Keanekaragaman Hayati (Materi Pelajaran Biologi SMA/ MA Kelas 10)

Keanekaragaman Hayati (Materi Pelajaran Biologi Sekolah Menengan Atas/ MA Kelas 10) ✓ Sesudah mencar ilmu mengenai bab ini diinginkan sobat – sobat mampu merumuskan konsep keseragaman & keberagaman makhluk hidup dgn mengamati dgn teliti lingkungan. Semakin mengenal keanekaragaman yg ada di Indonesia maka akan berupaya untuk mejaga & melestarikannya.
Dengan miningkatnya jumlah penduduk & berkembangknya industri, eksploitasi kepada keanekaragaman hayati (biodiversitas) juga kian meningkat. Tiap – tiap tahun terjadi alih fungsi lahan, penggundulan & pembakaran kepada hutan, pemakaian materi kimia mirip penggunaan pestisida yg berlebihan yakni merupakan contoh kegiatan manusia yg mampu menghancurkan keanekaragaman hayati. Ini berarti manusia sendiri yg akan mengalami kerugian, langkah-langkah evakuasi keanekaragaman hayati tak dilaksanakan maka spesies yg hidup pada hari ini akan menuju kepunahan.

Daftar Isi

A. Tingkat Keanekaragaman Hayati

B. Keanekaragaman Hayati Indonesia

C. Nilai-Nilai Keanekaragaman Hayati Khas Indonesia

D. Pengaruh Kegiatan Manusia kepada Biodiversitas

E. Pelestarian Keanekaragaman Hayati di Indonesia
F. Kebun Tanaman Obat Keluarga
G. Klasifikasi Makhluk Hidup

Keanekaragaman Hayati (Materi Pelajaran Biologi Sekolah Menengan Atas/ MA Kelas 10)

 Sesudah belajar mengenai bab ini diharapkan teman  Keanekaragaman Hayati (Materi Pelajaran Biologi SMA/ MA Kelas 10)

A. Tingkat Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman dr organisme yg memperlihatkan dengan-cara keseluruhan atau totalitas kombinasi gen, jenis, & ekosistem di sebuah kawasan. Keseluruhan gen, jenis & ekosistem yakni dasar kehidupan di wajah bumi. Menilik akan pentingnya keanekaragaman hayati bagi kehidupan maka keanekaragaman hayati perlu untuk dipelajari & pula dilestarikan. Lingkup dr keanekaragaman hayati (biodiversitas) meliputi banyak sekali bermacam perbedaan/ variasi bentuk, tampilan, jumlah, & sifat-sifat yg nampak pada banyak sekali tingkatan, baik itu pada tingkatan gen, tingkatan spesies maupun pada tingkatan ekosistem. Berdasarkan pada hal itu, maka para spesialis membedakan keanekaragaman hayati menjadi tiga tingkatan, yakni keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis & keanekaragaman ekosistem.

1. Keanekaragaman gen

Gen atau plasma nuftah adalah substansi kimia yg menjadi penentu sifat keturunan yg terdapat di dlm lokus kromosom. Setiap makhluk hidup memiliki kromosom yg tersusun dr benang-benang pembawa sifat keturunan yg ada di dlm inti sel. Oleh karenanya semua organisme yg ada mempunyai kerangka dasar komponen sifat menurun yg sama. Kerangka dasar tersebut terdiri dr ribuan hingga jutaan aspek menurun yg mengontrol tata cara penurunan sifat organisme. Meskipun kerangka dasar gen semua organisme sama, akan tetapi komposisi atau susunan, & jumlah aspek dlm kerangka mampu berbeda-beda. Perbedaan jumlah & susunan aspek tersebut akan menjadikan terjadinya keanekaragaman gen. Selain dr pada itu, setiap individu mempunyai  banyak gen, jika terjadi sebuah perkawinan atau persilangan antar individu yg karakternya berbeda akan menghasilkan keturunan yg semakin banyak variasinya. Sebab pada waktu persilangan akan terjadi penggabungan gen-gen individu melalui sel kelamin. Hal tersebut yg membuat keanekaragaman gen makin tinggi. Contoh keanekaragaman tingkat gen yakni tumbuhan bunga mawar putih dgn tumbuhan bunga mawar merah yg mempunyai perbedaan, yaitu terletak pada segi warna bunganya. Pada perkembangannya, aspek yg menjadi penentu tak cuma faktor gen saja, akan tetapi ada pula aspek lain yg berperan dlm mempengaruhi keanekaragaman hayati tersebut, yaitu lingkungan. Sifat yg muncul di setiap individu yaitu bentuk interaksi antara gen dgn lingkungan. Dua individu yg memiliki struktur & pula urutan gen yg sama, belum tentu mempunyai bentuk yg sama ksrena terdapat aspek lingkungan yg mensugesti penampakan (fenotipe) atau bentuk. Sebagai pola, orang yg hidup di wilayah pegunungan dgn orang yg hidup di daerah pantai mempunyai perbedaan dlm hal jumlah eritrositnya, dimana jumlah eritrosit orang yg hidup pada wilayah pegunungan lebih banyak dibanding dgn orang yg hidup di pantai hal tersebut disebabkan pembiasaan terhadap kandungan oksigen di lingkungannya. Pada kawasan pegunungan kandungan oksigennya lebih rendah apabila dibandingkan di kawasan pantai. Oleh karenanya fenotipe pipi orang pegunungan umumnya lebih kemerahan apabila dibanding orang yg hidup di pantai.

 Sesudah belajar mengenai bab ini diharapkan teman  Keanekaragaman Hayati (Materi Pelajaran Biologi SMA/ MA Kelas 10)

2. Keanekaragaman jenis

Spesies atau jenis bermakna individu yg mempunyai persamaan dengan-cara morfologis, anatomis, fisiologis & mampu saling kawin dgn sesamanya (inter hibridisasi) yg menghasilkan keturunan yg fertil (subur) untuk melanjutkan keturunannya. Keanekaragaman jenis menggambarkan semua variasi yg ada pada makhluk hidup antar jenis. Perbedaan antar spesies organisme pada satu keluarga lebih menonjol sehingga lebih gampang untuk dijalankan pengamatan daripada perbedaan antar individu dlm satu spesies. Pada keluarga kacang-kacangan, sahabat – sahabat mengenal adanya kacang tanah, kacang buncis, kacang hijau, kacang kapri, & lain sebagainya. Dari jenis kacang-kacangan tersebut kita bisa dengan-cara mudah membedakannya alasannya di antara jenis kacang-kacangan tersebut terdapat ciri khas yg sama. Namun, ukuran tubuh atau batang, kebiasaan hidup, bentuk buah & biji, serta rasanya berbeda. Contoh yg lainkeanekaragaman jenis yaitu pada pohon kelapa, pohon pinang & pula pada pohon palem.

