalau ditangkap oleh mata-mata Firaun.
Dalam perjalannya Nabi Musa as melihat api dr jauh & ia berniat akan mengambil api itu untuk pedoman ia berlajan, tetapi setelah hingga di tempat itu, bukan main herannya menyaksikan api itu, lantaran api tersebut melekat di sebuah pohon, tetapi pohon itu tak terbakar.
Musa mendekati apa itu & sesudah ia sampai terdengarlah olehnya bunyi yg tak dapat diserupakan dgn apapun dr sebelah kanan pohon Zaitun. Maka tatkala ia tiba ke tempat api itu ia dipanggil:
“Hai Musa! Aku ini Allah, Tuhanmu! Maka tanggalkan terompahmu! kamu-sekalian berada di lembah suci Thuwa! Dan Aku sudah memilih kau-sekalian (jadi rasulku). Karena itu dengarlah baik-baik apa yg akan diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya Aku Allah tiada Tuhan (yang haq) melainkan saya. Karena itu sembahlah Aku! Dan kerjakan sholat, agar kamu-sekalian mengingatKu. Sesungguhnya hari Kiamat tentu terjadi, Aku sembunyikan (gejala)nya. Agar tiap-tiap diri kelak dinilai amal perbuatannya. Maka jangan sekali-kali ananda tidak yakin perihal ini. Jangan ananda dipalingkan oleh orang-orang yg tak beriman kepadanya, yg akan mencelakakan kamu-sekalian kelak”. (QS. Thaaha 20:11-16)
Kemudian Musa membuka sepatunya hatinya berdebar-debar, tibatiba ia mendengar suara kembali: “Apakah itu yg ditangan kananmu, hai Musa?”
Musa berkata: “Ini adalah tongkatku, gue telah bertelekan kepadanya, & gue pukul daun dengannya untuk kambingku, & bagiku ada lagi kebutuhan yg lain padanya”.
Allah berfirman: “Lemparkanlah tongkat itu, hai Musa!”. Lalu tongkatnya dilemparkan, tiba-tiba tongkat itu berubah menjadi ular besar, yg merayap dgn cepat, mengejar ke arah Musa. Musa lari ketakutan.
Kemudian Allah berfirman kepadanya: “Peganglah tongkat itu kembali. Jangan takut hai Musa, sesungguhnya seorang yg sudah diutus menjadi Rasul tak perlu takut, Kami akan mengembalikannya pada keadaannya semula menjadi tongkat.
Musa memegang ular itu, kemudian kembali menjadi tongkat. Selanjutnya Allah berfirman pada Musa: “Kepitlah tanganmu ke ketiakmu! Niscaya ia keluar menjadi putih cemerlang tanpa cacat, sebagai mukjizat yg lain pula”. Lalu Musa mengapitkan tangannya, terlihat kemudian tangannya bercahaya putih kemilau. Kemudian Allah memerintahkan kepadanya “Pergilah pada Firaun, sesungguhnya ia sudah melebihi batas”
Musa kemudian berdoa: “Ya Tuhanku! Lapangkanlah untukku dadaku & mudahkanlah urusanku & lepaskanlah kekakuan dr lidahku supaya mereka memahami perkataanku & jadikanlah untukku seorang pembantu dr keluargaku! Harun saudaraku, teguhkanlah dgn ia kekuatanku & jadikanlah ia sekutu dlm urusanku, supaya kami banyak bertasbih pada Engkau & banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Melihat kami”. Pergilah Nabi Musa ke Mesir, dgn membawa mukjizat tongkat bisa menjadi ular & tangan menjadi putih kemilau.
Nabi Musa Menentang Firaun
Firaun mempunyai kekuasaan yg besar sekali di Mesir, & lantaran demikian besarnya kekuasaan, sehingga akhirnya Firaun makin lama makin arogan, bahkan menganggap dirinya sebagai Tuhan.
Kemudian Allah memanggil Nabi Musa untuk mengunjungi Firaun & kaumnya, memberi pelajaran pada mereka, agar mereka menyembah Tuhan Allah & meninggalkan segala maksiat & kejahatan & tunduk pada perintah-perintah Allah. Dan meyakinkan mereka bahwa Allah senantiasa bareng mereka berdua, tak perlu takut menghadapi apapun.
Setelah Musa berada di mesir, ia memberikan perintah Allah bareng Harun, saudaranya ddengan perkataan yg lemah lembut & memberikan kebenaran yg positif pada Firaun.
Nabi Musa berkata: “Sesungguhnya kami berdua yaitu delegasi Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bareng kami & janganlah ananda menyiksa mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dgn membawa bukti (atas kerasulan kami) dr Tuhanmu. Dan keamanan itu dilimpahkan pada orang yg mengikuti petunjuk…Sesungguhnya telah diwahyukan pada kami bahwa siksa itu ditimpakan atas orang-orang yg mendustakan & berpaling”.
