Kata Kata Mutiara Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad – Beliau yg pula diketahui dgn nama Imam Haddad, yaitu seorang ulama besar & alim yg mempunyai keluasan ilmu mendalam dlm segala halnya. Jutaan umat islam memperoleh faedah darinya bahkan hingga di zaman kini ini. Untuk profil & biografi lengkap mengenai Al Habib Abdullah bin Alwy Al Haddad. Silakan klik link dibawah ini.
Baca : Profil Biografi Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad Lengkap
Dari keluasan ilmunya muncul banyak sekali kitab kitab yg penuh dgn samudra ilmu didalamnya. Wasiat & nasehatnya yg penuh pesan yang tersirat bisa kita temui di kitab karangannya. Kalam & kata katanya sangat bijak, mencerahkan & membimbing menuju ridho ilahi. Seolah meluruskan jalan kita menuju kebaikan.
Maka dr itu kami kumpulkan mutiara kalam Habib Abdullah Al-Haddad yg sarat pesan tersirat dr banyak sekali sumber & referensi. So, eksklusif saja ini ia kumpulan wasiat, rekomendasi & kata kata mutiara Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad.
Kata Kata Mutiara Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad
“Sesungguhnya gue tidak mau bercakap-cakap dgn penduduk , gue pula tak menggemari pembicaraan mereka, & tak peduli pada siapapun dr mereka. Sudah menjadi watak & watakku bahwa gue tak menyukai kemegahan & kemasyhuran. Aku lebih suka berkelana di gurun sahara. Itulah keinginanku; itulah yg kudambakan. Namun, gue menahan diri tak melaksanakan keinginanku supaya masyarakat mampu mengambil faedah dariku.”
“Kebanyakan orang, jika tertimpa petaka penyakit atau yang lain, mereka sabar & sabar; mereka sadar bahwa itu ialah qodho & qodar Allah SWT. Tetapi jikalau diganggu orang, mereka sangat marah. Mereka lupa bahwa gangguan-gangguan itu bergotong-royong pula qodho & qodar Allah SWT, mereka lupa bahwa sesungguhnya Allah SWT hendak menguji & menyucikan jiwa mereka.
Rasulullah bersabda :
“Besarnya pahala tergantung pada beratnya cobaan. Jika Allah SWT mencintai suatu kaum, ia akan menguji mereka. Barang siapa ridho, ia akan memperoleh keridhoannya; barang siapa tak ridho, Allah SWT akan murka kepadanya.”
( HR Thabrani & Ibnu Majah )
“Ajaklah orang awam pada syariat dgn bahasa syariat; ajaklah ahli syariat pada tarekat ( thariqah ) dgn bahasa tarekat; ajaklah ahli tarekat pada hakikat ( haqiqah ) dgn bahasa hakikat, ajaklah jago hakikat pada Al-Haq dgn bahasa Al-Haq, & ajaklah ahlul Haq pada Al-Haq dgn bahasa Al-Haq.”
Berusahalah menghalangi keterlibatan setiap anggota tubuhmu dlm kegiatan bermaksiat atau berdosa. Lebih-lebih lagi dlm hal menjaga & memelihara pengecap dr obrolan-pembicaraan yg terlarang atau sia-sia, khususnya yg bersifat umpatan atau gosip terhadap sesama muslim. Begitu besar dosa ghibah (pergunjingan) sehingga dinyatakan bahawa dosanya lebih besar dibandingkan dengan dosa perzinaan.
“Beramallah sebanyak mungkin & seleksilah amal yg mampu ananda jalankan dengan-cara berkelanjutan ( mudawamah ). Jangan remehkan satu amal pun yg pernah kau kerjakan. Sebab sesudah Imam Ghazali wafat, seseorang berkhayal berjumpa dengannya & bertanya, “Bagaimana Allah swt memperlakukanmu?”
“Dia mengampuniku” jawab Imam Ghazali.
“Amal apa yg menyebabkan Allah swt mengampunimu?”
