Cinta itu menjaga, terburu-buru itu nafsu belaka
Tidak Butuh Fisik yang sempurna untuk memiliki kisah cinta yang tepat
Apa ku bilang, yang penting kepercayaan. Romantis bisa nyusul belakangan
Jika tak kamu dapatkan cinta, biarkan cinta yang menemukanmu
Tak perlu kau cari nirwana sebab beliau tersembunyi dalam hatimu
Kesalahan terbesarku yakni saya mencintaimu, namun tidak berfikir tentangmu.
Tuhan, bidadari yang kau kirimkan sangat mengingatkan pada satu hal. SurgaMu memang ada.
Sejarah tak mencatat para pecundang, bahkan meskipun bumi melahirkannya.
Kamu tahu, seorang Ayah mungkin akan pergi. Namun, setiap Ibu akan terus menemani.
Diantara rembulan yang tersembunyi dalam gelap dan gemerisik angin yang datang dari kejauhan kemana akan kubisikkan cinta?
Cinta adalah kegembiraan yang tersisa. Jika nanti sebuah pagi, tak lagi senyummu menyapa seperti biasadan hanya bisa kutemukan dalam mimpi.
Laki-laki, dimana kau sandera kegagahan yang biasa menyelimuti kata-katamu?
Harta dan kebangsawanan, tak membuat laki-laki menjadi pangeran. Cinta sejati seorang putrilah yang menggantinya.
Ra ialah bunga dan aku bukan kupu-kupu.
Tak sembarang kubuka pintu bagi Arjuna si penyendiri atau buat Romeo si lemah hati.
Ingin kutikam nafsu yang mencuri nalar sehat dan menelantarkanku pada rimba tak berjulukan.
Ajarkan aku mantra pemikat cinta Ahei dan Ashima, maka akan kutaklukan penghalang segala rupa agar sampai cintaku padanya.
Nafsu yang purba menyeretku ke lubang tanpa jiwa.
Kesalahan terbesarku yaitu: saya mencintaimu, namun tidak memikirkan tentangmu.
Jika waktu ada di genggaman, cuma lagu rindu yang kunyanyikan buatmu.
Anugerah yakni kebersamaan dengamu, walaupun sesaat. Kesia-siaan ialah jalan panjang dan kamu entah di mana.
Di persinggahan yang kita tinggalkan tak tersisa apa-apa selain cinta yang terus mengelana.
Api yang menari di matamu menguapkan rindu sampai pucuk keheningan.
Semoga kerinduan tak terus berlabuh pada kesenyapan
Tak kupedulikan luka dan cita-cita alasannya adalah menemukanMu ialah tujuan.
Sekumpulan angin yang berbisik di antara kepak sepasang merpati juga nyanyian mistis tetes hujan dikala pertunangan bunga dan kupu-kupu.
Jika pernah kamu mendenganya, maka begitulah saya padamu.
Gerimis meniadakan jejakmu sampai tak tersisa.
Tak ada opsi selain membincangkan kehadiranmu di tiap detik yang ku punya.
Tak kutawarkan murung untukmu, meskipun berabad saya berlari dan mimpi kian terkapar diperangkap waktu.
Aku tak ragu mengatakan, bersama denganmu walaupun sebatas embusan angin kunamai beliau anugerah.
Kamu tahu, seorang Ayah mungkin akan pergi. Namun, setiap Ibu akan terus menemani
Pagi ini, secangkir teh yang kutunggu tak juga KAU hidangkan: betapa indahnya.
Sudah ditemukan jalan bagi si pengelana yang ingin pulang. Tak ada opsi selain membincangkan kehadiranmu di tiap detik yang ku punya.
Selamat tinggal laut yang menyimpan amarah, selamat tinggal bumi yang melahirkan murung.
Meskipun sang kala tajam menatapmu, tak surut tanganku terentang menyambutmu.