Nabi Musa kemudian menunjukkan mukjizat yg diberikan Allah kepadanya dgn memasukkan tangannya ke ketiaknya, maka tampaklah cahaya putih berkilau tepat.
Terjadilah obrolan antara Firaun & Nabi Musa serta Harun wacana masalah-masalah keTuhanan. Demi mendengar apa yg disampaikan mereka berdua, bukan main marahnya Firaun pada Musa. Firaun berkata bahwa Musa yakni tukang sihir & jikalau sihir itu dibanggakannya maka ia pun mempunyai tukang-tukang sihir pula. Dan bahkan ia mendelegasikan Haman untuk membuat istana yg tinggi biar ia mampu menemui Tuhan Musa. Ia ingin menyatakan pada kaumnya bahwa Musa hanya berbohong.
Lalu Firaun mengumpulkan tukang-tukang sihirnya untuk bertanding melawan Musa di suatu arena. Arena sudah diputuskan berada pada tempat pertengahan antara kerajaan Firaun & Madyan. Sedangkan waktunya ditentukan di hari raya pada pagi hari dikala matahari naik sepenggalah.
Sebelum pertandingan itu dimulai Firaun telah membuat tipu daya bagi keduanya. Dan menghasut bahwa Musa & Harun akan menghalau mereka dr Mesir. Ia menciptakan opini bahwa pertarungan tersebut merupakan pertaruhan dua bangsa yg mesti dimenangkan oleh bangsa Mesir. Apabila mereka kalah mamka mereka akan dihinakan oleh Musa. Bermunculanlah jago-jago sihir dr seluruh penjuru dikumpulkan untuk menghadapi Nabi Musa. Dan mereka telah menyiapkan diri untuk mengalahkannya.
Tatkala saatnya tiba, jago-jago sihir Firaun melemparkan tali, tongkat maka berubahlah tali & tongkat itu menjadi ular yg menjalar. Lalu Musa merasa cemas, dikarenakan telah dikelilingi oleh ular-ular yg berbisa. Kemudian Allah mewahyukan pada Musa:
Lemparkanlah tongkat yg di tangan kanamu, pasti ia akan (berkembang menjadi ular besar yang) menelan segala perbuatan mereka itu, sesungguhnya kerja mereka itu ialah akal kancil tukang sihir (belaka). Dan sekali-kali tidaklah akan menang tukang sihir itu walau bagaimanapun juga” (QS Thaaha 20:69).
Tongkat itu kemudian berubah menjadi ular besar, ditelannya semua ular-ular yg ada. Bukan main terkejutnya jago-jago sihir itu. gres kali itu mereka menyaksikan kejadian yg hebat semacam itu, sehingga kemudian semua hebat sihir itu tunduk sujud pada Musa.
Kemudian segala tukang sihir itu bersujud tunduk pada Musa seraya berkata: “Kami sudah percaya pada Tuhan Harun & Musa” (QS. Thaaha 20:70)
Karena menyaksikan tukang sihirnya sudah beriman keapda nabi Musa as, amat gusarlah Firaun & dihukumlah mereka yg beriman kepadanya, tangan & kaki mereka dipotong bertentangan, kaki kiri diiris & asisten dipotongnya. Kemudian mereka disalib pada pangkal pohon kurma. Demikianlah cobaan bagi mereka yg beriman & menentang Firaun.
Demikian pula tatkala Firaun mengetahui bahwa isterinya Asiyah telah beriman pada Allah, maka Firaun bertambah-tambah marahnya, sehingga isterinya disiksanya sampai mati, demikian pula orang-orang yg beriman disiksa dgn siksaan yg amat berat.
Nabi Musa Membelah Lautan
Akhirnya nabi Musa bersama-sama orang yg beriman keluar dr Mesir, setelah mereka tak berdaya lagi di negeri Mesir, maka Firaun mengejar mereka hingga ke pantai Laut Merah. Kemudian Allah mewahyukan pada nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya ke maritim sehingga lautpun menjadi jalan besar & membelah dua untuk dilalui Musa dgn pengikut-pengikutnya.
Firaun mengejar kaum Musa ke tengah bahari itu. Dan sewaktu Firaun dgn balatentaranya mengejar dr belakang sampai dipertengahan laut, air lautpun bersambung kembali menjadi satu, kemudian mereka mati tenggelam semuanya.
Firaun & balatentaranya mengejar mereka (Nabi Musa & orang-orang yg beriman sampai ke tengah maritim), kemudian mereka ditutup oleh maritim yg menenggelamkan mereka semuanya” (QS. Thaaha 20:78)
Tubuh Firaun ditemukan sudah mati di pinggir pantai oleh orang-orang Mesir. Lalu tubuhnya dimummi sehingga sampai saat ini orang dapat melihatnya di musium Mesir.
Walaupun Firaun sudah mati, tetapi rakyatnya yg sudah mendapatkan ajran Firaun bertahun-tahun masih banyak, & jiwanya sangat sulit untuk diperbaiki & diajak menjalankan fatwa yg dibawa oleh Musa as.