“Suatu hari, tatkala gue sedang menulis, tiba-tiba seekor lalat hinggap di penaku. Kubiarkan ia minum tinta itu hingga puas.”
Ketahuilah! Amal yg bernilai tinggi ialah amal yg dianggap kecil & dipandang remeh oleh nafsu. Adapun amal yg dipandang mulia & bernilai oleh nafsu, pahalanya dapat sirna, baik lantaran pelakunya, amalnya itu sendiri ataupun lantaran orang lain yg berada sekitarnya.”
“di zaman ini kita harus berhati-hati, karena zaman ini adalah zaman syubhat. Para Ulama menyatakan, tak sepantasnya seorang yg berilmu resah membedakan yg baik & jelek. Sebab, kebaikan & keburukan yakni dua hal yg sungguh terang, setiap orang dapat membedakannya.
Tidak selayaknya ia menuduh siapa saja dgn kejelekan yg belum tentu ada padanya. Sebab dr apa yg ananda ketahui dr kerabat-saudaramu adalah berdasarkan praduga & dugaan semata-mata. Sedangkan praduga yaitu ucapan-ucapan yg paling banyak mengandung kebohongan. Disamping itu mungkin saja terdapat alasan-alasan pemaafan berhubungan dgn sebahagian kejelekan yg diperkirakan mirip itu. Walaupun demikian tak sepantasnya seseorang membuka pintu pemaafan bagi dirinya sendiri, mengenang hal itu akan membuat hati lebih cenderung pada mensia-siakan waktu & terjerumus lebih dlm lagi dlm lembah-lembah syahwat hawa nafsu.
Seorang berilmu tatkala mesti memilih satu diantara dua kebaikan atau dua keburukan, maka ia akan menentukan kebaikan yg terbaik & meninggalkan keburukan yg terburuk. Sebagai teladan, bila ada seseorang ingin melukaimu dgn tongkat atau pisau, dank au tak dapat menghindarinya, maka terluka oleh tongkat lebih ringan. Atau ada seseorang tak mampu berjalan, sedangkan kau bisa. Jika kau turun dr hewan tungganganmu & menyuruhnya naik, maka itu lebih baik dibandingkan dengan kamu-sekalian boncengkan dia, walaupun kedua-duanya baik.
Berdialoglah dgn mereka dgn ucapan-ucapan yg baik yg tak mengandung pelanggaran (atas hak mereka).
Ucapkan salam pada mereka pada bila-bila masa saja ananda berjumpa mereka. Bersikaplah selalu rendah hati, lemah lembut & penuh kasih sayang terhadap mereka.
“Dalam segala hal gue senantiasa mencukupkan diri dgn kemurahan & karunia Allah SWT. Aku senantiasa menerima nafkah dr khazanah kedermawanannya.”
“Aku tak pernah melihat ada yg betul-betul memberi, selain Allah SWT. Jika ada seseorang memberiku sesuatu, kebaikannya itu tak meninggikan kedudukannya di sisiku, karena gue mrnganggap orang itu hanyalah mediator saja,”
“Andaikan gue kuasa & bisa, tentu akan kupenuhi kebutuhan semua kaum faqir miskin. Sebab pada mulanya, agama ini ditegakkan oleh kaum Mukminin yg lemah.” “Dengan sesuap makanan tertolaklah tragedi.”
Berdoalah bagi mereka yg berbuat dosa agar Allah SWT menunjukkan akomodasi pada meraka untuk segera bertaubat. Dan berdoalah bagi mereka yg sudah berbuat kebaikan agar Allah SWT menganugerahkan sifat istiqomah atau konsisten dlm melakukan kebaikan-kebaikan hingga simpulan hayat.
Begitulah kondisi kami di zaman ini. Memilih yg terbaik dr dua kebaikan & meninggalkan yg terburuk dr dua keburukan merupakan salah satu kaidah agama yg disampaikan oleh para salaf mirip Imam Malik bin Anas & Ulama yang lain. Semoga Allah swt meridhai mereka semua.