 Sesudah belajar mengenai bab ini diharapkan teman  Keanekaragaman Hayati (Materi Pelajaran Biologi SMA/ MA Kelas 10)

3. Keanekaragaman ekosistem

Pengertian ekosistem yaitu hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup yg satu dgn makhluk hidup lainnya & pula antara makhluk hidup dgn lingkungannya. Setiap individu akan tumbuh & berkembang apabila dilingkungan yg cocok atau sesuai. Pada suatu lingkungan akan dihuni oleh aneka macam makhluk hidup karena lingkungan tersebut sesuai untuk masing – masing individu. Sehingga hal tersebut mesti hidup dengan-cara berdampingan dgn sarat damai, & mereka harus bisa menyatu dgn lingkungan tersebut. Pada lingkungan yg sesuai, maak makhluk hidup akan dibentuk oleh lingkungan, sebaliknya makhluk hidup yg terbentuk oleh lingkungan akan membetuk lingkungan tempat mereka berada. Sehingga dgn demikian terdapat interaksi yg dinamis antara makhluk hidup dgn lingkungannya. Keadaan abiotik (tidak hidup) pada sebuah kawasan yg berlawanan membuat jenis makhluk hidup (biotik) yg bisa menyesuaikan diri dgn lingkungan tersebut berlawanan-beda. Konsekwensinya yaitu permukaan bumi dgn kombinasi kondisi komponen abiotik yg tinggi akan menciptakan sebuah keanekaragaman ekosistem. Terdapat ekosistem hutan hujan tropis, hutan gugur, padang rumput, padang lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau, laut, & lain sebagainya. Pada sebuah wilayah, komponen biotik & abiotiknya berlawanan-beda baik dengan-cara mutu komponen tersebut ataupun kuantitasnya. Hal tersebut yg bikin terbentuknya keanekaragaman ekosistem di paras bumi. Jika terjadi kepunahan pada salah satu anggotaekosistemnya maka akan terjadi gangguan kepada kelangsungan hidup organisme yg yang lain. Suatu perubahan yg terjadi pada komponen – komponen ekosistem akan besar lengan berkuasa terhadap keseimbangan (homeostatis) ekosistem bersangkutan. Ekosistem merupakan sebuah tata cara sehingga antara yg satu dgn yg yang lain saling berkaitan. Sebagai pola keanekaragaman hayati tingkat ekosistem yaitu di kawasan pantai banyak terdapat pohon kelapa, pohon aren banyak terdapat di wilayah pegunungan, sedangkan untuk pohon palem & pinang banyak tumbuh dgn baik di kawasan dataran rendah.

B. Keanekaragaman Hayati Indonesia

1. Keanekaragaman hayati Indonesia menurut karakteristik wilayahnya

Indonesia mempunyai letak dengan-cara astronomis yaitu di 60 LU – 110 LS & 950 BT – 1410 BT. Dari letak tersebut maka Indonesia terletak di wilayah iklim tropis sebab terdapat di antara 23½0 LU & 23½0 LS. Adapun untuk ciri-ciri daerah tropis antara lain mempunyai temperatur udara cukup tinggi, yaitu 26 0C – 28 0C, curah hujan yg cukup tinggi (700 – 7.000 mm/tahun) & mempunyai tanah yg subur karena proses pelapukan batuan berjalan cukup cepat. Untuk hewan-hewannya, Indonesia mempunyai jumlah keanekaragaman yg tinggi apabila dibandingkan dgn negara-negara yg lain. Hewan mamalia menduduki pada peringkat pertama di dunia nyaris meraih 515 jenis, 125 jenis diantaranya endemik, artinya tak ditemui pada daerah yg yang lain. Peringkat kedua diduduki oleh kupu-kupu meliputi 151 jenis. Hewan reptil menduduki peringkat ketiga dunia, lebih dr 600 jenis. Sedangkan untuk burung menduduki peringkat keempat yaitu meraih 1519 jenis & 420 jenis bersifat endemik. Untuk peringkat kelima diduduki oleh amfibi meliputi hampir 270 jenis.

Macam-macam tumbuhan khas & endemik di Indonesia antara lain :

  • Rafflesia arnoldii terdapat di pulau Jawa, Sumatera & Kalimantan.
  • Matoa (Pometia pinnata) berkembang di wilayah Papua. 
  • Meranti (Shorea sp), Keruwing (Dipterocarpus sp) & Rotan ( Liana sp ) banyak tumbuh di hutan Pulau Kalimantan.
  • Kayu  ramin (Gonystylus bancanus) terdapat di pulau Sumatera, Kalimantan & Maluku.
  • Kayu besi (Euziderozylon zwageri) tumbuh di wilayah Jambi, Pulau Sumatra.
  • Sawo kecik ( Manilkara kauki) berkembang di wilayah pulau Jawa.
  • Kepuh (Sterculia foetida) terdapat di Pulau Jawa.
  • Durian (Durio zibethinus) , Mangga (Mangifera indica) , Sukun (Arthocarpus communis) banyak terdapat di hutan pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan & Sulawesi.
  • Kayu Cendana banyak terdapat di Nusa Tenggara. 

Berikut adalaj macam – macam hewan khas & endemik di Indonesia antara lain:

  • Burung Cendrawasih (Paradisaea minor) & Kasuari (Casuarius casuarius) banyak terdapat di Papua.
  • Macan Kumbang (Panthera pardus) & Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) ada di Pulau Jawa & pulau Sumatera.
  • Badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) berada di wilayah Ujung Kulon.
  • Komodo (Varanus komodoensis) di terdapat Pulau Komodo.
  • Burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Pulau Sulawesi.
  • Penyu Hijau (Chelonia mydas) terdapat di pulau Jawa, Bali & Sulawesi.
  • Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) ada di pulau Bali.
  • Tapir (Tapirus indicus) ada di Pulau Sumatera.
  • Orang utan (Pongo pygmaeus) di pulau Sumatera & Kalimantan.
  • Gajah (Elephas maximus) terdapat di Sumatra & Kalimantan.

2. Keanekaragaman hayati Indonesia menurut penyebarannya (Biogeografi)

Pengertian biogeografi yakni ilmu yg mempelajari tentang penyebaran makhluk hidup tertentu pada suatu lingkungan tertentu di bumi. Indonesia yakni  negara yg sangat kaya akan tanaman & fauna yg tersebar di seluruh kepulauannya. Persebaran organisme yg berlainan tersebut dapat menurut pada geografis, mirip ketinggian, garis lintang, & kondisi iklim, contohnya curah hujan, suhu, & radiasi cahaya. Biogeografi menurut fauna & floranya mampu dibagi menjadi dua, antara lain persebaran hewan & persebaran tumbuhan.

 Sesudah belajar mengenai bab ini diharapkan teman  Keanekaragaman Hayati (Materi Pelajaran Biologi SMA/ MA Kelas 10)

a. Penyebaran binatang (zoogeografi)

Alfred Russell Wallace menjelaskan bahwa penyebaran hewan yg ada di bumi bisa dikelompokkan menjadi 6 wilayah, antara lain.
1) Paleartik daerahnya meliputi wilayah Asia Utara & Eropa, binatang yg khas yakni beruang eropa, bison & rusa kutub.
2) Ethiopia wilayahnya mencakup wilayah Afrika, Arab, Madagaskar, binatang yg khas, seperti zebra, jerapah, gajah, & gorila.
3) Oriental wilayahnya meliputi wilayah Asia Selatan & Indonesia potongan barat, hewan yg khas yakni macan, gajah, tapir, & kerbau.
4) Australia daerahnya meliputi wilayah Australia, New Zealand & Indonesia potongan timur. Hewan yg khas yakni hewan yg berkantung, seperti kanguru.
5) Neortik wilayahnya mencakup wilayah Amerika Utara, binatang yg khas meliputi, binatang pengerat besar, yaitu berang-berang.
6) Neotropik wilayahnya meliputi wilayah Amerika Tengah & Amerika Selatan, hewan yg khas yaitu kera & tapir.

  Rangkuman Metode Reproduksi Manusia Kelas 9

Indonesia letaknya tergolong dlm 2 wilayah zoogeografi, yakni oriental & Australia. Yang tergolong wilayah zoogeografi oriental yakni belahan barat Indonesia, sedangkan untuk belahan timur termasuk wilayah zoogeografi Australia. Berdasar pada sejarahnya, Indonesia belahan barat menyatu dgn benua Asia & Indonesia timur menyatu dgn benua Australia. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila jenis hewan & tumbuhan yg ada di Indonesia barat menyerupai dgn hewan & tumbuhan di Asia Tenggara atau oriental. Jenis binatang & tumbuhan yg berada di Indonesia timur ibarat dgn hewan & tumbuhan yg berada di kawasan biografi benua Australia.

b. Persebaran tumbuhan

Vegetasi yaitu tumbuhan yg menutupi pada sebuah wilayah tertentu. Penentu persebaran tumbuhan antara lain dipengaruhi oleh aspek geologis, geografis (mirip ketinggian & garis lintang) & curah hujan. Semakin tinggi suatu kawasan dr permukaan maritim & letak daerah tersebut semakin jauh dr garis lintang, maka di daerah tersebut suhunya akan kian menurun. Setiap peningkatan ketinggian 100 meter dr permukaan maritim & peningkatan garis lintang sebesar 10 maka suhu kawasan tersebut akan turun 50 C.

