Inilah 3 Hikmah di Balik Kesedihan (Bagian 4)

Lanjutan dr Inilah 3 Hikmah di Balik Kesedihan (Bagian 3)

Ibnu Katsir Rahimahullah berkata, Allah Ta’ala berfirman, “Apakah ananda mengira bahwa ananda akan masuk surga” sebelum ananda diberi ujian, diuji, & diberi tragedi mirip halnya yg dialami umat-umat sebelum kau?

Oleh alasannya adalah itu, selanjutnya Allah Ta’ala berfirman,

Padahal, belum datang kepadamu (cobaan) mirip halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka & kesengsaraan” yakni berbagai macam penyakit, penderitaan, kepedihan, petaka, & berbagai macam kesengsaraan lainnya.

Firman Allah Ta’ala, “serta digoncangkan” tujuannya dgn goncangan jago, yakni menerima ancaman dr musuh, selain ujian besar yang lain.

Oleh alasannya itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

 حُفَّتْ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتْ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ

“Surga itu dikelilingi hal-hal yg tak digemari, & neraka itu dikelilingi hal-hal yg menggembirakan.” (HR. Al-Bukhari & Muslim).

Ibnu Hajar Rahimahullah berkata dlm kitab Fath Al-Bari,

“Ini pasti membutuhkan usaha melawan hawa nafsu dlm melaksanakan ketaatan-ketaatan, menghindari berbagai macam maksiat, sabar terhadap banyak sekali bencana alam, & berserah diri pada perintah Allah dlm melaksanakan semua itu.”

Oleh alasannya itu, datanglah kesepakatan pahala dr Allah bagi orang yg kehilangan penglihatannya, sebagaimana dinyatakan dlm hadits riwayat Anas Radhiyallahu Anhu, bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Allah Azza wa Jalla berfirman,

إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِي بِحَبِيبَتَيْهِ فَصَبَرَ عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا الْجَنَّةَ

“Apabila gue menguji hamba-Ku dgn kedua matanya, lalu ia bersabar, maka Aku beri ia ganti keduanya berupa nirwana.” (HR. Al-Bukhari).

Demikian pula, ada janji untuk orang yg diberi ujian dgn maut seorang yg dikasihi, seperti anak atau kerabat atau lainnya, lewat sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, bahwa Allah Ta’ala berfirman,

  Hikmah Larangan Memotong Rambut dan Kuku bagi Pequrban

مَا لِعَبْدِي الْمُؤْمِنِ عِنْدِي جَزَاءٌ إِذَا قَبَضْتُ صَفِيَّهُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا ثُمَّ احْتَسَبَهُ إِلَّا الْجَنَّةُ

“Tidak ada balasan di sisi-Ku bagi hamba-Ku yg beriman, apabila Aku mencabut nyawa kekasihnya dr penghuni dunia, kemudian ia bersabar atas (maut)nya, melainkan nirwana.” (HR. Al-Bukhari).

Kalimat, “bersabar atas kematiannya” di sini yaitu terjemahan dr “ihtasabahu”, yakni bersabar dgn mengharapkan pahala dr Allah atas semua itu.

Makara, seorang muslim hendaklah bersabar tatkala mendapat banyak sekali ujian & bencana alam, supaya memperoleh pahalanya atas izin Allah, & jangan sampai ia bersungut-sungut & berkeluh kesah terhadap petaka itu.

Salah seorang ulama salaf berkata, “Hilangnya pahala atas sebuah bencana alam yaitu lebih berat daripada bencana alam itu sendiri.”

Semoga kita termasuk di antara orang-orang yg sabar dlm menghadapi musibah. Aamiin.

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]