Kepadatan penduduk merupakan salah satu aspek kependudukan yg sangat penting untuk dimengerti & dipelajari oleh demografer & semua peneliti yg bergerak di bidang sosial.
Oleh alasannya adalah itu, pada postingan ini, kita akan membahas dengan-cara lebih lanjut mengenai kepadatan penduduk, mulai dr pengertiannya sampai penerapannya.
Daftar Isi
Pengertian Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk menerangkan tentang berapa jumlah manusia yg tinggal dlm wilayah dgn ukuran tertentu, biasanya 1 kilometer persegi.
Semakin banyak manusia yg tinggal di suatu tempat, maka kepadatan penduduk di wilayah tersebut pun makin tinggi, atau kerap disebut kian padat.
Kepadatan penduduk didapatkan dgn membagi jumlah populasi total dr suatu kawasan dgn luas daerah tersebut. Oleh karena itu, notasi umum dr kepadatan penduduk yakni berapa orang per kilometer persegi.
Sama mirip persebaran penduduk, kepadatan penduduk pula tak merata. Ada wilayah yg memiliki kepadatan sungguh tinggi, ada pula yg memiliki kepadatan rendah.
Semuanya bergantung pada faktor-faktor tertentu yg mempengaruhi dinamika kependudukan di suatu wilayah.
Secara biasa , dapat dikatakan bahwa persebaran penduduk memberitahu kita perihal tempat tinggal manusia sedangkan kepadatan menginformasikan kita mengenai seberapa banyak orang yg tinggal dlm wilayah tersebut.
Jenis-Jenis Kepadatan Penduduk
Secara lazim, terdapat 4 jenis kepadatan penduduk yg kerap dipakai oleh para jago. Keempat jenis tersebut ialah
- Kepadatan penduduk Aritmatik
- Kepadatan penduduk Agraris
- Kepadatan penduduk Fisiologis
- Kepadatan penduduk Ekonomi
Agar kalian lebih paham mengenai keempat jenis kepadatan yg sudah disebutkan diatas, akan kita bahas dengan-cara singkat dibawah ini
Kepadatan Penduduk Agraris
Kepadatan penduduk agraris yakni kepadatan penduduk yg dijumlah berdasarkan perbandingan antara jumlah penduduk yg bekerja di sektor pertanian dgn luas total lahan pertanian di suatu wilayah.
Kepadatan penduduk agraris mampu dijumlah dgn rumus selaku berikut
Jumlah Penduduk Pertanian/Luas Lahan Pertanian
Kepadatan penduduk ini pula kerap disebut selaku kepadatan penduduk netto.
Jika suatu wilayah memiliki lahan pertanian yg sama, maka daerah dgn petani yg lebih banyak akan memiliki kepadatan agraris yg lebih tinggi pula.
Kepadatan Penduduk Fisiologis
Kepadatan penduduk fisiologis cukup mirip dgn kepadatan penduduk agraris, tetapi perbedaannya disini yaitu jumlah penduduk total dibagi dgn luas lahan pertanian di suatu wilayah.
Kepadatan penduduk fisiologis dijumlah dgn menggunakan rumus
Jumlah Total Penduduk/Luas Lahan Pertanian
Disini, jumlah total penduduk tak mengamati mereka memiliki mata pencaharian apa.
Oleh alasannya adalah itu, kepadatan fisiologis wilayah perkotaan bisa jadi jauh lebih tinggi dibandingkan dgn kepadatan penduduk agrarisnya alasannya lebih banyak yg bermata pencaharian non-pertanian.
Kepadatan Penduduk Aritmatika
Kepadatan penduduk artimatik yaitu jumlah penduduk rata-rata yg ada di suatu wilayah dgn luas tertentu. Kepadatan aritmatika inilah yg kerap kalian kenal sebagai kepadatan penduduk kebanyakan.
