Kusangka
Kamu tulus hati
Dalam memberi cinta.
Rupanya
Tak ubahnya
Musang berbulu domba.
.
.
.
Nah, jika kamu pernah kecewa. Sama, akoh juga pernah. Makanya sekarang pingin banget nulis puisi galau karena kecewa.
Ini beliau puisi-puisi yang aku kumpulkan sekuat tenaga. Supaya apa yang dirasa dan dipikirkan keluar semua dari lubuh hati yang paling dalam.
Daftar Isi
Kecewa Pada Dusta
Kalau sudah lisanmu pintar,
Merayu dengan penuh kedustaan,
Maka cendekia pula orang lain
Menarik kepercayaannya
Yang pernah diberikan.
Kalau pernah berkhianat,
jangan pernah berharap
mendapat cinta yang lekat,
nrimo dari dalam begitu menarik .
Yang kamu dapatkan hanyalah
Sumpah serapah
Hilangnya yakin.
Itu.
Bila Boleh
Bila boleh aku meminta
Ingin kupinta kisah cinta
Yang rampung senang
Dengan si beliau yang kucinta.
Bila boleh aku menentukan
Ingin kupilih suatu hati.
Yang setia hingga mati
Kusimpan namanya dalam diri.
Kamu tiba lalu pergi
Kini kau tiba lagi.
Maaf bukan saya bukan yang dulu, yang arif kamu tipu.
Kamu Mengecewakan
Kusangka
Kamu tulus hati
Dalam memberi cinta.
Rupanya
Tak ubahnya
Musang berbulu domba.
Kusangka
Kamu baik hati
Ikhlas dalam memberi.
Rupanya hanya
Untuk mendustai diri.
Tak Lagi Galau
Aku tahu
Kamu bukan yang terbaik.
Itulah sebabnya
Aku dan kau tak menyatu.
Tuhan sudah patahkan
Rencana indahku yang kutata,
Semua itu karena
Rencana indah-Nya akan mengambil alih.
Terkenang
Pagi ini
Saat terbangun dari kepulasan tidur
Aku teringat dirimu dari abad lalu.
Seperti bayang-bayang
Yang sarat misteri.
Ingin kusentuh
Namun tak kuasa.
Sampai kapankah aku begini?
Tersiksa oleh perangkap cinta,
Yang bukan membuatku bahagia.
Tetapi malah membuatku tersiksa.
Aku harus berdiri,
Seperti bangkitnya sang surya
Terang dan menerangi
Alam raya.
Selamat tinggal malam kelam.
Biar kusambut surya datang.
Siapalah Kamu
Siapalah kau
Yang ingin menghancurkan hatiku?
Kamu bukan siapa-siapa
Hanya debu yang tertiup angin.
Kamu sangka
Aku akan kecewa?
Justru saya bahagia
Sebab perpisahan ini
Mengajarkan diriku,
Bahwa dirimu bukanlah semuanya.
.
.
.
Segitu dulu ya. Memang puisinya agak resah. Tapi gimana lagi? Semua rasa harus diungkapkan. Karena begitulah puisi kehidupan. Baca lainnya: puisi senja yang indah di balik cinta.