Kerajaan Cirebon – Artikel kali ini kita akan berguru ihwal Kerajaan Cirebon. Pasti tidaklah abnormal bagi kita ihwal Kerajaan yg bercorak Islam di Indonesia ini.
Tapi, tak lengkap rasanya jika kita tak mengenal lebih jauh & lebih lengkap bagaimana sejarah Kerajaan Cirebon yg pernah berdiri di tanah Jawa Barat ini. Oleh karena itu, yuk simak uraian di bawah ini!
Daftar Isi Artikel
Kerajaan Cirebon
Kerajaan Cirebon merupakan kerajaan yg bercorak Islam di Pulau Jawa yg berdiri semenjak kurun ke-15 hingga kala ke-17.
Di mana letak Kerajaan Cirebon? Kerajaan Cirebon terletak di pantai Utara Jawa, di antara perbatasan Jawa Tengah dgn Jawa Barat. Dengan didukung letak yg strategis, mengakibatkan Cirebon menjadi pangkalan penting dlm jalur jual beli & pelayaran.
Sejarah Kerajaan Cirebon
Kerajaan Cirebon merupakan salah satu kerajaan Islam yg memperlihatkan efek sosial budaya & ekonomi bagi Indonesia pada zamannya. Semua itu tidaklah lepas dr bagaimana sejarah yg berhubungan erat dgn berdirinya kerajaan ini, masa kejayaan Cirebon, hingga diharuskan mengalami kemunduran. Semua itu terangkum pada klarifikasi di bawah ini.
Berdirinya Kerajaan Cirebon
Pendiri Kerajaan Cirebon ialah Raden Walangsungsang atau diketahui dgn nama lain Pangeran Cakrabuana, yg merupakan putra dr Prabu Siliwangi dr Kerajaan Pajajaran.
Dahulu, Cirebon diketahui cuma suatu dukuh kecil yg dibangun oleh Ki Gede Tapa. Karena didukung dgn lokasinya yg strategis, wilayahnya pun menjelma kota besar di pesisir utara Jawa. Hal ini diceritakan pada Babad Tanah Sunda & Carita Purwaka Caruban Nagari.
Sepeninggal Ki Gede Tapa, cucunya yg bernama Walangsungsang lalu mendirikan istana Pakungwati & membentuk pemerintahan Cirebon.
Silsilah Raja Kerajaan Cirebon
Siapa raja Kerajaan Cirebon? Kerajaan Cirebon berdiri dgn dipimpin oleh seorang raja. Berikut yakni daftar nama-nama raja yg pernah memimpin Cirebon:
Pangeran Cakrabuana (… – 1479 M)
Pangeran Cakrabuana atau pula diketahui dgn nama Raden Walangsungsang merupakan keturunan Kerajaan Pajajaran.
Saat berusia akil balig cukup akal, Pangeran Cakrabuana dikenal dgn nama Kian Santang.
Karena telah memeluk agama Islam, Pangeran Cakrabuana tak menjadi putra mahkota Kerajaan Pajajaran. Sehingga ia mendirikan istana Pakungwati yg merupakan pusat pemerintahan Cirebon pada masanya.
Sunan Gunung Jati (1479 – 1568 M)
Pada 1479, pemerintahan Cirebon dipimpin oleh Syarif Hidayatullah. Ia merupakan putra dr adik Pangeran Cakrabuana.
Syarif Hidayatullah atau dikenal dgn istilah Sunan Gunung Jati menerima gelar Tumenggung Syarif Hidayatullah.
Pada masa pemerintahannya, Cirebon mengalami masa kejayaan. Dan ia diyakini selaku pendiri dinasti raja-raja Kesultanan Cirebon & Kesultanan Banten, serta penyebar anutan agama Islam di Jawa Barat.
Fatahillah (1568-1570 M)
Setelah sunan Gunung Jati wafat, pemerintahan Cirebon mengalami kekosongan pemerintahan & mulai diincar oleh VOC Belanda.
Kemudian, pemerintahan di bawah pimpinan Fatahillah. Akan tetapi Fatahillah hanya menjabat selama 2 tahun saja, lantaran ia wafat pada 1570 M.
