close

Infodatin: Kusta

Pengertian Definisi Arti Kusta. – Hari Kusta Sedunia dalam bahasa Inggris World Leprosy Day diperingati setiap tahun pada hari Minggu terakhir bulan Januari. Peringatan Hari Kusta Sedunia ini menjadi momen untuk mengingatkan bila Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) sangat membutuhkan perhatian dari seluruh lapisan masyarakat. Pada tahun 2013, Indonesia ialah salah satu Negara dengan penyakit kusta tertinggi dengan menempati urutan ketiga setelah India dan Brazil. Untuk lebih mempelajari tentang Kusta berikut postingan menurut InfoDATIN. InfoDATIN yakni kepanjangan dari Pusat data dan Informasi Kesehatan Kesehatan RI.

1. Sejarah Kusta

Penyakit kusta sudah menyerang insan sepanjang sejarah. Banyak para jago yakin bahwa goresan pena pertama perihal kusta muncul dalam sebuah dokumen Papirus Mesir ditulis sekitar tahun 1550 SM. Sekitar tahun 600 SM, didapatkan sebuah goresan pena berbahasa India menggambarkan penyakit yang menyerupai kusta. Di Eropa, kusta pertama kali muncul dalam catatan Yunani kuno sehabis prajurit Alexander Agung kembali dari India. Kemudian di Roma pada 62 SM bertepatan dengan kembalinya pasukan Pompei dari Asia kecil.

Pada tahun 1873, Dr Gerhard Armauer Henrik Hansen dari Norwegia adalah orang pertama yang mengidentifikasi bakteri yang menyebabkan penyakit kusta di bawah mikroskop. Penemuan Mycobacterium leprae menunjukan bahwa kusta disebabkan oleh kuman, dan dengan demikian tidak turun menurun, dari kutukan atau dari dosa.

2. Definisi Kusta

Istilah kusta berasal dari bahasa Sansekerta, ialah kustha bermakna kumpulan tanda-tanda-tanda-tanda kulit secara umum. Penyakit kusta atau lepra disebut juga Morbus Hansen, sesuai dengan nama yang mendapatkan bakteri. Kusta ialah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae. Kusta menyerang berbagai bab tubuh diantaranya saraf dan kulit. Penyakit ini ialah tipe penyakit granulomatosa pada saraf tepi dan mukosa dari akses pernafasan atas dan lesi pada kulit yaitu tanda yang bisa diperhatikan dari luar. Bila tidak ditangani, kusta mampu sungguh progresif mengakibatkan kerusakan pada kulit, saraf-saraf, anggota gerak dan mata. Tidak seperti mitos yang beredar di masyarakat, kusta tidak menjadikan pelepasan anggota badan yang begitu gampang seperti pada penyakit tzaraath yang digambarkan dan sering disamakan dengan kusta.

3. “Kenali Kusta sejak permulaan”

Penyebab

Penyakit kusta disebabkan oleh bakteri yang berjulukan Mycobacterium leprae. Dimana microbacterium ini ialah basil aerob, tidak membentuk spora, berbentuk batang, dikelilingi oleh membran sel lilin yang ialah ciri dari spesies Mycobacterium, berukuran panjang 1—8 micro, lebar 0,2—0,5 micro lazimnya berkelompok dan ada yang tersebar satu-satu, hidup dalam sel dan bersifat tahan asam (BTA) atau gram nyata, tidak mudah diwarnai tetapi jika diwarnai akan tahan terhadap dekolorisasi oleh asam atau alkohol sehingga oleh alasannya adalah itu dinamakan sebagai bakteri “tahan asam”. Mycobacterium leprae belum dapat dikultur pada laboratorium. Kuman ini menular terhadap manusia melalui kontak langsung dengan penderita (keduanya mesti ada lesi baik mikroskopis maupun makroskopis, dan adanya kontak yang usang dan berulang-ulang) dan melalui pernapasan, kuman kusta ini mengalami proses perkembangbiakan dalam waktu 2-3 minggu, pertahanan bakteri ini dalam tubuh manusia mampu bertahan 9 hari di Juar badan manusia kemudian kuman membelah dalam jangka 14-21 hari dengan kurun inkubasi rata-rata dua sampai lima tahun bahkan juga dapat menyantap waktu lebih dari 5 tahun. Setelah lima tahun, tanda-tanda seseorang menderita penyakit kusta mulai timbul antara lain, kulit mengalami bercak putih, merah, rasa kesemutan bagian anggota tubuh hingga tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Penatalaksanaan masalah yang buruk mampu mengakibatkan kusta menjadi progresif, menjadikan kerusakan permanen pada kullit, saraf, anggota gerak, dan mata.

