Khutbah Idul Fitri Menebar Maaf: Membangun Kebersamaan KhutbahPertama
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر
الحمد لله الذى عاد علينا نِعمه فى كل نفس ولمحات وأسبغ علينا ظاهرة وباطنة فى الجلوات والخلوات. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له الذى امتن علينا لنشكره بأنواع الذكر والطاعات. وأشهد أن محمدا عبده ورسوله سيد الأنبياء والمرسلين وسائر البريات. اللهم صل وسلم على سيّدنا محمّد وعلى أله وأصحابه أهل الفضل والكمالات.
الله أكبر أما بعد : أيها الحاضرون اتّقوا الله حقّ تقاته ولا تمو تنّ إلاّ وانتم مسلمون واشكروا نعمت الله الّتي وصلنا للإيمان ووصلنا إلى العيد الفطر المبارك.
قال الله تعالى في كتابه الكريم : ياأيهاالذين آمنوا اتّقوا الله والتنظر نفسٌ ما قدّمت لغدٍ وتّقوا الله إنّ الله خبيرٌ بما تعملون وقال رسول الله صلى الله عليه وسلّم: من نفّس عن مؤمنٍ كُرْبةٌ من كُربِ الدنيا نفّس الله عنه كربة من كرب يومِ القيامة’ ومَن يَسّر على مُعسرٍ يسّر الله عليه في الدنيا والآخيرة’ ومن ستَر مسلماً ستَره اللهُ في الدنيا والآخرة’ والله في عونِ العبدِ مادام العبدُ في عون أخيه.
Alhamdulillah dengan sarat hidayah Allah SWT, di pagi yang cerah ini kita mampu bantu-membantu melakukan shalat Idul Fitri 1439 H dengan sarat kekhusyukan, kebahagiaan, dan persaudaraan. Oleh sebab itu marilah kita bersyukur atas nikmat Allah SWT atas hidayah dan inayah-Nya sehingga kita ditakdirkan untuk hadir gotong royong di masjid yang dimuliakan Allah ini, karena masih banyak kerabat-kerabat kita yang berhalangan, tengah berada di jalan atau terbaring sakit.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Ma‘âsyiral muslimin wal muslimat rahimakumullâh,
Marilah bersama-sama kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, dzat yang maha penyayang yang tak pandang sayang, dzat yang maha pengasih yang tak pernah pilih kasih, dengan cara menjalankan segala perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Juga khatib mengajak, marilah di pagi yang cerah ini kita buka seluas-luasnya pintu maaf yang telah lama tertutup, kita buka hati suci kita, pikiran jernih kita, kita singkirkan kotoran jiwa kita, ialah rasa dendam, benci dan permusuhan di antara sesama kerabat dan umat beragama. Mudah-mudahan kita yang hadir ini selalu tercatat dan digolongkan sebagai orang-orang yang mendapat ampunan Allah SWT, sebagaimana dalam hadits qudsi-Nya yang berbunyi:
إِذَا صاَمُوْا شَهْرَ رَمَضَانَ وَخَرَجُوا إلَى عِيدِكُمْ يَقُوْلُ اللهَ تَعاَلى ياَ مَلَا ئِكَتي كُلُّ عَاملٍ يَطْلُبُ أَجْرَهُ إِنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ فَيُناَدي مُنَادٍ ياَ أُمّةَ مُحَمّد ارْجِعوْا إلَى مَنَازِلِكمْ قد بَدَلْتُ سَيِّئاَتِكُم حَسَنَاتٍ فيَقوُل اللهُ تَعالى ياَ عِبادي صُمتُم لي وافطَرْتم لي فَقُوموْا مَغْفوْراً لَكم
Artinya: “Apabila mereka berpuasa di bulan Ramadhan lalu keluar untuk merayakan hari raya, maka Allah pun berkata, ‘Wahai malaikatku, setiap yang menjalankan amal kebajikan dan meminta alhasil sebetulnya Aku telah mengampuni mereka’. Seseorang lalu berseru, ‘Wahai umat Muhammad, pulanglah ke tempat tinggal kalian. Seluruh kejelekan kalian diganti dengan kebaikan’. Kemudian Allah pun berkata, ‘Wahai hamba-Ku, kalian berpuasa untukku dan berbuka untukku. Maka bangunlah sebagai orang yang sudah mendapat ampunan’.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Ma‘âsyiral muslimin wal muslimat rahimakumullâh,
Semalam suntuk kita kumandangkan takbir, tahmid dan tahlil tanpa henti, tanpa letih. Semua itu ialah simbol kita menyayangi dan mengagungkan asma Allah dengan sarat penghayatan dan pengharapan akan hari di mana kita akan berjumpa dengan Penguasa Alam. Sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW:
لِلصَّائِمِ فَرْحتَانِ فَرْحَةٌ عِندَ إفْطَارِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقاَءِ ربّهِ
Dua kebahagiaan bagi mereka yang berpuasa: (1) kebahagiaan dikala berbuka dan (2) kebahagiaan ketika bertemu pribadi dengan Tuhannya.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Ma‘âsyiral muslimin wal muslimat rahimakumullâh,
Rasulullah SAW bersabda:
زَيِّنوْا أعْيَادَكم بِاالتَكبيرِ
“Hiasilah hari rayamu dengan Takbir”
Islam bergotong-royong telah mengajarkan umatnya supaya selalu bertakbir. Saat adzan dikumandangkan, saat iqamah dilafadhkan, dikala bayi dilahirkan, dan ketika mayat dikuburkan, kita bunyikan takbir.
