Ketika Abu Bakar Nonjok Orang yang Ganggu Rasulullah

Persahabatan yaitu sebuah keniscayaan. Ada alasannya adalah saling memerlukan dlm keadaan lara maupun suka, dibingkai saling ingat mengingatkan dlm kebaikan. Bagaimana kah prototype persahabatan yg mampu dijadikan cermin & bikin iri?

Para ulama berkata bahwa Abu Bakar mendampingi Rasulullah semenjak ia masuk Islam sampai meninggal. Ia tak pernah berpisah dgn ia, baik saat bepergian maupun dikala menetap, kecuali dlm situasi yg Rasulullah mengizinkannya meninggalkannya, contohnya untuk melaksanakan haji atau berperang. Abu Bakar mengikuti semua perang Rasulullah, pula berhijrah bersama Rasulullah & ikut bersembunyi di dlm gua sebagaimana difirmankan Allah:

Sedangkan ia ialah seorang dr dua orang tatkala keduanya berada di dlm gua, pada waktu itu ia berkata pada temannya; janganlah ananda berduka cita, bahwasanya Allah bareng kita. (QS. At-Taubah: 40).

Ia senantiasa menolong Rasulullah dlm setiap kondisi. Ia memiliki rekam jejak yg panjang & berkesan pada banyak sekali kejadian. Dalam perang Uhud & Hunain ia tetap teguh bergeming tatkala para teman dekat lainnya lari bercerai berai.

Ibnu Asakir meriwayatkan dr Abu Hurairah, katanya, “Para malaikat saling memberi kabar gembira pada waktu perang Badar. Mereka berkata: ‘Tidakkah kalian lihat Ash-Siddiq bareng Rasulullah di kemah kawasan berteduh?’”

Abu Ya’la, al-Hakim & Ahmad meriwayatkan dr Ali bahwa ia berkata, “Rasulullah berkata kepadaku & Abu Bakar sewaktu perang Badar; ‘Jibril bareng satu orang & Mikail bersama yg lain’.”

Heroisme Abu Bakar

Al-Bazzar meriwayatkan dlm musnadnya dr Ali, ia berkata, “Beritahukan kepadaku siapa yg paling berani?”

Mereka menjawab, “Tidak ada kecuali kamu-sekalian sendiri.”

  Hasan, Khalifah Kelima dan Tokoh Perdamaian Kaum Muslimin (Bagian 3)

Ali berkata, “Adapun saya, setiap kali bertarung, gue sangat hati-hati. Beritahukan kepadaku siapa yg paling pemberani?”

Mereka menjawab, “Kami tak tahu, memangnya siapa ia?”

Ali menjawab, “Ia yakni Abu Bakar. Sesungguhnya tatkala Perang Badar, kami mendirikan suatu tenda bagi Rasulullah lalu mengajukan pertanyaan; ‘Siapa yg bersedia mendampingi Rasulullah supaya tak ada yg bisa mendekati beliau?’ Demi Allah, saat itu tak satupun dr kami yg maju, kecuali Abu Bakar. Ia siap dgn pedang terhunus di atas kepala Rasulullah. Tidak ada satu lawan pun yg mendekati Rasulullah kecuali Abu Bakar menghalaunya. Kaprikornus ia lah orang paling pemberani.”

Ali berkata, “Aku melihat Rasulullah diganggu oleh orang-orang Quraisy. Ada yg menghalangi dia, ada pula yg menggoncang-goncangkan dia di kawasan duduknya. Mereka berkata: ‘Engkaulah yg mengakibatkan Tuhan yg banyak itu menjadi satu Tuhan saja?’ Demi Allah, tak satupun ada yg membela Rasulullah, kecuali Abu Bakar. Ia menonjok satu dr mereka lalu dgn cepat menyibakkan kerumunan seraya menghardik: ‘Celakalah kalian semua! Apakah kalian akan membunuh orang yg berkata ‘Tuhanku ialah Allah?!’”

Kemudian Ali mengangkat selendang yg dipakainya. Air mata bercucuran hingga membasahi jenggotnya. Katanya, “Semoga Allah selalu menjadikan kalian sehat & semangat. Apakah seorang mukmin pada zaman Firaun yg lebih baik atau Abu Bakar yg lebih baik?”

Semua orang hanya membisu. [Paramuda/Wargamasyarakat]