Barangsiapa tak mengenali iktikad ini, maka ia yaitu seorang yg bodoh. Jika ia tak mengenali kaidah ini & memandang dirinya selaku seorang yg berilmu, maka ia adalah seorang yg teramat terbelakang. ia mirip seorang kikir yg merasa dirinya selaku seorang dermawan. Orang mirip ini yakni orang teramat kikir.”
“Persahabatan, pertemanan & pergaulan memiliki pengaruh yg sungguh berpengaruh untuk menciptakan seseorang menjadi baik maupun jelek. Persahabatan & pergaulan dgn orang-orang shaleh & berbudi membawa manfaat, sedangkan persahabatan & pertemanan dgn orang-orang fasik & durhaka menenteng ancaman. Hanya saja faedah persahabatab dgn orang shaleh atau ancaman pergaulan dgn pendurhaka tersebut kadang kala tak tampak dengan-cara pribadi, akan namun dengan-cara sedikit demi sedikit & setelah berjalan lama.
Rasulullah saw bersabda :
المرء مع جليسه
Seseorang akan bersama sobat duduknya.
المرء على دين خليله, فلينظر أحدكم من يخالل
Seseorang itu akan mengikuti agama sahabatnya, oleh karena itu setiap orang dr kalian hendaknya mengamati siapa yg ia jadikan teman. ( HR. Tirmidzi, Abu Daud & Ahmad )
الجليس الصّالح خير من الوحدة والوحدة خير من جليس السّوء
Teman duduk yg baik lebih utama dibandingkan dengan menyendiri; danmenyendiri lebih baik dibandingkan dengan bergaul dgn sobat yg buruk.
“Jika kau-sekalian ingin mengenali ilmu & amal yg bermanfaat & penting atau yg paling berfaedah & paling penting bagimu, maka bayangkanlah bahwa besok kau-sekalian akan mati, kembali pada Allah swt & berdiri dihadapan-Nya. Allah swt kemudian menanyakan semua ilmu, amal & keadaanmu. Setelah itu kau-sekalian akan dimasukkan ke Surga atau Neraka. Ilmu dam amal yg kau-sekalian anggap lebih utama pada dikala membayangkan maut tersebut yaitu ilmu & amal yg penting & berfaedah kau-sekalian miliki. Itulah yg sebaiknya kau-sekalian tekuni & cari. Sedangkan semua yg kau-sekalian anggap tak bermanfaat & penting tatkala kau-sekalian membayangkan kematian tersebut, maka tinggalkanlah. Jangan sibukkan dirimu untuk mencari & mempelajarinya. Begitu pula dgn semua acara hidup, apa yg kau-sekalian anggap penting & memang harus kau penuhi tatkala membayangkan akhir hayat itu, maka jangan kau lewati. Dan apa yg tak kau butuhkan pada dikala itu, maka tinggalkan & jangan kau jalankan.
Syaikh yg kamil (tepat) ialah seorang syaikh yg selalu memberi faedah pada muridnya, dgn keseriusan dlm perbuatan & perkataanya, ia memelihara muridnya sewaktu di hadapannya maupun tatkala berada jauh daripadanya. Sang Syaikh memelihara muridnya dgn getaran-getaran kalbunya dlm segala hal yg dilakukan oleh muridnya. Maka paling sungguh berbahaya jikalau Syaikhnya sudah berpaling dr si murid. Dalam hal ini jikalau seluruh syaikh & wali-NYA yg lain dr timur hingga ke barat dikumpulkan semuanya, untuk mengganti hati syaikhnya, niscaya sia-sia & tak akan berhasil, kecuali sang murid sendiri harus berusaha untuk mengubah hati syaikhnya & minta maaf serta mendapat keridhoannya.
Tunjukkan rasa hormat & penghargaan pada siapa-siapa yg berperilaku baik, & upayakanlah biar memaafkan siapa-siapa yg berperilaku jelek.