Takbir kita tanamkan ke dalam lubuk hati kita selaku wujud pengesahan atas kebesaran dan keagunggan Allah, alasannya adalah selain Allah semua kecil. sedangkan tasbih dan tahmid yakni wujud menyucikan asma Allah dan segenap yang bekerjasama dengan-Nya.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Ma‘âsyiral muslimin wal muslimat rahimakumullâh,
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صاَمَ رَمَضانَ ايْماناً وَاحْتِساباً غُفر لهُ ماَ تقدَّمَ مِنْ دنْبهِ
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan atas dasar keimanan dan dilaksanakan dengan benar maka diampuni dosa-dosanya yang telah lewat.” (HR. Imam Muslim)
Terampuni dosa-dosa di sini adalah حَقُّ الله (haqqu Allah) atau korelasi manusia dengan Allah sedangkan bila terjadi kekhilafan antar-sesama insan, maka akan terampuni kalau mereka saling memaafkan, saling ridha-meridhai. Oleh sebab itu mari kita buang sifat angkuh kita, egois kita untuk senantiasa membuka pintu maaf dan memohon maaf kalau khilaf. Dan seyogianya kita melaksanakan hal itu secara langsung ketika kita mumpun hidup di dunia.
Di dalam kitab Syarhul Hikam diterangkan bahwa jago waris tidak berhak untuk memberi maaf kalau kesalahan dilaksanakan terhadap seseorang yang telah meninggal dunia, alasannya di darul baka nanti tidak ada perbuatan saling maaf memaafkan mirip sekarang ini di dunia kita kerjakan. Lantas, bagaimana cara biar dapat menebus dosa kepada si mayat. Yang bisa kita lakukan ialah memperbanyak amal ibadah, alasannya di akhirat nanti mereka yang pernah kita aniaya akan menuntut dan meminta keadilan di hadapan Allah, sehingga amal ibadah kita akan diberikan terhadap mereka.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW di dalam kitab Riyadus Shalihin, Abu Hurairah mendengar Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ، فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ – رواه مسلم
Dari Abu Hurairah ra berkata, bahu-membahu Rasulullah SAW bersabda, ‘Tahukah kalian siapakah orang yang muflis (bangkrut) itu? Para sobat menjawab, ‘Orang yang muflis (melarat) di antara kami yakni orang yang tak memiliki dirham dan tak punya harta.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘Orang yang bankrut dari umatku ialah orang yang tiba pada hari kiamat dengan (pahala) melakukan shalat, melaksanakan puasa dan menunaikan zakat, tetapi ia juga datang (menjinjing dosa) dengan mencela si ini, menuduh si ini, menyantap harta ini dan menumpahkan darah si ini serta menghantam si ini. Maka akan diberinya orang-orang tersebut dari kebaikan-kebaikannya. Dan kalau kebaikannya sudah habis sebelum beliau menunaikan kewajibannya, diambillah keburukan dosa-dosa mereka, kemudian dicampakkan padanya dan dia dilemparkan ke dalam neraka. (HR. Muslim)
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Ma‘âsyiral muslimin wal muslimat rahimakumullâh
Nuansa hari raya mirip kini ini kita pasti membayangkan saat-saat begitu indahnya kebersamaan, berkumpul dengan sanak saudara, kita cium tangan kedua orang tua kita dengan rasa haru, kita meminta maaf atas salah dan khilaf kita. Begitulah tuntunan baginda Rasulullah SAW semoga kita selalu berbakti terhadap orang renta, menghormati mereka dan mengingat perjuangan mereka. Demikian tinggi derajat kedua orang renta kita sehingga berbuat baik kepada orang renta ialah ibadah yang sungguh di cintai Allah SWT. Suatu dikala sahabat Abdullah RA mengajukan pertanyaan terhadap Rasulullah SAW tentang amal apakah yang dicintai Allah; dia bersabda:
عَن عبدِ الله قاَل سألتُ النَبي صلى الله عليه وسلم أيُّ العَملِ أَحَبُّ إِلىَ الله عَزَّ وَجَلَّ قَالَ الصَّلاةُ عَلىَ وَقْتِهاَ قَالَ ثُمَّ أَيّ قاَلَ بِرُّ الوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ أَيّ الجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ
Dari Abdulullah RA berkata, aku bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, ‘Apakah amalan yang lebih dicintai Allah?’ Jawab ia, ‘Shalat dalam waktunya.’ ‘Kemudian apa?’ ‘Berbakti terhadap kedua orang tua.’ ‘Kemudian apa?’ ‘Berjuang di jalan Allah.’
