a. Wacana Narasi
Wacana narasi menghidangkan insiden-kejadian dalam suatu rangkaian kesatuan dalam urutan waktu tertentu. Dalam tentang narasi, penulis menyuguhkan jalinan sebuah insiden yang dapat disebut selaku dongeng. Tujuan utamanya bukan untuk memberikan citra wacana duduk perkara atau objek menurut observasi penulis, melainkan memperlihatkan sebuah dongeng yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Oleh sebab itu, karangan yang disajikan dengan tentang narasi bersifat dinamis. Narasi menekankan uraiannya pada jalinan peristiwa dalam hubungan waktu. Penyajiannya tidak senantiasa bersifat progresif.yang penting dalam narasi ialah uraia tantang peristiwa, yang disajikan tidak selalu mulai dari awal, namun dapat pula dimulai kisahnya dari bagian peristiwa yang penting yang menawan perhatiannya.
Ada tiga prinsip penting dalam narasi, yaitu keutuhan, koherensi, dan penitikberatan. Keutuhan ceritera pada narasi dibangun dengan mengarahkan detail setiap bab ceritera pada satu inspirasi yang membangun keseluruhan ceritera. Tiap-tiap bab ceritera di hubungkan dengan bab-bagian dongeng yang lain sehingga terjadi jalinan insiden yang akrab.di antara peristiwa-peristiwa yang berada dalam jaringan tersebut ada satu insiden yang menerima penitikberatan, yang menjadi sentra perhatian.
b. Wacana Deskripsi
Wacana deskripsi menawarkan klarifikasi tantang sesuatu duduk perkara atau objek yang disuguhkan. Wacana deskripsi menawarkan gambaran objek mirip apa adanya, maka ihwal deskripsi bersifat statis. Wacana deskripsi mampu di bedakan dua macam, adalah deskripsi ekspositori dan deskripsi literer. Deskripsi ekspositori memiliki ciri-ciri yang hampir sama dengan ihwal eksposisi. Tujuan wacana ekspositori yakni menunjukkan gambaran yang mendalam tantang suatu masalah atau objek namun tatap mengemukakan citra yang bersifat nyata saja. Uraiannya bersifat analitis dan tidak menawarkan kesan emosional.
Deskripsi literer menghidangkan uraian sesuatu dilema secara rinci. Perbedaannya dengan deskripsi ekspositori terletak pada kesan yang di timbulkannya. Uraiannya dititikberatkan pada sifat lahiriah serta keberadaannya selaku sesuatu yang berwarna kehidupan dan banyak sekali sifat lainnya.
c. Wacana Eksposisi
Wacana eksposisi memperlihatkan klarifikasi tentang suatu duduk perkara atau objek secara mendalam. Tujuannya supaya pembaca memperoleh pemahaman yang jelas terhadap problem yang dihidangkan. Wacana eksposisi membicarakan hakikat duduk perkara serta kekerabatan-keterkaitannya, baik kekerabatan antara bab-bagian duduk perkara itu sendiri maupun hubungan-relevansinya dengan persoalan lainnya. Oleh sebab itu, perihal eksposisi banyak di gunakan dalam karangan ilmiah.
Dalam tentang eksposisi dikenal berbagai macam pembagian, antara lain definisi dan analisis. Definisi merupakan jenis eksposisi yang sering digunakan karena mendasari klarifikasi yang dihidangkan dalam suatu karangan. Dapat atau tidaknya pembaca memahami klarifikasi yang disajikan dalam suatu karangan, antara lain bergantung pada dapat atau tidaknya penulis mengemukakan definisi yang mencukupi. Analisis merupakan wacana eksposisi yang menerangkan sebuah dilema dengan mengemukakan uraian keseluruhan dilema menjadi bagian-bab sehingga pembaca dapat memahami duduk perkara tersebut.
d. Wacana Argumentasi
Wacana argumentasi mengarahkan pembaca terhadap suatu sikap tertentu kepada suatu dilema atau objek yang diinginkan oleh penulis. Dalam mengarahkan sikap tersebut wacana alasan menyajikan bukti yang dikemukakan dengan cara yang meyakinkan sehingga pembaca mampu menarik kesimpulannya sendiri secara logis dan mengakui kebenaran pandangan yang dikemukakan pengarang.
Wacana argumentasi berdasar pada fikiran yang kritis dan logis. Dalam menyuguhkan fakta dan bukti yang lain, penulis harus senantiasa mengamati apakah semuanya itu memang mampu dipakai sebagai bukti yang benar.