Kepadatan aritmatika dapat dihitung dgn rumus sebagai berikut
Jumlah Penduduk Total/Luas Wilayah Total
Kepadatan penduduk ini mengkalkulasikan semua penduduk yg tinggal di wilayah tersebut & dibandingkan dgn wilayah totalnya.
Oleh karena itu, kepadatan penduduk inilah yg paling umum digunakan, khususnya pada kawasan perkotaan yg tak banyak memiliki lahan pertanian ataupun petani.
Kepadatan Penduduk Ekonomi
Kepadatan penduduk ekonomi adalah kepadatan yg dihitung dgn membandingkan jumlah penduduk yg ada di wilayah tersebut dgn kemampuan ekonomi yg ada di wilayah tersebut.
Tentu saja daerah dgn produk domestik bruto yg besar & lapangan pekerjaan banyak akan memiliki kapasitas ekonomi yg lebih tinggi.
Contohnya adalah kawasan terluar Indonesia yg sektor ekonominya cuma perikanan & pertanian subsisten. Tentu saja wilayah tersebut akan memiliki kapasitas ekonomi yg jauh lebih rendah dibandingkan kota-kota paling besar Indonesia mirip Jakarta & Bandung.
Dengan menggunakan pendekatan ini, kalian bisa mengetahui apakah suatu wilayah mengalami overpopulasi, underpopulasi, atau justru mempunyai jumlah penduduk optimum.
Hal ini mampu kalian pakai untuk mempersiapkan acara pembanguunan sarana & prasarana ataupun pengembangan perekonomian setempat di suatu wilayah tertentu.
Selain itu, kalian pula dapat memanfaatkan keterangan ini untuk membentuk rencana penduduk apakah mesti melaksanakan transmigrasi, kendali penduduk lewat kontrasepsi, atau justru memberikan insentif untuk melahirkan anak.
Faktor-Faktor yg Mempengaruhi Kepadatan Penduduk
Pada dasarnya, faktor-faktor yg mempengaruhi kepadatan penduduk di suatu wilayah relatif sama dgn faktor yg menghipnotis persebaran penduduk di suatu wilayah.
Faktor-faktor tersebut antara lain yaitu
- Faktor fisik
- Faktor iklim
- Faktor tanah
- Faktor vegetasi
- Faktor suplai air
- Faktor kebencanaan & penyakit
- Faktor komunikasi
- Faktor ekonomi
- Faktor politis
- Faktor sumber daya alam
Agar kalian lebih memahami faktor-faktor yg sudah diterangkan diatas, akan coba kita bahas dengan-cara lebih rinci faktor-faktor tersebut dibawah ini.
Faktor Fisik
Faktor fisik merupakan faktor yg cukup besar dlm mempengaruhi kepadatan penduduk di suatu wilayah.
Daerah dgn bentang alam yg gampang dibangun condong memiliki kepadatan yg lebih tinggi dgn kawasan yg sulit dibangun atau mempunyai bentang alam buruk.
Contoh wilayah yg mudah dibangun yaitu kawasan dataran rendah, padang rumput, & pinggir sungai.
Sedangkan, contoh daerah yg sukar dibangun yakni dataran tinggi, pegunungan dgn lereng terjal, tempat vulkanik aktif, & dataran shield yg ter-erosi.
Faktor Iklim
Faktor cuaca & iklim mempunyai tugas yg sangat besar pula dlm menghipnotis kepadatan penduduk di suatu wilayah. Daerah dgn iklim yg baik condong akan mempunyai penduduk yg banyak pula.
Berikut ini yaitu faktor-faktor iklim yg cukup penting untuk mendukung suatu daerah semoga dapat memiliki penduduk yg banyak.
- Curah hujan rata sepanjang tahun atau mengikuti pola yg mudah ditebak
- Tidak terdapat temperatur ekstrim
- Dengan sinar matahari (Costa De Sol, Bali, French Riviera) atau salju (Alps) yg cukup untuk mempesona pelancong, namun tak terlalu ekstrim seperti Gurun Sahara atau Pegunungan Himalaya.