Panembahan Ratu (1570-1649 M)
Setelah Fatahillah wafat, pemerintahan Cirebon jatuh pada Pangeran Emas. Ia merupakan cucu Sunan Gunung Jati.
Pangeran Emas menerima gelar Panembahan Ratu I & memerintah Kesultanan Cirebon selama 79 tahun. Yang kemudian ia wafat pada tahun 1649 M.
Panembahan Ratu II (1649-1677 M)
Panembahan Ratu II menjabat selaku raja Cirebon mengambil alih kakeknya, Pangeran Emas.
Panembahan Ratu II atau pula dikenal dgn nama Panembahan Adiningkusuma atau Pangeran Rasmi.
Sultan Panembahan Ratu II wafat pada 1677 di Kartasura. Berikutnya, Cirebon terpecah menjadi 3 cuilan & menjadikan terbentuknya 4 keraton dgn para sultannya.
Timbulnya 4 Keraton
Sejarah Cirebon dimulai dr kampung Kebon Pesisir, kampung tersebut berkembang menjadi kampung baru berjulukan Caruban Larang dgn pimpinan H. Abdullah Iman atau Pangeran Cakrabuwana.
Pada tahun 1479, Caruban Larang berkembang & disebut sebagai Nagari Cerbon dgn dipimpin oleh Tumenggung Syarif Hidayatullah.
Pada 1677, Cirebon terbagi menjadi tiga, yakni Pangeran Martawijaya dinobatkan selaku Sultan Sepuh menempati Kraton Pakungwati. Dan Pangeran Kertawijaya selaku Sultan Anom membangun kraton sendiri. Beserta Sultan Cirebon pula merupakan Sultan Sepuh.
Dengan adanya ketiga sultan ini, berdirinya tiga keraton yakni Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, & Keraton Kacirebonan. Selain itu berdiri pula keraton yang lain yg disebut Keraton Gebang.
Puncak Kejayaan Kerajaan Cirebon
Pada tahun 1479-1568 M, Kerajaan Cirebon dipimpin oleh raja terkenal yg berjulukan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.
Kepopuleran nama Sunan Gunung Jati sebab diyakini sebagai pendiri dinasti raja-raja Kesultanan Cirebon & Kesultanan Banten. Beliau pula mengembangkan ajaran agama Islam di Jawa Barat.
Sunan Gunung Jati menenteng Cirebon ke puncak kejayaan & berperan besar dlm penyebaran agama Islam di Cirebon.
Sunan Gunung Jati memperluas wilayah Cirebon hingga ke Banten, Sunda Kelapa, & Raja galuh.
Dan di bidang perekonomian, Sunan Gunung Jati konsentrasi pada jual beli antar bangsa, seperti Campa, Malaka, India, Cina, & Arab.
Kemunduran Kerajaan Cirebon
Pada 1666, merupakan tahun dimulainya keruntuhan Kerajaan Cirebon. Pada tahun ini pemerintahan Cirebon dipimpin oleh Panembahan Ratu II atau Pangeran Rasmi.
Keruntuhan Cirebon disebabkan oleh fitnah yg dilayangkan oleh Sultan Amangkurat I, mertua Panembahan Ratu II yg pula menjabat sebagai raja Mataram.
Sultan Amangkurat I memfitnah Panembahan Ratu II & mengasingkannya di Surakarta. Hingga pada masa pengasingan, Panembahan Ratu II meninggal dunia. Dan Cirebon mengalami kekosongan pemerintahan.
Kemudian, mataram mengambil alih Cirebon. Mengetahui hal tersebut, Sultan Ageng Tirtayasa, Raja Banten murka & turun tangan melawan Mataram. Kemudian ia pun turut diasingkan.
Setelah itu, Kesultanan Cirebon terpecah menjadi 3 bagian. Terpecahnya Cirebon ini sebagai tanda runtuhnya Cirebon & keadaan ini disokong dgn politik mencerai-beraikan VOC.
Peninggalan Kerajaan Cirebon
Kerajaan Cirebon meninggalkan jejak sejarah berbentukkeraton, masjid, & makam. Berikut ialah daftar peninggalan Cirebon:
Keraton Kasepuhan
Keraton Kasepuhan yakni keraton Cirebon yg terletak di kelurahan Kesepuhan, Lemahwungkuk, Cirebon. Keraton ini dulu berjulukan Keraton Pakungwati, yg merupakan sentra pemerintahan Kesultanan Cirebon.
