Dukun & santet kembali mengemuka gres-gres ini. Khususnya sehabis munculnya planning pameran santet. Karenanya khutbah Jumat Februari 2021 ini mengambil tema Bahaya Dukun & Perdukunan.
Daftar Isi
Khutbah Pertama
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِىَ لَهُ
. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ
نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا
وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ
اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا
سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ
يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Jamaah Jum’at yg dirahmati Allah,
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Demikian banyak lezat-Nya yg kita rasa. Bahkan di tengah keterbatasan pandemi & resesi, lezat Allah tetap tak terhitung jumlahnya.
Shalawat serta salam atas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau pola terbaik yg menjelaskan jalan terbaik dlm kehidupan. Beliau pemimpin terbaik yg selalu mengharapkan keamanan untuk umatnya.
Jamaah Jum’at rahimakumullah,
Di tengah suasana sukar mirip pandemi & resesi, perdukunan kembali ramai bahkan akan dibentuk festivalnya. Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam sudah mengingatkan ancaman perdukunan ini. Bahkan, sekedar mengunjungi mereka dgn menanyakan sesuatu, bisa membuat shalat kita selama 40 hari sia-sia alias tak diterima.
Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
Barangsiapa mengunjungi peramal kemudian menanyakan kepadanya wacana suatu kasus, maka tak diterima shalatnya selama empat puluh hari. (HR. Muslim)
Jika mendatangi dukun atau peramal lalu mempercayai apa yg mereka ucapkan, apa yg mereka ramal, maka bahayanya lebih besar lagi. Hal itu dapat bikin kita terjatuh pada kekufuran.
مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
Barangsiapa mendatangi dukun atau peramal & mempercayai apa yg diucapkannya, maka bekerjsama ia telah kafir dgn apa yg diturunkan pada Muhammad. (HR. Ahmad. Hadits senada diriwayatkan pula oleh Abu Dawud)
Bagaimana penjelasannya seseorang yg mengunjungi dukun atau peramal & mempercayai ucapannya bisa jatuh menjadi kafir?
Sebab orang datang pada mereka lazimnya dgn tujuan mencari proteksi, keamanan, menanyakan masa depan & hal-hal ghaib yang lain, yg kesemuanya itu seharusnya cuma ditujukan pada Allah. Hanya Allah yg Maha Melindungi. Hanya Allah pemilik keamanan. Hanya Allah yg menentukan & menjami rezeki seseorang. Hanya Allah yg Mengetahui masa depan & apa yg terjadi.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَسْبُكَ اللَّهُ وَمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
Hai Nabi, cukulah Allah (menjadi Pelindung) bagimu & bagi orang-orang mukmin yg mengikutimu. (QS. Al Anfal: 64)
Apa yg dilaksanakan oleh manusia di zaman terbaru ini dgn mengunjungi dukun & meminta pertolongan gaib kepadanya, tak ubahnya seperti orang-orang kafir di zaman jahiliyah yg menggantungkan dirinya pada berhala, atau meminta bantuan pada para dukun yg kemudian dukun-dukun itu berafiliasi dgn jin & berhala. Padahal mereka mengakui bahwa pencipta alam semesta ini yakni Allah. Lalu kenapa mereka tak memurnikan ibadah pada Allah & hanya meminta pada Allah?
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلْ أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللَّهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ
Dan sungguh jikalau ananda bertanya pada mereka: “siapakah yg menciptakan langit & bumi?”, pasti mereka menjawab: “Allah”. Katakanlah: “Maka terangkanlah kepadaku perihal apa yg ananda seru selain Allah, kalau Allah hendak menghadirkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu mampu menetralisir kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka mampu menahan rahmat-Nya?” Katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku.” Kepada-Nyalah bertawakallah orang-orang yg berserah diri. (QS. Az Zumar: 38)
Jamaah Jum’at hafidhakumullah,
Fenomena perdukunan di kurun modern ini kian kompleks & kadang-kadang dibungkus dgn berbagai kemasan & perumpamaan yg membohongi. Istilah dukun banyak diganti dgn “orangtua”, “sesepuh”, “orang arif”, bahkan “guru spiritual.”
Jika dulu dukun identik dgn dupa & kemenyan, penduduknya berambut panjang, busuk tak sedap karena jarang mandi, pakaian serba hitam jarang dicuci, ketika ini dukun bisa tampil dgn busana rapi, parlente, & bergaya kece.
Namun hakikatnya sama. Mereka mengaku mempunyai kekuatan mistik atau ilmu gaib yg diklaim bisa menyelesaikan permasalahan orang yg meminta tolong kepadanya. Umumnya akan diikuti dgn ritual atau persyaratan yg tak ilmiah & tak mempunyai dalil, walaupun sang dukun berusaha memberi label praktiknya dgn identitas Islami.
Sedangkan alat-alat yg dipakai sebagai sarana, kalau dulu ada jimat, dikala ini kerap disamarkan dlm bentuk gelang, cincin, kalung & aneka macam komplemen yg indah. Namun hakikatnya pula sama. Benda-benda itu diklaim sebagai penangkal sesuatu, atau mendatangkan kekuatan tertentu. Sehingga sang pemakai akan tergantung kepadanya, takut jikalau berpisah atau kehilangan benda itu.
