Ketika Gairah “Cinta” Menurun

Dalam kehidupan suami istri, khususnya yg masih muda, “bercinta” yakni keniscayaan. Hanya saja, ka&g suami istri mengalami kegairahan yg bagus, & ka&g-ka&g menurun. Jika terjadi sesekali, penurunan itu bergotong-royong masuk akal. Jika terjadi saat usia kian renta, penurunan juga wajar, bahkan pasti terjadi secara setahap demi setahap.

Namun, jika penurunan gairah itu terjadi pada istri di “usia produktif” & waktunya memasuki hitungan pekan, maka perlu secepatnya diatasi. Diantaranya dgn hal-hal berikut ini:

Olah raga (senam)

Seringkali, menurunnya gairah seorang istri disebabkan oleh kurangnya olah raga. Istri dgn segala jenis aktifitasnya, membuat energinya terkuras & fisiknya letih. Ketika fisik lelah, tubuh terasa kaku, seseorang condong akan menurun stamina & keenerjikannya. Jika ada waktu, umumnya akan lebih memilih istirahat ketimbang beraktifitas.

Ada juga istri yg aktifitas fisiknya tak terlalu banyak. Misalnya dari keluarga yg didukung beberapa pembantu. Mungkin istri melakukan pekerjaan di luar rumah, atau beraktifitas di rumah & bersosial. Kendati demikian, dikala olah raga kurang, tubuh pun cenderung malas & kehilangan kebugaran, termasuk gairah “bercinta.”

Solusinya adalah berolah raga secara terencana. Selain berolahraga sendiri, para istri juga mampu bergabung dgn program senan khusus untuk perempuan. Sehingga fisiknya sehat, segar, bugar & enerjik. Saat kondisi fisik sehat, segar, bugar & energik, gairah tersebut relatif lebih terjaga.

Makanan

Ada kalanya, menurunnya gairah tersebut disebabkan oleh aspek makanan. Makan yg tak dijaga, over, selain mampu mendatangkan ancaman obesitas & banyak sekali penyakit, juga mampu berpengaruh pada menurunnya gairah. Untuk itu, para istri perlu mempertahankan masakan & pola makannya. Selain gairahnya tersadar, bentuk tubuhnya juga mampu dijaga.

  Kumpulan Puisi Kesedihan Tentang Hati yang Terluka Karena Cinta

Dalam hal makanan, bergotong-royong banyak makanan alami yg berfungsi meningkatkan gairah ini. Bahkan, ilmuwan Islam sejak dahulu telah berhasil mendapatkan masakan-masakan alami tersebut. Misalnya bapak kedokteran Muslim, Ibnu Sina. Beliau sudah menginventarisir jenis-jenis makanan yg mampu memajukan gairah. Sebagiannya mampu dibaca di postingan Makanan Penambah Gairah “Resep” Ibnu Sina.

Psikologis

Masalah psikologis juga mampu menjadi penyebab turunnya gairah “bercinta”. Wanita karir yg pekerjaannya rumit, menyedot fokus, atau se&g dikejar-kejar deadline, lazimnya akan mengalami penurunan gairah. Pun istri yg se&g “banyak anggapan” atau dirundung dilema, juga relatif mengalami penurunan gairah yg sama.

Solusinya adalah mengelola kondisi psikologis biar tetap hening & tak frustasi. Jika depresi mengakibatkan gairan menurun, sebaliknya ketenangan menyebabkan gairah itu kembali stabil.

Sesungguhnya, bagi para muslimah, mendapatkan ketenangan bukanlah hal yg merepotkan. Sebab, Al Qur’an sudah menjamin bahwa orang-orang beriman yg berzikir kepada Allah, hatinya akan menjadi damai. Jadi tak butuhkita jauh-jauh mencari ketenangan, sibuk-sibuk mencari penyelesaian kedamaian. Datanglah saja kepada Allah. Dengan dzikir, doa, membaca Al Qur’an. Yakinilah bahwa takdir Allah ialah yg terbaik, segala masalah dlm genggaman Allah, & terhadap apa yg telah diusahakan dgn sebatas kemampuan kita bertawakkal. Serahkan semuanya terhadap Allah, niscaya jiwa yg hening akan hadir dgn sendirinya. Insya Allah.

Faktor Suami

Ada pula istri yg mengalami penurunan gairah disebabkan oleh suami yg –mungkin akhir-akhir ini- tampil berserakan, tak acuh pada dirinya sendiri, & sebagainya. Untuk aspek ini, sebaiknya istri berkomunikasi dgn suami. Dekati suami, ambil momentum yg tepat dlm situasi santai & ajaklah bicara.

Pada akhirnya, hal yg perlu disadari oleh setiap muslimah yakni, “bercinta” bukan sekedar menyggupi permintaan biologis. Di dlm Islam, hal itu dinilai selaku ibadah bahkan disebut sedekah. Maka dlm setiap ibadah, kerjakan yg terbaik. Innallaaha katabal ihsaan ‘alaa kulli syai’. Sehingga istri bahagia, suami senang, keluarga makin sakinah mawaddah & rahmah, serta yg paling penting, Allah ridha & memberkahi. [Tim Redaksi Webmuslimah.com]

  Jenis Insan Purba Yang Disebut Dengan Homo Neanderthalensis Didapatkan Pada Tahun