Saat ini, keraton ini berfungsi selaku museum untuk menyimpan benda pusaka & lukisan koleksi kerajaan. Salah satu koleksi di dlm keraton ini adalah Kereta Singa Barong. Kereta tersebut diketahui selaku kereta kencana Sunan Gunung Jati.
Keraton Kanoman
Pendiri Keraton Kanoman ialah Pangeran Mohammad Badridin atau Pangeran Kertawijaya. Diperkirakan keraton ini berdiri pada tahun 1678 M.
Keraton Kanoman saat ini menyimpan banyak barang peninggalan, mirip dua kereta, yakni Paksi Naga Liman & Jempana. Selain itu pula terdapat piring-piring porselen orisinil Tiongkok yg menjadi penghias dinding semua keraton di Cirebon.
Kompleks Keraton Kanoman yg mempunyai luas sekitar 6 hektare. Keraton ini berlokasi di belakang pasar Kanoman.
Keraton Kacirebonan
Kacirebonan didirikan pada tahun 1800 M. Dan terletak di wilayah kelurahan Pulasaren Kecamatan Pekalipan, tepatnya 1 km sebelah barat daya dari Keraton Kasepuhan dan kurang lebih 500 meter sebelah selatan Keraton Kanoman.
Bangunan bersejarah ini banyak menyimpan benda-benda bersejarah, yakni keris, wayang, alat-alat perang, gamelan, lain sebagainya.
Di keraton tersebut pula masih dijalankan upacara budpekerti seperti Upacara Pajang Jimat & lain semacamnya.
Masjid Agung Cirebon
Masjid Agung Cirebon atau pula disebut dgn Masjid Agung Sang Cipta Rasa atau Masjid Agung Kasepuhan. Masjid Agung Sang Cipta Rasa memiliki makna pengejawantahan dr rasa & keyakinan.
Masjid ini berada di kompleks Keraton Kasepuhan.
Pada tahun 1498, masjid bersejarah ini dibangun oleh Wali Songo dgn prakarsa sang Sunan Gunung Jati. Konon, ceritanya masjid ini hanya dibangun dlm satu malam saja. Keesokan harinya, masjid sudah dipakai untuk shalat Shubuh.
Makam Sunan Gunung Jati
Makam Sunan Gunung Jati terletak di Jalan Alun-Alun Ciledug No. 53, Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Makam ini kira-kira sekitar 100 meter dr jalan Sunan Gunung Jati, lokasinya sekitar 6 kilometer dr pusat kota Cirebon.
Bangunan makam ini memiliki ciri arsitektur Jawa, Cina, & Arab. Makam ini yakni daerah dimakamkannya Sunan Gunung Jati yg merupakan raja Kesultanan Cirebon.
Sunan Gunung Jati memang dikenal selaku raja yg mampu menjinjing Cirebon ke puncak kejayaan & penyebar agama Islam di Jawa Barat.
Penutup
Kita sudah mendengarkanpembahasan Kesultanan Cirebon dr semenjak berdirinya hingga lalu mesti terpecah menjadi tiga cuilan, yg pada akibatnya Kerajaan Cirebon runtuh. Pelajaran apa yg kita dapat?
Betapa persatuan & kesatuan menjadi fondasi pertama & yg paling utama. Sekuat apapun kita, bila terpecah belah maka intervensi dr pihak luar akan mudah masuk & merusak kita.
Oleh lantaran itu yuk kita bersatu padu menjaga Indonesia biar tetap utuh. Tapi, belum cukup rasanya ilmu pengetahuan kita untuk menjaga Indonesia. Next, kita mencar ilmu terlebih ya? Yuk tulis saranmu di kolom komentar.
Kerajaan Cirebon
Sumber Refrensi:
@https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Cirebon
@https://www.cirebonkota.go.id/profil/sejarah/sejarah-keraton/
@https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/28/162453079/kerajaan-cirebon-letak-pendiri-masa-kejayaan-dan-peninggalan
@https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/27/164437079/raja-raja-kerajaan-cirebon