Kisah Hidup Nabi Idris AS

Kisah Nabi Idris dlm artikel kali ini akan menceritakan perihal bagaimana hidup Idris sebagai Nabi kedua Allah Swt. Nabi Adam. Ayahnya bernama Yarid bin Mihla’iel bin Qinan bin Anusy bin Syits bin Adam. Idris ialah bapak dr kakek Nabi Nuh. Dalam bahasa Yunani, Idris diketahui dgn nama Aramis. Nama ini diarabkan menjadi Harmas. Sedangkan, dlm bahasa Ibrani, Idris diketahui dgn nama Khunnukh. Dalam bahasa Arab, nama ini disebut Akhnuk. Sejak kecil, Idris sudah rajin berguru. Ia berguru pada Nabi Syits. Belajar membaca sahifah. Bermacam ilmu dipelajarinya. Pendek kata, Idris gemar membaca. Tak ajaib jikalau Idris memiliki wawasan yg luas.

Allah mengangkat Idris sebagai Nabi. Di antara keturunannya, ada pula yg menjadi nabi. Idris menerima wahyu dr Allah lewat perantara malaikat Jibril. Wahyu diturunkan untuk membimbing insan ke jalan yg lurus. Berkat wahyu, insan tahu yg benar & yg salah. Berkat wahyu pula, insan mampu bertobat bila kadung berbuat dosa.

Nabi Idris Pindah ke Mesir

Kini, Nabi Idris mengemban peran mulia. Membimbing kehidupan umat manusia. Setiap hari, ia berdakwah. Tiada jenuh ia menyeru umatnya supaya kembali kepaa syariat Allah. Seruan Nabi Idris kurang mendapat sambutan. Kata-katanya tak dihiraukan. Hanya sedikit yg beriman. Padahal, dakwah sering dijalankan. Hasilnya, banyak yg menentang. Suatu di saat, Idris menghimpun para pengikutnya. Ia mengajak mereka pindah ke Mesir meninggalkan negeri. Pasalnya, orang-orang sesat gencar memengaruhi mereka. Mulanya, usul Nabi Idris tak digubris. Para pengikutnya merasa keberatan & enggan meninggalkan kampung halaman.

“Tidak usah. Sebaiknya, kita tetap di sini. Rasanya, susah mendapatkan kota sebaik Babilonia. Kita sudah lezat tinggal di sini,” kilah mereka.
“Jangan cemas. Rezeki di tangan Allah. Asalkan mau berhijrah, rezeki niscaya mengalir,” Idris menjajal meyakinkan.

Usaha Nabi Idris tak sia-sia. Setelah diyakinkan, karenanya mereka bersedia. Suatu hari, mereka pun berangkat. Rombongan meninggalkan Babilonia. Akhirnya, mereka memasuki negeri Mesir. Sesampainya di sana, mereka berdiri di tepi sungai Nil. Mereka memandang sekeliling.

“Subhanallah,” ungkap mereka
“Ternyata benar. Mesir lebih indah. Tanahnya subur.”

Nabi Idris & para pengikutnya kemudian tinggal di Mesir. Di Mesir inilah dakwah mulai berkembang. Mereka menyerukan kebenaran. Mengajak orang-orang supaya beriman. Beriman supaya kelak di akhirat hidup senang. Nabi Idris memerintahkan mereka menjalankan shalat, saum, zakat, & mandi janabat. Ia pula mengharamkan meminum minuman keras. Selain itu, Nabi Idris mengajarkan hidup sederhana. Tidak boros, tak pelit, & tak tamak. Hidup di dunia cuma sementara. Sebanyak, apa pun harta, hasilnya akan sirna belaka.

Satu per satu orang-orang mengikuti seruan Nabi Idris. Jumlah mereka mencapai 77 orang. Dakwah terus  berlangsung. Seiring dgn itu, para pengikut Nabi Idris pun terus meningkat. Jumlah mereka menjadi tujuh ratus orang. Dan, terus bertambah hingga mencapai seribu orang. Nabi Idris menentukan tujuh orang dr para pengikutnya. Ketujuh orang ini mendapat gemblengan khusus. Bersama ketujuh orang pilihan itu Nabi Idris terus berdakwah. Hasilnya, tak tidak berguna. Dakwah semakin meningkat pesat. Allah menurunkan tiga puluh sahifah pada Nabi Idris. Ia bertugas menyampaikannya pada orang-orang. Terutama pada keturunan Qabil yg durhaka. Nabi Idris mendapat gelar Asadul Usud. Artinya, harimau dr segala harimau. Gelar ini patut disandangnya karena ia seorang pemberani. Dengan gagah, ia memerangi orang-orang yg durhaka.