Jika anda menyimpan penuh ta’zhim (kepatuhan) & penghormatan setinggi-tingginya terhadap syaikhmu, senantiasa menghargainya, percaya lahir & batin bersedia mematuhi segala perintahnya, mencontoh akhlaknya, maka itulah tandanya anda sedang mewarisi belakang layar-belakang layar dr syaikhmu dr syaikhnya dr syaikhnya terus bersambung sampai dr Baginda Nabi Rosulullah SAW, atau sebagian dr rahasia-diam-diam tersebut, & ia terus akan hidup di sisimu sehabis wafatnya syaikhmu, inilah anugrah yg paling besar dr Allah SWT yg mampu menghantarkan kita selamat & bahagia di dlm agama, dunia & darul baka kelak.
Para orang sholeh itu setelah wafat cuma hilang jasadnya saja, pada hakikatnya masih hidup mirip sedia kala malah tambah tajam pandangan bashirohnya & makin besar lengan berkuasa tawajuhnya (menghadap) pada Allah.
Cintailah mereka apa yg ananda cintai untuk dirimu sendiri, dlm urusan duniawi mahupun ukhrawi, & tak menyukai sesuatu yg menimpa mereka sebagaimana ananda tak menyukai hal itu menimpa dirimu sendiri.
Dan jika sampai ke pendengaranmu tentang suatu perbuatan jelek dr seseorang di antara mereka (kaum muslimin), sedangkan ananda bisa untuk menasihatinya, maka lakukanlah. Atau kalau tidak, jangan sekali-kali menyebutkan perihal keburukannya itu di hadapan orang lain, sehingga dgn demikian ananda telah melakukan dua keburukan sekaligus, yaitu pertama dgn tak memberikannya nasihat, & kedua mengucapkan sesuatu yg jelek berkenaan dgn pribadi seorang muslim.
“Secara lazim, pada awalnya kebaikan itu berat untuk dilakukan, namun karenanya penuh dgn kenikmatan. Orang yg berbuat baik ibarat seorang pendaki gunung terjal. Ia tak akan merasa damai sebelum sampai ke puncaknya.Sedangkan, kejelekan awalnya manis & kesudahannya kelak berat. Orang yg melakukan perbuatan buruk ialah mirip seorang yg jatuh dr puncak gunung atau atap sebuah rumah. Ia gres merasa akan merasa kesakitan sesudah mendarat di tanah.”
Tuntutlah ilmu dr orang-orang yg betul-betul mewarisi ilmu dr Rosulullah SAW, yg sanad isnadnya (silsilah ilmunya hingga Rosulullah) terpercaya lantaran menuntut ilmu agama itu wajib bagi setiap orang Islam baik laki-laki maupun perempuan. Barang siapa meninggalkannya ia akan berdosa. Karena tanpa ilmu agama, amal ibadah akan tertolak, tak diterima oleh Allah SWT.
“Setiap orang yg bederma tanpa diikuti dgn ilmu wawasan (wacana amalnya itu) maka amalan-amalannya tertolak & tak diterima.”
Tidak ada di zaman ini (abad 12 H) yg lebih mudah & baik daripada Thoriqoh Ba’Alawy yg sudah diakui oleh ulama Yaman & disepakati oleh ulama Haromain (dua Tanah Harom – Mekkah Madinah). Thoriqoh Ba’Alawy (Alawiyah) ialah Thoriqoh Nabawiyah.
Thoriqoh Kepemimpinan ialah thoriqoh kami Ba’Alawy, & ini thoriqoh Istimewa, & yg dimaksud thoriqoh kepemimpinan yaitu ikut & tunduk serta pasrahnya seorang murid terhadap jejak langkah guru yg membimbing & menuntunnya ke jalan Allah, dgn menanggalkan sementara tugas akal (rasio). Sesungguhnya logika tak berperan di dalamnya, karena segala hal disini berdasarkan kasyf (penglihatan mata hati).
Ikut langkah-langkah ulama salaf (ulama terdahulu) akan membuahkan kebaikan yg amat besar, walaupun si pengikut bukan termasuk ahlil bathin. Tetapi bila ia serasikan langkahnya dgn ulama salaf, maka ia akan mendapatkan seperti apa yg di mampu oleh mereka para salaf sholihin.
