Kehidupan budaya merupakan hal yang baik kepada berbagai aktivitas insan yang kerap kali menjadi penting dalam setiap kehidupan sosial masyarakat Jawa. Di Kalimantan, ketika saling bercengkrama apa yang menjadi dasar dari suatu Negara, tentunya adalah kuliner yang menerangkan betapa penting konsumsi pada kehidupan suatu Negara.
Di Kalimantan Barat, penyebaran wilayan di pedesaan dengan orang-orang Dayak sudah terjadi, adanya metode pertanian yang dipraktekkan dengan baik, dimulai dari lada, pastinya kemudian padi-padian. Hal ini terlihat pada tata cara pertanian yang dibawa di pulau jawa saat itu pada kurun 1980an.
Berbagai hasil masyarakat Jawa, yang memang berbudaya dan beragama sesuai dengan sistem pertanian mereka, hendak dimengerti bahwa mereka hidup dengan kalangan pertanian mereka. Akan berlainan jauh dengan kepentingan sosial budaya masyarakat sampai dikala ini berada.
Ketika hendak dipahami adanya penduduk Jawa yang enggan untuk bertani, dan melangsungkan kebudayaan mereka. Maka, mereka hidup dengan duit kemudian pindah pada penduduk Batak misalnya dalam hal ini lewat perdagangan, pekerja, dan birokrasi.
Persoalan menyimpang atau tidaknya sebuah pekerjaan mereka, pastinya merupakan hasil yang mereka peroleh dalam suatu tata cara kelas sosial di masyarakat menurut kebudayaan mereka. Hal ini akan terjadi dengan adanya sebuah pergeseran sosial, terutama pada tata cara mata pencaharian mereka selama di Kalimantan.
Bagaimana mereka menjaga sistem ekonomi budaya mereka, terang bagaimana dengan status sosial mereka peroleh guna menerima pekerjaan, dan yang lain tanpa mengetahui suasana kelompok dan agama mereka bahkan secara budaya telah menyimpang.
Maka, apa yang diterapkan dalam hal ini jelas dengan aneka macam hal terkait dengan kecerdasan insan yang digunalan pada kurun global sampai saat ini. Berbagai penyimpangan budaya pada penduduk Batak telah memiliki dampak pada faktor moralitas mereka secara agama 80an – 08.
Kondisi mirip dapat diartikan adanya kepentingan ekonomi, sosial budaya pada penduduk Jawa – Batak – Dayak di Kalimantan Barat. Tidak begitu menarik ketika memahami rancangan kota yang mereka buat secara golongan, baik itu berbudaya dan agama ( HKBP – GKE Kalimantan – MRPD Pancasila ).
Persoalan tersebut dimulai dari problem dari berbagai hal terkait dengan kelas sosial, etnik ( TIonghoa , Hakka – Khek – Hokkien ), kelas sosial yang berasal dari kelas sosial yang berefek pada psikologis manusia dan secara sosiologis memiliki pandangan yang berlainan untuk mengerti bagaimana kehidupan masing-masing budaya dan agama hidup di penduduk .