Nabi Idris Vs Raja Kejam

 dlm artikel kali ini akan menceritakan tentang bagaimana hidup Idris sebagai Nabi kedua Kisah Hidup Nabi Idris AS

Zaman Nabi Idris, ada seorang raja yg terkenal bengis & kejam. Suatu hari, raja berlangsung-jalan melewati sebuah kebun. Kebun tersebut sungguh indah, daun-daunnya rindang berwarna hijau menyejukkan. Sungguh kebun yg sedap dipandang mata.
“Aku ingin mempunyai kebunmu ini,” kata raja pada si empunya kebun.
“Maaf, Paduka. Hamba ini orang tidak memiliki. Keluarga hamba sungguh memerlukan kebun ini. Lagi pula, Paduka sangat kaya, rasanya paduka tak membutuhkan kebun ini,” si empunya kebun menolak dgn halus.

  Kisah Nabi Zulkifli Diangkat Menjadi Raja

Jawaban si empunya kebun membuat raja geram & marah. Namun, ia menahan diri. Wibawa mesti tetap dijaga. Raja tak boleh diktatorial di depan orang banyak. Kemudian, ia pun pulang. Kepulangan raja disambut permaisuri. Permaisuri yg berasal dr suku Azariqah ini pula terkenal kejam. Heran juga, ia menyaksikan raja begitu murung.
“Paduka, ada apa gerangan? Kok, paduka murung?” tanya permaisuri.
Masalah tadi kemudian dibicarakan. Raja mengharapkan subuah kebun yg lebat nan indah. Akan namun, si empunya kebun enggan menjualnya.
“Tindakan paduka sungguh sempurna, paduka memang tak boleh ceroboh. Di depan rakyat, Paduka harus tampakbaik. Jangan hingga tertangkap basah membunuh seorang tanpa alasan.”
“Dinda permaisuri punya usul?”
“Serahkan saja pada Dinda. Biar dinda yg mengelola duduk perkara ini. Pokoknya, kebun itu pasti menjadi milik Paduka. Dinda akan mencari-cari alasan untuk membunuh pemilik kebun itu.”
“Maksud dinda?”
“Dinda akan mewakilkan beberapa orang. Mereka akan ditugasi untuk menjinjing paksa si empunya kebun. Kita sebarkan info bahwa siempunya kebun ini telah murtad. Ia sudah meninggalkan agama kita. Nah, saksinya merupakan para utusan itu. Dengan demikian, kita punya argumentasi untuk membunuhnya. Pasti kebun itu akan menjadi milik Paduka”

Melihat kesewenang-wenangan itu, Allah sungguh murka. Allah menyuruh Nabi Idris untuk mendatangai raja zalim itu.
“Sungguh, kau-sekalian sungguh kejam,” kata Nabi Idris.
“Kau ini ngomong apa, hah” hardik raja.
“Engkau telah membuat keluarga si empunya kebun melarat. Mereka kelaparan. Tak ada lagi yg mencarikan nafkah. Sebab, si pencari nafkah telah kamu-sekalian bunuh. Tak cuma itu, kau-sekalian pula telah merampas kebun mereka. Padahal, kebun itu satu-satunya sumber penghasiolan mereka.”
“Enyahlah kamu-sekalian dr hadapanku, hai, Idris!” Raja mengusir Nabi Idris dgn tampang merah padam.
“Demi Allah, kau-sekalian akan mendapat balasan setimpal. Tak cuma di akhirat, tetapi pula di dunia. Tak usang lagi, kekuasaan kamu-sekalian akan selsai. Engkau akan mati menyedihkan. Mayatmu akan menjadi hidangan anjing-anjing kelaparan.” Usai mengucapkan kata-kata itu, Nabi Idris pun pergi.
Raja menceritakan insiden itu pada istrinya.
“Paduka jangan panik, apa yg diceritakan Idris itu hanya bualan belaka. Tenang saja, dinda akan mengirim orang untuk membunuh Idris. Pada tahu beres saja,” hibur permaisuri.

Nabi Idris mempunyai beberapa sahabat karib. Kejadian itu diceritakan pada sahabat-sahabatnya. Ia telah menyampaikan hikmah pada raja. Akibatnya, raja murka & mengusirnya. Mendengar penuturan itu, kawan dekat-kawan dekat Nabi Idris merasa takut, mereka takut terbawa-bawa. Bisa berabe bermusuhan dgn raja, jangan-jangan mereka pula akan dibunuh.