Macam-macam vegetasi & ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

1) Tundra, mempunyai ciri-ciri vegetasi rumput & lumut kerak (Lichenes) & terdapat di wilayah Skandinavia, Rusia, Siberia & Kanada.

2) Taiga, mempunyai ciri-ciri vegetasi hutan hujan jarum (konifer) & terdapat pada wilayah Skandinavia, Alaska, Kanada & pula Siberia.

3) Hutan meranggas (4 isu terkini), mempunyai ciri-ciri vegetasi hutan yg hijau pada ekspresi dominan panas & menggugurkan daunnya pada demam isu dingin. Terdapat di wilayah iklim sedang, mirip Eropa, sebagian Asia & Amerika.

4) Padang rumput, mempunyai ciri-ciri vegetasi tanpa pohon, tumbuhan berupa rumput (Graminae). Terdapat di wilayah Hongaria, Amerika Utara, Argentina & Rusia Selatan.

5) Vegetasi gurun, mempunyai ciri – ciri vegetasi dgn jumlah pohon yg sangat sedikit. Tumbuhannya yaitu jenis tumbuhan tahan kering (xerofit), berbunga & berbuah dlm waktu pendek (efermer). Terdapat di wilayah gurun Gobi (RRC), gurun Sahara (Afrika Utara), gurun Kalahari (Afrika Selatan)

6) Sabana, mempunyai ciri-ciri vegetasi padang rumput & pepohonan. Terdapat di wilayah Asia, Australia & pula Indonesia.

7) Hutan hujan tropis, mempunyai ciri-ciri vegetasi tumbuhan hijau sepanjang tahun, pohon- pohon tinggi, jenisnya sungguh banyak, terdapat tumbuhan yg menempel (epifit) & tumbuhan yg memanjat pohon lain (liana). Terdapat di wilayah Asia, Afrika, Indonesia, & Amerika Selatan.

8) Hutan bakau, mempunyai ciri-ciri vegetasi yg memiliki akar nafas karena tanah & airnya miskin oksigen, umpamanya Pohon Bakau (Rhizipora), kayu api (Avicinea) & Sonneratia/jenis tumbuhan tahan kering (xerofit).  Terdapat di wilayah tropis & subtropis pada zona pasang surut di tempat landai pada pantai.

9) Hutan lumut, mempunyai ciri-ciri vegetasi tumbuhan lumut & terdapat di wilayah pegunungan.
Semua suku tumbuhan terwakili dgn baik di Indonesia.

3. Keanekaragaman hayati Indonesia menurut ekosistem perairannya

Macam-macam lingkungan perairan (akuatik) akan membentuk ekosistem antara lain, ekosistem air tawar & ekosistem air laut.

a. Ekosistem air tawar
Memiliki ciri-ciri salinitas atau kadar garam yg rendah, kombinasi suhu rendah, penetrasi atau paparan cahaya matahari kurang, adanya aliran air (ekosistem sungai), & adanya imbas oleh iklim serta cuaca.
Berdasarkan intensitas cahaya yg diterima, pembagian habitat ekosistem air tawar bisa dibagi menjadi 3 zona, antara lain:

  • Litoral merupkan wilayah dgn intensitas cahaya matahari yg meraih dasar.
  • Limnetik merupakan daerah terbuka yg intensitas cahaya mataharinya bisa mencapai dasar.
  • Profundal merupakan daerah dasar yg dlm oleh karenanya cahaya matahari tak mampu mencapainya. 

Organisme yg hidup pada ekosistem air tawar mempunyai karakteristik tertentu, contohnya tumbuhan rendah bersel satu mempunyai dinding sel yg kokoh, sedang tumbuhan tingkat tinggi mempunyai akar sulur untuk menempel pada potongan dasar perairan, mirip tumbuhan teratai, kangkung, ganggang biru & pula ganggang hijau. Sedangkan untuk karakteristik hewannya ialah mempunyai ciri-ciri mengeluarkan air yg berlebih, garam diabsorpsi (diserap) lewat insang dengan-cara aktif & sedikit minum, air masuk dlm tubuh dengan-cara osmosis.

b. Ekosistem air laut
Adanya hempasan dr gelombang air bahari maka di wilayah pasang surut yg merupakan perbatasan darat & maritim terbentuk gundukan pasir, & apabila menuju ke darat terdapat hutan pantai yg terbagi menjadi beberapa wilayah, antara lain

  • Formasi pescaprae, didominasi tumbuhan Vigna, Spinifex litorus , Ipomoea pescaprae , Pandanus tectorius.
  • Formasi baringtonia, tumbuhan yg khas, seperti Hibiscus tilliaceus , Terminalia catapa , Erythrina sp.
  • Hutan bakau, tumbuhan yg khas adalah Rhizopora (bakau), & Acanthus.

Ciri-ciri ekosistem air laut yakni

  • Salinitas tinggi terutama di kawasan tropis, sedangkan di daerah masbodoh cukup rendah.
  • Ekosistem maritim tak dipengaruhi oleh iklim & cuaca.
  • Arus maritim yg selalu berputar timbul lantaran perbedaan temperatur & perputaran bumi.
  • Di daerah tropis, seperti di Indonesia, air permukaan bahari mempunyai suhu lebih tinggi dgn suhu air di serpihan bawahnya sehingga air permukaan tak mampu bercampur dgn air di lapisan bawah. Batas antara lapisan tersebut dinamakan batas termoklin.

Secara fisik, pembagian habitat air maritim dibagi menjadi 4 zona, antara lain.

  • Litoral, adalah yg berbatasan dgn darat.
  • Netrik, ialah memiliki kedalaman hingga 200 meter.
  • Batial, ialah memiliki kedalaman 200 meter hingga 2000 meter.
  • Abisal, ialah mempunyai kedalaman 2000 meter lebih.

Karakteristik organisme yg hidup di ekosistem air maritim misalnya binatang & tumbuhan tingkat rendah mempunyai tekanan osmosis sel kira – kira sama dgn tekanan osmosis air bahari, dgn demikian adaptasinya dapat dgn mudah dilaksanakan. Sedangkan, binatang bersel banyak, contohnya ikan, cara penyesuaian yg dilakukan dgn cara melaksanakan banyak minum, sedikit mengeluarkan urin, pengeluaran air dijalankan dengan-cara osmosis, sedangkan garam mineral dikeluarkan dengan-cara aktif lewat insang.

C. Nilai-Nilai Keanekaragaman Hayati Khas Indonesia

Manfaat yg didapatkan dlm mempelajari keanekaragaman hayati, antara lain:
1. mengetahui manfaat setiap jenis organisme;
2. mengenali antara organisme satu dgn yang lain saling ketergantungan;
3. memahami ciri-ciri & sifat suatu organisme;
4. mengerti adanya kekerabatan kekerabatan antar organisme;
5. mengetahui faedah adanya keanekaragaman hayati dlm rangka untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.

Terdapat adanya nilai manfaat dr keanekaragaman hayati untuk kehidupan insan, diantaranya yaitu nilai biologi, nilai pendidikan, nilai estetika & budaya, & nilai ekologi, serta nilai religius.

