Kerajaan Ternate – Kesultanan Ternate berdiri semenjak abad ke-13 Masehi, Di mana letak Kerajaan ternate? kerajaan terletak di Maluku Utara. Kesultanan Ternate merupakan kerajaan Islam tertua yg ada di Maluku.
Pada tahun 1257 tepatnya pada ketika diresmikan oleh Momole Ciko yg mempunyai gelar Bahan Mashur Malamo kesultanan bukan kerajaan uang bercorak Islam. Tetapi pada abad ke-15 Masehi agama Islam masuk ke Maluku & Raja Ternate pertama yg memeluk agama Islam merupakan Kolano Marhum (1466-1468).
Lalu bagaimana kisah sejarah dr masa kejayaan, masa runtuhnya kerajaan hingga dgn peninggalan kerajaan? Simak penjelasan berikut ini!
Daftar Isi Artikel
Sejarah Kerajaan Ternate
Kerajaan Gapi atau yg lebih dikenal dgn Kesultanan Ternate berdiri pada tahun 1257 oleh Baab Mashur Malamo. Kesultanan Ternate merupakan salah satu kerajaan Islam tertua yg ada di Nusantara.
Kesultanan Ternate terdiri dr wilayah Maluku, Sulawesi Utara, timur, & tengah. Kemudian bagian selatan kepulauan Filipina hingga Kepulauan Marshall di Pasifik. Masuknya agama Islam dibantu dgn kegiatan yakni jual beli.
Islam mulai menyebar dr wilayah Malaka & pula Jawa pada abad ke-15. Sehingga di wilayah Maluku disebut dgn Kue Raha (Maluku Empat Raja) nama tersebut dikarenakan di Maluku sendiri terdapat 4 kerajaan Islam.
Kerajaan tersebut meliputi Kesultanan Ternate dibawah kepemimpinan Sultan Zainal Abidin (1480-1500), Kesultanan Tidore di bawah kepemimpinan Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo dibawah kepemimpinan Sultan Sarajati & yg terakhir yakni Kesultanan Bacan dibawah kepemimpinan Sultan Kaicil Buko.
Kedua kerajaan (Ternate & Tidore) yg terletak di sebelah Pulau Halmahera (Maluku Utara) dulunya adalah kerajaan yg bekerjasama untuk menghadapi kekuatan-kekuatan asing yg ingin mencoba untuk menguasai Maluku.
Tetapi perkembangan yg selanjutnya, kedua kerajaan tersebut berkompetisi untuk merebutkan Hegemoni Politik yg ada di kawasan Maluku.
Kedua kerajaan tersebut pula penghasil rempah-rempah yakni pala & cengkeh. Sehingga dikenal menjadi pusat perdagangan rempah-rempah.
Kesultanan Ternate menguasai wilayah sebagian besar yakni Maluku, Gorontalo, & Banggai yg ada di Sulawesi bahkan sampai Flores & Mindanao. Sedangkan Kesultanan Tidore berkuasa di wilayah Maluku yg berada di kepingan Timur & pula pantai-pantai Irian (Papua).
Masa Kejayaan Kerajaan Ternate
Kerajaan Ternate meraih puncak kejayaannya pada masa kepemimpinan Sultan Baabullah. Pada ketika itu Sultan Baabullah berhasil menyingkirkan kekuasaan dr orang Portugis & pula Maluku Utara.
Keberhasilan yang lain yg dijalankan oleh Sultan Baabullah yakni berhasil meluaskan wilayah kekuasaannya hingga ke wilayah Mindanao yakni yg berada di sebelah Utara & disebelah selatan Hitu (Ambon).
Ternate memiliki kekuasaan sebanyak 72 pulau besar & pula kecil. Kesultanan Ternate pula mencapai kejayaan & bidang jual beli rempah-rempah & pula kekuatan militernya pada kurun ke-13 hingga kurun ke-19
Masa Runtuhnya Kerajaan Ternate
Runtuhnya Kerajaan Ternate disebabkan adanya memecah-belah yg dijalankan oleh bangsa gila, yakni Portugis & Spanyol. Bangsa asing tersebut berusaha untuk memonopoli daerah yg merupakan penghasil rempah-rempah.
Hal tersebut dikenali oleh Sultan Ternate & pula Sultan Tidore sehingga mereka bersatu untuk mengusir Portugis & pula Spanyol. Hal tersebut berhasil dikerjakan, sehingga Portugis & Spanyol meninggalkan Kepulauan Maluku.
