Sunnah yaitu apa-apa yg diriwayatkan dr Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam berupa ucapan, tindakan, atau ketetapannya. Orang yg melaksanakan sunnah akan mendapatkan pahala, & yg meninggalkannya tak disiksa.
Jika membaca sejarah para shahabat, maka kita mendapatkan betapa mereka sangat bersemangat dlm mengamalkan perintah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam atau mengambil ilmu dr sumbernya.
Imam Al-Bukhari dlm kitab Shahih-nya meriwayatkan, Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu pernah mengatakan,
“Dulu gue & tetanggaku dr shahabat Anshar berada di perkampungan Bani Umaiyyah bin Zaid. Kami saling bergantian untuk mendatangi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Jika ia berkunjung hari ini, maka esoknya gue yg pergi. Tatkala giliranku yg tiba, maka sehabis kembali gue ceritakan isu yg gue peroleh hari itu berupa wahyu Al-Qur`an maupun lainnya. Jika gilirannya tiba, ia pula melaksanakan hal yg sama.”
Sungguh, para teman Radhiyallahu Anhum senantiasa mengamalkan apa yg diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pada mereka, melaksanakan apa yg ia lakukan.
Bahkan, mereka berlomba-kontes dlm kebaikan selaku bentuk pengamalan dr sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,
كُلُّ أُمَّتِيْ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى
“Setiap umatku akan masuk surga, kecuali orang yg tak ingin.”
Para sahabat lantas bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yg tak ingin itu?” Beliau menjawab,
مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
“Siapa yg menaatiku, maka ia akan masuk surga, sedangkan siapa yg mendurhakaiku, bermakna ia orang yg tidak mau (masuk nirwana).” (HR. Al-Bukhari).
Wahai hamba Allah, sesungguhnya mati & hilangnya sebuah sunnah, ketidaktahuan manusia tentangnya, serta keengganan mereka untuk mengamalkannya merupakan tanda munculnya bid’ah.
Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Anhuma,
“Tidaklah datang suatu masa pada manusia, melainkan mereka akan melaksanakan tindakan bid’ah di dalamnya dgn mematikan sunnah. Hingga, pada kesudahannya bid’ah merebak & dihidupkan di mana-mana sementara sunnah menjadi mati & ditinggalkan.”
Ibnul Qayyim menuturkan,
“Seandainya sunnah dlm melaksanakan ibadah sudah ditinggalkan, pasti terputuslah sunnah-sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, tulisannya menjadi hilang, & dampaknya yg baik untuk insan akan redup.”
Semoga kita termasuk orang-orang yg senantiasa menjalankan sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dlm kehidupan kita. Dikutip dr tulisan Syaikh Dr. Abdul Malik Al-Qasim dlm kitab Durus Al-Am.
[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]