Nabi Luth as dlm
kisah ini menceritakan usaha ia dlm menegakkan anutan Allah.
Nabi Luth as merupakan Nabi ketujuh dlm Islam yg wajib diyakini keberadaannya. Diperkirakan, ia hidup sekitar tahun 1950 SM. Nabi Luth as. adalah putra Haran (Harun) kerabat lelaki Nabi Ibrahim, sekaligus satu dr sedikit pengikut Ibrahim. Saudara lelaki ini pula yg bareng Ibrahim hijrah dr kota Harran, penggalan utara Mesopotamia, menuju Kana’an (sekitar Palestina & Syam alias Suriah) menjauhi kaum kafir yg mulai bertindak kejam terhadap kaum beriman. Tatkala wilayah Kana’an dilanda paceklik, tragedi kekeringan & kelaparan, Nabi Luth mengikuti Ibrahim pindah ke Mesir, kendati kesudahannya balik lagi ke Kana’an pasca tragedi dgn menenteng ternak domba, kado raja Mesir. Ternak piaraan Nabi Ibrahim & Nabi Luth terbilang banyak jumlahnya, sementara areal penggembalaan terbilang cupet alias terbatas luasnya, sehingga penggembala sering bentrok berebut wilayah rerumputan.
Oleh lantaran itu, Nabi Ibrahim & Nabi Luth bersepakat memisah diri. Nabi Ibrahim memberi keleluasaan pada Nabi Luth memilih lokasi, & Nabi Luth menjatuhkan pilihan pada wilayah Yordania, mencakup kota Sodom (Sadum) & Amurah. Nabi Luth sang putra kerabat Ibrahim, dengan-cara pribadi tinggal di Kota Sodom.
Kisah Sodom, Kaum Nabi Luth as yg Bejat
Ternyata masyarakat Sodom terbilang bejat pekertinya. Bukan saja mereka kufur & durhaka pada Tuhannya, kegemaran mereka ternyata sangat hina & perangai mereka sungguh jelek. Mereka sudah biasa merampok para kafilah, menyamun harta kekayaan, bahkan tak jarang memakai cara kekerasan tergolong sampai pada kematian. Mereka kegemaran pula mengunjungi banyak sekali tempat maksiat & pelesiran, tenggelam dlm berbagai kemungkaran. Hal paling menjijikkan, mereka punya kebiasaan berjimak dgn sesama jenis alias homoseks yg dlm terminologi Arab dinamakan Liwath.
Pada penduduk preman ini Nabi Luth diberi risalah untuk mengajarkan kebajikan & kebenaran. Nabi Luth berkata, “Wahai kaumku, gue yaitu delegasi Allah Ta’ala untuk mengajak kalian menyembah & mengabdi kepada-Nya. Tuhanku memerintahkanku untuk mengingatkanmu: janganlah kalian asyik dgn tindakan nista & cecunguk yg menyebabkanmu jauh dr Allah Tuhanmu.” Apa yg dikerjakan Nabi Luth ditanggapi kaumnya dengan-cara masbodoh bahkan sinis, dgn menuduh Nabi Luth cuma mencari sensasi atau bahkan cuma ingin mendapatkan bahan. Menyimak sikap sinis kaumnya ini Nabi Luth menyikapi, “Demi Allah, gue menebarkan usul pada kebajikan sama sekali tak menginginkan upah dr kalian. Ketahuilah bahwa gue sudah mendapat upah tanggapan dr Tuhan dgn tiada tandingan. Kaumku, kenapa rata-rata ananda menentukan pasangan yg sama dgn jenismu, sama-sama lelaki, dgn meninggalkan para istri? Ketahuilah kaumku bahwa perbuatanmu telah melampaui batas kewajaran, akhlak & kebenaran.”
Mendapat banyak sekali kritikan & usulan wacana kebenaran dr nabi Tuhan, kaum Sodom malah melontarkan ancaman, “Wahai Luth, sungguh, kalau ananda tak berhenti mengkhotbahi, mengritik & mengecam kami, pasti kami akan mengusir ananda dr negeri.” Mendapat ancaman, Nabi Luth tetap sabar tegar beriman, sambil terus mengkampanyekan prinsip-prinsip kebenaran, tetapi sambil mulai disisipi peringatan ihwal kemungkinan hadirnya azab Tuhan. Nabi Luth kembali menyatakan, “Sungguh kalian betul-betul kaum yg keterlaluan, melakukan tindakan homoseks yg sama sekali belum pernah dikerjakan umat sebelum kalian. Patutkah kalian menyamun, melakukan kegiatan homoseksual & melakukan aneka macam kemungkaran di banyak sekali program pertemuan kalian. Taubatlah kalian supaya Tuhan tak hingga mendatangkan hukuman?”
Hancurnya Sodom Kaum Nabi Luth as
|
Ilustrasi |
Mendengar iklan “ancaman” dr nabi Tuhan, kaum Sodom bukannya gentar lantas tersadar. Mereka malah memperlihatkan persepsi nanar, menyatakan sama sekali tak gentar, “Siapa takut? Datangkan saja azab Tuhan pada kami, jikalau kamu-sekalian sungguh-sungguh seorang nab:?” Kesesatan polah tingkah kaum Sodom memang sudah tak ketulungan (keterlaluan), & tak mau diluruskan. Tuhan pun jadinya berkehendak menurunkan kutukan. Malaikat yg hendak merusak kaum Sodom, sebelumnya sempat mampir ke tempat tinggal Nabi Ibrahim di Palestina, memberi kabar ihwal akan ditumpasnya kaum Sodom yg kesesatannya sudah keterlaluan.
