Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menyebutkan generasi terbaik yakni generasi beliau, kemudian generasi sesudahnya, & generasi sesudahnya lagi. Lalu sesudah itu ia menyebutkan suatu zaman yg dipenuhi keburukan. Salah satu tandanya yakni banyak orang kegemukan.
Beliau bersabda:
خَيْرُكُمْ قَرْنِى ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ . قَالَ عِمْرَانُ لاَ أَدْرِى أَذَكَرَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – بَعْدُ قَرْنَيْنِ أَوْ ثَلاَثَةً . قَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِنَّ بَعْدَكُمْ قَوْمًا يَخُونُونَ وَلاَ يُؤْتَمَنُونَ ، وَيَشْهَدُونَ ، وَلاَ يُسْتَشْهَدُونَ وَيَنْذِرُونَ وَلاَ يَفُونَ ، وَيَظْهَرُ فِيهِمُ السِّمَنُ
“Umat terbaik di antara kalian yaitu pada generasiku ini, kemudian generasi sesudahnya, lalu generasi sesudahnya lagi.” Imran (Imran bin Hushain, sobat yg meriwayatkan hadits ini) mengatakan, gue tak ingat apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan dua generasi setelahnya atau tiga generasi. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melanjutkan sabdanya: “Sesungguhnya sesudah generasi kalian nanti akan timbul suatu kaum yg berkhianat & tak dapat diandalkan, mereka memberi kesaksian tetapi tak dapat dipertanggungjawabkan kesaksiannya, mereka bernadzar namun mengingkarinya, & pada zaman itu banyak orang yg mengalami kegemukan” (HR. Al Bukhari)
Dalam hadits ini cuma disebutkan bahwa pada zaman tersebut banyak orang mengalami kegemukan. Tidak dengan-cara tegas dikatakan bahwa kegemukan itu buruk sebagaimana jeleknya khianat, kesaksian artifisial & mengingkari nadzar.
Namun yg perlu kita renungkan, setiap yg berlebih-lebihan merupakan hal yg tak baik. Gemuk itu baik, namun kalau sudah kegemukan, menjadi tak baik. Setidaknya dr segi kesehatan.
Di zaman sahabat pula ada orang yg kegemukan, tetapi jumlahnya tak banyak. Salah satunya pernah berjumpa dgn Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu.
“Mengapa perutmu besar seperti ini?”, tanya Umar bin Khattab di saat berpapasan dengannya di suatu jalan.
“Ini adalah karunia dr Allah,” jawab orang itu.
“Ini bukan barakah, namun azab dr Allah!” tegas Umar, “Hai sekalian insan, hindarilah perut yg besar. Sebab itu menciptakan kalian malas menunaikan shalat, merusak organ badan & menimbulkan banyak penyakit. Makanlah secukupnya. Agar kalian semangat menunaikan shalat, terhindar dr sifat boros, & lebih ulet beribadah pada Allah.”
Imam Syafi’i menunjukkan nasehatnya wacana kegemukan, “Sama sekali tak akan mujur orang yg gemuk, kecuali Muhammad bin Hasan Asy-Syaibany.”
Lalu ada yg bertanya, “Mengapa demikian wahai Imam?”
“Karena seorang yg akil tak lepas dr dua hal; sibuk mempertimbangkan persoalan akhiratnya atau urusan dunianya, sedangkan kegemukan tak terjadi kalau banyak pikiran. Jika seseorang tak menimbang-nimbang akhiratnya atau dunianya memiliki arti ia sama saja dgn hewan.”
Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/wargamasyarakat]