Karena itu Musa memohon pada Allah supaya Harun dijadikan pembantunya dlm menjalankan kerasulannya. Kemudian doa nabi Musa dikabulkan Tuhan, ia berkata: “Wahai Tuhanku! Aku telah membunuh seorang dr golongan mereka, maka gue takut mereka akan membunuhku. Dan saudaraku, Harun, ia lebih fasih lidahnya daripadaku. Maka utuslah ia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan perkataanku. Sesungguhnya gue cemas mereka akan mendustakan saya”. Allah berfirman: “Kami akan membantumu dgn saudaramu, & Kami berikan pada kalian kekuasaan yg besar. Maka mereka tak akan bisa meraih kalian berdua. Lantaran ayat-ayat Kami, ananda berdua & orang-orang yg mengikuti kamulah yg akan menang”.
Setelah akhir hayat Firaun, tak memiliki arti dakwah Nabi Musa sudah selesai masih banyak yg harus dikerjakannya untuk menenteng ummatnya pada jalan yg benar. Dan ia sendiri selalu memohon isyarat pada Allah untuk membimbing umatnya.
Nabi Musa & Khidhr
Nabi Musa mengajak muridnya, Yusa bin Nun, untuk berlayar bersamanya ke tengah lautan. Tatkala ia berada di antara perbatasan dua laut, ia minta kepadanya agar kembali lagi.
“Dan (Ingatlah) tatkala Musa berkata pada muridnya: “Aku tak akan berhenti (berlangsung) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan, atau gue akan berjalan hingga bertahun-tahun” (QS. al-Kahfi 18:60).
Maka tatkalah meraka sampai ke konferensi dua buah bahari itu, mereka ceroboh akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke bahari itu. Tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa pada muridnya: “Bawalah kemari masakan kita, sesungguhnya kita sudah merasa letih lantaran perjalanan kita ini”.
Muridnya menjawab: “Tahukah ananda tatkala ia mencari tempat berlindung di watu tadi, maka sesungguhnya gue lupa menceritakan perihal ikan itu & tak adalah yg melewatkan gue untuk menceritakannya kecuali syetan & ikan mengambil jalannya ke maritim dgn cara yg abnormal sekali”. Kemudian Nabi Musa berkata: “Itulah tempat yg kita cari”. Lalu keduanya kembali mengikuti jejak mereka semula. Lalu mereka berjumpa dgn seorang hamba di antara hamba-hamba Allah, yg sudah diberikan pada rahmatnya dr sisi Allah, & yg telah diajarkan kepadanya ilmu dr segi Allah. Dialah nabi Khidhr yg sedang ia cari untuk mencar ilmu kepadanya. Nabi Musa bersedia mencarinya sampai kapanpun ia dapatkan.
Musa berkata pada Khidhr: “Bolehkan gue mengikutimu supaya ananda mengajarkan kepadaku ilmu yg benar di antara ilmu-ilmu yg sudah diajarkan kepadamu?”.
Khidhr menjawab: “Sesungguhnya sekali-kali ananda tak akan sanggup sabar bersamaku”. “Dan bagaimana ananda mampu tabah atas sesuatu yg ananda belum mempunyai pengetahuan yg cukup wacana hal itu” tambahnya.
Nabi Musa berkata: “Insya Allah ananda akan mendapati gue selaku seorang yg sabar, & gue tak akan menentangmu dlm sesuatu urusan pun”.
Khidhr menjawab: “Jika ananda mengikutiku, maka janganlah ananda menanyakan kepadaku wacana sesuatu apapun, sampai gue sendiri menerangkannya kepadamu”.
Dengan perjanjian itu, maka berjalanlah keduanya, mengarungi lautan, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya. Musa berkata: “Mengapa ananda melobangi perahu itu yg balasannya dapat menenggelamkan penumpangnya?” Sesungguhnya ananda sudah berbuat sesuatu kesalahan yg besar”.
Khidhr menjawab: “Bukankah gue sudah berkata: “Sesungguhnya, sekali-kali ananda tak akan sabar besama dgn saya. Musa berkata: “Janganlah ananda menghukum gue lantaran kelupaanku & janganlah ananda menambah beban gue dgn sesuatu kesulitan dlm urusanku”.
Maka keduanya terus melanjutkan perjalanannya, hingga tatkala keduanya berjumpa dgn seorang anak, maka Khidhr membunuhnya. Musa berkata: “Mengapa ananda bunuh jiwa yg higienis, bukan karena ia membunuh orang lain? Sesungguhnya ananda telah melakukan suatu yg mungkar”?, Khidhr menjawab: “Bukankah sudah kukatakan kepadamu bahwa sesungguhnya ananda tak akan dapat sabar bersamaku?”.
Musa berkata: “Jika gue bertanya sesuatu sehabis kali ini, maka janganlah ananda memperbolehkan gue menyertaimu, sesungguhnya ananda sudah cukup memberikan uzur padaku”.