1. Nilai biologi

Kebutuhan manusia atas pangan, sandang, obat-obatan, bahan bangunan, & oksigen nyaris 100 % karena jasa keanekaragaman hayati. Semua orang di dunia ini kebutuhan makanannya sangat bergantung pada tumbuhan & binatang. Para ilmuwan dunia mempercayai terdapat kira – kira 80.000 spesies tumbuhan bisa dimakan. Akan tetapi, hanya sekitar 30 spesies saja yg mampu menyediakan 90 % kebutuhan gizi insan. Sebetulnya alam masih menyimpan banyak keanekaragaman hayati yg belum tersentuh atau tergali oleh manusia. Banyak industri yg memerlukan bahan baku dr keanekaragaman hayati hewan & tumbuhan. Misalnya saja pada industri benang membutuhkan berbagai macam tumbuhan & binatang. Tumbuhan ada yg diambil batangnya, umbi, buah, bunga, daun, daging, susu, telur, & lainlain. Industri kertas memerlukan jutaan ton batang tumbuhan, begitu juga industri obat-obatan & kosmetik memerlukan banyak sekali jenis binatang & tumbuhan yg mempunyai khasiat tertentu.

2. Nilai pendidikan

Pada tubuh makhluk hidup terdapat sumber gen yg dengan-cara alami sudah sesuai dgn alamnya. Oleh lantaran itu, lestarinya keanekaragaman hayati ialah syarat wajib untuk tetap memlihara tersedianya plasma nuftah atau sumber gen. Hal tersebut berarti menyediakan potensi untuk melakukan & membuatkan sebuah penelitian demi pemulihan keanekaragaman hayati yg akhir-akhir ini mengalami kecenderungan berkurang.

3. Nilai estetika & budaya

Keanekaragaman hayati pula menyediakan pemandangan alam yg indah. Tidak mengherankan bila banyak wisatawan mancanegara bahagia untuk melaksanakan rekreasi ke tempat yg bertemaalam contohnya berkunjung ke tempat hutan alam, sungai, arung riam, & laut yg masih alami. Banyak keanekaragaman binatang memiliki bentuk fisik yg elok atau perilaku yg lucu, sehingga menjadi incaran manusia untuk dikoleksi. Hewan-binatang yg mempunyai sifat tersebut bisa mendatangkan hiburan bagi manusia.

4. Nilai ekologi

Kehadiran keanekaragaman hayati di suatu wilayah sungguh mempunyai kiprah dlm rangka untuk mempertahankan proses ekosistem, seperti daur zat, & aliran energi. Selain itu, keberadaan keanekaragaman hayati tersebut, khususnya keberadaan keanekaragaman tumbuhan, mempunyai kiprah besar dlm perjuangan mempertahankan tanah terhadap abrasi & terjaganya proses fotosintesis. Pada lingkup yg lebih luas, keanekaragaman tumbuhan bermanfaat untuk mempertahankan wilayah aliran sungai serta stabilitas iklim.

5. Nilai religius

Adanya keanekaragaman hayati mempunyai fungsi untuk mengingatkan kita kepada kebesaran Allah yg sudah membuat alam raya dgn segala keindahan.

D. Pengaruh Kegiatan Manusia kepada Biodiversitas

Slah satu komponen yg bisa mempengaruhi memengaruhi ekosistem adalah manusia karena manusia bisa melaksanakan kegiatan yg dapat meningkatkan buatan komponen biotik ekosistem, namun sebaliknya, karena ulah manusia pula mampu menimbulkan terjadinya gangguan terhadap keseimbangan ekosistem. Berikut merupakan kegiatan-kegiatan insan yg dapat menurunkan keanekaragaman hayati, antara lain:

1. Pembukaan hutan

Aktifitas manusia yg melakukan pembukaan hutan untuk lahan pertanian, perumahan, pertambangan & industri karena terjadinya pertambahan populasi manusia akan berakibat terhadap keseimbangan ekosistem hutan. Adanya penggundulan hutan akan menimbulkan bahaya banjir. Kegiatan pembukaan hutan akan menghilangkan beribu-ribu spesies asli yg ada di hutan karena habitatnya telah rusak. Misalnya, makin sulitnya ditemukan burung jalak putih bali lantaran habitatnya tergusur. Contoh lainnya yakni menurunnya populasi harimau jawa selaku balasan dr menyempitnya habitat.

2. Eksploitasi sumber daya alam hayati yg berlebihan

Dengan bertambahnya populasi manusia yg sangat pesat mengakibatkan terjadinya pengambilan sumber daya alam hayati oleh manusia bisa melampaui batas regenerasi & reproduksi dr organisme tersebut. Hal tersebut mengakibatkan kepunahan pada berbagai jenis makhluk hidup, sehingga akan menurunkan keanekaragaman hayati. Contohnya yaitu adanya perburuan orangutan untuk membuat obat, gading gajah untuk dikoleksi, perburuan beruang & ular atau buaya untuk pembuatan tas maupun jaket kulit, & lain sebagainya.

3. Pencemaran lingkungan

Peningkatan jumlah pemukiman & industri membuat terciptanya limbah yg tentunya lingkungan menjadi terkotori, baik air, tanah atau udara. Pencemaran merupakan perubahan kepada lingkungan sebagai akhir ulah insan. Perubahan lingkungan tersebut akan menunjukkan tekanan kepada makhluk hidup sehingga sungguh membahayakan terhadap kelancaran biodiversitas atau keanekaragaman hayati di wajah bumi ini. Sebagai contohnya yaitu kian langkanya jenis-jenis ikan air tawar yg ada di sungai Ciliwung sebagai balasan pencemaran limbah industri, matinya ribuan ikan laut di Pantai Teluk Jakarta sebagai balasan pencemaran limbah industri, & lain sebagainya.

4. Budidaya monokultur & efek negatif rekayasa genetik

Tujuan dr tata cara pertanian monokultur yaitu untuk meningkatkan produktivitas pangan, mempunyai imbas negatif terhadap jenis-jenis tumbuhan yg kurang bersifat unggul sebab menjadi kurang dibudidayakan, sehingga mampu hilang dr lingkungan & kemudian mengalami kepunahan. Selain hal tersebut, pemakaian hibrida yg tahan kepada hama & penyakit sebagai hasil rekayasa genetika pula mampu mengakibatkan abrasi plasma nuftah bagi tumbuhan yg tak tahan kepada hama & penyakit.

E. Pelestarian Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Eksploitasi terhadap hutan tropis menjadi lahan pertanian & pula penggundulan hutan, mempunyai dampak besar terhadap proses hilangnya sumber daya alam hayati. Indonesia mempunyai daftar terpanjang jenis tumbuhan & binatang yg terancam mengalami kepunahan. Sudah ada paling tidak, sebanyak 126 jenis burung, 63 jenis hewan mamalia, & 21 jenis binatang melata yg dinyatakan terancam punah. Populasi kayu ramin menipis, kayu gaharu, & kayu cendana terancam mengalami kepunahan. Menurunnya keanekaragaman hayati tersebut maka insan harus melakukan perjuangan untuk melestarikan & berbagi keanekaragaman hayati. Terdapat dua cara pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia, yakni pelestarian 1). In situ & 2). Ek situ.

  Stepa

1. Pelestarian In situ
Adalah sebuah perjuangan untuk melestarikan sumber daya alam hayati di habitat atau tempat aslinya. Hal tersebut dilaksanakan dgn mempertimbangkan karakteristik tumbuhan atau hewan tertentu sungguh membahayakan kelestariannya bila dilaksanakan pemindahan ke tempat lainnya. Sebagai contohnya sebagai berikut.

  • Suaka margasatwa untuk binatang komodo yg berada di Taman Nasional Komodo, Pulau Komodo.
  • Suaka margasatwa untuk binatang badak bercula satu yg berada di Taman Nasional Ujung Kulon, Jawa Barat.
  • Pelestarian bunga Rafflesia di Taman Nasional Bengkulu.
  • Pelestarian terumbu karang di Bunaken.

2. Pelestarian ek situ
Adalah suatu upaya pelestarian yg dikerjakan dgn cara memindahkan ke tempat lain yg lebih cocok bagi perkembangan kehidupannya. Sebagai umpamanya mirip yg berikut ini.

  • Kebun Raya & Kebun Koleksi untuk menyeleksi banyak sekali macam tumbuhan langka dlm upaya melestarikan plasma nuftah.
  • Penangkaran jalak bali di kebun binatang Wonokromo.

