Kalimat Efektif – Keberhasilan komunikasi baik secara mulut maupun goresan pena bergantung pada bagaimana cara kita menyampaikan gosip kepada lawan bicara. Penggunaan kalimat kuat besar pada sampainya gosip yang ingin disampaikan dalam suatu komunikasi. Karena itulah kita harus memperhatikan kalimat yang kita pakai dalam suatu komunikasi.
Penggunaan kalimat efektif ialah kunci keberhasilan komunikasi. Nah, pada potensi ini kita akan membahas kalimat efektif dan penerapannya.
Secara umum yang dimaksud dengan kalimat efektif yakni, sebuah kalimat yang terang, dan mudah dipahami sesuai dengan konteks dan situasi komunikasi. Untuk mampu menciptakan komunikasi efektif kita mesti memperhatikan latar belakang musuh bicara (jikalau komunikasi dilaksanakan secara mulut) dan mengenali latar belakang pembaca jika lewat goresan pena. Kita mesti memperhatikan latar belakang orang yang mau kita ajak berkomunikasi, mirip :
1. Latar belakang sosial
2. Latar belakang pendidikan
3. Latar belakang lingkungan
4. Latar belakang adab istiadat, dsb.
Misalnya kita akan menyampaikan penyuluhan pertanian terhadap para petani, maka bahasa yang kita gunakan harus bisa diketahui oleh kalangan petani, jangan hingga kita menggunakan bahasa-bahasa intelek, yang mustahil dipahami oleh para petani yang biasanya berpendidikan rendah.
Kalimat efektif mempunyai syarat-syarat selaku berikut :
1. Bisa mewakili secara sempurna pikiran pembicara atau penulisnya.
2. Kedua belah pihak (pembicara dan musuh bicara/penulis dengan pembaca) memiliki satu pemahaman.
1. Kesatuan Gagasan
Sebuah kalimat efektif haruslah cuma mengandung satu kesatuan ide, artinya semua bagian kalimat itu cuma mengacu pada satu maksud tertentu. Kesatuan pemikiran ini bisa kita capai dengan kelengkapan bagian kalimat mirip Subjek, Predikat, Objek/Pelengkap, dan Keterangan (S-P-O/Pel-K)
Contoh :
Ibu menanam sayur saat ekspresi dominan hujan
2. Kesejajaran
Yang dimaksud kesejajaran dalam kalimat efektif yaitu, dalam kalimat beragam yang memiliki lebih dari satu kalimat maka kita harus menggunakan imbuhan yang sama antara kalimat satu dengan kalimat lainnya.
Contoh :
Ani membantu sahabatnya dengan membelikan buku pelajaran matematika
Orang kaya itu ditangkap poisi dengan diborgol kedua tangannya
3. Kehematan
Kehematan ialah kunci kalimat efektif, karena dengan menggunakan sedikit kata yang bisa meakili asumsi kita, akan menunjukkan pemahaman lebih singkat daripada kita menguraikan kalimat yang berbelit-belit tetapi ujungnya sama.
Contoh :
Ketika hari itu aku sedang membaca buku di suatu halte, tiba-tiba tanpa saya sadari aku kehilangan dompet yang aku letakkan di dalam tas aku.
kalimat di atas akan lebih efektif jika kita menerapkan prinsip kehematan :
Saya kehilangan dompet tanpa aku sadari dikala sedang membaca buku di halte
4. Penekanan
Untuk menerima kalimat yang efektif kita mesti menawarkan pengutamaan pada bab kata yang dipentingkan.
Kita mampu melakukannya dengan :
Mengubah posisi dalam kalimat, yaitu dengan cara meletakkan bab yang penting di depan kalimat
Contoh :
1. Harapan kami yaitu, kau mampu menjadi anak yang berguna dikemudian hari
2. Di daerah ini, saya tunggu kehadiran kalian besok
Menggunakan partikel penitikberatan bab kalimat dapat memakai partikel –lah, -pun, dan –kah
Contoh :
1. Kamulah orang yang selama ini saya cari
2. Akupun turut berduka atas musibah ini
3. Bisakah saya menyelesaikan semua ini?
Menggunakan repetisi
Kita bisa menerima kalimat efektif dengan mengulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Kesabaran yaitu kunci keberhasilan, dengan kesabaran kita niscaya akan mendapatkan apa yang kita inginkan
Menggunakan kontradiksi
Gunakan kata yang berlawanan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin dipertegas
Contoh :
1. Dia memang manis, tetapi jelek sifatnya
2. Untuk mendpatkan kesuksesan kita tidak boleh bermalas-malasan, namun kita mesti bersungguh-sungguh berupaya dan belajar.
5. Kelogisan
Kelogisan dalam kalimat efektif tujuannya yaitu apa yang disampaikan mesti mampu diterima oleh nalar.
Contoh :
1. Bu Mike mengajar bahasa Indonesia di SMP Ma’cerdik NU 3 Jatinegara
Kalimat tersebut tidak logis, alasannya sesungguhnya yang diajar Bu Mike adalah siswa SMP Ma’bakir NU 3 Jatinegara, bukan pelajaran Bahasa Indonesia.
Selamat Belajar … !!! 🙂