Dulu di zaman Rasulullah pula ada praktik serupa. Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan kesaksiannya perihal bagaimana sikap Rasulullah terhadap jimat-jimat semacam itu.
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- أَبْصَرَ عَلَى عَضُدِ رَجُلٍ حَلْقَةً أُرَاهُ قَالَ مِنْ صُفْرٍ فَقَالَ وَيْحَكَ مَا هَذِهِ . قَالَ مِنَ الْوَاهِنَةِ قَالَ أَمَا إِنَّهَا لاَ تَزِيدُكَ إِلاَّ وَهْناً انْبِذْهَا عَنْكَ فَإِنَّكَ لَوْ مِتَّ وَهِىَ عَلَيْكَ مَا أَفْلَحْتَ أَبَداً
Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyaksikan seorang pria menggunakan gelang kuningan di tangannya, maka beliau bertanya, “Apakah ini?” Orang itu menjawab, “penangkal sakit.” Nabi pun bersabda, “Lepaskanlah itu, karena ia cuma akan memperbesar kekurangan pada dirimu; alasannya adalah jika ananda mati & gelang itu masih ada pada tubuhmu, maka kamu-sekalian tak akan mujur selama-lamanya.” (HR. Ahmad)
Dalam hadits yg pula dimasukkan Imam Ahmad dlm Musnad, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:
مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيمَةً فَلاَ أَتَمَّ اللَّهُ لَهُ وَمَنْ تَعَلَّقَ وَدَعَةً فَلاَ وَدَعَ اللَّهُ لَهُ
Barangsiapa menggantungkan tamimah, gampang-mudahan Allah tak mengabulkan keinginannya. Dan barangsiapa menggantungkan wada’ah, gampang-mudahan Allah tak memberi ketenangan padanya. (HR. Ahmad)
Tamimah yaitu sesuatu yg digantungkan di leher bawah umur selaku penangkal penyakit & pengaruh jahat orang yg dengki & sebagainya. Sedangkan wada’ah yakni sesuatu yg diambil dr bahari semisal kerang yg digunakan selaku jimat.
Dari hadits Nabi tersebut kita mendapatkan penjelasan kenapa banyak orang yg mempunyai & memakai jimat justru ia dilanda gundah & menderita hidupnya, tak lain lantaran jimat-jimat dr dukun itu hanya menambah kesesatan. Ia tak memiliki kekuatan lantaran kekuatan hanya milik Allah, malah ia bikin hati takut & menghadirkan laknat Allah.
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Praktik perdukunan semacam itu, pula memakai jimat-jimat mirip itu, membuat hati bergantung pada dukun & jimat. Tidak lagi mau beribadah pada Allah & berdoa kepadaNya, tetapi mengandalkan dukun & jimat sebagai penyelesai masalah & jalan pintas menuju keberhasilan. Meskipun mengaku selaku Muslim, pada hakikatnya kemusyrikan telah merasuk pada jiwanya, persis seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ
Dan sebagian besar dr mereka tak beriman pada Allah, melainkan dlm kondisi menyekutukan Allah. (QS. Yusuf: 106)
Betapa bahayanya syirik ini ditegaskan Allah dua kali dlm surat yg sama. Bahwa Allah tak akan mengampuni dosa syirik, sementara dosa-dosa yg lain masih menerima potensi ampunan.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tak akan mengampuni dosa syirik, & ia mengampuni dosa selain dr (syirik) itu bagi siapa yg dikehendaki-Nya. Barangsiapa mepersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yg besar. (QS. An Nisa: 48)
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Sesungguhnya Allah tak akan mengampuni dosa syirik, & ia mengampuni dosa selain dr (syirik) itu bagi siapa yg diharapkan-Nya. Barangsiapa mepersekutukan Allah, maka sungguh ia telah kesasar sejauh-jauhnya. (QS. An Nisa’: 116)
أَقُوْلُ قَوْلِ هَذَا وَاسْتَغْفِرُوْاللَّهَ الْعَظِيْمِ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Baca juga: Ayat Kursi
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ
عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا
اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ
نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Jamaah Jum’at hafidhakumullah,
Tidak ada dosa yg lebih besar dibandingkan dengan syirik. Maka perdukunan mesti kita jauhi semenjak saat ini lantaran ia sungguh bersahabat dgn kesyirikan itu. Jika dlm surat An Nisa’ dua kali Allah menegaskan dosa syirik tak diampuni, yg artinya seseorang yg meninggal dlm kondisi syirik tak akan menerima ampunan, maka konsekuensi logis selanjutnya yaitu ia tentu akan masuk neraka.
مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
Sesungguhnya orang yg mempersekutukan Allah, maka tentu Allah mengharamkan kepadanya nirwana & tempatnya ialah neraka. Tiada penolong bagi orang-orang yg zalim. (QS. Al Ma’idah : 72)
Di selesai khutbah kedua ini marilah kita berdoa pada Allah mudah-mudahan Allah mengampuni kita atas segala dosa & kesalahan. Juga memberkahi bangsa kita, menolong seluruh kaum muslimin. Dan mengakibatkan kita selaku hebat surga.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ . رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ . رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
< Khutbah Lainnya | Download versi PDF > |
Khutbah Jumat 2022 | Telegram Wargamasyarakat |