Kala itu Nabi Ibrahim sempat terperanjat, cemas sehingga menyatakan, “Wahai malaikat. Bukankah di kota itu ada Nabi Luth, anak saudaraku?” Malaikat menjawab, “Kami telah mengetahuinya. Luth & pengikutnya tak akan terkena musibah, karena tragedi cuma ditimpakan pada kaum kafir yg aniaya. Namun, istri Luth tergolong penggalan yg tertimpa hukuman, lantaran ia sudah berbuat kejelekan, mengkhianati suaminya & terus-jalan masuk berada dlm kekafiran. ” Plong… hati Nabi Ibrahim demi mendengar klarifikasi bahwa Nabi Luth & kaumnya akan diselamatkan. Malaikat itu pun pamit pada Ibrahim, lantas ganti bertamu pada Nabi Luth. Kala itu Nabi Luth tak tahu bahwa tamunya yg menjelma sebagai pria tampan rupawan ialah malaikat utusan Tuhan. Oleh karena itu, Nabi Luth sempat grogi setengah mati, khawatir bahwa sang tamu akan mendapat gangguan & ancaman dr tetangga kanan kiri. Maklum, para lelaki di negeri yg ia tinggali memang lebih doyan pada sesama lelaki.
Langsung terbayang di benaknya betapa ancaman & bahaya sudah menghadang di hadapannya. Dugaan tak meleset, perkiraan ternyata tepat. Atas gosip dr istri Nabi Luth sendiri, tetangga lelaki kanan kiri jadinya tahu bahwa Nabi Luth punya tamu laki-laki tampan. Mereka yg semuanya lelaki, bergegas mengerubungi (mengelilingi), mendesak agar Nabi Luth menyerahkan tamunya pada para lelaki. Tentu saja Nabi Luth menolak mati-matian, bukan saja hal itu berlawanan dgn fatwa Tuhan, pula ia merasa berkewajiban untuk membela mati-matian keamanan tamunya. Masyarakat mendesak, Nabi Luth bertahan. Masyarakat memaksa, Nabi Luth melawan. Pada mereka bahkan Luth berkata, “Indah anak-anak perempuanku jika kalian mau. Jadikanlah kaum perempuan pasanganmu, istrimu. Karena pria memang pasangannya kaum perempuan, demikian pula sebaliknya. Itulah ketentuan Allah Ta’ala.”
Para laki-laki itu meradang berang, berkata dgn nada kasar, “Kami tak butuh perempuan. Luth, bukankah kamu-sekalian sudah tahu apa yg bahu-membahu kami inginkan & dambakan.” Mereka terus mendesak, Nabi Luth menjadi semakin terdesak. Dalam situasi genting itu tamu Nabi Luth yg tak lain penjelmaan malaikat lantas membutakan mata mereka, para laki-laki tercela. Mereka hasilnya tunggang langgang, ngibrit dlm keadaan terhina. Setelah itu malaikat buka kartu, menginformasikan Nabi Luth perihal siapa dirinya. Malaikat berkata, “Hai Luth, pahami bahwa kami yaitu utusan Ilahi. Jangan kamu-sekalian risau apalagi bingung, alasannya mereka tak mampu mengganggu & mengacaumu. Bila malam telah tiba, berangkat hijrahlah kamu, bawa serta keluargamu, serta kaum beriman yg mengikuti risalahmu. Tinggalkan istrimu bareng kaum aniaya, alasannya adalah ia memang tergolong sekutu dr mereka. Ketahuilah sesungguhnya kehancuran mereka sudah dekat, tatkala waktu subuh telah tiba.”
Nabi Luth beserta pengikutnya bersegera pindah, lantas malaikat merealisir hukuman Tuhan dgn amarah. Azab dahsyat benar-benar terjadi. Malaikat menggoncang bumi. Dunia digoyang-goyang dgn keras, dibalik-balik tak terperi. Bagian bawah dibalik dengan-cara saat itu juga menjadi bagian atas, sedangkan penggalan atas diputar balik menjadi kepingan bawah. Kaum Sodom yg biasa ingkar tak ketulungan tersedot dlm tanah-tanah yg merekah, masih ditambah lagi dgn susul-menyusul aneka macam batu panas berjatuhan menimpa kepala mereka dgn sangat ganas. Kala itulah kota & penduduk Sodom tertumpas musnah. Bekas wilayah Sodom berdasar hasil kajian ilmiah, kini sudah menjadi Laut Mati yg biasa dinamakan Danau Luth. Laut Mati inilah yg diperkirakan wilayah Sodom, yg akhir goncangan dahsyat mengakibatkan tanahnya ambles ke bawah, sehingga kota Sodom menjadi lebih rendah dr permukaan laut.
Baca Juga:
Demikianlah uraian wacana Kisah Nabi Luth: Nabi Kaum Sodom, mudah-mudahan berguna.