Kerajaan atau kesultanan Mughal ini didirikan pertama kali oleh Babur, ia merupakan seorang pimpinan dari pasukan Mongol dari salah satu cabang di Timuriyah pada sekitar tahun 1526 dikala ia mengalahkan Ibrahim Lodi salah seorang Sultan Delhi yang terakhir dalam peperangan Panipat I. Kesultanan ini sebagian besar ditaklukkan oleh Sher Shah pada kala Humayun, tetapi mampu direbut kembali.
Dibawah kekuasaan Akbar yang agung, kerajaan Mughal ini tumbuh pesat dan berkembang sampai final masa pemerintahan Aurangzeb. Jangahir salah seorang anak dari Akbar, memerintah kesultanan ini antara 1605-1627. Pada Oktober 1627 Shah Jahan anak dari Jahangir mewariskan tahta kerajaan yang luas dan kaya di India.
Pada kala itu kerajaan Mughal ialah salah satu negara monarki terbesar di dunia, kaisar Mughal Shah Jahan, menyuruh pembangunan Taj Mahal antara tahun 1630-1653 di Agra India. Pada kala kejayaan ini disebut selaku salah satu negeri Mesiu Islam yang mempunyai imbas yang kuat di wilayah Asia Selatan.
Namun pada dikala kematian Aurangzeb pada tahun 1707, kerajaan Mughal ini mengalami kemunduran. Berbagai macam kemerosotan diberbagai sektor dalam pemerintahan mulai terlihat.
Kerajaan Mughal mesti menghadapi aneka macam pertempuran yang pastinya akan memerlukan jumlah ongkos yang tak sedikit. Setelah menghadapi pemberontak Sikh Maratha, kemudian disusul kedatangan bangsa Eropa ingin menguasai pesisir pantai Mughal.
Pada tahun 1739, kerajaan Mughal dikalahkan oleh pasukan dari Persia yang dipimpin oleh Nadir Syah. Kemudian tahun 1756 pasukan Ahmad Shah merampok Delhi. Para pedagang Eropa mendirikan kongsi dagang dan membentuk koloni, mirip EIC, Prancis, Belanda, Portugal dan kerajaan Britania raya membubarkan kerajaan ini pada tahun1857.
Berikut ialah faktor penyebab kemunduran peradaban Islam pada periode kerajaan Mughal
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan Daulah Mughal mengalami kemunduran pada setengah kala terakhir sebelum hasilnya berakhir pada tahun 1858 M. Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah sehingga tidak mampu mengatasi kemerosotan politik dalam negeri.
Tanda-tanda kemunduran pada kerajaan Mughal telah tampakpada faktor-aspek yang disebabkan oleh aspek dari dalam dan aspek dari luar, yakni :
a. Faktor internal tersebut adalah kurang terencananya proses suksesi yang menyebabkan kudeta dan perang saudara. Begitu juga faktor lemahnya pengawasan di pemerintahan tingkat tempat yang berkibat terjadinya disintegrasi.
b. Faktor eksternal tersebut adalah hadirnya pemberontakan-pemberontakan oleh orang-orang Hindu dan Sikh, dan serangan Raja Ahmad Khan dari Afghanistan. Begitu pula kebijakan menaikkan pajak yang sangat tinggi serta terjangkitnya kehidupan boros dan bermewah-mewahan di golongan kerajaan.
Dominasi Inggris disangka sebagai faktor pendorong kehancuran Mughal. Pada waktu itu EIC mengalami kerugian. Untuk menutupi kerugian dan sekaligus memenuhi keperluan istana, EIC mengadakan pungutan yang tinggi terhadap rakyat secara ketat dan condong kasar.
Karena rakyat merasa ditekan, maka mereka, baik yang beragama Hindu maupun Islam bangun mengadakan pemberontakan. Secara garis besar, terjadinya kemunduran pada era kerajaan Mughal disebabkan alasannya empat faktor utama, yaitu:
1. Terjadinya stagnasi dalam training kekuatan militer.
2. Kemerosotan moral dan hidup mewah di lingkungan istana yang menyebabkan pemborosan dalam hal keuangan.
3. Pendekatan yang dijalankan oleh Aurangzeb terlalu bergairah kepada toleransi umat beragama, sehingga pertentangan antar umat beragama sungguh susah diselesaikan oleh sultan-sultan sesudahnya.
4. Semua generasi penerus Dinasti Mughal pada kala terakhir adalah orang-orang yang lemah dalam kepemimpinan.
Demikianlah bahasan singkat bahan wacana kemunduran peradaban Islam pada era kerajaan Mughal di India. Semoga ada pelajaran dan hikmahnya untuk kita semua.
Foto: Wikimedia Commons