Segala permasalahan yg ada itu berlandaskan kejujuran, ada pun orang yg biasa berbohong kalau diibaratkan bangunan tidaklah jauh berlainan dgn bangunan di atas air (lemah & mudah runtuh).
Jika satu zaman itu rusak, maka wajiblah bagi mereka yg hidup di zaman itu, untuk mengikuti jejak langkah ulama salaf sholihin. Jika tak mampu menyamakan diri dgn mereka dlm setiap langkah, paling tak hampir menyamai mereka, karena setiap orang dlm kehidupan itu mesti mempunyai panutan (imam), sedang orang yg tak memiliki panutan (Imam) maka panutannya adalah setan.
Telah sesat sekelompok orang alasannya adalah buku yg dibacanya, seseorang tak akan menjadi alim besar kecuali dgn guru yg membimbing & menuntunnya, bukan dgn buku yg dibacanya.
Penghuni kubur dr para Wali Allah berada di sisi Allah. Barang siapa tawajuh pada mereka, maka mereka spontan tiba membantunya.
Jika ananda menyaksikan seorang dr Ba’Alawy berjalan di luar Thoriqoh Ba’Alawy maka sesungguhnya maka tiada yg menghalangi dirinya selain kelemahannya sendiri, & kekurangan itu adakalanya dlm kondisi ekonomi atau hati.
Thoriqoh Alawiyyah berdiri atas dasar kemuliaan & ketakwaan pada Allah SWT.
Barangsiapa yg menjalin korelasi (kontak batin) dgn kami, maka kami berikan kepadanya segala perhatian kami, kami tak pernah melepas & meninggalkannya walaupun ia tinggal jauh dr daerah kami.
Tidak ada hak yg lebih besar kecuali haknya seorang guru. Ini wajib di pelihara oleh setiap orang Islam yg ingin selamat dunia darul baka. Sungguh layak bila seorang guru yg mengajar, walau cuma satu huruf, diberi hadiah seribu dirham sebagai tanda hormat padanya. Sebab guru yg mengajarmu satu abjad yg ananda perlukan dlm agama, ia menyerupai bapakmu dlm agama.
Barang siapa ingin anaknya menjadi orang alim, maka ia harus menghormati para ahli fiqih. Dan memberi sedekah pada mereka. Jika ternyata anaknya tak menjadi alim, maka pasti diantara cucu keturunannya yg akan menjadi orang alim.
Seorang murid (pencari jalan menuju Allah) tak boleh menyakiti hati gurunya karena belajar & ilmunya tak akan diberi berkah.
Adakalanya seseorang murid (pencari jalan menuju Allah) diuji dgn kemiskinan, kepapaan & kesempitan dlm kehidupan. Maka hendaknya ia bersyukur pada Allah SWT, disebabkan dgn hal tersebut di atas & harus berasumsi berprasangka bahwa takdir / kehendak Allah menjadikan anda miskin, papa & susah serta sempit selaku sebesar-besarnya kenikmatan karena dunia yakni musuh Allah. Anda mesti bersyukur, maka Allah akan mengangkat derajatnya sama dgn para nabi-Nya, para Auliya-Nya & hamba-hamba yg sholeh.
Ketahuilah bahwa rizki itu telah diputuskan & telah dibagikan oleh Allah SWT. Diantara hamba-hamba-Nya ada yg diluaskan rezekinya & dilapangkan kehidupannya, & dikurangkankan rizkinya menurut kebijaksanaan-Nya. Bersifatlah qona’ah (cukup) atas apa yg diputuskan Allah bagimu.
Awas & waspadalah dgn panjang angan-angan & harapan perihal kehidupan di dunia, lantaran dunia akan menariknya untuk mengasihi dunia, & anda akan terikat dengannya sehingga sukar untuk beribadat & mengasingkan diri untuk menuju jalan darul baka.
Peliharalah hatimu masing-masing dr niatan atau bisikan-bisikan hati yg tercela, & bersihkanlah dr noda-noda susila yg buruk.
