close

Kepuasan Kerja Guru

KEPUASAN KERJA GURU

Ada dua pendekatan pokok dalam mengukur kepuasan kerja yakni pendekatan global dan pendekatan segi. Pendekatan sisi banyak digunakan untuk meninjau dilema kepuasan kerja (Smith dalam Hadjam dan Nasiruddin, 2003). Disebutkan bahwa kepuasan kerja disusun oleh aspek-aspek kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri, mirip honor/imbalan yang diterima, potensi untuk promosi dan pengembangan karir, kualitas supervisor dan korelasi dengan rekan kerja.
Aspek-faktor lain yang terdapat dalam kepuasan kerja :
  1. Kerja yang secara mental menantang, kebanyakan karyawan menggemari pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka potensi untuk memakai keterampilan dan kemampuan mereka dan menunjukkan tugas, keleluasaan dan umpan balik tentang betapa baik mereka melakukan. Karakteristik ini menciptakan kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang membuat kebosanan, namun terlampau banyak menantang menciptakan frustrasi dan perasaan gagal. Pada keadaan tantangan yang sedang, pada umumnya karyawan akan mengalami kesenangan dan kepuasan,
  2. Ganjaran yang pantas, para karyawan mengharapkan sistem upah dan kebijakan penawaran spesial yang mereka persepsikan selaku adil,dan segaris dengan pengharapan mereka. Pemberian upah yang bagus didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keahlian individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. tidak semua orang mengejar uang. Banyak orang bersedia menerima baik duit yang lebih kecil untuk melakukan pekerjaan dalam lokasi yang lebih diharapkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai fleksibilitas yang lebih besar dalam kerja yang mereka kerjakan dan jam-jam kerja. Tetapi kunci yang angker upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; yang lebih penting yaitu pandangan keadilan. Serupa pula karyawan berusaha menerima kebijakan dan praktik promosi yang lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh alasannya adalah itu individu yang mempersepsikan bahwa keputusan penawaran spesial dibuat dalam cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka,
  3. Kondisi kerja yang mendukung, karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk membuat lebih mudah melaksanakan tugas. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih menggemari kondisi sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan. Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan aspek lingkungan lain seharusnya tidak ekstrem (terlampau banyak atau sedikit),
  4. Rekan kerja yang mendukung, orang-orang mendapatkan lebih ketimbang sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial. Oleh sebab itu jika memiliki rekan sekerja yang ramah dan menyenangkan dapat menciptakan kepuasan kerja yang meningkat. Tetapi Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan,
  5. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya menerima bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang sempurna untuk menyanggupi permintaan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk sukses pada pekerjaan tersebut, dan alasannya sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka,
Hal ini sejalan dengan Gibson (2000) yang mengemukakan lima hal yang utamanya memiliki karakteristik penting berkaitan dengan pengukuran kepuasan
kerja yakni: (1) pembayaran: suatu jumlah yang diterima dan kondisi yang dinikmati dari pembayaran; (2) pekerjaan: hingga sejauh mana tugas kerja dianggap mempesona dan menawarkan kesempatan untuk mencar ilmu dan untuk mendapatkan tanggung jawab; (3)kesempatan promosi: adanya potensi untuk maju; (4) penyelia: kemampuan penyelia untuk menawarkan ketertarikan dan perhatian kepada pekerja.; (5) rekan sekerja: hingga sejauh mana rekan sekerja dekat, kompeten dan mendukung. Dimensi tersebut juga sudah dikembangkan oleh para peneliti dari Cornel University dalam Job Descriptive Index untuk menilai kepuasan kerja seseorang dengan dimensi kerja berikut: pekerjaan, upah, penawaran khusus, rekan sekerja dan pengawasan (Kreitner, 2003).
Kepuasan kerja guru ditunjukkan oleh sikapnya dalam melakukan pekerjaan /mengajar. Jika guru puas akan keadaan yang mempengaruhi beliau maka dia akan melakukan pekerjaan dengan baik/mengajar dengan baik. Tetapi kalau guru kurang puas maka dia akan mengajar sesuai kehendaknya. Misalnya seorang kepala sekolah mungkin menyimpulkan bahwa “Pak Daliansyah sepertinya sungguh bahagia dengan promosinya selaku wakil kepala sekolah yang sekarang”. Pak Daliansyah kelihatan puas dengan kondisi yang mempengaruhi beliau maka ia mengajar dengan baik dan bersemangat.
Konsep kepuasan kerja guru dalam relevansinya dalam observasi ini yakni pendekatan sisi banyak dipakai untuk meninjau masalah kepuasan kerja (Smith dalam Hadjam dan Nasiruddin, 2003). Jadi kepuasan kerja ialah perilaku dan perasaan puas atau tidak puas seorang guru kepada pekerjaan yang ialah hasil evaluasi yang bersifat subyektif kepada aspek-faktor pekerjaan itu sendiri, gaji yang diterima, potensi untuk penawaran khusus dan pengembangan karir, kualitas kepala sekolah selaku supervisor, dan korelasi dengan rekan sekerja