Ini dongeng yg terjadi pada Zainab Al Ghazali sewaktu dia masih berusia 15 tahun. Tanpa ragu, Syaikh Abdullah Azzam menyebutnya selaku karamah dari Allah.
Dokter sempat tak yakin melihat keajaiban yg dialami Zainab kecil. Namun mau tak mau ia mesti percaya sebab dia melihatnya secara eksklusif, dgn mata kepala.
Hari itu yakni petaka bagi Zainab kecil. Sebuah periuk kuningan yg berisi kuliner panas tertuang ke kepala & muka nya. Tim dokter yg menanganinya memvonis bahwa meskipun nyawa Zainab bisa tertolong, parasnya akan rusak.
Meskipun menderita sakit & parasnya dibalut, Zainab kecil bangun di malam hari untuk sholat tahajud. Ia bertayamum dgn bubuk-debu yg ada pada sprei & selimut rumah sakit itu. “Ya Allah… bila Engkau mengembalikan wajahku mirip semula, saya akan menadzarkan seluruh hidupku untukMu,” demikian doa Zainab Al Ghazali.
Usai bermunajat, Zainab tertidur. Sebuah sosok yg tak aneh mendatanginya. “Bukalah semangka ini,” kata pria yg tak lain yaitu ayahnya itu. Zainab menuruti perintah ayahnya. Dibukalah semangka itu & ia temukan sebuah kain tenun halus di dlmnya.
“Balutlah wajahmu dgn kain itu.”
Setelah Zainab membalut muka & membersihkan lukanya, sang ayah pergi sembari menawarkan sebuah istana, “Ini adalah istanamu di nirwana.”
“Ayah.. Ayah…!” Zainab bangun dari mimpinya. Orang-orang yg menjaganya mengira Zainab se&g sakaratul kematian.
“Ada apa dgnmu?” tanya sang ibu.
“Aku berimajinasi berjumpa ayah,” Zainab menceritakan mimpinya kepada sang ibu. Ia juga menginformasikan bahwa ia tak lagi merasakan sakit di wajahnya.
Hari berikutnya saat dokter datang memeriksanya, Zainab meminta balutan parasnya dilepas. Tentu saja sang dokter tak mau karena untuk membuka balutan itu ada waktu & standarnya sendiri. Ia takut Zainab akan sungguh kesakitan alasannya sisa daging paras Zainab akan terkelupas bareng kain pembalut itu. Namun sehabis didesak Zainab sambil menceritakan bahwa dia tak lagi merasakan sakit, risikonya dokter itu mau menurutinya.
Betapa terkejutnya sang dokter setelah ia melepas pembalut paras itu. Ia sempat mundur beberapa langkah. Tak yakin dgn keajaiban di depannya. Wajah Zainab Al Ghazali betul-betul sembuh, utuh seperti tak pernah mengelupas akibat luka bakar.
Zainab Al Ghazali menepati janjinya terhadap Allah. Ia aktif berdakwah & kelak, dia menjadi ketua pertama divisi akhwat Ikhwanul Muslimin. Meskipun untuk amanah tersebut, beliau mesti mengalami siksaan & mendekam di penjara rezim sewenang-wenang Mesir. Ia menyggupi janjinya terhadap Allah. [Ratih BK/webmuslimah]