Kisah tentang
Surat Yasin meringankan sakaratul kematian ini dialami Buya Hamka pada 6 Dzulqa’dah
1396 bertepatan dgn 29 Oktober 1976. Hari itu, Buya Hamka membesuk saudara
yg sakit di Rumah Sakit Pelni, Jati Petamburan, Jakarta.
Sebelum
hingga ke kamar kawasan saudaranya dirawat, Buya Hamka melewati kamar lain. Di kamar
itu seorang perempuan paruh baya se&g dikelilingi oleh anak-anak & cucunya.
Mereka semua terlihat bersedih. Sebab semenjak pagi perempuan itu sudah sekarat, tetapi
belum juga meninggal dunia.
Berulang
kali ditalqin. Dipandu mengucapkan dua kalimat syahadat. Namun dia seperti tak
mendengar. Seperti tersibukkan oleh rasa sakit & hembusan nafasnya yg sulit.
Daftar Isi
Minta Bantuan Buya Hamka
Sekitar
10 menit sesudah Buya Hamka berada di kamar tempat saudaranya dirawat, tiba
dua orang keluarga perempuan tersebut. Mereka meminta Buya Hamka membimbing
ibunya. Mereka berharap dgn tutorial ulama tersohor itu, sang ibu bisa
gampang melalui sakaratul maut. Sebab dokter menyatakan tak ada lagi harapan
sembuh.
“Saya duduk di dekat pembaringannya, saya suruh keluarga yg mengelilingi ibu tadi untuk tenang. Jangan gelisah, jangan menangis,” tutur Buya Hamka dlm Tafsir Al Azhar.
“Lalu aku bacakan Yasin dgn suara tenang, penuh khusyu’ & haru seraya berharap & memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika memang telah waktunya biar beliau tak dibiarkan menderita.”
Sejak
ayat pertama Surat Yasin dibaca Buya Hamka, ibu tadi tak menghempas-hempas
lagi. Makin lama dia makin tenang.
Ketika
Buya Hamka sampai pada ayat 77:
اَوَلَمۡ يَرَ
الۡاِنۡسَانُ اَنَّا خَلَقۡنٰهُ مِنۡ نُّطۡفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيۡمٌ مُّبِيۡنٌ
“Dan
takkah insan mengamati bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani,
ternyata ia menjadi musuh yg aktual!” (QS. Yasin: 77)
Perempuan
itu menghembuskan nafasnya yg terakhir. Dagunya bergerak satu kali, lalu beliau
tak bergerak lagi. Pergi untuk selama-lamanya.
Terdengar
isak tangis & ratapan keluarga perempuan tersebut. Namun Buya Hamka terus
melanjutkan membaca Surat Yasin hingga ayat terakhir.
Baca juga: Surat Annas
Surat Yasin Meringankan Sakaratul Maut
Kisah Buya Hamka ini menujukkan Keutamaan Surat Yasin yg hebat. Dan itu terjadi dgn izin Allah Subhanahu wa Ta’ala, tentunya.
“Waktu
itu saya rasakan benar efek dari bacaan itu & menambah akidah saya
terhadap apa yg diterangkan oleh seorang di antara imam-imam kita yg
terlatih. Imam Ahmad bin Hambal dlm mengerjakan sabda Rasulullah, mudah-mudahan
dibacakan Surat Yasin untuk orang yg telah bersahabat waktunya meninggalkan dunia
fana ini,” tulis Buya Hamka.
Sebelumnya,
mengawali dongeng itu Buya Hamka telah mengutip hadits yg diriwayatkan oleh
Imam Ahmad.
اقْرَءُوهَا عَلَى
مَوْتَاكُمْ
“Bacakanlah surat Yasin untuk orang-orang mati kalian.” (HR. Ahmad & Ibnu Hibban)
“Apabila surat Yasin dibacakan untuk orang yg se&g menjelang kematiannya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan dispensasi baginya berkat surat ini,” kata Imam Ahmad mengutip sebagian ulama terkait hadits itu.
Demikian cerita Buya Hamka terkait Surat Yasin meringankan sakaratul kematian. Keutamaan lain surat Yasin & khasiatnya yg luar biasa mampu dibaca di artikel Surat Yasin. [Ratih BK/Wargamasyarakatorg]