Kemudian ada hadits yang kedua yang artinya, “Diceritakan dari Sahabat Abdullah bin Amr, ada seorang laki-laki mengajukan pertanyaan kepada Nabi Muhammad SAW, ‘Saya ingin berjihad ya Rasulullah.’ Nabi menjawab, ‘Apakah ibu bapakmu masih hidup, pria tersebut menjawab, ‘Masih.’ Nabi bersabda, ‘Berjuanglah mempertahankan kedua orang tuamu.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Ma‘âsyiral muslimin wal muslimat rahimakumullâh
Makna Idul Fitri berikutnya ialah kita wajib mempertahankan persatuan dan kesatuan. Diawali dengan saling memaafkan, bersedia berkunjung dan bersilaturahim mempererat dan menyambung kembali orang-orang yang terputus dengan kita sebagaimana hadits shahih Imam Bukhari Muslim dia bersabda:
مَنْ أحبَّ انْ يُبسطاَ لهُ فيِ رِزقِهِ وَيُنْسَأَ لهُ فيِ أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَه
Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan ditangguhkan ajalnya (dipanjangkan usiannya) maka hendaknya menyambung kekerabatan familinya. (HR. Bukhari dan Muslim)
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Ma‘âsyiral muslimin wal muslimat rahimakumullâh
Akhirnya biar Allah SWT menimbulkan kita selaku orang-orang pemaaf, orang-orang yang bahagia bersilaturahim, pembela agama Allah dan berbakti kepada orang renta kita, dan biar kita dipertemukan Allah di akhirat kelak dalam kondisi suci, bahagia bareng keluarga kita memasuki nirwana Nya Allah SWT. Aamiin Yaa Rabbal Aalamin.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى
جعلنا الله واياكم من العائدين والفائزين والمقبو لين وادخلنا وايّاكم في زمرة عباده الصّالحين
واقول قولي هذا واستغفر لي ولكم ولوالدي ولسائر المسلمين والمسلمات فاستغفره إنّه هو الغفور الرّحيم
Khutbah Idul Fitri Menebar Maaf Khutbah Kedua
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر.
الحمد لله أفاض نعمه علينا وأعظم. وإن تعدوا نعمة الله لا تحصوها، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له. أسبغ نعمه علينا ظاهرها وباطنها وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. رسول اصطفاه على جميع البريات. ملكهاوإنسها وجنّها. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه أهل الكمال فى بقاع الأرض بدوها وقراها، بلدانها وهدنها.
الله أكبر أما بعد : إخوانى الكرام ! استعدوا لجواب ربكم متى تخشع لذكر الله متى نعمل بكتاب الله ؟ قال تعالى ياأيها الذين أمنوا استجيبوا لله ولرسوله إذا دعاكم لما يحييكم واعلموا أن الله يحول بين المرء وقلبه وأنه إليه تخشرون.
الله أكبر. اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أل سيدنا محمد. كما صليت على إبراهيم وعلى أل إبراهيم، وبارك على محمد وعلى أل محمد، كماباركت على إبراهيم وعلى أل إبراهيم فى العالمين إنك حميد مجيد.
الله أكبر. اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات. إنك سميع قريب مجيب الدعوات وقاضى الحاجات. اللهم وفقنا لعمل صالح يبقى نفعه على ممر الدهور. وجنبنا من النواهى وأعمال هى تبور. اللهم أصلح ولاة أمورنا. وبارك لنا فى علومنا وأعمالنا. اللهم ألف بين قلوبنا وأصلح ذات بيننا. اللهم اجعلنا نعظم شكرك. ونتبع ذكرك ووصيتك. ربنا أتنا فى الدنيا حسنة وفى الأخرة حسنة وقنا عذاب النار. ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب.
الله أكبر. عباد الله ! إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذى القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر. يعذكم لعلكم تذكرون. فاذكروا الله يذكركم واشكروا على نعمه يشكركم. ولذكر الله أكبر.
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وللهِ الحمدُ