Tidak usang dr kejadian tersebut, Belanda membentuk VOC dgn tujuan untuk menguasai perdagangan rempah-rempah yg ada di Maluku. Belanda menyusun taktik & cara kerja yg rapi cara kerja yg rapi & terkontrol, sehingga mereka berhasil menaklukan Kesultanan Ternate.
Kehidupan Kerajaan Ternate
Kehidupan yg ada pada masyarakat Kesultanan Ternate dibagi menjadi 3 aspek yakni, Aspek Politik, Aspek Ekonomi & Aspek Sosial & Budaya. Berikut ini merupakan klarifikasi dr masing-masing aspek yg ada!
-
Kehidupan Politik Kerajaan Ternate
Kerajaan Ternate merupakan pemimpin Uli Lima. Uli Lima adalah persekutuan lima bersaudara. Sedangkan Uli Siwa memiliki arti komplotan sembilan bersaudara.
Pada saat itu Portugis lebih memihak & pula menolong Ternate, karena mereka berasumsi bahwa Ternate jauh lebih kuat. Sedangkan Spanyol lebih memilih kerajaan Tidore.
Hal tersebut menyebabkan pertempuran antara 2 bangsa kulit, peperangan tersebut menyebabkan Paus turun tangan & membuat kesepakatanSaragosa.
Perjanjian tersebut berisi bahwa bangsa Spanyol harus bersedia meninggalkan Maluku yg kemudian pindah ke Filipina. Sedangkan untuk Portugis sendiri tetap berada di Maluku.
Pada saat itu Portugis mendirikan benteng yg diberi nama Benteng Santo Paulo. Tetapi tindakan tersebut mendapat kebencian dr rakyat & pula pejabat dr kerajaan Ternate sendiri. Sehingga pada dikala itu Sultan Hairun dengan-cara pribadi menentang politik monopoli yg dilakukan oleh bangsa portugis.
Sedangkan pada masa Sultan Baabullah yg merupakan putra dr Sultan Hairun menentukan untuk bangun & menengang Portugis. Sehingga Portugis sukses dikalahkan & meninggalkan benteng pada tahun 1575 Masehi.
-
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Ternate
Pertanian & jual beli merupakan mata pencaharian utama dr Masyarakat Maluku. Hal ini didukung oleh tanah yg ada di Maluku subur & dipenuhi dgn hutan rimbah, sehingga cengkih & pala banyak di wilayah tersebut.
Rempah-rempah yg paling sangat di butuhkan untuk obat-obatan ialah cengkih & pula Pala. Sehingga rempah-rempah menjadi materi yg mesti tersedia utamanya di kawasan masbodoh mirip Eropa. Hasil tersebutlah yg menciptakan rakyat Maluku maju dengan-cara pesat.
Karena pertumbuhan jual beli dengan-cara pesat, hal ini menyebabkan terbentuknya suatu komplotan. Tetapi tak hanya pertanian & jual beli, namun mata pencaharian pula mendukung meningkatnya perekonomian dr Masyarakat.
-
Kehidupan Sosial & Budaya Kerajaan Ternate
Portugis datang ke wilayah Ternate dgn tujuan untuk menjalin jual beli & pula mendapatkan rempah rempah, bukan hanya itu Portugis pula bermaksud untuk menyebarkan agama Katolik. Sehingga pada tahun 1534 agama Kristen sukses menguasai Halmahera, Ternate, & pula Ambon.
Portugis sukses memancing perselisihan dr para pemeluk agama. Hal ini dikarenakan sebagian dr penduduk Ternate merupakan pemeluk agama Islam. Hal ini menjadikan Portugis seperti menguasai bidang pemerintahan yg ada.
Hal tersebut tak berhenti, pada saat Belanda masuk ke wilayah Maluku. Pemeluk agama Nasrani mesti pindah menjadi agama Protestan. Hal tersebut menimbulkan dilema sosial yg sangat besar & masyarakat menjadi kian depresi.
Di bawah kepemimpinan Sultan Ternate, penduduk mengibarkan perang biasa . Tetapi hal tersebut dapat diatasi oleh kompeni Belanda. Sehingga masyarakat tak mampu menentang & hidup dgn memprihatinkan pada zaman Kompeni Belanda.
