Ingin Memperindah Karya Dengan Paragraf Pertama? Coba 3 Teknik Ini

Hai, Sobat !

Pramoedya Ananta Toer dalam Novel Bumi Manusia, mulai bercerita dengan kalimat sederhana, “Namaku Minke”. Singkat, padat, dan mudah dikenang.

Kemudian Andrea Hirata di novel Sang pemimpi menentukan bercerita tentang tiga anak (Ikal, Arai, dan Jimbron) yang terkurung dalam gudang.

Dan Putu Wijaya dalam Cerpen Bom mengawali kisahnya dengan pertentangan yang mengundang tanya, “Oki terbangun di pagi hari dan mendapatkan sebuah bom di daerah tidurnya.”

Penggambaran paragraf pertama yang mereka lakukan sangat apik. Membuat kalimat singkat, mudah diingat, sekaligus membuat pembaca penasaran akan narasi apa yang dibawakan berikutnya. 

Bermodalkan kalimat pembuka, mereka mampu mendobrak khayalan pembaca, lalu memaksanya terjun bebas dalam suatu alur kisah. Pada karenanya, tidak ada opsi lain bagi pembaca, selain candu pada buku. 

Teknik yang mereka gunakan bisa kita pelajari dan aplikasikan dalam pembuatan goresan pena. Hal ini menjadi penting selaku ujung tombak dalam karya yang dibuat.

Pembaca akan melihat seluruh kesanggupan penulis hanya dalam pembacaan paragraf pertama. Kesan pertama akan memengaruhi kesan-kesan berikutnya.

Dan tentu saja, budbahasa yang disampaikan dalam paragraf pertama menjadi kunci terbukanya wawasan asumsi. 

Penguasaan terhadap paragraf pertama bisa dikerjakan dengan pengalaman. Semakin banyak tulisan yang dibaca, bertambah banyak pula pola-teladan paragraf pertama yang diketahui .

3 Teknik Memperindah Karya dengan Menguatkan Paragraf Pertama

Inilah 5 Cara Menulis Cerpen dengan Praktis

2. Membuka dengan Pernyataan Orang-orang Terkenal

Kata-kata dilemparkan untuk meyakinkan pembaca bahwa topik yang dibicarakan yakni hal yang sangat penting.

Terbukti, seorang tokoh terkemuka pernah menyinggung topik yang serupa. Lebih bagus lagi, bila kata-kata yang dimunculkan diterangkan dengan bahasa-bahasa yang halus dan sangat sederhana. Kemudian menyinggung sedikit, urusan yang dibahas dengan keseharian pembaca.  

Oleh sebab itu, jika paragraf pertama dimunculkan menggunakan kutipan tokoh terkenal, akan lebih banyak pembaca yang kepincut dengan tulisan yang sudah dibuat.

Hal ini disebabkan bukti kebenaran tulisan yang dibentuk akan semakin aktual alasannya ada kutipan tokoh terkemuka.

Tulisan yang dibentuk tidak cuma berdasar gagasan eksklusif, namun sebelumnya pernah dibahas oleh tokoh-tokoh terkemuka.

Boleh Baca: Langkah-langkah Menulis Cerita Berdasarkan Ide Pokok

3. Memulai dengan Penjelasan Umum

Paragraf pertama mampu dimulai dengan kalimat pembuka yang menjelaskan topik besar yang mau dibahas.

Misalnya saat seseorang ingin membahas ihwal fenomena angin angin ribut, paragraf pertama mampu menjekaskan wacana apa dan bagaimana angin angin kencang itu bisa terjadi.

Bisa juga dengan menambahkan istilah-istilah abnormal, yang membuat semua orang tertarik. 

Selain untuk menarik minat, penjelasan lazim juga berfungsi untuk menata perspektif pembaca supaya tidak lari kemana-mana.

Sehingga tujuan utama untuk mendapatkan topik obrolan, tidak meleset ke arah pembahasan yang yang lain. Dan membuat lebih mudah pembaca untuk mencerna makna suatu bacaan. 

*

Ketiga cara di atas mampu dipakai untuk menawan pembaca kepada karya yang dibentuk. Sehingga karya yang dibuat banyak dilirik oleh pembaca dan mampu mencoba mendapatkan pandangan baru ke banyak orang.

Terlebih seseorang akan merasa besar hati, kalau karya yang telah dibentuk banyak dilihat, dibaca, atau pun ditanggapi oleh banyak pembaca.

Maka satu hal yang wajib dilaksanakan adalah menajamkan paragraf pertama, sampai menjadi magnet untuk menelaah paragraf-paragraf selanjutnya. 

Semoga berguna
Salam

Ditulis oleh: Muhammad Nur Faizi

  Contoh Kata Sambutan Perpisahan Tk Untuk Kepala Sekolah Dan Wali Murid Singkat