F. Kebun Tanaman Obat Keluarga

Salah satu cara yg mampu dikerjakan dlm rangka untuk melestarikan keanekaragaman hayati dengan-cara aktual & untuk pemenuhan akan kebutuhan dapur & tumbuhan obat maka kita mampu bikin kebun tanaman obat, baik di lingkungan sekolah maupun dilingkungan rumah kita. Dengan kegiatan ini diinginkan tak akan terjadi kelangkaan kepada tumbuhan obat balasan konsumsi obat-obatan kimia & meninggalkan fungsi tanaman obat-obatan tradisional bagi kesehatan.

G. Klasifikasi Makhluk Hidup

Makhluk hidup yg memiliki ciri & sifat yg sama dikategorikan ke dlm satu kelompok, & kalau dlm persamaan tersebut terdapat perbedaan ciri & sifat, maka dipisahkan lagi ke dlm golongan lain yg lebih kecil lagi, sehingga dgn demikian dlm kegiatan klasifikasi akan didapatkan golongan-kelompok makhluk hidup dgn jenjang yg berlainan. Pengelompokkan hasil pembagian terstruktur mengenai pada tingkat-tingkat yg berlainan atau pd takson yg berlainan disebut taksonomi. Semakin tinggi jenjangnya maka kian banyak anggotanya, tetapi persamaan sifat yg dimiliki oleh anggotanya kian sedikit.

1. Tujuan & manfaat klasifikasi

Klasifikasi bisa mempunyai kegunaan selaku alat untuk mempelajari keanekaragaman hayati. Tujuan dr pembagian terstruktur mengenai yakni:

  • mempersempit objek studi agar lebih mudah untuk dipelajari;
  • menggambarkan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis;
  • menggolongkan makhluk hidup berdasarkan pada persamaan ciri-cirinya;
  • mengenali kekerabatan kekerabatan & sejarah evolusinya.

Adanya pembagian terstruktur mengenai makhluk hidup mempunyai faedah sangat besar yg eksklusif mampu dinikmati oleh manusia, yakni selaku berikut:

  • Pengklasifikasian lewat pengelompokkan mampu membuat lebih mudah dlm mempelajari organisme yg beraneka ragam.
  • Klasifikasi mampu dimanfaatkan untuk mengenali kekerabatan tingkat kekerabatan antara organisme yg satu dgn yg lainnya.

2. Tahapan penjabaran

Di dlm melakukan pembagian terstruktur mengenai makhluk hidup mesti lewat beberapa rangkaian tahapan. Adapun untuk tahapannya yaitu sebagai berikut:

  • Pengamatan sifat makhluk hidup. Pengamatan adalah sebuah proses awal dr penjabaran, yg dilakukan dlm proses ini yaitu dgn melaksanakan identifikasi makhluk hidup satu dgn makhluk hidup yg yang lain. Mengamati & menggolongkan didasarkan pada tingkah laris, bentuk morfologi, anatomi, & pula fisiologi.
  • Pengelompokkan makhluk hidup menurut pada ciri yg diamati. Hasil dr observasi selanjutnya diteruskan ke tingkat pengelompokkan makhluk hidup. Dasar pengelompokkannya yaitu ciri & sifat atau persamaan & perbedaan makhluk hidup yg diamati.
  • Pemberian nama makhluk hidup. Pemberian nama sebuah makhluk hidup ialah hal yg penting dlm pembagian terstruktur mengenai. Terdapat banyak sekali macam sistem penamaan makhluk hidup, antara lain pemberian nama dgn tata cara tata nama ganda (binomial nomenclature). Dengan pemberian nama pada makhluk hidup maka ciri & sifat makhluk hidup tersebut akan lebih mudah dipahami & dimengerti.

3. Sistem pembagian terstruktur mengenai

Berdasarkan tolok ukur yg dipakai, sistem klasifikasi makhluk hidup dibedakan menjadi tiga macam, yaitu 1). metode buatan, 2). tata cara alami, & 3). tata cara filogenik.

a. Sistem buatan
Sistem penjabaran buatan lebih mengutamakan tujuan mudah dlm ikhtisar dunia makhluk hidup. Yang mengenalkan pembagian terstruktur mengenai buatan yakni Carollus Linnaeus (1707-1778). Dasar penjabaran yaitu ciri morfologi, alat reproduksi, habitat & penampakan makhluk hidup (bentuk & ukurannya). Misalnya, pada penjabaran tumbuhan ada pohon, semak, perdu, & pula ada gulma. Berdasarkan pada tempat hidupnya, mampu dikelompokkan binatang yg hidup di air & hewan yg hidup di darat. Berdasarkan manfaatnya, contohnya makhluk hidup yg dimanfaatkan sebagai bahan pangan, sandang, papan & obat-obatan.

b. Sistem alami
Klasifikasi makhluk hidup yg menggunakan sistem alami mengharapkan terbentuknya takson yg alami. Klasifikasi alami dikemukakan oleh Aristoteles di tahun 350 SM. Klasifikasi tersebut didasarkan pd tata cara alami, yg artinya sebuah pengelompokan yg didasarkan pada ciri morfologi/ bentuk tubuh alami, oleh karenanya terbentuk takson-takson yg alami, misalnya binatang berkaki empat, binatang bersirip, hewan tak berkaki, & sebagainya.  Pada tumbuhan misalnya tumbuhan berdaun menyirip, tumbuhan berdaun mirip pita, & sebagainya.

c . Sistem filogenik
Sistem pembagian terstruktur mengenai filogenik didasarkan pada jauh dekatnya kekerabatan kekerabatan antara takson yg satu & yg taksin yg lainnya sekaligus mencerminkan perkembangan makhluk hidup (filogenik), diperkenalkan oleh Charles Darwin (1859). Makin dekat hubungan kekerabatan maka makin banyak persamaan morfologi & anatomi antar takson. Semakin sedikit persamaan maka makin besar perbedaannya, berarti makin jauh relasi kekerabatannya. Misalnya, gorila lebih akrab kekerabatannya dgn orangutan jika kekerabatannya dibandingkan dgn manusia. Hal tersebut didasarkan pd tes biokimia sehabis pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, utamanya ilmu wawasan mengenai kromosom, DNA, & susunan protein organisme.

4. Takson dlm sistem penjabaran

Di paras bumi ini terdapat banyak sekali jumlahnya & pula sangat beraneka ragam jenisnya. Manusia menyadari akan adanya dua fenomena tersebut, & mulai itu insan berusaha untuk mengerti kedua gejala tersebut & mengungkapkan makna yg terkandung di dalamnya. Kesadaran & perjuangan itulah yg kemudian melahirkan cabang ilmu hayat yg pada saat kini diketahui dgn nama ilmu taksonomi. Kita menamakan taksonomi binatang jikalau yg dijadikan objek studi yaitu hewan, & taksonomi tumbuhan bila yg dijadikan objek studi ialah tumbuhan. Menurut Wettstein mirip di dlm bukunya yg berjudul Handbuch Der Systematischer Botanik ,  menyatakan bahwa peran taksonomi tumbuhan yaitu”Pengenalan (Identifikasi) jenis, baik yg ada di masa sekarang ataupun yg hidup pada masa perkembangan bumi yg sudah silam, & upaya untuk menggolongkan (mengklasifikasikan) ke dlm satu sistem yg di satu pihak sesuai dgn kemajuan ilmu pengetahuan dgn memberikan gambaran relasi kekerabatan dlm sejarah perkembangan antara tumbuhan satu & yg lainnya, serta di lain pihak dapat memenuhi kebutuhan yg praktis berupa ikhtisar ringkas dunia tumbuhan”. Betapapun panjangnya rumusan yg diberikan, akan tetapi tetap menerangkan apa yg dimaksud dgn taksonomi tumbuhan. Namun  kalau diamati dgn saksama, sebetulnya unsur utama yg menjadi lingkup taksonomi tumbuhan yaitu pengenalan (identifikasi) yg di dalamnya tercakup pemberian nama (penjabaran). Istilah taksonomi berasal dr bahasa Yunani, yaitu taxis (susunan, penyusunan, penataan) atau taxon (setiap unit yg digunakan dlm penjabaran objek biologi) & nomos (aturan). Taksonomi diperkenalkan oleh seorang ahli taksonomi tumbuhan berkebangsaan Prancis di tahun 1813, untuk teori klasifikasi tumbuhan, sehingga tak gila apabila ada hebat biologi yg menunjukkan interpretasi taksonomi selaku teori & praktek mengenai pengklasifikasian makhluk hidup. Pada saat kini ini, kegiatan penjabaran ini dicicipi sebagai sesuatu yg imperatif, yg tak boleh tak mesti dilaksanakan dlm bidang ilmu manapun, apabila bidang ilmu yg bersangkutan menghadapi objek studi seperti yg dihadapi taksonomi tumbuhan. Oeh sebab itulah kita mengenal pula taksonomi hewan, & apabila dlm kimia organik harus mempelajari materi-bahan organik yg demikian besar pula jumlah, macam & ragamnya, penanganannya pun dgn menggunakan pengklasifikasian materi-bahan organik itu.

