“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dgn sebetulnya. Sesungguhnya mereka itu adalah cowok-cowok yg beriman pada Tuhan mereka & Kami tambahkan pada mereka isyarat “. (QS. al-Kahfi 18:13)
Pada hari raya, semua penduduk ditugaskan untuk menghadiri upacara ritual penyembelihan kurban untuk berhala-berhala yg mereka sembah. Hari raya ini mereka adakan setiap tahun sekali. Enam orang itu awalnya tak saling mengenal, mereka menyembunyikan imannya sehingga mereka tak mengikuti hari raya itu. Namun mereka khawatir raja Dikyanes mengenali tindakan mereka & bila ia mengetahuinya pasti Dikyanes akan menghukum mereka. Maka datanglah salah seorang dr mereka ke tempat yg jauh dr desanya, & duduk bersandar di pohon, kemudian tibalah pemuda yg yang lain duduk pula di pohon itu. Bertanyalah cowok itu kenapa ia tak menghadiri hari raya itu, maka diberitahukan bahwa ia beriman hanya pada Allah Tuhan Yang Maha Esa. Dan ia pun balik mengajukan pertanyaan kepadanya, & dijawab dgn jawaban yg sama. Kemudian datanglah berikutnya yg ketiga, keempat, kelima, keenam, & ketujuhnya adalah anjing mereka.
Daftar Isi
Ashabul Kahfi vs Raja Lalim
Kesemuanya memberikan bahwa mereka menyembunyikan imannya masing-masing dr raja Dikyanes & mereka beriman pada Allah Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan mereka sama, menyingkir dari kekejaman penguasa Dikyanes yg lalim. Oleh karena itu mereka bersepakat untuk keluar dr kota semoga mereka dapat menyelamatkan diri dr kedzaliman sang raja. Allah menceritakan:
Apakah ananda menduga bahwa orang-orang yg mendiami gua & (yang mempunyai) roqim (anjing) itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yg mengherankan “(Ingatlah) tatkala cowok-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dlm gua kemudian mereka berdoa: “Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat pada kami dr segi-Mu & sempurnakanlah bagi kami isyarat yg lurus dlm problem kami (ini)”. (QS. al-Kahfi 18:9-10).
Maka berangkatlah mereka ke sebuah gua yg disebut ar-Roqim. Di tengah perjalanan mereka diburuoleh pasukan raja, & mereka masuk ke dlm gua sambil menanti kondisi aman. Di gua itu mereka beristirahat sesudah berlangsung sekian lamanya. Anjingnya menanti di pintu gua menjaga mereka kalau-kalau ada orang tiba ke kawasan itu & menjaga pintunya semoga tak ada binatang buas masuk ke dalamnya. Setelah mereka selesai merekapun saling bercengkerama, perkataan mereka terjadi antara mereka, yg timbulnya lantaran wangsit Allah.
“Dan kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri kemudian mereka berkata: “Tuhan kami yakni Tuhan langit & bumi. Kami sekali-kali tak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yg amat jauh dr kebenaran”. Kaum kami ini telah mengakibatkan selain ia selaku ilahi-yang kuasa (untuk disembah). Mengapa mereka tak mengemukakan alasan yg terang (tentang keyakinan mereka?) Siapakah yg lebih zalim dr pada orang-orang yg mengada-adakan kebohongan terhadap Allah? Dan apabila ananda meninggalkan mereka & apa yg mereka sembah selain Allah, maka carilah kawasan berlindung ke dlm gua itu niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmatNya kepadamu & menyediakan sesuatu yg berguna bagimu dlm urusan kau”. (QS. al-Kahfi 18:14-16)
Tinggal & Tidur dlm Gua selama 309 Tahun
Setelah selesai bercengkerama maka Allah menidurkan mereka selama 309 tahun perhitungan bulan. Ini merupakan kekuasaan Allah yg diperlihatkan pada umat manusia, bahwa kuasaNya tak ada sekutu bagiNya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
“Maka kami tutup telinga mereka bertahun-tahun dlm gua itu (maksudnya Allah menidurkan mereka, sehingga mereka tak dapat dibangunkan oleh suara apapun). Kemudian kami bangunkan mereka supaya Kami mengetahui manakah di antara kedua kalangan itu yg lebih tepat dlm menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu)”. (QS. al-Kahfi 19:11).
