<Khutbah Jumat Terkini dan Aktual: 5 Bencana Yg Akan Menimpa Umat Islam> Pada peluang khutbah Jum’at (siang hari ini) khotib berwasiat, hendaknya kita tolong-menolong sejenak bermu-hasabah untuk memajukan doktrin dan taqwa kita kepada Allah Ta’ala, taqwa dalam arti yang sebenar-benarnya, yakni dengan menumbuhkan rasa takut terhadap siksa dan adzab Allah, menjalan-kan semua perintahNya serta menjauhi semua laranganNya.
Ma’asyirol Muslimin … arsyadakumullah
Ada banyak hal yang patut kita cermati dari aneka macam ujian, bencana dan bencana yang menimpa umat Islam cukup umur ini. Dalam Al-Qur’an, bekerjsama Allah Ta’ala telah mengingat-kan terhadap kita bahwa adzab dan siksa Allah tidak khusus cuma menimpa orang-orang zhalim di antara kita. Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Dan perihalah dirimu dari siksa yang tidak khusus menimpa orang-orang zhalim saja di antara kau dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaNya” (QS. An-Anfal: 25).
Baca Juga>Materi Khutbah Jumat Terbaik: Menghargai Keberagaman dan Perbedaan
>Khutbah Jumat Terdahsyat: Sikap Seorang Muslim Menghadapi Tahun Baru
>Khutbah Jumat Terkini dan Aktual: Terbuai Penundaan
>Teks Khutbah Jumat Singkat: Sabar dan Tawakkal Memelihara Agama
>Khutbah Jumat Terdahsyat: Sikap Seorang Muslim Menghadapi Tahun Baru
>Khutbah Jumat Terkini dan Aktual: Terbuai Penundaan
>Teks Khutbah Jumat Singkat: Sabar dan Tawakkal Memelihara Agama
Imam Ahmad bin Hambal juga meriwayatkan hadits dari Ummu Salamah, beliau berkata bahwa Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
إِذَا ظَهَرَ الْمَعَاصِيْ فِيْ أُمَّتِيْ عَمَّهُمُ اللهُ بِعَذَابٍ مِنْ عِنْدِهِ، فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَمَا فِيْهِمْ يَوْمَئِذٍ أُنَاسٌ صَالِحُوْنَ؟ قَالَ: بَلَى. قُلْتُ: فَكَيْفَ يَصْنَعُ بِأُلَـئِكَ؟ قَالَ: يُصِيْبُهُمْ مَا أَصَابَ النَّاسُ ثُمَّ يَصِيْرُوْنَ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنَ اللهِ وَرِضْوَانٍ.
Artinya: “Jika timbul maksiat pada umatku, maka Allah akan berbagi adzab (siksa) terhadap mereka. Aku berkata: “Wahai Rasulullah, apakah tidak ada pada waktu itu orang-orang shalih?” Beliau menjawab:”ada”. Aku bertanya lagi: “Apa yang hendak Allah perbuat kepada mereka?” Jawab ia: “Allah akan menimpakan kepada mereka adzab sebagaimana yang ditimpakan kepada orang-orang yang melakukan maksiat, lalu mereka akan mendapat ampunan dan keridhoan dari Robbnya.” (HR. Imam Ahmad, VI/304, Al-Haitsami menyampaikan bahwa hadits ini perawinya terpercaya).
Ma’asyirol muslimin … sidang Jum’at yang berbahagia.
Demikianlah bila suatu kaum sudah bermaksiat dan menen-tang perintah-perintah Allah serta mengkufuri lezat-nikmatNya, maka sungguh Allah akan menurunkan kehinaan dan kebinasaan kepada mereka baik kehinaan di dunia maupun kehinaan di alam baka. Lalu bagaimanakah dengan kita yang hidup di negeri ini, negeri yang banyak di temui di dalamnya kemaksiatan, kemungkaran dan penyelewengan-penyelewengan budpekerti. Adakah kita sudah meng-ingatkan kepada mereka akan siksa Allah yang maha pedih, Allah berfirman di dalam Al-Qur’an. Artinya: ”Dan Allah sudah menciptakan suatu perumpa-maan dengan suatu negeri yang dahulunya aman dan tentram, rizqinya datang kepadanya melimpah ruah dari segala tempat akan namun penduduknya mengingkari akan lezat Allah, karena itu Allah mencicipi terhadap mereka busana kelaparan dan panik disebabkan apa yang mereka perbuat”. (QS. An-Nahl: 112).