Untuk kehidupan Budaya sendiri. Rakyat Maluku didominasi oleh aktivitasnya perekonomian. Tidak terlalu banyak budaya yg dihasilkan oleh Masyarakat Maluku.
Raja Kerajaan Ternate
Siapa raja kerajaan ternate? Kerajaan Ternate pula dipimpin oleh beberapa raja, baik itu disaat sebelum memeluk agama Islam atau sehabis memeluk agama Islam.
Daftar Raja Masa Pra-Islam
- (1257 – 1277) : Ciko atau Baab Mashur Malamo
- (1277 – 1284) : Poit atau Kaicil Yamin
- (1284 – 1298) : Siale atau Kaicil Kamalu
- (1298 – 1304) : Kalabatta atau Kaicil Bakuku
- (1304 – 1317) : Komala atau Ngara Malamo
- (1317 – 1322) : Patsyaranga Malamo
- (1322 – 1331) : Sida Arif Malamo
- (1331 – 1332) : Paji Malamo
- (1332 – 1343) : Shah Alam
- (1343 – 1347) : Tuhu Malamo
- (1347 – 1350) : Boheyat atau Kaicil Kie Mabiji
- (1357 – 1357) : Ngolo Mahacaya
- (1357 – 1359) : Momole
- (1359 – 1372) : Gapi Malamo
- (1372 – 1377) : Gapi Baguna I
- (1377 – 1432) : Kumala Putu
- (1432 – 1405) : Gapi Baguna II
Daftar Raja Masa Islam
- (1466 – 1468) : Kolano Marhum
- (1486 – 1500) : Sultan Zainal Abidin
- (1500 – 1522) : Sultan Bayan Sirullah
- (1522 – 1529) : Sultan Deyalo
- (1529 – 1532) : Sultan Boheyat
- (1532 – 1535) : Sultan Tabariji
- (1535 – 1570) : Sultan Khairun Jamil
- (1570 – 1583) : Sultan Babullah
- (1583 – 1606) : Sultan Saidi Saifuddin
- (1606 – 1610) : Sultan Hidayat
- (1610 – 1627) : Sultan Mudaffar
- (1627 – 1648) : Sultan Hamzah
- (1648 – 1672) : Sultan Mandar Syah
- (1672 – 1690): Sultan Sibori
- (1690 – 1692) : Kekuasaan Ternate dijalankan para Bobato
- (1692 – 1714) : Kaicil Toloko
- (1714 – 1751) : Kaicil Raja Laut
- (1751 – 1754) : Oud Hoorn
- (1754 – 1777) : Sahmardan
- (1777 – 1796) : Arunsah
- (1796 – 1801) : Sarka atau Sarkan
- (1801 – 1807) : Muhammad Yasin
- (1807 – 1823) : Sarmole van der Parra
- (1823 – 1861) : Muhammad Zain
- (1861 – 1876) : Muhammad Arsyad
- (1876 – 1900) : Ayanhar II
- (1900 – 1902) : Haji Muhammad Ilham
- (1902 – 1914) : Haji Muhammad Usman
- (1914 – 1927): Kekuasaan Kesultanan Ternate lowong
- (1929 – 1975) : Iskandar Muhammad Jabir Syah
- (1975 – 2015) : Haji Mudaffar Syah (Mudaffar Syah II)
Peninggalan Kerajaan Ternate
Kesultanan Ternate pula meninggalkan beberapa bukti peninggalan-peninggalan yg ada.
Peninggalan-peninggalan:
- Istana Sultan Ternate
- Benteng Kerajaan Ternate
- Masjid yg berada di Ternate
Penutup
Demikian klarifikasi tentang Kesultanan Ternate, pembahasan yg dimulai dr sejarah, masa kejayaan & masa runtuhnya kerajaan, kisah tentang kehidupan penduduk yg ada pada saat itu, silsilah raja & pula peninggalan dr kerajaan Ternate.
Semoga artikel ini bisa berguna & mampu menyertakan wawasan buat kalian semua terutama pada bidang sejarah, lantaran sejarah bukan untuk dilupakan, namun sejarah untuk dijaga & dirawat!
Kerajaan Ternate
Sumber Referensi
@https://www.gurupendidikan.com/kerajaan-ternate-dan-tidore/
@https://tirto.id/sejarah-runtuhnya-kerajaan-ternate-dan-silsilah-raja-atau-sultan-gaJ2
@https://kelasips.com/kerajaan-ternate/