Abdullah bin Abu Bakar merasa sungguh haus. Sahabat Nabi yg berperan penting dlm hijrah Rasulullah & Abu Bakar itu tak memiliki air untuk meneruskan perjalanan. Untunglah, ketika itu ia sudah dekat dgn sebuah rumah yg ternyata dihuni oleh seorang perempuan.
Abdullah bin Abu Bakar meminta minum kepa&ya. Sang perempuan tersebut kemudian membawakan segelas air untuknya. Akan namun dia hanya berdiri di balik pintu. “Menjauhlah dariku,” kata wanita tersebut, “suruhlah anak kecil untuk mengambil air ini, sebab saya adalah perempuan yg hidup sendiri. Suamiku telah meninggal sementara waktu yg kemudian.”
Abdullah lalu memerintahkan seorang anak kecil mengambilkan air itu untuknya. Abdullah yg populer sebagai sobat yg dermawan, secepatnya mengambil sesuatu. “Nak, tolong kau berikan duit ini kepada perempuan itu,” kata Abdullah kepada anak kecil tersebut.
Betapa terkejutnya wanita janda itu. Ternyata jumlah uang yg diberikan oleh Abdullah bin Abu Bakar berjumlah 10.000 dirham.
“Subhanallah, apakah kamu-sekalian mengejekku?” kata janda itu dari balik pintu.
Mendengar tanggapan janda itu, Abdullah bin Abu Bakar kembali memerintahkan anak kecil tersebut untuk memperlihatkan duit lagi kepada sang perempuan yg sudah ditinggal suaminya untuk selama-lamanya itu. “Kalau begitu, aku tambahkan lagi menjadi 20.000 dirham.”
“Aku mohon keselamatan dari Allah,” kata sang wanita mengenali jumlah itu.
“Kalau begitu saya tambahkan lagi menjadi 30.000 dirham,” timpal Abdullah.
Dalam buku Min Rawa’i Tarikhina (Golden Stories; Kisah-kisah Indah dlm Sejarah Islam), Syaikh Mahmud Mustafa Sa’ad & Syaikh Dr. Nashir Abu Amir Al Humaidi melanjutkan kisah itu. “Sorenya, banyak laki-laki yg melamar perempuan itu.”
Masya Allah… Allahu akbar. Sungguh benar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Daftar Isi
اَلْـحَيَاءُ لاَ يَأْتِيْ إِلاَّ بِخَيْـرٍ.
“Malu itu tak menghadirkan sesuatu melainkan kebaikan semata-mata.” (Muttafaq ‘alaihi)
اَلْـحَيَاءُ خَيْرٌ كُلُّهُ.
“Malu itu kebaikan semuanya.” (HR. Muslim)
Malu telah menjadi karakter perempuan janda tersebut. Karena aib, ia tak mau bertemu dgn laki-laki, meskipun beliau sebetulnya yaitu teman Nabi & jago ilmu. Dan aib itu sudah mendatangkan kebaikan yg banyak kepada wanita tersebut. Bahkan hanya kebaikan yg tiba. Seluruhnya.
Karena sifat malu yg dimilikinya hingga sedemikian rupa ia mempertahankan diri & kehormatannya, Allah menganugerahkan kebaikan-kebaikan itu kepa&ya. Bahwa seorang sobat Nabi yg mahir ilmu kagum kepa&ya & ia menginfakkan 30.000 dirham kepa&ya.Kemudian yg lebih dahsyat dari itu, Allah menggerakkan banyak orang mengagumi janda pemalu itu, & mereka lalu berlomba-lomba melamarnya.
Demikianlah malu, tak menghadirkan sesuatupun kecuali kebaikan. Kebalikannya, wanita-wanita yg tak punya aib, dia pun dihadiri banyak kejelekan. Wanita -baik gadis maupun janda- ketika tak lagi punya rasa aib, ketika suka membuka auratnya, maka beliau pun terhina di depan banyak laki-laki. Tak ada yg takjub & hormat pa&ya, apalagi hebat ilmu. Dan betapa banyaknya kasus-kasus kejahatan, perkara-masalah pelecehan, bermula dari hilangnya rasa malu dlm diri wanita. [Webmuslimah.com]