Ittiba’ Dan Taqlid

Tahukah sahabat bahwa syarat diterimanya amal ibadah disamping Beriman dan Ikhlas yakni Ittiba’.

Mungkin bagi seseorang yang sering mendengar kata Ittiba’ telah tak abnormal lagi. Namun, bagaimana dengan teman ? 

 
Jika sahabat sudah mengetahui bersyukurlah. Walaupun sudah mengetahui  namun mungkin  jarang yang mengetahui dan menerapkan dalam setiap ibadahnya.
 
Apa sih bekerjsama Ittiba’ itu..?
Ittiba’ Apabila dilihat dari sisi ungkapan, bisa diartikan “Mengikuti sesuatu atau seseorang dengan dalil dan hujjah yang terperinci”.

Ittiba kepada kitab suci mempunyai arti kita berpanutan pada kitab suci dan mengamalkan segala isinya.

Ittiba terhadap Rasulullah memiliki arti kita menjadikan beliau sebagai panutan yang harus diteladani dan juga ditelusuri jejak langkahnya.

Ber-Ittiba terhadap Nabi besar Muhammad shallallahu alaihi wassallam mempunyai arti menjalani hidup dengan mengikuti apa yang dicontohkan Rasulullah, baik yang berupa amalan sunnah maupun amalan wajib, serta meninggalkan masalah perkara yang telah ditinggalkan Rasulullah, baik kasus makruh maupun haram. Meneladani pribadi Nabi dalam bermuamalah dengan sesama manusia maupun dengan makhluk ciptaan Allah yang yang lain, baik yang kasat mata maupun yang tak kasat mata.

Namun yang menjadi pertanyaan ialah : 

 
Bagaimana seseorang mampu mengetahui pengertian Ittiba Rasul dan sekaligus ber-Ittiba terhadap Rasul kalau beliau tidak mau mempelajari segala sesuatu mengenai Rasulullah dan jalan yang ia tempuh..?

Islam ialah jalan yang ditempuh oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Al Qur’an selaku landasan utama, dan beliau meninggalkan Sunnah sebagai penjelasannya untuk kita.

Mempelajari Al Qur’an dan sunnah ialah jalan yang harus kita tempuh semoga kita bisa ber-Ittiba pada Rasulullah.

  Relasi Antarnorma
Karena ber-Ittiba pada Rasulullah merupakan satu satunya jalan semoga kita bisa mendekat terhadap Allah.

Rasulullah juga telah meninggalkan teladan pada para teman. Mereka yaitu generasi terbaik dari orang orang yang ber-Ittiba terhadap Nabi. Teladan inilah yang lalu juga disertai oleh para tabi’in dan tabi’ut-tabi’in. Generasi setelah para teman dan generasi sesudahnya lagi.

Firman Allah Ta’ala :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
 

“Hai orang orang yang beriman, janganlah kau mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-Hujurat : 1)

Firman Allah Ta’ala dalam surat lain :

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
 

“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah terperinci kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang orang mukmin, Kami biarkan Ia leluasa kepada kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan Ia ke dalam jahanam, dan jahannam itu seburuk jelek daerah kembali”.  (An-Nisa’:115)
 
 
Sedangkan apa itu Taqlid..?
 
Adapun taqlid menurut ungkapan yakni : Mengikuti perkataan yang tidak ada hujjahnya. Sebagaimana dibilang oleh Al-Imam Abu Abdillah bin Khuwaiz Mindad
(Jami’ Bayanil Ilmi waAhlihi 2/993 dan l’lamul Muwaqqi’in 2/178)

Ada juga yang mengatakan bahwa taqlid yakni mengikuti perkataan orang lain tanpa mengenali dalilnya.

(Mudzakkirah Ushul Fiqh hal. 3 14)

Makara kesimpulannya yaitu:

 
ITTIBA’ berusaha mengikuti cara ibadah,tingkah laris,apapun yg ditugaskan Rasulullah apakah itu wajib atau sunnat.Dan meninggalkan yg dilarangnya,tanpa mikir apakah itu haram atau makruh.
 
Dan TAQLID eksklusif percaya apa yang dikatakan ulama atau gurunya tanpa tahu dalilnya terlebih dahulu wal Pokoknya Baik.

  Nih Kiat Mantul Tuk Menghadapi Bisik-Bisik Tetangga !!

Wallahu a’lam

Sumber :
 
Group 10 WA Online Tholabul ‘ilmi..
https://www.instagram.com/p/BppL_a2FRzN/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=aygopqimtp7i