Ayat di atas menggambarkan dengan jelas betapa Allah akan membinasakan sebuah negeri yang orangnya berbuat zhalim dan mengingkari lezat-lezat Allah, sehingga Allah menimpakan terhadap mereka siksaNya berupa kelaparan dan ketakutan.
Baca Juga>Khutbah Jumat Pertama dan Kedua: Menghadapi Masa Depan Yang Lebih Baik
>Materi Khutbah Jumat Singkat: Urgensi Shalat
>Khutbah Jumat Berkualitas: Saat Ketenaran Menjadi Tujuan
>Makalah Membangun Bangsa dengan Akhlak
>Materi Khutbah Jumat Singkat: Urgensi Shalat
>Khutbah Jumat Berkualitas: Saat Ketenaran Menjadi Tujuan
>Makalah Membangun Bangsa dengan Akhlak
Bahkan dalam sebuah hadits shohih, Imam Ibnu Majah meriwayatkan bahwa akan ada lima bencana yang mau menimpa umat ini. Dari Abdullah bin Umar bin Khaththab dia berkata: “Aku yakni salah seorang dari sepuluh keluarga muhajirin yang berada di rumah kediaman Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , kemudian dia menghadapkan parasnya kepada kami: ”Wahai kaum Muhajirin!! bergotong-royong ada lima masalah dan aku berlindung kepada Allah biar kalian tidak menemuinya, ia bersabda: Yang artinya:
- Tidaklah muncul perbuatan keji (zina) pada sebuah kaum hingga mereka melakukannya secara terus terperinci kecuali Allah akan menimpakan terhadap mereka wabah dan banyak sekali penyakit (tho’un) yang belum pernah menimpa kepada orang-orang sebelum mereka.
- Tidaklah suatu kaum meminimalkan takaran dan timbangannya pasti mereka akan ditimpa dengan tandusnya tanah, paceklik sepanjang tahun serta berkuasanya penguasa-penguasa yang zhalim.
- Dan tidaklah sebuah kaum enggan mengeluarkan zakat hartanya kecuali Allah akan menimpakan kepada mereka bencana dengan tidak diturunkannya hujan dari atas langit kepada mereka dan kalaulah bukan alasannya adalah hewan ternak pasti Allah akan menahan turunnya hujan selama-lamanya.
- Dan tidaklah suatu kaum mengingkari janji antara mereka dengan Allah dan RasulNya melainkan Allah akan menghadirkan musuh-lawan yang bukan dari kelompok mereka, kemudian merampas sebagian harta yang ada di tangan mereka.
- Dan selama pemimpin-pemimpin mereka tidak berhukum dengan kitabullah dan tidak menentukan yang terbaik dari apa yang Allah turunkan kecuali Allah turunkan kepada mereka kesengsaraan (perpe-cahan) di antara mereka.” (HR. Imam Ibnu Majah, 4019, dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani).
Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at yang berbahagia.
Demikianlah dengan tegas Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mengingatkan di hadapan kaum muhajirin ihwal lima bencana yang akan menimpa umat ini, yang pertama bahwa bila kemaksiatan dan kemungkaran terjadi pada suatu kaum dengan terang-terangan, perjudian yang kian merajalela, pelacuran, prostitusi dan perzinaan serta perkara-kasus perkosaan yang nyaris setiap hari menghiasi halaman surat kabar, maka sungguh Allah akan menimpakan terhadap masyarakatnegeri tersebut tragedi dengan wabah penyakit (tho’un) yang tidak akan pernah ada obatnya dan tidak pernah dialami oleh umat-umat seblumnya. Penyakit Aids yang ditemukan pada penghujung tahun 1980 adalah bukti siksa Allah atas penyimpangan susila yang dilakukan insan. Di dalam Konfrensi AIDS sedunia di Amsterdam, Prof. Dr. J. Man menyampaikan bahwa penyakit Aids dapat menularkan tiga penderita dalam satu menit, dan pada dekade tahun 2000 kedepan diprediksikan penderita Aids meraih 110 juta jiwa, yang memiliki arti satu di antara lima puluh penduduk dunia dinyatakan nyata mengidap menyakit tersebut, sedangkan 65% penderitanya yaitu bawah umur akil balig cukup akal (ABG). Adapun penu-larannya 90% adalah melalui relasi badan di luar nikah, pelacuran dan prostitusi, dan yang sejenisnya.
Selanjutnya yang kedua, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mengingatkan bahwa kalau sebuah kaum telah mengurangi takaran dan timbangannya, niscaya Allah akan menimpakan terhadap kaum tersebut dengan bencana berupa paceklik sepanjang tahun, serta berkuasanya pemimpin-pemimpin yang bengis dan bejat moralnya (diktator), pemimpin-pemimpin yang mau menindas bangsanya sendiri.