Klasifikasi yg bertujuan untuk mempersempit objek studi pada hakekatnya tak lain yakni untuk mencari keseragaman dr keanekaragaman. Meskipun besar keanekaragaman yg diperlihatkan oleh sebuah populasi, pastilah mampu ditemukan diantara warga populasi itu kesamaan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu, entah berapa besar atau banyaknya kesamaan-kesamaan tersebut. Kesamaan atau keseragaman itulah yg merupakan dasar dlm melaksanakan klasifikasi. Warga suatu unit atau takson mempunyai sejumlah kesamaan-kesamaan sifat. Takson yg warganya memperlihatkan kesamaan sifat yg banyak tentulah takson yg lebih kecil dibandingkan dengan sebuah takson yg warganya menunjukkan kesamaan yg lebih minim. Oleh karenanya keseluruhan tumbuhan yg ada di paras bumi ini mampu kita susun takson-takson besar & kecil, yg mampu ditata berdasarkan suatu hierarki, contohnya berturut-turut dr yg paling besar ke yg paling kecil atau sebaliknya. Jika sebuah tumbuhan tunggal disebut sebagai analog, mirip yg dipraktekkan pada insan sebagai suatu individu (individuum) & seluruh tumbuhan yg ada di bumi ini disebut sebagai dunia atau kerajaan (regnum) tumbuhan, kemudian individu serta istilah dunia (regnum) kita pakai untuk menyebut berturut-turut takson yg terkecil hingga yg terbesar. Sesuai dgn kesepakatan internasional, berturut-turut dr yg besar ke yg kecil mampu kita tuliskan selaku berikut.

 Sesudah belajar mengenai bab ini diharapkan teman  Keanekaragaman Hayati (Materi Pelajaran Biologi SMA/ MA Kelas 10)

Apabila kita mengambil takson atau golongan utamanya saja maka tiap kingdom/regnum dibagi menjadi golongan yg lebih kecil, yaitu Divisio untuk tumbuhan, sedangkan Phyllum untuk binatang. Tiap divisi atau filum dibagi lagi dlm classis . Tiap classis dibagi lagi menjadi ordo , ordo dibagi menjadi beberapa familia & familia dibagi menjadi genus, genus dibagi menjadi spesies atau jenis. Contoh penjabaran pada insan dr takson Kingdom hingga dgn Species bisa dilihat pada diagram berikut:

 Sesudah belajar mengenai bab ini diharapkan teman  Keanekaragaman Hayati (Materi Pelajaran Biologi SMA/ MA Kelas 10)

Kingdom animalia mencakup semua jenis binatang. Filum chordata, meliputi hewan yg bertulang belakang, kelas mamalia mencakup hewan bertulang belakang yg mempunyai rambut & kelenjar susu. Ordo primata mencakup mamalia yg mempunyai anggota tubuh berupa tangan untuk menggenggam & kaki untuk berjalan. Famili hominidae meliputi simpanse, manusia primitif dan
manusia terbaru. Genus homo meliputi hanya insan primitif & manusia terbaru, sedangkan untuk spesies sapiens cuma untuk manusia modern. Mulai tahun 1978 metode penjabaran mengenal tingkatan takson baru yg letaknya di atas Kingdom atau Regnum, yakni tingkatan Domain. 3 domain pengelompokan makhluk hidup antara lain: Archaea (Eubacteria), Bacteria & Eukarya. Sistem pembagian terstruktur mengenai tiga Domain didasarkan atas urutan basa dlm RNA, metode ini memberi pemfokusan lebih pada pemisahan evolusioner awal antara basil & arkhae dgn cara memakai suatu takson superkingdom yg disebut dgn Domain. Sistem ini menekankan keanekaragaman biologis diantara protista. Domain Archaea (Eubacteria) terdiri dr satu kingdom Archaea dgn 2 filum, mempunyai ciri – ciri dlm garis evolusi yg lebih dekat dgn Eukariota. Domain bacteria tersusun atas satu Kingdom bacteria dgn 23 filum. Domain eukarya terdiri atas semua kingdom organisme eukariota, yg terdiri atas empat kingdom, yakni Animalia, Plantae, Fungi, & Protista.

5. Sistem tata nama ganda (binomial nomenclature)

Sebelum dipakai selaku nama baku yg diakui dlm dunia ilmu wawasan, makhluk hidup diberi nama sesuai dgn nama wilayah masing-masing, sehingga terjadi lebih dr satu nama untuk menyebut satu makhluk hidup. Contohnya, mangga ada yg menyebut poah, ada yg menyebut pauh, & ada pula yg menyebut pelem. Nama pisang, di daerah jawa tengah disebut dgn gedang, sedangkan di kawasan Sunda gedang berarti pepaya. Oleh karena terdapat perbedaan penyebutan ini maka akan membuat salah pengertian sehingga informasi tersebut tak tersampaikan dengan-cara tepat atau pun keterangan tak bisa tersebar luas ke wilayah-wilayah lain atau pun negara lain. Carollus Linnaeus seorang sarjana kedokteran & andal botani dr Swedia sukses membuat metode pembagian terstruktur mengenai makhluk hidup. Untuk menyebutkan nama makhluk hidup, C. Linneaus menggunakan metode tata nama ganda, yg aturannya seperti yg berikut ini:

  √ Bagian-Bagian Hati

a. Untuk  menulis nama Species (jenis)

  • Terdiri dr dua kata, dlm bahasa latin.
  • Kata pertama menunjukkan nama genus & untuk kata yg kedua memperlihatkan spesies.
  • Cara penulisan kata pertama adalah dgn diawali dgn karakter besar, sedangkan nama penanda spesies dgn menggunakan aksara kecil.
  • Jika ditulis dgn cetak tegak maka harus digarisbawahi dengan-cara terpisah antarkata, sedangkan apabila penulisannya dgn cetak miring maka tak perlu digarisbawahi. Contohnya adalah untuk nama jenis tumbuhan Oryza sativa atau mampu pula ditulis mirip yg berikut ini: Oryza sativa (padi) & Zea mays mampu pula ditulis Zea mays (jagung).
  • Jika nama spesies tumbuhan terdiri lebih dr dua kata maka kata kedua & seterusnya harus disatukan atau mampu pula ditulis dgn tanda penghubung. Contohnya untuk nama bunga sepatu, yaitu Hibiscus rosasinensis ditulis Hibiscus rosa-sinensis. Sedangkan jenis binatang yg terdiri dr tiga suku kata contohnya Felis manuculata domestica (kucing jinak) tak dirangkai dgn tanda penghubung. Penulisan untuk varietas ditulis mirip berikut ini yaitu, Hibiscus sabdarifa varalba (rosella varietas putih).
  • Jika nama jenis tersebut untuk mengenang jasa orang yg menemukannya maka nama penemu bisa pula dicantumkan pada kata kedua dgn memperbesar abjad (i) di belakangnya. Contohnya pada tumbuhan pinus yg diketemukan oleh Merkus, nama tanaman tersebut menjadi Pinus merkusii

b. Untuk menulis Genus (marga)
Nama genus tumbuhan maupun hewan terdiri dr satu kata tunggal yg bisa diambil dr kata apa saja, bisa dr nama binatang, tumbuhan, zat kandungan & sebagainya yg merupakan karakteristik organisme tersebut. Huruf yg pertamanya ditulis dgn memakai aksara besar, contoh genus pada tumbuhan, yaitu Solanum (terung-terungan), genus pada hewan, contohnya Canis (anjing), Felis (kucing).