- Memiliki isu terkini tanam yg usang, sehingga dapat menunjang pertanian intensif
Iklim yg ideal dapat menunjang aktivitas agrikultur dgn baik sehingga banyak orang yg dapat tinggal di tempat tersebut. Selain itu, iklim yg ideal dapat bikin masyarakat nyaman tinggal, sehingga banyak yg ingin tinggal di tempat tersebut.
Faktor Tanah
Daerah dgn mutu tanah yg tinggi mampu menampung lebih banyak penduduk dibanding wilayah dgn tanah marginal.
Kondisi tanah ideal antara lain yaitu
- Tanah dgn kedalaman cukup untuk akar tanaman besar
- Tanah yg mempunyai banyak material organik (humus)
- Tanah yg ada setiap ketika, tak membeku ketika trend hambar & tergenang saat ekspresi dominan hujan
- Tanah tak terdegradasi dgn salinisasi, desertifikasi, atau leaching.
Hal ini terjadi alasannya kondisi tanah yg baik dapat menunjang acara agrikultur yg intensif sehingga memungkinkan adanya banyak penduduk.
Kondisi tanah umumnya dipengaruhi oleh komposisi batuan dasar, proses pelapukan, laju abrasi, serta iklim yg ada di wilayah tersebut.
Faktor Vegetasi
Daerah dgn vegetasi lebat cenderung susah untuk menunjang penduduk yg banyak. Hal ini terjadi alasannya adalah sukar untuk membersihkan lahan & membangun di wilayah tersebut.
Contoh wilayah dgn vegetasi lebat adalah hutan hujan & hutan konifer, sedangkan kawasan dgn vegetasi sedikit adalah padang rumput.
Namun, perlu diamati pula bahwa kawasan gersang tanpa vegetasi pula tak bisa menunjang penduduk yg banyak. Hal ini terjadi alasannya adalah wilayah tersebut artinya tak mempunyai kualitas yg cukup untuk menunjang kehidupan.
Contohnya yakni gurun sahara dimana tak ada kota-kota besar, kecuali yg terletak di antara oasis-oasis & bantaran sungai.
Faktor Suplai Air
Daerah dgn suplai air yg mumpuni akan mampu menunjang lebih banyak penduduk dibandingkan dgn kawasan yg tak memiliki sumber air.
Semua insan memerlukan air untuk bertahan hidup, tanpa adanya air, insan akan mengalami kekurangan cairan tubuh. Oleh sebab itu, wilayah yg tak memiliki sumber air alami mesti membangun infrastruktur khusus untuk memindahkan air.
Infrastruktur tersebut tidaklah murah sehingga mempersulit pembangunan kota-kota besar di wilayah yg mempunyai sedikit air.
Hal inilah yg menjadikan kota-kota besar biasanya berlokasi pada daerah yg memiliki suplai air alami dr tata cara daur air bumi.
Suplai air tak senantiasa berasal dr sungai ataupun air tanah. Curah hujan yg tinggi pula mampu mengembangkan suplai air setempat baik dengan-cara natural melewati proses groundwater recharge ataupun dengan-cara rekayasa dgn cara memuat air di bak & kontainer.
Faktor Kebencanaan & Penyakit
Daerah yg tak berada dlm kawasan riskan bencana atau rentan terkena epidemi penyakit cenderung mempunyai kepadatan penduduk yg tinggi.
Keberadaan epidemi & peristiwa dapat bikin penduduk takut untuk tinggal disitu sehingga meninggalkan lokasi, atau bahkan peristiwa & penyakit yg ada dapat eksklusif membunuh penduduk yg tinggal di wilayah tersebut.
Kota yg memiliki cukup duit untuk membangun fasilitas mitigasi bencana seperti bunker, early warning, & bangunan tahan tragedi dapat bertahan dlm wilayah riskan tragedi.
Namun, tidak semua kota memiliki sumber daya yg cukup untuk membangun fasilitas-fasilitas seperti ini, sehingga kota-kota tersebut terjegal dikala permulaan pertumbuhannya.