Tibalah waktu sudah ditentukan, permaisuri menjalankan rencana jahatnya. Ia mengantarempat puluh orang laki-laki dr suku Azariqah yg bertugas untuk membunuh Nabi Idris. Orang-orang suruhan itu kemudian mencari-cari Nabi Idris. Sampai suatu ketika, mereka menyatroni tempat pengajian Nabi Idris. Namun, mereka tak memperoleh yg dicari. Akhirnya, mereka pulang dgn tangan kosong. Sahabat-sahabat Idris menyaksikan orang-orang tadi. Mereka tahu bahwa orang-orang itu sedang mencar Idris. Orang-orang itu akan membunuhnya.

Sahabat-sahabat Nabi Idris menyebar. Mereka mencari-cari Idris ke sana kemari. Setelah lama berupaya, akhirnya Nabi Idris ditemukan.
“Berhati-hatilah, Idris. Ada orang-orang jahat yg sedang mencarimu. Sepertinya, mereka hendak membunuhmu,” usulan mereka pada Nabi Idris.

Nabi Idris memutuskan untuk pergi. Malam ini juga, ia harus berangkat. Maka, ia pun bekemas-kemas Sahabat-sahabatnya sudah siap untuk mengawalIdris. Sebelum berangkat, Nabi Idris berdoa memohon perlindungan & keselamatan. Beberapa dikala kemudian, Allah menurunkan wahyu kepadanya. Isinya menegaskan agar Idris secepatnya meninggalkan kampung itu. Dalam doanya, Idris pula memohon biar Allah tak menurunkan hujan. Biarkan kampung itu mengalami kekeringan. kekeringan akan menjadikan penduduk kampung kelaparan. Mudah-mudahan mereka sadar. Allah mengabulkan permohonan Nabi Idris. Berita ini kemudian ia sampaikan pada sahabat-sahabatnya.

“Aku akan pindah. Kampung ini akan mengalami kekeringan hebat,” ungkap Nabi Idris

Idris menentukan tinggal disebuah juga. Gua itu berada di sebuah gunung yg tinggi. Walaupun demikian, ia tak akan kelaparan. Allah menyuruh malaikat datang menjenguknya. Menjelang malam, malaikat ini membawakan makan untuknya. Sebab, siang harinya Nabi Idris senantiasa saum.

  Kisah Nabi Hud AS, Nabi Kaum 'Ad

Waktu terus berlalu. Berbagai peristiwa tiba silih berganti. Ancaman Nabi Idris menjadi kenyataan. Kekeringan hebat melanda negeri. Hujan usang tak turun. Tanah-tanah retak, tumbuhan meranggas mati. Sesungguhnya negeri itu telah usang berganti penguasa. Raja yg usang telah mati terbunuh dgn sangat tragis. Mayatnya dilemparkan. Anjing-anjing kelaparan berebut menyantap mayatnya. Dua puluh tahun negeri itu mengalami kekeringan. Tidak setetes pun hujan turun dr langit. Makanan susah didapat. Para penduduk kelaparan, negeri yg subur ini telah  menjelma gersang. Beberapa orang diutus. Para delegasi ini menghadap raja. Dihadapan raja baru, mereka menyampaikan ganjalan.

“Sekian lama kita mengalami kekeringan. Bencana ini disebabkan oleh kekejaman raja terdahulu. Nabi Idris memohon biar Allah tak menurunkan hujan. Dan doanya menjadi realita. Lama sudah hujan tak turun-turun. Andai saja, kita mampu menemukan Idris. Kita bisa meminta bantuannya. Sayang, tak ada yg tahu di mana Nabi Idris berada.”
“Lalu, apa yg mampu kita kerjakan?” tanya raja.
“Kami sudah berusaha mencari Idris. Tapi, hingga sekarang tak jua ditemukan.”
“Kalian punya saran?”
“Mohon paduka mengajak para penduduk. Semua harus bertobat pada Allah. Memperbanyak Istigfar. Praktis-mudahan, Allah mengampuni kita.”