Maka keduanya meneruskan perjalanan, hingga tatkala keduanya hingga pada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu pada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tak ingin menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dlm negeri itu dinding rumah yg hampir roboh, maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata: “Jikalau ananda mau, pasti ananda mengambil upah untuk itu”. Khidhr menjawab: “Inilah perpisahan antara gue dgn kamu, gue akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-tindakan yg ananda tak dapat sabar terhadapnya.
Adapun bahtera itu yakni kepunyaan orang-orang miskin yg melakukan pekerjaan di maritim, & gue bertujuan merusakkan perahu itu, lantaran dihadapan mereka ada seorang raja yg merampas tiap-tiap perahu.
Dan adapun anak itu maka kedua orang tuanya yakni orang-orang mukmin, & kami cemas bahwa ia akan mendorong kedua orang tuanya itu pada kesesatan & kekafiran. Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengubah bagi mereka dgn anak lain yg lebih baik kesuciannya dr anaknya itu & lebih dlm kasih sayangnya pada ibu bapaknya.
Adapun dinding rumah itu yaitu kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, & di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya ialah orang yg shaleh, maka Tuhanmu menginginkan supaya supaya mereka hingga pada kedewasaannya & mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dr Tuhanmu, & bukanlah gue melakukannya menurut kemauanku sendiri. Demikian itu yakni tujuan tindakan-perbuatan yg ananda tak dapat sabar terhadapnya”.
Khidhr merupakan sosok tokoh yg tenang, ia tak mengatakan & gerak-geriknya penuh makna & menjadikan kebingungan Nabi Musa as. Itulah ungkapan jago syariat & ahli hikmat, yg sulit difahami dgn mata garang belaka.
Nabi Musa & Bani Israil
Nabi Musa memohon pada Allah untuk memberikannya isyarat . Kemudian Allah menyuruh dirinya pergi menuju gunung Sinai selama 30 hari, yg kemudian disempurnakan Allah menjadi 40 hari. Maka pergilah ia ke gunung Sinai & menerima Taurat dr segi Tuhannya. Nabi Musa berpesan pada saudaranya Harun: “Gantikanlah gue dlm memimpin kaumku, & perbaikilah hal-ihwal mereka & janganlah ananda mengikuti jalan orang-orang yg membuat kerusakan”.
Tatkala ia telah sampai di gunung itu maka Allah mewahyukan kepadanya Taurat & berbicara pribadi dgn Allah. Lalu Musa berkata:
“Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri engkau) kepadaku biar gue dapat melihat pada Engkau”. Maka Allah berfirman: “Kamu sekali-kali tak sanggup melihatKu, tapi lihatlah bukit itu, maka jikalau ia tetap di tempatnya (sebagai sedia kala) pasti ananda dapat melihatKu” (QS. al-Araf 7:143).
Tatkala Tuhannya menampakkan diri pada bukit itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh & Musa pun jatuh pingsan. Maka sesudah Musa sadar kembali ia berkata: “Maha Suci Engkau, gue bertobat pada Engkau & gue orang yg pertama-tama beriman”.
“Allah berfirman: “Hai Musa sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) ananda dr insan yg lain (di masamu) untuk menjinjing risalahKu & untuk mengatakan pribadi denganKu, alasannya itu berpegang-teguhlah pada apa yg Aku berikan kepadamu & hendaklah ananda termasuk orang-orang yg bersyukur”. Dan Allah telah memberikannya kepingan batu yg tertulis isi Taurat, yg disebut Lauh, sebagai pelajaran & klarifikasi bagi segala sesuatu. Kemudian Allah berfirman kepadanya: “Berpeganglah kepadanya dgn teguh & suruhlah kaummu berpegang pada (perintah-perintahnya) dgn sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yg fasik (QS. al-Araf 7:142-145).
Setelah kembali dr gunung Sinai, banyak umatnya yg berpaling dr perintahnya, akibat seruan seorang tukang sihir Samiri banyak di antara umatnya yg menyembah patung sapi yg bisa berbicara karena sihirnya. Sehingga marahlah beliau pada nabi Harun & mendelegasikan Samiri & pengikutnya membunuh dirinya sendiri lantaran lebih baik bagi mereka.
Umat Nabi Musa sangat keras kepala, kekufurannya sudah mendarah daging & sudah kuat yg menghunjam pada jiwanya. Mereka meminta pada nabi Musa untuk menciptakan Tuhan mirip umat lainnya menyembah berhala. Nabi Musa sangat marah pada mereka & menghardik mereka. Jika mereka diseru untuk menyembah Tuhan mereka meminta agar Allah ditampakkannya, sehingga mereka mati, binasa tersambar petir. Nabi Musa sendiri, tatkala ia diperintah melihat gunung itu tersungkur pingsan.
“Dan (Ingatlah), tatkala ananda berkata: “Hai Musa! kamai tak akan beriman pada kau-sekalian sebelum kami melihat Allah dgn terperinci & terang (dengan kedua mata kami)”, karena itu halilintarlah yg tiba menyambar kamu, sedang ananda melihatnya hingga mati semua”. (QS. al-Baqarah 2: 55-56) senada dgn ayat ini QS. al-Araf 7:143.