Oleh alasannya adalah itu, kota-kota besar jarang terdapat pada wilayah riskan peristiwa.
Sama mirip kebencanaan, kota yg memiliki cukup uang untuk membangun fasilitas kesehatan pula dapat bertahan dlm wilayah berpenyakit.
Namun, tak semua kota memiliki sumberdaya yg cukup. Sehingga, balasannya kota-kota yg ada pada wilayah berpenyakit terjegal pada masa permulaan pertumbuhannya.
Karena kota-kota diatas terlalu berkonsentrasi untuk menuntaskan masalahnya, entah kebencanaan atau penyakit, tak cukup uang yg diinvestasikan untuk pengembangan ekonomi & infrastruktur biasa . Oleh alasannya itu, kota-kota tersebut lebih sulit untuk maju.
Faktor Sumber Daya Alam
Daerah dgn sumber daya alam yg melimpah akan condong memiliki kepadatan yg lebih tinggi dibandingkan dgn wilayah yg miskin sumber daya.
Hal ini terjadi karena SDA menawan investasi & pekerja dr luar, sehingga terjadi aglomerasi ekonomi.
Seperti yg kita ketahui, manusia condong bergerak ke arah daerah yg memiliki acara ekonomi tinggi. Oleh sebab itu, kawasan-kawasan kaya SDA mempunyai penduduk yg lebih banyak.
Contoh wilayah yg kaya akan SDA yaitu Kalimantan yg kaya akan batubara & Afrika Selatan yg sangat kaya akan berlian & materi galian logam mulia yang lain.
Faktor Komunikasi
Daerah yg mudah untuk dibangun fasilitas komunikasi & angkutanakan cenderung memiliki konsentrasi penduduk yg lebih tinggi dibandingkan wilayah terpencil.
Aksesibilitas yg rendah akan mempersulit jalur suplai & pergerakan orang serta barang menuju & keluar dr wilayah tersebut.
Seperti yg sudah kita pelajari pada teorema Hotelling & bid-rent, aksesibilitas merupakan aspek penting dlm memastikan lokasi kegiatan ekonomi.
Daerah dgn jalur komunikasi yg susah contohnya ialah Bolivia dgn pegunungannya yg terjal, gurun Sahara dgn padang pasir tandusnya yg sangat luas, & Amazon dgn hutan hujannya yg lebat.
Daerah dgn jalur komunikasi mudah contohnya adalah Great Plains Amerika & North European Plains di Eropa yg datar sehingga mudah dibangun jalur transportasi seperti rel & jalan raya.
Selain jalur darat, jalur bahari pula sangat berpengaruh terhadap aksesibilitas. Contohnya yaitu Port Said di terusan Suez, pelabuhan Singapura, kanal Panama, Valpraiso di Chile, & pelabuhan Rotterdam di Belanda.
Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi mempunyai dampak yg sangat tinggi pada kepadatan penduduk.
Ekonomi subsisten condong memerlukan wilayah yg luas untuk menyanggupi keperluan masyarakatnya, sementara ekonomi komersial intensif hanya memerlukan sedikit tempat.
Meskipun begitu, ekonomi subsisten di Asia & Asia Tenggara dapat mengakomodasi kepadatan penduduk yg tinggi sebab tanahnya yg sangat subur & sistemnya yg condong intensif.
Sektor ekonomi pula cukup besar lengan berkuasa pada kepadatan penduduk suatu kawasan. Kota yg dipenuhi oleh gedung perkantoran akan memiliki kepadatan penduduk yg lebih tinggi dibandingkan dgn pabrik.
Sedangkan kota yg dipenuhi oleh pabrik akan mempunyai kepadatan penduduk yg lebih tinggi dibandingkan dgn kota pertanian.
Selain kedua faktor diatas, ketersediaan lapangan pekerjaan pula menjadi faktor penentu jumlah penduduk. Semakin banyak lapangan pekerjaan yg tersedia pada suatu wilayah, kian banyak insentif bagi orang untuk pindah ke wilayah tersebut.