Ada setengah insan yg tabiatnya suka menganiaya orang, memandang rendah terhadapnya, atau suka mencela & sebagainya. Jika anda termasuk orang terkena penganiayaan orang maka hendaklah anda bersabar jangan sekali-kali anda membalasnya. Disamping itu, hati anda mesti sungguh-sungguh higienis dr dengki & dendam terhadapnya, & lebih utama lagi bila anda memaafkan orang yg menganiayamu, & anda doakan supaya Allah memberi isyarat kepadanya, & itulah gejala moral serta tingkah laris para Shiddiqin (Orang yg Benar).
Berusahalah sekuat kemampuanmu dlm menyingkir dari diri dr rasa takut & butuh serta berharap hak terhadap insan, karena hal tersebut anda akan dipandang oleh insan namun dipandang hina dlm pandangan Allah SWT, lantaran orang mukmin itu mulia di segi Allah SWT, tiada takut pada siapapun selain Allah & apa yg dicintai-Nya, & tak pernah menghendaki sesuatu selain Allah.
Saya berpesan hendaknya ananda tak merasa dirimu lebih baik dr orang lain. Apabila perasaan seperti itu terlintas dlm hatimu, sadarilah segera betapa ananda sudah seringkali melaksanakan kesalahan-kesalahan di masa lalu. Bagaimanapun pula seorang yg berakal sehat tentu mengetahui bahawa dirinya sendiri sarat dgn banyak sekali aib & kesalahan. Maka hendaknya ia menyakini hal itu & tak meragukannya sedikitpun.
Awas! Jangan sekali-kali anda mentaati syaikh (guru) itu cuma lahiriah semata, lantaran ketahuilah bahwa syaikh itu mampu menyaksikan ketaatanmu padanya, di belakangnya anda membantah & mendurhakai kerena sangkaanmu, anda sangka Allah tak tahu kelakuanmu, sedangkan syaikhmu itu bersahabat dengan-Nya. Kalau anda begitu akan mendapatkan kecelakaan, kesempitan & kebinasaan. Bukankah Allah berjanji pada barang siapa Aku cintai maka penglihatannya adalah penglihatan-KU, pendengarannya yaitu indera pendengaran-KU, mulutnya yakni ekspresi-KU, tangannya ialah tangan-KU & kakinya yakni kaki-KU, barangsiapa memusuhinya atau menyakitinya, maka AKU & para malaikatKU mengumandangkan perang terhadap dirinya. Jangan sekali-kali datang pada syaikh yg lain melainkan dgn izin syaikhmu.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya syaikhmu sungguh berat hati perihal apa-apa yg baik untukmu, dgn itu janganlah kau-sekalian menuduh & menyangka bahwa ia menyimpan perasaan dengki & cemburu terhadap dirimu, & gampang-mudahan dijauhkan oleh Allah. Karena ananda hanya menatap sesuatu hal dgn persepsi lahiriah belaka bukan persepsi bashiroh (mata hati dgn Allah). Awas ! Jangan coba-coba menuntut biar syaikhmu mengeluarkan kelebihannya. Karena bila syaikhmu seorang Ahlillaah (orang yg meyakinkan dirinya untuk mengabdi pada Allah) kekasih Allah, maka ia adalah orang-orang yg teramat merahasiakan kebaikannya, menutupi diam-diam-diam-diam perihal dirinya, & sungguh jauh untuk menonjolkan dirinya dgn karomah-karomah atau masalah-perkara hebat pada orang banyak walaupun ia amat kuasa & bisa untuk melakukannya serta diizinkan oleh Allah untuk melahirkannya (menampilkan karomahnya).
Itulah Kata Kata Mutiara Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad. Semua anjuran & wasiat diatas hanyalah secuil atau kutipan saja dr begitu luasnya ilmu beliau seperti yg tercantum dlm kitab kitabnya. Akhir kata mudah-mudahan berguna & menjadikan kita lebih baik lagi. Wallahu a’lam.