“Dan ananda menduga mereka itu bangun padahal mereka tidur, & Kami balik-balikkan mereka ke kanan & ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di tampang pintu gua. Dan jikalau ananda menyaksikan mereka tentulah ananda akan berpaling dr mereka dgn melarikan (diri) & tentulah (hati) ananda akan dipenuhi panik dgn panik terhadap mereka”. (QS. al-Kahfi 18: 18).
Dan tatkala mereka bangun, mereka tak melihat anjing yg mengawalmereka, mereka cuma mendapatkan anjing itu sudah menjadi tulang-belulang. Seolah-olah tak percaya mereka menerka bahwa barangkali itu tulang-belulang hewan yg mati diterkam hewan buas tanpa sepengatahuan mereka. Karena mereka itidak mendapatkan anjing itu, & mereka melihat bahwa tulang-tulang itu tak lain anjing mereka sendiri. Maka mereka pun berselisih sudah berapa lama mereka tertidur di gua itu.
“Dan demikianlah Kami bangunkan mereka biar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: “Sudah berapa lamakah ananda berada (disini)? Mereka menjawab: “Kita berada (disini) sehari atau setengah hari”. Berkata (yang lain lagi): “Tuhan ananda lebih mengenali berapa lamanya ananda berada (disini). Maka suruhlah salah seorang diantara ananda pergi ke kota dgn membawa duit perakmu ini, & hendaklah ia lihat manakah masakan yg lebih baik, maka hendaklah ia menenteng kuliner itu untukmu, & hendaklah ia berlaku lemah lembut & janganlah sekali-kali menceritakan hartamu pada seorang pun. Sesungguhnya kalau mereka mampu mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melemparkan ananda dgn kerikil, atau memaksamu kembali pada agama mereka, & jikalau demikian pasti ananda tak akan beruntung selama-lamanya”. (QS. al-Kahfi 18:19-20).
Perut mereka pun sudah terasa begitu laparnya, & mereka menyuruh salah seorang dr mereka untuk mencari pasar agar mereka dapat mengisi perut mereka untuk perjalanan berikutnya. Pergilah salah satu dr mereka ke pasar & menemui pedagang -pedagang yg tak pernah mereka identifikasi lagi.
Tatkala orang itu mengeluarkan uang belanjaannya dgn uang miliknya, para penjual di pasar itu menyaksikan terheran-heran dgn orang itu. Ia pun tak kurang terkejutnya karena para penjual itu tak mengenal duit yg dibelanjakannya itu. Tetapi tatkala seorang pedagang mengetahui bahwa uang yg dibelanjakan cowok itu yaitu uang antik yg diperbincangkan di istana, maka berteriaklah pedagang itu: “Pemuda ini sudah mendapatkan harta karun”.
“Dan demikian pula Kami mempertemukan (manusia) dgn mereka, semoga manusia itu mengetahui, bahwa akad Allah itu benar, & bahwa kedatangan hari kiamat tak ada keraguan padanya”. (QS. al-Kahfi 18:21).
Di antara mereka yg tahu menyebutkan bahwa uang itu berasal dr kerajaan yg sudah punah 300 tahun yg kemudian. Dan uang yg mereka pakai untuk membeli pastinya tak diketahui oleh orang biasa. Karena antiknya barang itu maka sampailah kabar itu kehadapan raja. Dan diutuslah para pengawal untuk menjemput para pemuda itu menghadapnya. Bukan main terkejutnya, perjaka itu setelah diberitahu bahwa raja yg memerintah mereka telah tiada sekitar ratusan tahun lamanya. Sementara mereka gres bangun dr tidurnya.
Akhirnya, ramailah peristiwa itu di pasar, & melaporkannya pada raja. Raja yg memerintah dikala itu, tidaklah lalim, mirip raja yg pernah memerintahnya. Akhirnya, diperintahkanlah oleh raja pada pasukannya untuk menjemput para perjaka itu ke istana menghadap raja.
Mereka menceritakan insiden bantu-membantu pada raja. Raja pun akibatnya menceritakan ihwal pergeseran-perubahan terjadi selama ia tertidur dlm gua tersebut. Sehingga tahulah bahwa mereka sudah tertidur selama tiga ratus tahun lamanya. Allah memberitahukan:
“Dan mereka tinggal dlm gua mereka tiga ratus tahun & ditambah sembilan tahun (lagi)” (QS. al-Kahfi 18:25).