Faktor Politis
Faktor politik juga mampu mensugesti kepadatan & penyebaran penduduk pada suatu wilayah.
Kebijakan mirip transmigrasi mampu mengubah pola persebaran & kepadatan demografis di suatu wilayah dengan-cara tiba-datang. Dengan satu kebijakan, suatu wilayah mampu tiba-tiba bermetamorfosis padat penduduk & daerah lainnya tiba-tiba kosong penduduk.
Selain transmigrasi, kebijakan investasi pula dapat mempengaruhi persebaran penduduk.
Ketika pemerintah melaksanakan investasi besar pada suatu wilayah atau bahkan hingga menciptakan tempat ekonomi khusus pada kawasan tersebut, acara ekonomi akan meningkat.
Seperti yg sudah dijelaskan diatas, kegiatan ekonomi yg tinggi akan menarik orang-orang untuk pindah ke daerah tersebut.
Hal ini menjadikan orang-orang beramai-ramai berpindah ke kawasan tersebut, sehingga meningkatkan jumlah penduduk yg ada di tempat itu & mengembangkan pula kepadatan penduduknya.
Dampak Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk yg di suatu wilayah pastinya akan memiliki efek samping. Penduduk yg terlalu padat sama buruknya dgn penduduk yg terlalu sedikit.
Dibawah ini, kita akan mencoba untuk mengeksplorasi efek dr kepadatan penduduk yg terlampau tinggi & kepadatan penduduk yg terlalu sedikit di suatu wilayah.
Dampak Kepadatan Penduduk yg Terlalu Tinggi
Kepadatan penduduk yg terlalu tinggi condong menurunkan kualitas hidup orang-orang yg tinggal di wilayah tersebut.
Hal ini terjadi karena potensi kerja & tempat tinggal yg ada, tak mampu mengakomodasi jumlah penduduk yg bertambah banyak. Sehingga, nantinya ada orang-orang yg tak bisa mengakses tempat tinggal ataupun lapangan pekerjaan.
Berikut ini yakni beberapa pengaruh dr kepadatan penduduk yg terlalu tinggi terhadap suatu wilayah
- Munculnya kawasan-kawasan kumal (slum) dgn tempat tinggal informal serta lingkungan hidup yg tak pantas huni
- Tidak cukupnya lapangan pekerjaan sehingga timbul sektor-sektor informal mirip PKL & buruh illegal yg tak terdokumentasikan dgn baik
- Turunnya mutu lingkungan & kualitas hidup penduduk
- Turunnya image estetik dr suatu perkotaan kalau ada permukiman kumuh
- Terganggunya keselamatan & ketentraman hidup masyarakat di wilayah tersebut
- Risiko hadirnya penyakit dr lingkungan hidup kawasan kumuh yg tak higienis
- Munculnya kesenjangan sosial yg tinggi antara orang-orang yg sukses & orang-orang yg tak bisa mengakses fasilitas & prasarana dasar
- Kurangnya sanrana & prasarana dasar untuk menunjang orang-orang yg sangat banyak (kurang lebarnya jalan, kurang banyaknya kereta, kurang baiknya jaringan fiber optik internet, dsb)
Secara lazim, kita dapat menyimpulkan bahwa pengaruh dr suatu daerah yg orangnya terlalu padat cenderung negatif.
Oleh karena itu, mesti didapatkan penyelesaian-penyelesaian yg tepat untuk menghemat kepadatan penduduk di wilayah wilayah yg mengalami overpopulasi.
Dampak Kepadatan Penduduk yg Terlalu Rendah
Ternyata, kepadatan penduduk yg terlalu rendah pula mempunyai efek yg negatif terhadap suatu wilayah. Hal ini terjadi karena economies of scale tak terbentuk pada daerah-wilayah dgn penduduk sedikit.
Oleh sebab itu, pemerintah menjadi lebih sukar untuk menjustifikasi pembangunan infrastruktur yg mahal di wilayah-wilayah tersebut.