Pada suatu tatkala Bani Israil ditimpa kepanasan & kelaparan. Maka datanglah Bani Israil pada Nabi Musa minta diberikan masakan, berupa sayur-sayuran & buah-buahan, kemudian Musa berdoa pada Allah, lalu Allah lindungi mereka dgn awan dr terik matahari & menawarkan Manna (kuliner manis sebangsa madu) & Salwa (burung sebangsa puyuh) sebagai kuliner mereka.
“Kami lindungi ananda dgn awan & Kami turunkan kepadamu kuliner bernama Manna & Salwa” (QS al-Baqarah 2:57)
Pada saat Samiri & pengikutnya lari meninggalkan Musa, & tatkala mereka mencari air dlm perjalanan mereka, usaha mereka tidak berguna & tak mendapatkan air sama sekali. Akhirnya, mereka tiba pada Nabi Musa mengadukan halnya, & mereka meminta tolong pada Musa supaya memintakan air pada Allah.
Dan (camkan) pada Nabi Musa memintakan air bagi kaumnya, maka Kami berkata: “Pukullah watu itu dgn tongkatmu”, lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku sudah mengetahui tempat minumnya masing-masing. Makan & minumlah rizqi (yang diberikan) Allah & janganlah ananda berkeliaran di wajah bumi dgn menciptakan kerusakan” (QS. al-Baqarah 2:60)
Mereka akhirnya meminum air itu, sesudah nabi Musa memukulkan tongkatnya ke watu itu, sehingga keluarlah dua belas mata air & masing-masing puak meminum airnya.
Meskipun banyak anugerah Allah yg diberikan pada Bani Israil, tetapi mereka tetap saja membuat nabi yg diutus pada mereka geram. Setelah mereka mendapatkan manna & salwa, kemudian mereka mendapat dua belas mata airnya, dgn gampang mereka berkata pada nabi Musa: “Hai Musa, kami tak bisa tahan dgn satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami pada Tuhanmu, semoga ia mengeluarkan bagi kami dr apa yg ditumbuhkan bumi, yaitu sayur mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, & bawang merahnya”. Musa berkata: “Maukah ananda mengambil sesuatu yg rendah selaku pengganti yg lebih baik? Pergilah ananda ke suatu kota, tentu ananda memperoleh apa yg ananda minta”. Lalu ditimpakanlah pada mereka nista & kehinaan, serta mereka mendapatkan kemurkaan Allah. Hal itu terjadi karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah & membunuh para nabi yg memang tak dibenarkan. Demikian itu terjadi lantaran mereka senantiasa berbuat durhaka & melampaui batas”.
Nabi Musa pula menyampaikan pada mereka untuk beribadah pada hari Sabtu, selaku perjanjian mereka dgn Allah untuk beribadah & memohon kepadaNya biar senantiasa mengingatNya. Nabi Musa melarang mereka untuk bekerja atau berlayar ke bahari pada hari Sabtu untuk menghormatinya. Namun adapula mereka yg tak meperdulikan perintah Nabi Musa, malah mereka berlayar pada hari Sabtu karena ikan pada hari itu sangat aneka macam. Akhirnya Allah menurunkan adzab pada mereka.
“Dan sesungguhnya telah ananda pahami orang-orang yg melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman pada mereka: “Jadilah kalian monyet yg hina” (QS. al-Baqarah 2:66)
Nabi Musa & Qorun
Adapula kisah mengenai nabi Musa & Qorun. Qorun ialah saudara ayahnya. Ia adalah paman nabi Musa yg kaya raya. Namanya tersebut dlm al-Quran QS. al-Qosos 76-78.
“Sesungguhnya Qorun tergolong dr kaum Musa”
Allah sudah memberikannya harta yg banyak dimana kunci-kunci simpanan kekayaannya membenani punggung-punggung unta. Disebutkan ia mempunyai kunci yg dibawa oleh 60 keledai, setiap kunci terdapat simpanan kekayaannya yg terbuat dr kulit. Kebencian musuh Allah ini tampak dr kekikirannya tatkala bala menimpa kaumnya.
Nabi Musa telah memerintahkan Bani Israil untuk berzakat di jalan Allah. Tatkala ia berkata pada kaumnya: “Janganlah ananda terlalu besar hati, sesungguhnya Allah kepadamu kebahagiaan negeri akherat, & janganlah ananda melewatkan kebahagiaanmu dr kenikmatan duniawi & berbuat oke pada orang lain sebagaimana Allah sudah berbuat baik pada kalian, & janganlah kalian berbuat kerusakan di wajah bumi. Sesungguhnya Allah tak menyukai orang-orang yg berbuat kerusakan”‘
Qorun kemudian berkata: “Sesungguhnya gue cuma diberi harta, lantaran ilmu yg ada padaku”. Qorun tetap saja tak mengindahkan perintah Nabi Musa & memusuhinya, sampai ia keluar pada kaumnya dgn bangganya dgn kuda mewahnya, dgn iring-iringan lengkap para pengawalnya untuk memperlihatkan kekayaannya. Maka mereka yg terpengaruhi dgn kemewahan itu berkata: “Mudah-mudahan Allah memberikan kita mirip yg telah diberikanNya pada Qorun”. Maka marahlah nabi Musa & mewakilkan mereka bertaqwa pada Allah, tetapi hanya sedikit orang tabah yg mendengarnya.