Melihat kebesaran Allah yg ditunjukkan pada para cowok itu, maka bertambahlah imannya pada Allah. Dan raja menyuruh rakyatnya untuk beriman pada Allah & beriman akan datangnya hari akhir. Pada zaman itu, orang-orang ragu terhadap Hari Kiamat & Hari Kebangkitan. Dengan peristiwa itu, ramailah orang membahas benarkah hari akhir zaman akan terjadi atau tidak? Apakah kebangkitan pada hari akhir zaman dgn jasad atau roh ataukah dgn roh saja? Maka Allah mempertemukan mereka dgn cowok-perjaka ini untuk menjelaskan bahwa hari kiamat itu pasti datang & pembangkitan itu dgn tubuh & jiwa.
“Dan ananda akan menyaksikan matahari tatkala terbit, condong dr gua mereka ke sebelah kanan, & bila matahari itu terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dlm daerah yg luas dlm gua itu. Itu yakni sebagian dr tanda-tanda (kebesaran) Allah, maka dialah yg mendapat isyarat , & barangsiapa yg disesatkanNya, maka ananda tak akan mendapat seorang pemimpin pun yg mampu memberi petunjuk kepadanya.” (QS. al-Kahfi 18:17)
Gembiralah hati para pemuda itu memperoleh raja yg bijak itu, & betapa gembira hati mereka sebab sudah menerangkan pada rakyatnya bahwa kebenaran Allah tentu tiba. Hari Kiamat tentu tiba & hari kebangkitan pasti & kasatmata. Kemudian raja menyuruh rakyatnya untuk menghormati mereka & membangun sebuah masjid di gua tempat mereka tertidur ratusan tahun lamanya.
“Orang-orang itu berkata: “Dirikanlah sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui wacana mereka” Orang-orang yg berkuasa atas problem mereka berkata: Sesungguhnya kami akan mendirikan suatu rumah peribadatan di atasnya”. (QS. al-Kahfi 18:21).
Raja pun mengajukan pertanyaan apa yg akan mereka minta sehabis mengenali bahwa mereka telah hidup sekian lamanya. Mereka mengobrol satu sama lain, & pada balasannya memutuskan untuk memohon pada Allah biar menerima imannya & segera mewafatkan mereka.
Tidak usang waktu berselang, para pemuda itu meninggal dunia. Dan raja membangun kawasan ibadah di gua yg sudah mereka gunakan untuk bersembunyi itu, sebagai ingatan bagi mereka yg mempertahankan keimanannya dr seorang raja yg lalim.
Setelah sekian lama Ashabul Kahfi tiada, orang-orang Israil berlawanan pendapat mengenai jumlah mereka, maka Allah mengumumkan pada orang-orang yg beriman semoga kaum muslimin jangan bertikai pertimbangan wacana mereka & mengimani apa yg sudah disampaikan rasulNya. Allah berfirman:
“Nanti (ada orang yg akan) mengatakan (tujuannya mahir kitab pada zaman nabi Muhammad) (jumlah mereka) ialah tiga orang yg keempat yakni anjingnya, & (yang lain) mengatakan: (jumlah mereka) yakni lima yg keenam ialah anjingnya”, sebagian terkaan terhadap barang yg gaib, & (yang lain lagi) menyampaikan: “(Jumlah mereka) tujuh orang, yg kedelapan yakni anjingnya”. Katakanlah: “Tuhanku lebih mengenali jumlah mereka, tak ada orang yg mengenali (bilangan) mereka kecuali sedikit”. Karena itu janganlah ananda (Muhammad) bertengkar wacana hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja & jangan ananda menanyakan ihwal mereka (cowok-pemuda itu) pada seorangpun di antara mereka”. (QS. Al-Kahfi 18:9-22).
Dengan ayat ini jelaslah bahwa jumlah mereka adalah rahasia Allah yg sengaja disembunyikan agar manusia beriman pada yg ghaib, sebagaimana Allah memperlihatkan Ashabul Kahfi sebagai bukti hadirnya Hari Kiamat & Hari Kebangkitan, pasti akan tiba, & Allah Maha Mengetahui.