Selanjutnya yang ketiga: Tidaklah suatu kaum yang enggan mengeluarkan zakat malnya, baik para petani, pedagang, usahawan dan orang-orang berkewajiban mengeluarkan zakatnya, lalu mereka tidak mengeluarkannya, pasti Allah akan menimpakan kepada mereka siksa dan malapetaka dengan tidak diturunkannya hujan dari langit, dan jikalau sebab tidak ada binatang ternak, niscaya Allah tidak akan menurunkan hujan selama-lamanya, maknanya bahwa Allah lebih mencintai hewan-binatang ternak dibandingkan orang-orang berharta tetapi tidak mengeluarkan zakat hartanya.
Yang keempat: Tidaklah sebuah kaum mengingkari janji antara dirinya dengan Allah dan RasulNya, melainkan Allah akan mendatangkan terhadap mereka lawan-musuh yang bukan dari kalangan mereka, kemudian merampas sebagian harta yang ada pada mereka.
Selanjutnya yang kelima: Bahwa sungguh tidaklah sebuah kaum, dimana pemimpin-pemimpin mereka, imam-imam mereka sudah tidak tunduk dan berhukum dengan Kitabullah Al-Qur’an, maka Allah akan mengadzab mereka dengan kesengsaraan dan perpecahan di antara mereka. Dalam kaitannya berhukum dengan selain aturan Allah (Kitabullah), sesudah iqomatul hujjah hingga kepada mereka.
Sahabat Ibnu Abbas berkata:
مَنْ جَحَدَ مَا أَنْزَلَ اللهُ فَقَدْ كَفَرَ
“Siapa yang menolak apa yang diturunkan oleh Allah, maka sudah kafir”. (Lihat Tafsir Al-Thobari, VI/149).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata:
وَمَتَى تَرَكَ الْعَالِمُ مَا عَلِمَهُ مِنْ كِتَابِ اللهِ وَسُنَّةِ رُسُوْلِهِ وَاتَّبَعَ حُكْمَ الْحَاكِمِ الْمُخَالِفِ لِحُكْمِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ كَانَ مُرْتَدًّا كَافِرًا يَسْتَحِقُّ الْعُقُوْبَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ.
“Dan kapan saja seorang alim meninggalkan apa yang ia pahami dari Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasul-Nya kemudian mengikuti hukum penguasa (pemerintah) yang berlawanan dengan hukum Allah dan RasulNya, maka dia telah murtad dan kafir serta layak baginya menerima siksa di dunia dan di alam baka.” (Majmu’ Fatawa, 35/373).
Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah berkata:
إِنِ اعْتَقَدَ أَنَّ الْحُكْمَ بِمَا أَنْزَلَ اللهُ غَيْرَ وَاجِبٍ وَأَنَّهُ مُخَيَّرٌ فِيْهِ مَعَ تَيَقُّنِهِ أَنَّهُ حُكْمُ اللهِ، هَذَا كُفْرٌ أَكْبَرُ.
Yang artinya: “Jika seseorang berkeyakinan bahwa berhukum dengan aturan Allah ialah tidak wajib, dan meyakini bahwa boleh memilih (antara berhukum dengan aturan Allah ataupun tidak) serta berkeyakinan bahwa yang demikian itu adalah aturan Allah juga, ini yaitu kufur akbar.” (Madarijus Salikin, I/337).
Ma’asyiral Muslimin … Sidang Jum’at yang berbahagia.
Bila kita mencermati lebih dalam bahu-membahu banyak ayat Al-Qur’an yang mengisahkan wacana dibinasakannya umat-umat terdahulu sebagai ibroh (pelajaran) bagi umat yang tiba lalu.
بَارَكَ اللهُ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعِنْي وَإِيَّاكُمْ بِالآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، إِنَّهُ هُوَ الَّسِمْيُع اْلعَلِيْمُ، فَاسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Jumat Terkini dan Aktual Khutbah Kedua:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمِّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah
Pada khutbah yang kedua ini, khotib mewasiatkan kepada para jama’ah sekalian untuk senantiasa bermuhasabah kepada segala amal ibadah yang sudah kita kerjakan berikutnya untuk menutup khutbah Jum’at pada siang hari ini, marilah kita berdoa kepada Allah semoga dijauhkan dari segala melapetaka yang akan menimpa kita sekalian.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. أَقِيْمُوا الصَّلاَةَ