Allah kemudian menguji mereka dgn zakat, maka diwajibkanlah kemudian pada Bani Israil untuk mengeluarkan sebagian hartanya untuk orang miskin. Nabi Musa mengumumkan pada kaumnya bahwa setiap 1000 dinar dikeluarkan dgn satu dinar. Dan setiap 100 dirham 1 dirham. Dan setiap 1000 materi satu dizakatkan.
Maka berkatalah Qorun: “Hai kaum! Engkau senantiasa mendengar perintahnya & mematuhinya, dikala ini ia memerintahkan kalian mengambil harta-harta kalian”.
Mereka berkata: “Engkau yakni darah biru kami & tuan kami, maka perintahkanlah kami sekehendakmu!”
Maka ia memerintahkan untuk membawa seseorang wanita pencuri maka kemudian ia membuat dirinya perkara palsu. Maka mereka memanggilnya & menyuruhnya untuk menuduh dirinya sendiri berzinah dgn Musa. Kemudian ia mendatangi Musa.
Ia berkata: “Sesungguhnya kaummu telah berkumpul biar memerintahkan mereka & melarang mereka”.
Maka keluarlah Musa pada mereka & berkata: “Wahai Bani Israil, barangsiapa yg mencuri maka akan kami potong tangannya, barangsiapa berzinah maka akan kami cambuk ia 80 kali, & barangsiapa berzina sementara ia tak punya istri kami akan cambuk ia seratus kali, & barangsiapa yg berzinah sementara ia telah beristri kami akan cambuk ia hingga mati”.
Kemudian Qorun berkata: “Meskipun kau-sekalian yg melakukannya?”, ia menjawab: “Meskipun saya!”
“Sesungguhnya Bani Israil telah menuduhmu dgn kekejian, kamu-sekalian telah berbuat zinah dgn seorang perempuan”. Ia berkata: “Panggillah ia!, apabila ia berkata maka itulah saksinya”.
Maka tatkala ia datang pada Musa maka berkatalah ia “Wahai perempuan!”, ia menjawab: “Aku menyanggupi panggilanmu!”
Musa berkata: “Aku berzinah dengannmu seperti tuduhan mereka?” Ia berkata: “Tidak mereka bohong!, akan tetapi menciptakan perkara biar gue menuduhmu dgn diriku”.
Maka meloncatlah nabi Musa & bersujud. Maka diwahyukanlah kepadanya: “Perintahkanlah bumi sekehendakmu!”
Kemudian ia berkata: “Ambillah mereka!”, maka terbenamlah kaki-kaki mereka. Kemudian ia berkata: “Wahai bumi ambillah mereka!”, maka terbenamlah mereka sampai ke leher. Mereka kemudian berteriak minta tolong & memohon pada Nabi Musa. Ia berkata: “Wahai bumi ambillah mereka!” Maka terbenamlah mereka semua ke dlm bumi.
Kemudian Allah berfirman pada Nabi Musa: “Wahai Musa! Berkata hamba-hambaku padamu: “Wahai Musa! Wahai Musa!. Jangan kasihani mereka. Kalau kepadaKu mereka meminta maka mereka akan mendapatiKu sangat erat & menerima mereka.
“Maka kami benamkanlah Qorun beserta rumahnya ke dlm bumi. Maka tak ada baginya satu golonganpun yg menolongnya terhadap adzab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang mampu) membela (dirinya)” (QS. al-Qosos 28:81)
Kemudian nabi Musa pindah ke Ariha daerah yg berdekatan dgn Baitul Maqdis. Ia memerintahkan pada kaumnya untuk masuk ke dlm Baitul Maqdis, ia berkata: “Hai kaumku! Ingatlah nikmat Allah atasmu tatkala ia mengangkat nabi-nabi di antaramu, & dijadikanNya ananda orang-orang mereka, & diberikanNya kepadamu apa yg belum pernah diberikanNya pada seseorang di antara umat-umat yg lain…Hai kaumku!, masuklah ke tanah suci Palestina yg sudah diputuskan Allah bagimu, & janganlah ananda lari dr perang karena takut pada musuh, sehingga ananda menjadi orang-orang yg merugi.
Mereka berkata: “Hai Musa sesungguhnya dlm negeri itu ada orang-orang yg gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. Jika mereka keluar, pasti kami akan memasukinya”.
