Kemajuan Primer Dan Sekunder Pada Flora

Pertumbuhan dan kemajuan pada flora dapat dibedakan menjadi dua yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Untuk lebih jelasnya silahkan baca uraian singkat di bawah ini.

1. Pertumbuhan Primer

Pertumbuhan primer yaitu pertumbuhan yang disebabkan oleh aktivitas meristem primer yakni terjadi pada ujung akar dan ujung batang. Adapun jenisnya yakni pertumbuhan pada embrio, pertumbuhan pada ujung akar, dan pertumbuhan pada ujung batang.
Terbentuknya bunga, dimulai dari alat kelamin betina atau putik yang mengandung sel telur (ovarium) lalu dibuahi oleh alat kelamin jantan atau benang sari yang mengandung sel sperma dan alhasil membentuk lembaga atau zigot. Proses pertumbuhan zigot dimulai dari sel induk yang membelah secara meiosis menciptakan empat sel haploid, yakni satu sel besar dan tiga sel kecil yang melebur/melarut ke dalam besar. Kemudian, sel haploid ini mengumpulkan energi dari zat-zat makanan untuk melakukan pembelahan selanjutnya secara mitosis.
Pembelahan mitosis merupakan permulaan dimulainya pertumbuhan embrionik yang ditandai dengan adanya periode percepatan flora balasan terjadinya pembelahan sel bertahap secara cepat dan terus menerus menghasilkan dua sel, empat sel, delapan sel, dan seterusnya sehingga terjadi penambahan ukuran selnya.
a. Pertumbuhan pada Embrio
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan Pertumbuhan Primer dan Sekunder pada Tumbuhan
Pertumbuhan pada embrio (perkecambahan)
Proses pertumbuhan embrio pada tanaman disebut dengan perkecambahan. Perkecambahan merupakan permulaan pertumbuhan embrio di dalam biji. Embrio terbagi menjadi tiga potongan, yaitu radikula (akar lembaga), kotiledon (daun forum), dan kaulikalus (batang lembaga). Di dalam biji terdiri dari beberapa bagian yaitu plumula, epikotil, hipokotil, radikula, dan kotiledon. 
Pada biji kacang tumbuhan dikotil terdapat dua kotiledon (berkeping dua). Bagian bawah pangkal (aksis) yang melekat pada kotiledon dinamakan hipokotil dan potongan ujungnya disebut radikula. Bagian atas pangkal disebut epikotil, dan kepingan ujungnya ialah plumula. Yang disebut embrio yakni kuncup embrionik yang memanjang dan menempel pada kotiledon
Pada biji jagung tanaman monokotil cuma terdapat satu kotiledon (berkeping satu) yang dinamakan dengan skutelum. Pada ketika terjadinya perkecambahan, akar akan diselubungi oleh koleoptil. Didalam proses perkembangan embrio, untuk mencukupi kebutuhannya maka embrio akan mendapatkan makanan dari cadangan kuliner di dalam keping biji (kotiledon).
Ada tiga macam bagian penyusun embrio yang penting pada proses perkecambahan, yaitu selaku berikut :
1. Tunas embrionik, sebagai kandidat batang dan daun yang dapat tumbuh meningkat menjadi bunga dan buah.
2. Akar embrionik, sebagai calon akar yang dapat berkembang dan berkembang menjadi akar.
3. Kotiledon atau keping biji, merupakan cadangan masakan untuk pertumbuhan embrio sampai meraih terbentuknya daun, karena embrio tersebut belum menciptakan masakan sendiri lewat fotosintesis.
2. Pertumbuhan pada Ujung Akar

  Alat Pengukur Pertumbuhan Pada Tanaman
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan Pertumbuhan Primer dan Sekunder pada Tumbuhan
Sayatan akar

Setelah proses perkecambahan, akan terbentuk tenaman muda dan pertumbuhan selanjutnya akan diputuskan oleh acara dari jaringan meristem yang terdapat pada titik tumbuh. Jaringan meristem primer terdapat pada ujung akar dan ujung batang yang sungguh memungkinkan bertambah tinggi atau panjangnnya suatu tanaman.