Selain itu, bila penduduk di suatu wilayah terlalu sedikit, maka ada potensi pertumbuhan daerahnya menjadi terhambat & terbatas. Hal ini terjadi karena tak cukup orang untuk mengisi lapangan pekerjaan yg tersedia.
Selain itu, jika penduduk di suatu wilayah terlalu sedikit, maka ada potensi pertumbuhan wilayahnya menjadi terhambat & terbatas. Hal ini terjadi alasannya adalah tak cukup orang untuk mengisi lapangan pekerjaan yg tersedia.
Berikut ini yaitu beberapa efek dr kepadatan penduduk yg terlalu sedikit
- Sumber daya alam tak dimanfaatkan dgn baik alasannya adalah kekurangan tenaga kerja
- Tidak cukup pekerja untuk mengisi lapangan pekerjaan, sehingga pertumbuhan ekonomi terhambat
- Kurang ekonomisnya membangun infrastruktur mahal mirip jalur kereta cepat, tempat Transit Oriented Development, atau mall
- Terbatasnya pelayanan publik & pelayanan dasar, alasannya pemerintah susah mendanai
Pada kasus ini, pemerintah mesti berfikir keras untuk memajukan pertumbuhan penduduk atau memindahkan orang-orang ke wilayah tersebut melalui acara transmigrasi.
Hal ini bermaksud untuk memajukan kepadatan penduduk hingga level optimumnya.
Cara Menanggulangi Kepadatan Penduduk
Secara lazim, terdapat beberapa langkah yg dapat ditempuh untuk menanggulangi kepadatan penduduk yg terlalu tinggi ataupun terlalu rendah di suatu wilayah.
Langkah-langkah tersebut antara lain yaitu
- Melaksanakan pemerataan penduduk lewat program transmigrasi ataupun insentif lainnya
- Mengontrol angka kelahiran di suatu wilayah dgn acara KB ataupun insentif mempunyai anak
- Meratakan pembangunan di seluruh pelosok negri
- Mengembangkan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup & carrying capacity
Agar kalian lebih paham, akan dibahas dengan-cara lebih rincian setiap tindakan tersebut dibawah ini.
Melaksanakan Pemerataan Penduduk
Pemerataan penduduk umumnya dilaksanakan lewat acara transmigrasi dimana orang-orang diberi insentif untuk berpindah ke suatu wilayah tertentu yg masih kurang jumlah orangnya, atau masih sangat minim kepadatannya.
Umumnya, program ini memindahkan tenaga kerja yg berusia produktif dr wilayah yg padat mirip pulau Jawa ke wilayah-wilayah yg masih jarang penduduknya, seperti Kalimantan Utara ataupun Sumatera pada zaman dahulu.
Namun, transmigrasi ini memiliki banyak dilema, alasannya mampu mengusik kohesivitas sosial di wilayah tujuan transmigrasi tersebut & menjadikan ukiran sosial.
Terutama, bila norma kesusilaan serta norma-norma agama yg berlaku tidaklah sama.
Kebijakan ini pernah diterapkan di Indonesia, meskipun kita tahu bahwa Indonesia mempunyai keberagaman ras & budaya yg sangat tinggi sehingga rawan konflik sosial.
Mengontrol angka kelahiran
Pengontrolan pertumbuhan penduduk & pengontrolan angka kelahiran merupakan strategi yg sering digunakan untuk mengembangkan ataupun menurunkan angka kepadatan suatu wilayah.
Semakin tinggi angka kelahiran di suatu wilayah, maka wilayah tersebut akan kian padat kedepannya. Begitu pula sebaliknya jikalau wilayah tersebut mempunyai angka kelahiran yg lebih rendah.
Contoh negara yg meminimalkan angka kelahirannya untuk mengurangi kepadatannya adalah China dgn one child policy, dimana satu keluarga hanya boleh memiliki satu anak.
