لَآ اُقْسِمُ بِهٰذَا الْبَلَدِۙ وَاَنْتَ حِلٌّۢ بِهٰذَا الْبَلَدِۙ وَوَالِدٍ وَّمَا وَلَدَۙ لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْ كَبَدٍۗ اَيَحْسَبُ اَنْ لَّنْ يَّقْدِرَ عَلَيْهِ اَحَدٌ ۘ يَقُوْلُ اَهْلَكْتُ مَالًا لُّبَدًاۗ اَيَحْسَبُ اَنْ لَّمْ يَرَهٗٓ اَحَدٌۗ اَلَمْ نَجْعَلْ لَّهٗ عَيْنَيْنِۙ وَلِسَانًا وَّشَفَتَيْنِۙ وَهَدَيْنٰهُ النَّجْدَيْنِۙ
Artinya : Aku sungguh-sungguh bersumpah dengan kota ini (Mekah), (1) dan kamu (Muhammad) bertempat di kota Mekah ini, (2) dan demi bapak dan anaknya. (3) Sesungguhnya Kami telah menciptakan insan berada dalam sukar payah. (4) Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorangpun yang berkuasa atasnya (5) Dia mengatakan:”Aku telah menghabiskan harta yang banyak”. (6) Apakah ia menduga bahwa tiada seorangpun yang melihatnya (7) Bukankah Kami telah memperlihatkan kepadanya dua buah mata, (8) lidah dan dua buah bibir. (9) Dan Kami sudah menawarkan kepadanya dua jalan. (10). Qs. Al Balad ayat 1-10
Penjelasan Ayat
1. Aku betul-betul bersumpah dengan kota ini (Mekkah)
Ini merupakan sumpah dari Allah Swt. dengan menyebut Mekah Ummul Qura dalam keadaan halal bagi orang yang bertempat tinggal di dalamnya. untuk mengingatkan keagungan kedudukan kota Mekah disaat orangnya sedang melakukan ihram.
2. Dan kau (Muhammad) bertempat di kota Mekah ini
Yaitu engkau Muhammad, diperbolehkan bagimu melakukan pertempuran di dalamnya. Qatadah mengatakan, Maksudnya. engkau boleh tinggal di kota ini tanpa dibebani rasa dosa ataupun halangan. Makna dari apa yang dibilang oleh mereka.
“Sesungguhnya kota ini telah diharamkan (disucikan) oleh Allah di hari Dia menciptakan langit dan bumi, maka kota ini menjadi kota yang suci karena disucikan oleh Allah hingga hari kiamat nanti. Pepohonannya tidak boleh ditebang dan tetumbuhannya dilarang dicabuti. Dan bergotong-royong kota ini dihalalkan bagiku cuma dalam sesaat dari siang hari. kemudian kesuciannya kembali lagi di hari ini sebagaimana kesuciannya di hari sebelumnya. Ingatlah. hendaklah orang yang hadir menyampaikan (isu ini) terhadap orang yang tidak hadir”.
3. Dan demi bapak dan anaknya
Bahwa makna yang dimaksud yakni umum meliputi orang renta dan anaknya.
4. Sesunggahnya kami telah menciptakan insan berada dalam sukar payah
Telah diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, dan lain-lain menyatakan bahwa Kami telah membuat insan dengan sempurna dan tegak, semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Sesungguhnya Kami sudah menciptakan insan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (Qs. At-Tin ayat: 4).
Telah diriwayatkan pula lewat jalur Abu Maudud, Yakni mengalami susah payah dalam menangani suatu persoalan dari kasus dunianya dan suatu urusan dari perkara akhiratnya. Dan berdasarkan riwayat yang lain, disebutkan mengalami kesulitan hidup di dunia dan kesusahan di alam baka.
5. Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorang pun yang berkuasa atasnya?
Ibnu Adam mengira bahwa Allah Swt tidak akan menanyai harta ini, dari manakah beliau memperolehnya dan ke manakah dia membelanjakannya?
6. Dia mengatakan, “Aku telah menghabiskan harta yang banyak.”
Yakni anak Adam menyampaikan bahwa dirinya sudah membelanjakan harta yang banyak jumlahnya.
7. Apakah beliau menyangka bahwa tiada seorang pun yang melihatnya.
Mujahid menyampaikan bahwa apakah dia mengira bahwa Allah Swt. tidak melihatnya? Hal yang serupa dibilang oleh kalangan ulama Salaf.
8. Bukankah Kami sudah memperlihatkan kepadanya dua buah mata
Yang dengan kedua matanya itu beliau menyaksikan.
9. Lidah dan dua buah bibir.
Yang dengannya dia mengatakan, kemudian dapat mengungkapkan apa yang terkandung di dalam hatinya Dan dua buah bibirnya. Yang membantunya untuk mengatakan dan makan serta menjadi anggota yang memperindah performa paras dan mulutnya.
10. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.
Anas Ibnu Malik yang menyampaikan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Keduanya ialah dua jalan, lalu apakah yang menimbulkan jalan kejelekan lebih digemari olehmu dibandingkan dengan jalan kebaikan?
Ibnu Jarir menyampaikan, sudah bahwa Nabi Saw. pernah bersabda: Hai insan, bekerjsama keduanya ialah dua jalan, yaitu jalan kebaikan dan jalan kejelekan, maka apakah yang menciptakan jalan kejelekan lebih diminati olehmu ketimbang jalan kebaikan.