MENGENAL KIMIA HIJAU
Oleh : Syabilla (@T17-syabilla)
Abstrak
Kimia hijau lebih fokus pada persoalan menemukan perawatan kimia yang lebih ramah lingkungan, menghemat dan mencegah sumber polusi dan pencemaran. Dapat dikatakan bahwa kimia hijau adalah pengetahuan usang, karena cuma merupakan hasil kolaborasi dari banyak cabang kimia yang telah ada sebelumnya. Tapi apa yang menjadikannya bersinar dalam kimia adalah konsepnya.
Kata kunci : kimia dan kimia hijau
Abstract
Green chemistry is more focused on the problem of finding more environmentally friendly chemical treatments, reducing and preventing sources of pollution and pollution. It can be said that green chemistry is obsolete knowledge, because it is only the result of the collaboration of many preexisting branches of chemistry. But what makes it shine in chemistry is the concept.
Keywords : chemistry and green chemistry
Pendahuluan
Menurut Badan Perlindungan Lingkungan AS (2006). Aspek kimia berkesinambungan mengacu pada filosofi penelitian dan teknik atau rekayasa kimia yang menganjurkan pengembangan produk dan proses yang meminimalkan penggunaan dan pembentukan senyawa berbahaya. Sejak tahun 1940-an, dengan pesatnya pertumbuhan industry, kimia hijau bermotivasi lingkungan mulai berkembang di koridor ini. Industri menciptakan limbah yang mengancam keindahan lingkungan.
Paul Anastas dan John Warner menghipotesiskan 12 prinsip kimia hijau pada 1990-an, menurut upaya untuk meminimalkan penggunaan pelarut beracun dalam proses dan analisis kimia serta menghindari residu dari proses ini. Tujuan terutama yakni untuk menghemat pencemaran lingkungan (Anastas, 1999). Oleh alasannya adalah itu, salah satu bidang penelitian dan pengembangan kimia hijau yang paling aktif yakni pengembangan sistem analitik. Metode dan teknik baru yang mampu mengurangi penggunaan dan pembentukan zat berbahaya di semua tahap analisis kimia adalah tujuan utama dari apa yang disebut kimia hijau.
Rumusan Masalah
1.Apa pemahaman kimia hijau?
2.Apa saja prinsip kimia hijau?
3.Apa faedah dari kimia hijau?
Tujuan
1.Untuk mengenali pemahaman kimia hijau
2.Untuk mengenali prinsip kimia hijau
3.Untuk mengenali manfaat dari kimia hijau
Pembahasan
Kimia hijau merupakan perancangan kembali produk kimia dan prosesnya dengan tujuan mereduksi atau mengeliminasi setiap imbas negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Sebagai acuan dari proyek kimia hijau adalah untuk memperoleh bahan yang tidak beracun (non-toksis), pelarut pengganti yang tidak mudah menguap, berbagi katalisis gres dan materi-materi yang ramah lingkungan. Selain itu semenjak tahun 1970-an, pedoman atau pertimbangan tentang produk dan proses tidak hanya didasarkan pada pasar dan keekonomian proses tetapi juga sudah menimbang-nimbang lingkungan [Cusumano, 1992]. Efek kimia hijau bersifat multidimensi. Semua keputusan analitis memengaruhi produk selesai dan segala sesuatu yang mengelilinginya, mulai dari lingkungan, populasi, analisis, hingga perusahaan.
Paul Anastas dan John Warner menghipotesiskan 12 prinsip kimia hijau pada 1990-an. Mereka didasarkan pada upaya untuk menghemat penggunaan pelarut beracun dalam proses dan analisis kimia dan menghindari residu dari proses ini. Adapun 12 prinsip kimia hijau :
1.Mencegah terbentuknya polutan proses kimia dengan cara merancang sintesa kimia yang menangkal terbentuknya sampah atau polutan.
2.Merancang materi kimia dan produk turunannya yang aman yang menciptakan produk kimia yang efektif tanpa atau rendah imbas racunnya
3.Merancang sintesa kimia yang tidak berbahaya, merancang proses dengan menggunakan dan menghasilkan senyawa yang mempunyai sedikit atau tanpa imbas beracun terhadap manusia dan lingkungan.
4.Memanfaatkan materi baku dalam proses kimia dari material terbaharukan. Bahan baku dari produk agrikultur atau aquakultur mampu dikatakan selaku bahan baku terbaharukan, sedangkan hasil pertambangan dibilang selaku bahan tidak mampu diperbarui
5.Menggunakan katalis. Reaksi yang mempergunakan katalis memiliki kelebihan sebab hanya memakai sedikit material katalis untuk mempercepat dan mengoptimalkan produktifitas dan proses daur reaksi.