Contoh negara yg mencoba untuk meningkatkan angka kelahirannya ialah Jepang & Rusia dgn insentif-insentif bagi keluarga yg ingin mempunyai banyak anak.
Meratakan pembangunan
Dengan pembangunan yg lebih merata, orang-orang tak lagi merasa mesti tinggal di pusat perkotaan & meninggalkan tempat kelahiran mereka untuk mencari hidup yg lebih baik.
Oleh karena itu, solusi ini mampu menyelesaikan kepadatan penduduk yg terlampau tinggi di daerah sasaran migrasi ataupun pada kota-kota besar di suatu negara.
Pemanfaatan Teknologi Tinggi
Pada dasarnya, pemanfaatan teknologi tinggi & penemuan-penemuan baru dapat mengembangkan kemampuan suatu wilayah untuk menampung penduduk & acara manusia.
Disini, teknologi-teknologi baru mirip transportasi yg lebih efisien, perumahan vertikal, pengelolaan sampah berteknologi tinggi, & perkembangan pada penyediaan sarana prasarana dasar mampu memajukan Carrying Capacity dr suatu wilayah, sehingga kian banyak orang mampu tinggal di wilayah tersebut.
Oleh sebab itu, pengembangan teknologi sangatlah penting untuk menangani overpopulasi.
Cara Menggambarkan Kepadatan Penduduk
Agar kalian mampu menggambarkan seberapa padat penduduk suatu wilayah, kalian mampu memvisualisasikannya menggunakan peta & metode keterangan geografis.
Kepadatan penduduk umumnya digambarkan dgn memakai peta chloropleth. Tatkala sudah didapatkan kepadatan penduduk, kelas-kelas kepadatan tertentu diberikan warna yg berbeda, sehingga mudah dibedakan.
Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa kian gelap warna pada peta, kian banyak orang yg tinggal di negara tersebut per satu kilometer persegi.
Namun, peta chloropleth ini memiliki kekurangan dlm menyajikan keterangan mengenai populasi.
Hal ini terjadi alasannya keterangan disuguhkan menurut poligon pemisahan data. Jika poligonnya besar (disini setiap negara 1 poligon), maka kita tak dapat mengetahui keterangan yg lebih rincian.
Contohnya adalah kita tahu bahwa penduduk di negara Canada terpusat pada serpihan selatannya, penduduk Amerika Serikat berpusat di pesisir barat & timurnya, atau penduduk Mesir terpusat di lembah sungai Nil.
Tetap, hal-hal tersebut tak tergambarkan dgn baik pada peta cloropleth diatas.
Selain itu terdapat pula kekurangan berupa distorsi informasi yg terjadi pada peta. Penggunaan warna yg kurang sempurna dapat bikin perbedaan yg sesungguhnya kecil terlihat besar di peta, atau sebaliknya, yg besar terlihat kecil.
Oleh karena itu, dlm membuat peta chloropleth mesti sungguh hati-hati dlm memilih warna & dlm menggunakannya, spesialis mesti pula memakai peta titik persebaran penduduk selaku teladan pembantu.
Cara Menghitung Kepadatan Penduduk
Oke, kalian sudah berguru banyak perihal kepadatan penduduk persebaran penduduk serta faktor-faktor yg mempengaruhinya. Sekarang kita akan mempelajari lebih dlm tentang cara menjumlah kepadatan penduduk.
Kemampuan menghitung kepadatan penduduk sangat penting sebab indikator ini sering sekali digunakan dlm keilmuan geografi serta penyusunan rencana wilayah & penetapan kebijakan.
Secara lazim, menjumlah kepadatan penduduk suatu wilayah sangatlah gampang, kalian cuma perlu mengetahui jumlah penduduk yg tinggal di wilayah tersebut lalu dibagi dgn luas daerahnya. Dari hasil hitung tersebut, didapatkanlah kepadatan penduduk.
Namun, kalau kalian mengkalkulasikan kepadatan penduduk agrikultur ataupun kepadatan penduduk fisiologis, serta ekonomi, cara menghitungnya berbeda ya!