Berkatalah dua orang di antara orang-orang yg takut pada Allah, yakni Yusa bin Nun & Kalib bin Yoqna, Allah sudah memberi lezat atas keduanya: “Serbulah mereka dgn melalui gerbang kota itu, maka bila ananda memasukinya pasti ananda akan menang. Dan hanya pada Allah hendaknya ananda bertawakkal, kalau ananda benar-benar orang yg beriman”.
Bani Israil berwatak keras kepala, keras mirip kerikil, sudah jelas perintah Nabi Musa adalah perintah Allah, & nabi telah mengingatkan mereka untuk berperang, malah dgn enteng mereka berkata: “Hai Musa, kami sekali-kali tak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya, karena itu pergilah ananda bareng Tuhanmu, & berperanglah ananda berdua, sesungguhnya kami cuma duduk menanti disini saja”.
Demi mendengar pernyataan mereka, nabi Musa tak kuasa lagi memerangi keingkaran mereka. Lalu berdoalah nabi Musa: “Ya Tuhanku, gue tak menguasai kecuali diriku sendiri & saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dgn orang-orang yg fasik itu”. Kemudian Allah mewahyukan pada mereka:
“(Jika demikian), maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tieh) itu. Maka janganlah ananda bersedih hati (mempertimbangkan nasib) orang-orang yg fasik itu. (QS. al-Maidah 5:26)
Benarlah firman Allah, lantaran keingkaran mereka, akhirnya bangsa Israel menjadi bangsa yg terkatung-katung, terbuang di antara bangsa-bangsa lainnya.
Sapi Betina
Zaman dahulu kala, tersebutlah di zaman Bani Israil seorang anak yg sangat taat pada ibunya. Ia tak pernah menolak perintah, selalu taat pada ibunya. Tak pernah terlontar dr mulutnya kata-kata berangasan atau tak patuh kepadanya. Ia membagi malamnya dgn tiga, shalat sepertiga malam, tidur sepertiga malamnya & sepertiganya lagi, memanjakan kepala ibunya di pahanya. Bila telah tiba pagi maka ia mencari kayu bakar & dijualnya di pasar. Bila ia mendapatkan hasilnya, sepertiganya ia sedekahkan, sepertiganya ia pergunakan untuk dirinya & sepertiganya lagi ia berikan pada ibunya.
Pada suatu hari berkatalah ibunya: “Sesungguhnya ayamu sudah mewariskanmu suatu sapi di kampung maka berangkatlah kamu-sekalian ke tempat itu & berdoalah pada Tuhan Ibrahim, Ismail, Ishaq, & Yaqub supaya mengembalikannya padamu, tanda-tanda sapi itu ialah kamu-sekalian menduga bahwa sinar matahari sudah keluar dr kulitnya”, sapi itu disebut dgn “sapi emas” karena kuningnya & keindahannya. Maka dilihatnya sapi itu sedang makan di kebun, maka berkatalah anak itu: “Aku memilihmu dgn Tuhan Ibrahim, Ismail, Ishaq, & Yaqub”. Maka datanglah sapi itu kepadanya & berdiri di hadapannya minta dibelainya.
Sapi yg digembalakannya sungguh anggun lantaran warna keemasannya, bila matahari terbit menyinari bumi, laksana emas dihamparkan di atas kulitnya, membuat orang kesengsem melihatnya. Namun sapi itu lari dr orang yg melihatnya.
Syahdan, ibunya berkata kepadanya: “Sesungguhnya kau-sekalian fakir tak berharta, bersusah payah kau-sekalian cari kayu bakar & tak pernah pula kau-sekalian lewati ibadah di malam hari, maka berangkatlah kau-sekalian ke pasar & juallah sapi itu!”, anak itu mengajukan pertanyaan: “Berapa harganya!”, ibunya menjawab: “Tiga dinar & janganlah kamu-sekalian jual tanpa persetujuanku” sapi itu hendak dijualnya di pasar atas uruhan ibunya dgn harga 3 dinar. Sapi itu ditawar oleh seseorang dgn harga 6 dinar. Anak itupun berkata padanya: “Ibuku menyuruhku menjual sapi ini seharga tiga dinar, bila kau-sekalian menawarnya 6 dinar gue akan sampaikan dulu pada ibuku, bila ia membolehkannya akan gue berikan kepadamu”.
Bersegeralah ia menemui ibunya & menceritakan tujuannya, ibunya berkata: “Juallah dgn harga itu!”. Anak itupun bergegas pergi & memberikan harga yg dimintanya. Orang itu menawarnya kembali dgn harga 10 dinar. Anak itu tak mengizinkan sebelum ibunya mengetahui hal itu. Maka ia kembali pada ibunya & memberitahukan perihal tersebut. Ibunya kembali mengizinkan untuk menjualnya dgn harga 10 dinar, “Ambillah sapi itu dgn harga sepuluh dinar & jangan kau lebihkan lagi!”