Bagian akar yang paling cepat tumbuh adalah cuilan belakang ujung akar, karena pada cuilan ini terdapat tiga macam kawasan titik tumbuh, yakni daerah pembelahan, kawasan pemanjangan, dan tempat diferensiasi. Semakin jauh dari ujung akar maka pertumbuhannya akan kian lambat.
Sel-sel dibelakang titik tumbuh akan membentang dan terdiferensiasi menjadi jaringan-jaringan akar, yakni epidermis, korteks, endodermis, dan silinder sentra.
3. Pertumbuhan pada Ujung Batang
Sama seperti halnya pada akar, pada ujung batang terdapat titik berkembang. Titik tumbuh padam batang dilindungi oleh balutan bakal daunnya. Pertumbuhan dan kemajuan sama dengan yang terjadi pada akar, yaitu terdapat pada daerah (meristemasik), kawasan pemanjangan, dan daerah diferensiasi.
Pertumbuhan pada potongan atas daun berkembang lebih lambat dibandingkan dengan permukaan bawah daun, sehingga daun muda akan melengkung di atas titik tumbuh. Pada daerah pemanjangan, sel-sel akan berkembang membesar dan memanjang serta jaringan pembuluh sudah mulai tampak. Pada tempat diferensiasi akan membentuk beberapa jaringan yaitu epidermis, korteks, dan silinder pusat.
Setelah pertumbuhan tumbuhan muda menjadi tanaman dewasa, proses pertumbuhan flora akan melambat atau tidak tumbuh sama sekali. Pada tahap ini biasanya flora sedang berkembang menuju pada kedewasaannya, yaitu ditandai dengan tidak ada penambahan panjang atau ukuran badan flora.
Ciri-ciri tanaman dibilang cukup umur yaitu apabila terbentuknya bunga. Pada bunga ini terdapat alat kelamin betina yang disebut putik, dan alat kelamin jantan yang disebut benang sari. Setelah terjadi penyerbukan putik oleh benang sari, akan dihasilkan buah berbiji dan biji inilah nantinya akan menjadi tumbuhan baru.
Beberapa teori wacana titik berkembang :
a. Teori Histogen dan Hanstein
Teori Histogen menyatakan bahwa titik berkembang batang seolah-olah mampu dibedakan menjadi tiga lapisan yang membentuk jaringan/histogen. Lapisan pada jaringan histogen yaitu, dermatogen, periblem, dan plerom.
Dermatogen nantinya akan dianggap meningkat menjadi epidermis, periblem menjadi korteks, dan plerom menjadi silinder pusat.
b. Teori Tunika dan Korpus dari Schmidt
Teori Tunika menyatakan bahwa titik tumbuh hanya dibedakan menjadi dua saja yakni :
Tunika, yakni lapisan pinggir, berisikan sel-sel yang membelah menjadikan bertambah luasnya permukaan titik tumbuh.
Korpus, yaitu bagian yang terdapat di sebelah dalam tunika, terdiri dari sel-sel yang membelah ke segala arah.

2. Pertumbuhan Sekunder

Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada tanaman dikotil dan Gymnospermae. Pada flora dikotil, selain terdapat jaringan meristem primer juga terdapat jaringan meristem sekunder. Pertumbuhan sekunder terjadi pada jaringan meristem sekunder berupa kambium gabus atau gabus. Fungsi kambium gabus adalah selaku perlindungan pertumbuhan sekunder yakni pertumbuhan organ tanaman menjadi bertambah besar ukurannnya.

  Pertumbuhan Dan Pertumbuhan Pada Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan Pertumbuhan Primer dan Sekunder pada Tumbuhan
Bagian-cuilan kambium
Pada permulaan pertumbuhan, kambium hanya terdapat pada jaringan ikat pembuluh (vasis) yang disebut kambium intravaskuler atau kambium vasis, kambium ini mampu tumbuh dengan arah yang berlawanan, yakni yang tumbuh ke arah luar akan menjadi xilem dan yang tumbuh ke arah dalam menjadi floem. Selanjutnya pada pertumbuhan sel jaringan parenkim yang berada diantara kambium intravaskuler akan tumbuh dan berkembang menjadi kambium gres yang disebut kambium intervaskuler.
Pada proses perkembangannya, kambium intervaskuler akan tersambung dengan kambium intravaskuler yang membentuk suatu bulat konsentris yang disebut lingkaran tahun.
Pada umumnya tanaman dikotil seperti pohon jati mempunyai kulit batang pecah-pecah atau rusak. Ini dikarenakan adanya aktivitas acara kambium yang membentuk jaringan xilem dan floem lebih cepat dari pertumbuhan kulit, sehingga akan mengakibatkan jaringan kulit paling luar seperti epidermis dan korteks menjadi pecah-pecah. Untuk menangkal kerusakan jaringan kulit luarnya lebih lanjut, maka jaringan yang berada disebelah dalam kulit membetuk jaringan pelindung dari kerusakan berbentukkambium gabus atau felogen. Felogen mempunyai jaringan yang berkembang ke arah dalam disebut feloderm yang sel-selnya hidup sedangkan jaringan yang tumbuh ke arah luar di sebut felem yang sel-selnya mati.
Untuk mengetahui kecepatan pertumbuhan tanaman, anda bisa memakai alat pengukur kecepatan pertumbuhan dan pertumbuhan pada flora seperti mistar dan auksanometer.
sumber : 
– Buku biologi sma kelas xii
– Berbagai sumber