c . Untuk menulis nama Familia (suku)
Nama familia diambil dr nama genus organisme yg bersangkutan ditambah dgn akhiran -aceae untuk organisme tumbuhan, sedangkan untuk hewan diberi akhiran -idea. Contohnya yaitu nama familia untuk terung-terungan yaitu Solanaceae, sedangkan acuan untuk familia anjing adalah Canidae.

d. Untuk menulis nama Ordo (bangsa)
Nama ordo diambil dr nama genus ditambah dgn akhiran ales, sebagai misalnya ordo Zingiberales berasal dr genus Zingiber + akhiran ales.

e . Untuk menulis nama Classis (kelas)
Nama kelas diambil dr nama genus ditambah dgn akhiran -nae, sebagai contohnya untuk genus Equisetum maka classisnya menjadi Equisetinae. Ataupun pula mampu diambil dr ciri khas organisme tersebut, misal saja Chlorophyta (ganggang hijau), Mycotina (jamur).

6. Klasifikasi alternatif

Seiring dgn pertumbuhan teknologi & ilmu wawasan, para hebat kemudian mengembangkan beberapa tata cara klasifikasi makhluk hidup yakni mengelompokkan makhluk hidup menjadi beberapa metode kingdom, antara lain.

a. Sistem dua kingdom
Pada sistem ini membagi makhluk hidup menjadi 2 dunia, yaitu dunia binatang & dunia tumbuhan. Dasar yg dipakai dlm penjabaran ini yaitu ciri & sifat tumbuhan yg mempunyai dinding sel keras mirip selulosa & binatang yg memiliki sifat bisa bergerak aktif, & berpindah tempat.

b. Sistem tiga kingdom
Pada tata cara ini membagi makhluk hidup menjadi tiga dunia, antara lain : Plantae, Animalia & Fungi. Dasa yg dipakai dlm tata cara ini didasarkan pada cara mendapatkan nutrisi. Plantae (tumbuhan) ialah organisme yg mampu melaksanakan fotosintesis sehingga mampu untuk menyanggupi keperluan makan diri sendiri maka disebut organisme autotrop. Animalia selaku fagotrop, yaitu organisme heterotrop yg menelan makanan berbentuk padat & menggunakan senyawa organik selaku sumber energinya. Fungi merupakan organisme heterotrofik & saprofitik yg memperoleh nutrisi dr organisme yg telah mati. Bila fungi mengambil nutrisi dgn cara mengambil dr organisme hidup lain maka disebut parasitik.

c . Sistem empat kingdom
Pada sistem empat kingdom mengelompokkan organisme menjadi empat dunia, antara lain : Plantae, Animalia, Fungi, & Prokariotik. Prokariotik adalah organisme yg memiliki inti, namun untuk pada dasarnya tak mempunyai membran inti.

d. Sistem lima kingdom
Menurut R.H. Whittaker menggolongkan organisme ke dlm lima dunia yg didasarkan pada tingkat organisme, kondisi inti sel, & nutrisinya. Kelima dunia tersebut ialah selaku berikut.

  • Kingdom Monera. Kingdom ini mencakup makhluk hidup yg sangat sederhana. Termasuk ke dlm kingdom monera yakni kuman & alga biru (Cyanophyta). Monera mempunyai sifat prokariotik, sel-selnya mempunyai nukleus atau inti sel yg tak bermembran. Sel-selnya membelah dengan-cara sederhana, yaitu dgn amitosis. Kromosomnya tunggal & berupa melingkar. Klorofil tersebar & tak terlindung oleh membran. 
  • Kingdom Protista. Yang termasuk ke dlm kingdom Protista yakni organisme yg bersel tunggal bersifat eukariotik. Eukariotik berarti inti sel-selnya telah bermembran, mencakup protozoa & alga. Sistem penjabaran ini dirintis oleh Ernst Haeckel (1834-1919)
  • Kingdom Mycota. Kingdom ini terdiri atas makhluk hidup yg tak mempunyai klorofil, oleh karenanya tak mampu mensintesa kuliner sendiri atau bersifat heterotrop, ada yg bersifat parasit, ada pula yg bersifat saprofit. Termasuk di dalamnya adalah berbagai jamur, misalnya jamur merang, jamur kuping & pula jamur oncom.
  • Kingdom Plantae. Pada kingdom Plantae terdiri dr makhluk hidup yg bisa melaksanakan fotosintesis, yakni makhluk hidup yg mempunyai klorofil, sehingga mampu hidup tanpa mengambil energi dr organisme lain. Makhluk itu disebut organisme autotrop. Termasuk di dalamnya yakni Bryophyta, Pteridophyta, & Spermatophyta.
  • Kingdom Animalia. Pada kingdom animalia terdiri dr makhluk hidup eukariotik bersel banyak, bersifat heterotrop, mencakup Porifera, Platyhelminthes, Hydrozoa, Nematoda, Rotifera, Annelida, Molusca, Arthropoda, Echinodermata & Chordata.

e . Sistem enam kingdom
Perkembangan terhadap ilmu pengetahuan & teknologi bikin ilmuwan untuk selalu menyebarkan hasil penelitian termasuk pengelompokan kepada makhluk hidup yg menjadi enam kingdom. Sistem pengelompokan 6 kingdom ialah Archaea (Eubacteria), Bacteria, Protista, Fungi, Plantae, & Animalia . Kingdom Archea & Bacteria mempunyai ciri – ciri yakni: prokariotik, materi genetik (DNA) tak berstruktur dlm bentuk nukleus, DNA terdapat pada nuclear area (nukleoid), tak mempunyai organel (organel tak bermembran), biasanya lebih kecil dr sel eukariotik, kecuali kuman Epulofosculum fishelsoni & Thiomargarrita namimbiensis.

7. Klasifikasi tumbuhan

Dunia tumbuhan digolongkan menjadi Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta & Spermatophyta. Berikut sobat – teman akan mencar ilmu bareng mengenai masing-masing golongan tumbuhan tersebut dr yg terendah tingkatannya (Thallophyta) hingga tumbuhan yg paling tinggi tingkatannya (Spermatophyta). Pengelompokan dunia tumbuhan menurut pada ciri-ciri karakteristik morfologidi dikelompokkan menjadi:

a. Thallophyta
Merupakan tumbuhan yg paling sederhana tingkatannya apabila dibandingkan dgn kalangan tumbuhan yg lain. Thallophyta adalah tumbuhan bertalus, yg berarti bahwa tumbuhan tersebut belum mempunyai organ tubuh yg jelas, mirip akar, batang, & daun. Untuk melestarikan kehidupannya, tumbuhan ini mempunyai tubuh yg sederhana tetapi memiliki fungsi yg sama dgn organ tubuh tanaman kebanyakan.

b. Fungi (jamur)
Berdasarkan pada struktur tubuhnya, jamur dikelompokkan ke dlm tumbuhan tingkat rendah (Thallophyta), tetapi apabila dilihat dr ada tidaknya klorofil maka jamur dikelompokkan tersendiri, tak dijadikan satu kelompok dgn tumbuhan yg lain. Jamur tak mempunyai klorofil maka tak mampu mensintesa sendiri makanan yg diperlukan. Mereka melaksanakan pengambilan dr sisa-sisa organisme & selanjutnya mencernanya dgn cara enzimatis. Karena suhu & kelembaban yg tinggi maka di Indonesia ditemukan banyak sekali jamur dr aneka macam jenis.