Di tempat lain, Nabi Idris kelabakan. Pasalnya, ia tak lagi mendapat masakan. Kiriman makanan tidak boleh. Allah memerintahkan malaikat menghentikan pengantaran kuliner. Tentu saja, malam itu Nabi Idris merasa lapar. Malam kedua, kuliner tak kunjung datang. Ia masih kuat menahan. Hingga malam ketiga, ia tak tahan. Akhirnya, ia bermunajat pada Allah Yang Maha Penyayang.
“Ya Allah, hamba-Mu mengadu. Kenapa Engkau tak lagi mengirim hamba kuliner”

Sebagai jawaban Allah menyampaikan wahyu. Wahyu berisi perintah biar Nabi Idris turun gunung. Idris harus kembali ke negerinya. Makanan pula mesti dicari sendiri. Akhirnya, Idris kembali kekampungnya. Baru pula masuk, dilihatnya asap mengepul. Datangnya dr suatu rumah. Langkah kakinya diarahkan ke rumah itu. Ternyata, rumah itu milik seorang nenek renta. Keadaan nenek tua itu sangat memprihatinkan. Benar-benar miskin. Gubuknya sudah reyok. Terlihat nenek renta gres selesai mengolah makanan. Di sampingnya, terdapat dua piring kuliner.
“Nek, saya lapar. Kalau boleh, kuliner ini mau saya beli,” kata Nabi Idris
“Nenek ini orang miskin, Nak. Apalagi, kini sedang trend kering. Makanan sulit didapat. Nenek nggak punya cukup kuliner.”
“Tapi, nek. Nenek punya dua piring masakan?”
“Memang di sini ada dua piring kuliner. Satu untuk Nenek & satu lagi jatah anak nenek.”
“O, begitu. Tapi, anak Nenek, kan, masih kecil. Setengah piring rasanya cukup. Nah, yg setengah piring lagi saya beli. Tolong, nek, sudah beberapa hari saya belum makan,” Nabi Idris memelas.

Nenek bau tanah merasa iba. Tidak tega menyaksikan tamunya kelaparan. Akhirnya, jatah makanan anaknya dibagi dua. Separuh untuk anaknya & separuh lagi untuk tamunya. Namun, apa yg terjadi? Tanpa diduga anak nenek renta itu masuk. Dilihatnya ada orang lain. Matanya terbelalak melihat orang itu sedang makan di piringnya. Ia sangat terkejut. Saking terkejut , anak itu meninggal dunia. Si nenek sangat bersedih.
“Nak, kau-sekalian telah membunuh anak Nenek. Andai saja kamu-sekalian tak memakan…”
“Tenang, Nek, saya akan membangkitkan kembali anak ini” Tentunya dgn seizin Allah. Usai menghibur nenek tua, Nabi Idris kemudian memegang tangan anak itu.
“Wahai ruh yg keluar, kembalilah. Masuklah ke dlm tubuh anak ini dgn seizin Allah. Saya Idris. Saya seorang nabi.”
Menakjubkan! anak itu hidup kembali. Tak usang berselang, anak itu berkata, “Aku bersaksi bahwa kamu-sekalian ialah Idris.”
Mendangar nama Idris, nenek tua menghambur ke luar. Ia berteriak keliling kampung.
“Hai…Idris telah kembali Idris telah kembali”
Kemudian, Idris pergi. Ia meninggalkan rumah nenek tua. Ia menuju ke sebuah bukit. Sampai di sana, ia duduk di akrab kuburan raja pertama yg kejam itu. Beberapa saat kemudian, orang-orang berdatangan. Mereka berkumpul di bersahabat Idri.
“Kami mengalami kelaparan. Selama dua puluh tahun, hujan tak kunjung turun. Sudilah Anda memohon pada Allah. Kiranya, ia berkenan menurunkan hujan,” ujar mereka memelas.
“Aku akan berdoa dgn satu syarat. Raja kalian mesti tiba ke sini. Seluruh penduduk kampung pula harus datang. Semua mesti datang tanpa bantalan kaki.”

  Kisah Nabi Nuh AS dan Perahu Penyelamat

Syarat Nabi Idris ini disampaikan pada raja. Raja merasa tak bahagia. Laporan itu membuatnya gusar. Maka, empat puluh orang dikirim. Mereka diberi titah untuk menjinjing Idris ke hadapannya. Segera orang-orang itu menuju ke bukit. Tiba di sana, mereka menghampiri Nabi Idris. Tanpa banyak cakap, mereka pribadi membawa paksa Idris. Orang-orang suruhan itu memperlakukan Idris dengan-cara kasar. Nabi Idris tak terima. Ia berdoa supaya Allah membinasakan mereka. Doanya dikabulkan. Mereka semua meninggal.