6.Menghindari proses derivatisasi tehadap senyawa kimia. Artinya menyingkir dari tahapan pembentukan senyawa antara atau derivat ketika melaksanakan reaksi, sebab distributor derivat tersebut menambah hasil samping atau cuma terbuang percuma sebagai sampah.
7.Memaksimalkan ekonomi atom dengan cara merancang proses sehingga hasil final mengandung proporsi maksimum terhadap asupan permulaan proses sehingga tidak menghasilkan limbah.
8.Penggunaan pelarut dan keadaan reaksi yang lebih kondusif dengan cara menjajal menyingkir dari penggunaan pelarut, biro pemisah, atau materi kimia pembantu lainnya. Pelarut dipakai seminimal mungkin dan tidak mengakibatkan duduk perkara pencemaran atau kerusakan kepada lingkungan dan atmosfer. Air yakni universal solvent yang ramah lingkungan.
9.Meningkatkan efisiensi energi adalah melaksanakan reaksi pada kondisi mendekati atau sama dengan keadaan alamiah, misalnya suhu ruang dan tekanan atmosfer.
10.Merancang bahan kimia dan produknya yang dapat terdegradasi setelah digunakan menjadi material tidak berbahaya atau tidak terakumulasi sehabis dipakai.
11.Analisis pada waktu berbarengan dengan proses produksi untuk menghalangi polusi. Dalam suatu proses, dimasukkan tahapan pengawasan dan pengendalian serentak dan sepanjang proses sintesis untuk mengurangi pembentukan produk samping.
12.Memperkecil peluangkecelakaan yakni mendesain materi kimia dan wujud fisiknya yang dapat meminimalkan peluangkecelakaan kimia misalnya ledakan, kebakaran, atau pelepasan racun ke lingkungan
Manfaat kimia hijau adalah membuat proses kimia lebih hemat alasannya biaya buatan dan peraturan yang lebih rendah, konsumsi energi yang efisien, penguran limbah bikinan, penguran k
ecelakaan, produk lebih kondusif, daerah kerja dan penduduk yang lebih sehat, melindungi terhadap kesehatan insan dan lingkungan, dan memperolah keunggulan kompetitif atas produk yang mereka buatan. Dengan memperhatikan dan mengadopsi sistem atau teknologi kimia hijau, akan mengarah pada kawasan kerja yang lebih kondusif bagi pekerja industry, risiko yang lebih kecil bagi masyarakat sekitar lingkungan pabrik dan produk yang lebih kondusif bagi pengguna atau pembeli.
Kesimpulan
Kimia hijau atau green chemistry yaitu paradigm gres yang mendorong rancangan proses dan produk yang dapat mengurangi atau bahkan menetralisir penggunaan atau pembangkitan materi kimia beracun dan berbahaya. Sedikit berlainan dengan pembahasan kimia lingkungan yang membahas aspek kimia di lingkungan, kimia hijau lebih fokus pada problem menemukan perawatan kimia yang lebih ramah lingkungan, meminimalkan dan mencegah sumber polusi dan polusi.
Daftar Pustaka
Dina, Mustafa. 2016. Kimia Hijau dan Pembangunan Kesehatan yang Berkelanjutan di Perkotaan. Dalam Peran MST dalam Mendukung Urban Lifestyle yang Berkualitas. 177-191. dalam http://repository.ut.ac.id/7091/1/UTFMIPA2016-07-dina.pdf. (diakses 15 November 2021)
Sidjabat, Oberlin. 2008. Pengembangan Teknologi Bersih dan Kimia Hijau dalam Meminimalisasi Limbah Industri. Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi, 42(1), 45-50.
Tika, I Nyoman. 2019. Mengenal dari Dekat Kimia Hijau (Green Chemistry). Dalam https://www.kompasiana.com/inyoman3907/5dd13ebbd541df62c04bb552/mengenal-dari-dekat-kimia-hijau-green-chemistry?page=all#sectionall. (diakses 15 November 2021)
Ulfah, M., Rahayu P., & Dewi, L. R. 2013. Konsep Pengetahuan Lingkungan Green Chemistry pada Program Studi Pendidikan Biologi. Semarag:Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP PGRI Semarang. Dalam Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS 2013. Universitas Sebelas Maret. Vol. 10, No. 3, 18-185.