Jangan Pernah Lakukan Ini Jika Orang Tua Anda Telah Meninggal!

Orang renta ialah nirwana atau neraka seorang anak. Siapa yg berbakti pada kedua orang tuanya atas nama iktikad pada Allah Ta’ala, bagi sang anak surga yg dipenuhi nikmat. Sedangkan siapa yg durhaka pada orang bau tanah, baginya pecahan siksa di neraka. Siksa yg berat, pedih, & perih.

Berbakti pada kedua orang bau tanah mesti dibiasakan semenjak dini. Dilatih semenjak kecil agar menjadi sebuah kebiasaan aktual. Siapa yg berbakti pada kedua orang renta, maka kelak anak-anaknya akan berbakti kepadanya. Sebaliknya; tidaklah seorang ayah atau ibu didurhakai oleh anaknya kecuali karena ia dahulu berlaku durhaka pada bapak & ibunya.

Berbakti pada kedua orang bau tanah pula tak terbatas waktu. Baik keduanya masih hidup atau sudah meninggal dunia. Banyak riwayat menyebutkan, berbakti pada orang bau tanah saat keduanya sudah tiada jauh lebih berat di banding tatkala keduanya masih hidup.

Tatkala orang renta sudah meninggal dunia, hendaknya seorang anak senantiasa mendoakan, bergaul dgn kerabat-kerabat akrab orang bau tanah, senantiasa bederma shalih & lain sebagainya.

Selain itu, ada pula larangan yg tak boleh dilanggar oleh seorang anak bila orang tuanya sudah meninggal dunia. Sebab, jika larangan ini dilanggar, selain dosa yg didapat, orang tuanya pun akan mengalami kesedihan mendalam di alam kubur.

Adalah Rawahah bin ‘Abdullah yg menuturkan sebagaimana dikutip oleh Dr ‘Umar ‘Abdul Kafi dlm al-Wa’dul Haq, “Setiap kali melaksanakan kebaikan, gue menyaksikan ayahku tersenyum di dlm mimpiku. Beliau berkata, ‘Semoga Allah Ta’ala memuliakanmu dgn kebaikan. Engkau telah memuliakan gue di antara para penghuni kubur.’”

  Tanda Kiamat Ini Sudah Dialami Sebagian Besar Warga Indonesia, Bagaimana dengan Anda!

Kemudian tatkala Rawahah bin ‘Abdullah absen dr kebaikan & justru melakukan langkah-langkah yg tak bernilai pahala, ia kembali menyaksikan ayahnya di dlm mimpi dgn keadaan yg berbeda.

“Tatkala gue terjerumus dlm perbuatan buruk,” tutur Rawahah bin ‘Abdullah, “saya menyaksikan ayahku menggigit jari-jemarinya. Beliau bertutur, ‘Engkau sudah membuatku duka, anakku. Jangan kau ulangi lagi. Karena gue tak berani berjumpa dgn para penghuni kubur lainyya (lantaran rasa aib).’”

Kawan, apakah orang bau tanah kita sudah meninggal dunia? Jika sudah, apa yg menjadi kebiasaan kita sehari penuh? Jika kejelekan yg menjadi langganan, ingatlah bahwa Anda sudah membuat mereka bersedih lantaran mengetahui kejelekan yg Anda kerjakan.

Wallahu a’lam. [Pirman/wargamasyarakat]

*Pesan buku al-Wa’dul Haq tulisan Dr ‘Umar ‘Abdul Kafi di 085691548528