Jamur dikelompokkan menjadi beberapa golongan, yaitu. 1) Oomycotina (contoh: Pithium sp , Phytophora sp ), 2) Zygomycotina (acuan Rhizopus oryzae , Rhizopus nigricans ), 3) Ascomycotina (teladan: Saccharomyces crevice , Penicillium notatum ), 4) Basidiomycotina (pola: Volvariella volvacea , Puccinia graminis ), 5) Deuteromycotina (acuan Chladosporium sp , Curvularia sp ).

c . Lumut kerak (Lichenes)
Lumut kerak ialah simbiosis antara alga hijau (Cyanophyta) dgn jamur dr  kalangan Ascomycotina atau Basidiomycotina. Di Indonesia lumut kerak tersebar luas lebih dr 1.000 jenis yg dipahami dr sekitar 2.500 jenis yg ada. Biasanya tumbuhan simbiosis ini hidup menempel pada kulit batang tanaman, & mampu hidup di tempat lembap, lantaran alga memerlukan air untuk fotosintesis.

d. Tumbuhan lumut (Bryophyta)
Susunan tubuh tumbuhan lumut lebih kompleks apabila dibanding dgn Thallophyta. Dalam daur hidupnya terdapat adanya perubahan keturunan (metagenesis) antara turunan vegetatif dgn turunan generatif. Gametofit lebih menonjol apabila dibanding sporofit. Gametofit adalah turunan vegetatif yg melekat pada substrat dgn memakai rizoid. Sporofit yakni  turunan vegetatif yg berupa badan penghasil spora (sporangium). Sporofit itu berkembang pada gametosit bersifat benalu. Habitatnya di daratan yg lembab, ada pula yg hidup sebagai epifit. Tubuhnya tak mempunyai berkas pembuluh (vaskular mirip pembuluh xilem & floem). Berdasarkan pada struktur tubuhnya dibedakan atas lumut hati (Hepaticae) & lumut daun (Musci).

e . Tumbuhan paku-pakuan (Pteridophyta)
Tumbuhan paku-pakuan sudah mempunyai akar, batang & daun, oleh karenanya tingkatannya lebih tinggi dibanding tumbuhan lumut. Pada batang sudah terdapat adanya jaringan pengangkut xilem & floem yg teratur. Seperti halnya pada lumut, tumbuhan ini dlm reproduksinya mengalami metagenesis, turunan gametofit & sporofitnya bergantian. Sporofit yg bersifat autotrop merupakan tumbuhan yg tepat, sehingga mempunyai usia yg relatif panjang bila dibandingkan dgn gametofitnya. Generasi gametofitnya berupa protalium, merupakan tumbuhan yg tak sempurna meskipun bersifat autotrop. Oleh karena itu, usianya relatif pendek. Ciri morfologis yg terlihat adalah ujung daun yg masih muda terlihat menggulung. Embrionya mempunyai kutub dua (bipolar), sedangkan untuk tumbuhan dewasanya berkutub satu (monopolar). Tumbuhan paku-pakuan dapat tumbuh dgn baik pada lingkungan yg berair & ada beberapa jenis paku-pakuan yg mampu hidup di dlm air.

f . Spermatophyta
Dilihat dr struktur tubuhnya, anggota Spermatophyta yaitu tumbuhan tingkat tinggi. Organ tubuhnya lengkap & pula sudah tepat, sudah terlihat adanya perbedaan antara akar, batang & daun yg terperinci atau sering disebut dgn tumbuhan berkormus (Kormophyta). Sporofit adalah tumbuhan yg utama, sedangkan untuk gametofitnya merupakan pecahan tanaman yg nantinya akan mereduksi. Anggota Spermatophyta yakni tumbuhan yg mempergunakan biji sbg alat reproduksi, melalui fertilisasi antara spermatozoid yg dibuat dlm kepala sari dgn ovum dlm kandung lembaga. Hasil fertilisasi akan disimpan dlm biji yg dilindungi oleh kulit biji & akan disuplai nutrisi dr endosperm (cadangan masakan).

Pengelompokan Spermatophyta menurut pada kondisi bijinya dapat digolongkan menjadi tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) &tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae)

1 ) Gymnospermae
Ciri morfologi tumbuhan Gymnospermae yaitu berakar tunggang, daun sempit, tebal & kaku, biji terdapat dlm daun buah (makrosporofil) & serbuk sari terdapat dlm belahan yg lain (mikrosporofil), daun buah penghasil & badan penghasil serbuk sari terpisah & masingmasing disebut dgn strobillus. Ciri – ciri anatominya yaitu mempunyai akar & batang yg berkambium, akar mempunyai kaliptra, batang bau tanah & batang muda tak mempunyai floeterma atau sarung tepung, yaitu endodermis yg mengandung zat tepung. Pembuahan tunggal & jeda waktu antara penyerbukan dgn pembuahan relatif usang. Berkas pembuluh angkut belum berfungsi dengan  sempurna berupa trakeid. Yang termasuk dlm golongan ini yakni Cycas rumphii (pakis haji), Ginko opsida (ginko).

2 ) Angiospermae
Adapun tumbuhan angiospermae mempunyai ciri – ciri antara lain : mempunyai bunga yg sesungguhnya, bentuk daun pipih & lebar dgn susunan daun yg bervariasi, bakal biji tak terlihat terlindung dlm daun buah atau putik, terjadi pembuahan ganda, pembentukan embrio & endosperm berlangsung dlm waktu yg hampir bersamaan.

Penggolongan Angiospermae berdasarkan pada keping biji (kotiledon) dibedakan menjadi dua kelas yaitu. a) Monokotiledon, ialah tumbuhan yg mempunyai keping biji tunggal. Untuk umpamanya yaitu kelapa (Cocos nucifera), melinjo (Gnetum gnemon) . b) Dikotiledon, yakni tumbuhan yg mempunyai keping biji dua. Contohnya petai (Parkia speciosa ), cabai rawit (Capsicum frustescens) . Berikut ialah perbedaan morfologi & anatomi monokotiledon dgn dikotiledon.

 Sesudah belajar mengenai bab ini diharapkan teman  Keanekaragaman Hayati (Materi Pelajaran Biologi SMA/ MA Kelas 10)

8. Determinasi atau identifikasi

Selain menyelenggarakan pembagian terstruktur mengenai, peran utama taksonomi yang lain yg penting yakni pengenalan atau identifikasi. Melakukan identifikasi tumbuhan memiliki arti mengungkapkan atau memutuskan identifikasi (“jati diri”) suatu tumbuhan, yg dlm hal ini tak lain ialah menentukan namanya dengan-cara benar & tempatnya yg tepat dlm sistem pembagian terstruktur mengenai. Untuk istilah identifikasi sering pula dipakai istilah determinasi yg diambil dr bahasa Belanda, yakni dr kata determinatie yg memiliki arti penentuan. Untuk menentukan nama jenis atau kelompok organisme yg diteliti, digunakan cara identifikasi dgn menyamakan ciri-ciri yg ada dgn ciri-ciri yg tercantum dlm kunci determinasi.

Baca pula : Biologi Sebagai Ilmu

 Sesudah belajar mengenai bab ini diharapkan teman  Keanekaragaman Hayati (Materi Pelajaran Biologi SMA/ MA Kelas 10)

Selengkapnya pelajaran biologi kelas X ada di >> Rangkuman Materi Pelajaran Biologi Sekolah Menengan Atas/ MA Kelas 10
Demikian postingan yg berjudul Keanekaragaman Hayati (Materi Pelajaran Biologi SMA/ MA Kelas 10) yg gampang-mudahan berfaedah. Terimakasih.