Agar kalian bisa lebih tergambar, maka kita akan menjajal dgn menggunakan beberapa contoh.
Latihan Soal Menghitung Kepadatan Penduduk Fisiologis
Diketahui bahwa suatu wilayah dgn luas total 100 km persegi yg 40% nya merupakan lahan pertanian mempunyai penduduk sekitar 1000 jiwa. Berapa kepadatan penduduk fisiologis yg ada pada wilayah ini?
Seperti yg sudah diterangkan diatas, cara menghitungnya cukup gampang, kalian cuma perlu membagi jumlah penduduk dgn luas lahan pertanian yg ada.
Luas lahan pertanian = 100 x 40% = 40 km persegi
1000/40 = 25 jiwa/km persegi
Oleh alasannya itu, wilayah tersebut memiliki kepadatan penduduk fisiologis sekitar 25 jiwa per kilometer persegi. Sebuah angka kepadatan penduduk yg relatif rendah.
Latihan Soal Menghitung Kepadatan Penduduk Agraris
Diketahui bahwa suatu wilayah memiliki jumlah penduduk sekitar 100.000 jiwa. Sekitar 40% dr total penduduk ini memiliki mata pencaharian selaku petani.
Ketika dijumlah, wilayah tersebut memiliki luas total sekitar 150 kilometer persegi. Namun, hanya sekitar 15% dr daerahnya yg merupakan tempat pertanian.
Berdasarkan data yg telah diberikan, berapa kepadatan penduduk agraris daerah ini?
Jumlah Petani = 100.000 x 40% = 40.000 jiwa
Luas lahan pertanian = 150 x 15% = 22,5 km persegi
40.000/22,5 = 1777 jiwa per kilometer persegi
Berarti, daerah ini mempunyai kepadatan penduduk sekitar 1777 jiwa per kilometer persegi. Sebuah angka kepadatan penduduk yg cukup tinggi.
Latihan Soal Menghitung Kepadatan Penduduk Aritmatik
Diketahui bahwa tempat metropolitan tokyo, salah satu daerah perkotaan terbesar di dunia, memiliki penduduk sekitar 38 juta jiwa. Daerah ini memiliki luas sekitar 3900 kilometer persegi.
Berdasarkan data diatas, berapa kepadatan penduduk kawasan metropolitan Tokyo?
38.000.000/3900 = 9743 jiwa per kilometer persegi
Berdasarkan hitungan diatas, didapatkan bahwa daerah perkotaan tersebut memiliki kepadatan penduduk sekitar 9743 jiwa per kilometer persegi. Sebuah kepadatan yg dapat dianggap tinggi.
Latihan Mengitung Kepadatan Penduduk Campuran
Diketahui, sebuah wilayah mempunyai luas total 45 km persegi, 10% nya merupakan lahan pertanian sedangkan sisanya adalah kawasan perkotaan & pabrik.
Terdapat 100.000 orang yg tinggal di wilayah tersebut, 40% nya adalah pekerja pabrik, 30% nya adalah pekerja kantoran, 15% nya yaitu pekerja jasa & pemerintahan, & sisanya adalah petani.
Berapa kepadatan penduduk fisiologis, agraris, & pula aritmatis wilayah tersebut?
Kepadatan penduduk fisiologis 100.000/4,5 = 22.222 jiwa/km persegi
Kepadatan penduduk agraris 15.000/4,5 = 3333 jiwa/km persegi
Kepadatan penduduk aritmatik 100.000/45 = 2222 jiwa/km persegi
Bagaimana, sudah cukup terang bukan apa saja yg harus dihitung & bagaimana cara menghitungnya?
Sekarang, kalian sudah bisa menghitung kepadatan penduduk suatu wilayah tatkala kalian melakukan penelitian atau kajian kependudukan di suatu wilayah.
Referensi
Waugh, David (2014). Geography an Integrated Approach, Fourth Edition. Oxford University Press