Ia pun mengunjungi laki-laki tadi & memberinya harga 10 dinar. Orang itu kembali menawar dgn 13 dinar. Kembali ia menolaknya karena ibunya hanya mengizinkan 10 dinar untuk harga sapi itu. Akhirnya ibunya berkata: “Sesungguhnya orang yg bertanya kepadammu itu ialah seorang nabi, datang kepadamu untuk mengujimu. Maka apabila ia datang kepadamu katakan kepadanya: “Apakah kamu-sekalian akan membelinya atau tidak?”.
Maka datanglah ia pada orang tersebut, dibilang apa yg diperintahkan ibunya, maka berkatalah orang itu: “Jangan kau jual sapi ini, sesungguhnya gue Musa bin Imran membelinya darimu untuk seorang Bani Israil yg terbunuh, & jangan kau-sekalian jual kecuali dgn dinar yg dimilikinya, maka peganglah”. Akhirnya diterimalah sumbangan Musa itu.
Nabi Musa membeli sapi itu dikarenakan Allah telah mewahyukan kepadanya untuk membeli sapi betina itu, untuk menuntaskan perkara pembunuhan di kalangan Bani Israil. Syahdan, terdapat seorang pria kaya Bani Israil, ia tak mempunyai anak, hanya memiliki keponakan, & tak ada orang lain yg akan mewarisi hartanya kecuali dirinya. Sudah semenjak lama anak itu menanti ajal pamannya tersebut agar ia dapat mewarisi harta kekayaannya. Semakin ia pertimbangkan makin usang pula pamannya meninggal dunia, sehingga syetan menggoda dirinya untuk membunuh pamannya. Maka dibunuhlah pamannya, agar ia mendapatkan warisannya. Anak itu kemudian memindahkan jenazahnya ke desa lainnya. Lalu dgn lihainya anak itu menuntut pada Bani Israil semoga mendapatkan pembunuh pamannya itu.
Sampai akhirnya masalah itu menjadi besar & nabi Musa as dituduh sebagai pembunuhnya.
Akhirnya nabi Musa dihadapkan pada duduk perkara pelik yg menyangkut tuduhan bangsa Mesir atas terbunuhnya seseorang. Dan nabi Musa dituduh sebagai pembunuhnya. Persoalan itupun menjadi opini umum, sehingga Nabi Musa dirundung sedih & mengadukan perkara itu pada Allah, Tuhannya yg senantiasa menawarkan petunjuk kepadanya.
Maka Allah memberi wahyu kepadanya semoga ia menyuruh penduduk itu menerangkan kesuciannya dgn seekor sapi yg mesti disembelihnya untuk mengetahui siapa pelaku sebenarnya yg telah membunuh orang itu.
Nabi Musa sudah menyuruh penduduk untuk mencari seekor sapi untuk membuktikan perbuatan itu. Tetapi Bani Israil selalu ingkar pada isyarat nabinya merekapun engkan melakukannya. Sampai nabi Musa marah, mereka kemudian bertanya: “Sapi yg kamu-sekalian perintahkan untuk disembelih itu seperti apa”. Setelah mendapat wahyu nabi pun menjawab: “Sapi itu masih perawan”. Lama pula perintah itu disampaikan pada mereka, tetap saja bertanya kembali: “Apakah ada gejala dr sapi itu”. Setelah wahyu turun Nabi menjawab: “Sesungguhnya sapi itu berwarna keemasan”. Dicarilah sapi itu, namun mereka tak bisa menemukannya. Mereka mencari alasan bahwa permohonan itu sulit dikabulkan.
Akhirnya Nabi Musa memperoleh sapi betina itu, sapi yg berwarna keemasan dr anak itu. Dan menyuruh Bani Israil menyembelihnya. Kembali mereka tak mematuhi perintah Rasulnya. Akhirnya Nabi Musa pula yg menyembelihnya. Dan dipukulkanlah sapi itu pada badan korban. Dengan izin Allah orang itu bangkit & menyatakan siapa pembunuhnya: “Orang yg membunuh saya yaitu fulan bin fulan”. Dengan kejadian itu maka terjagalah kehormatan nabi Musa & orang yg membunuh korban itu dijebloskan ke dlm penjara.
Nabi Musa Wafat
Begitulah riwayat hidup Nabi Musa yg mengajak umatnya ke jalan yg benar. Meskipun permohonan mereka sudah banyak dikabulkan Allah namun bangsa Israel yg keras kepala selalu menentangnya. Dan hancurlah musuh-musuhnya, hancurlah Firaun, Haman, Qorun, & kaum Kanaan. Nabi Musa meninggal dunia dlm usia 120 tahun di padang Tieh.
Nabi Musa & kaumnya layak dijadikan ibarat biar kaum muslimin dapat mengambil hikmah yg besar. Bahkan Allah terlalu banyak menempatkan cerita Bani Israil & nabi-nabinya dlm al-Quran. Ini menjadi nasihat bagi kita biar meneladani perjuangan para nabi & rasul & menjaga diri dr adzab yg sudah menimpa mereka.