Kabar ajal orang-orang suruhan itu sampai ke indera pendengaran raja. Merasa ingin tau, raja kemudian mengantarlima ratus orang pilihan. Kali ini, mereka di tugasi untuk membujuk Nabi Idris biar mau datang ke istana.
“Idris, kami ini utusan raja. Kami ditugasi untuk menjemput Anda,” bujuk para delegasi itu.
“Tolong jangan paksa saya. Jangan gunakan kekerasan. Apa kalian tak menyaksikan teman-sahabat kalian mati?”
“Tidak, kami tak akan memaksa Anda. Kami cuma memohon. Sudilah Anda berdoa. Mohonlah biar Allah menurunkan hujan. Banyak penduduk negeri ini yg kelaparan. Mereka pada mati.”
“Sekali tidak, tetap tidak. Aku hanya akan berdoa dgn satu syarat. Raja kalian harus tiba ke sini. Titik!”
Para delegasi pulang. Mereka menghadap raja. Juru bicara maju ke depan.
“Idris tak mau datang. Sikapnya tak berubah. Paduka tetap harus datang ke sana.”
Mendengar itu raja geleng-geleng kepala. Orang ini benar-benar keras kepala, pikirnya.
“Mohon maaf, Paduka, lanjut orang tadi, semestinya Paduka pertimbangkan Tak ada salahnya Paduka memenuhi kemauan Idris.”
Tak ada jalan lain. Akhirnya, raja menyerah. Raja berkenan datang ke daerah Idris.
Kini, syarat Nabi Idris sudah terpenuhi. Idris berdiri seraya berkata, “Baiklah, sekarang gue akan berdoa.”
Dalam doanya, Idris memohon biar Allah berkenan menurunkan hujan.
Tak lama berselang, langit mulai gelap. Terlihat awan hitam berarak-arak. Sesekali, terdengar guntur bersahutan. Petir menyambar-nyambar. Dan, hujan pun turun mengguyur.

Keahlian Nabi Idris

Nabi Idris berbadan jangkung. Ia diberi nama Idris karena banyak mempelajari Kalam Allah. Idris adalah orang pertama yg menuli dgn kalam. Pada masa Idris, terdapat 72 macam bahasa. Allah mengajari Nabi Idris bahasa-bahasa itu. Selain itu, ia pula mengenali ilmu perbintangan & ilmu hitung. Pada masa Idris, kota-kota sudah tertata dgn baik. Idris yg pertama mengajarkan dasar-dasar pengembangan kota. Satu kota dibangun untuk satu kelompok. Tatkala itu, terdapat 188 kota.

Di samping itu, Nabi Idris yakni orang pertama yg menjahit pakaian. Tentunya, ia pula yg pertama kali menggunakan pakaian berjahit. Sebelumnya, orang-orang memakai pakaian dr kulit tak berjahit. Bagi Idris, menjahit pakaian mampu menjadi ibadah. Setiap kali menjahit, Idris bertasbih, bertahlil, & bertakbir. Setiap hari, amalnya naik ke langit setara dgn amal seluruh orang yg hidup pada masanya.

Kedudukan yg Mulia

Setiap hari, Allah mengangkat pahala Nabi Idris setara dgn amal seluruh keturunan Nabi Adam yg hidup pada zamannya. Namunm, Idris ingin amalnya lebih banyak lagi. Suatu di saat, seorang sahabat Idris tiba. Ia bukan sembarang sahabat. Ia yaitu malaikat.
“Allah telah mewahyukan beberapa hal kepadaku. Tolong katakan pada malaikat maut, beri gue kesempatan. Aku ingin beramal lebih banyak lagi,” ujar Nabi Idris pada malaikat itu.
Malaikan itu berniat menenteng Idris. Lalu, ia mempersilahkan Nabi Idris duduk di antara kedua sayapnya. Idris pun dibawa melayang ke langit. Mereka tiba di langit keempat.

Malaikat maut turun menemui Nabi Idris. Lalu, malaikat yg menggendong Idris itu berbicara pada malaikat maut. Dalam pembicaraan, itu ia menyampaikan harapan Idris tadi pada malaikat maut.
“Lalu, di mana Idris?” malaikat maut  mengajukan pertanyaan.
“Dia ada di punggungku,” jawab malaikat yg menggendong Idris.
“Sungguh mengangumkan! Aku diutus untuk mencabut nyawa Idris di langit keempat ini.”
Tak usang berselang, malaikat maut pun menjalankan tugasnya. Ia mencabut nyawa Idris. Demikianlah, Allah mengangkat Nabi Idris ke kawasan yg tinggi.