  Mekanisme Antioksidan dalam Menghambat Oksidasi

Tanda dan Gejala

Tanda-tanda seseorang menderita penyakit kusta antara lain, kulit mengalami bercak putih mirip panu pada awalnya cuma sedikit namun usang kelamaan makin lebar dan banyak, adanya bintil-bintil kemerahan yang tersebar pada kulit, ada bab tubuh tidak berkeringat, rasa kesemutan pada anggota tubuh atau bab raut paras , paras berbenjol-abuh dan tegang yang disebut facies leomina (muka singa), dan mati rasa karena kerusakan syaraf tepi. Gejalanya memang tidak selalu terlihat . Justru sebaiknya berhati-hati jika ada anggota keluarga yang menderita luka tak kunjung sembuh dalam rentang waktu lama. Juga jika luka ditekan dengan jari tidak terasa sakit.

Kusta populer sebagai penyakit yang paling ditakuti karena deformitas atau cacat tubuh. Namun pada tahap permulaan kusta, gejala yang timbul mampu hanya berupa kelainan warna kulit. Kelainan kulit yang dijumpai mampu berupa pergeseran warna mirip hipopigmentasi (warna kulit menjadi lebih terperinci), hiperpigmentasi (warna kulit menjadi lebih gelap), dan eritematosa (kemerahan pada kulit). Gejala-tanda-tanda biasa pada kusta / lepra, reaksi panas dari derajat yang rendah hingga dengan menggigil, noreksia, nausea, adakala dibarengi vomitus, cephalgia, kadang-kadang dibarengi iritasi, Orchitis dan Pleuritis, adakala dibarengi dengan Nephrosia, Nepritis dan hepatospleenomegali, neuritis. Kelompok yang berisiko tinggi terkena kusta ialah yang tinggal di daerah endemik dengan keadaan yang buruk mirip kawasan tidur yang tidak memadai, air yang tidak higienis, asupan gizi yang jelek, dan adanya penyertaan penyakit lain seperti HIV yang dapat menekan sistem imun.

Selama periode 2008-2013, angka inovasi kasus baru kusta pada tahun 2013 merupakan yang terendah yaitu sebesar 6,79 per 100.000 penduduk. Sedangkan angka prevalensi kusta berkisar antara 0,79 sampai 0,96 per 10.000 (7,9 hingga 9,6 per 100.000 penduduk) dan telah mencapai target < 1 per 10.000 penduduk atau < 10 per 100.000 penduduk (Profil Kesehatan 2013, Pusdatin). Dan mengalami penurunan dari tahun 2011 sebanyak 3.167 jiwa, terlihat pada grafik berikut.

 Hari Kusta Sedunia dalam bahasa Inggris World Leprosy Day diperingati setiap tahun pada h InfoDATIN: KUSTA
Grafik 1. Jumlah dan Tren Kasus Baru Kusta Tahun 2011-2013

Sedangkan pada anak, selama kurun 2008-2013, angka inovasi kasus baru pada tahun 2012 ialah yang tertinggi yaitu sebesar 11,40 per 100.000 penduduk. Terlihat pada grafik berikut.

Sumber : Profil Kesehatan Indonesia 2013, Pusat Data dan Informasi

Berdasarkan bebannya, kusta dibagi menjadi 2 kelompok yaitu beban kusta tinggi (high burden) dan beban kusta rendah (low burden). Provinsi disebut high burden jika NCDR (new case detection rate: angka penemuan kasus baru)> 10 per 100.000 penduduk dan atau jumlah masalah baru lebih dari 1.000, sedangkan /ow burden jika NCDR < 10 per 100.000 penduduk dan atau jumlah perkara baru kurang dari 1.000 perkara.
Berdasarkan tabel 1 di antara tahun 2011-2013 tampakbahwa sebanyak 14 provinsi (42,4%) tergolong dalam beban kusta tinggi. Sedangkan 19 provinsi yang lain (57,6%) tergolong dalam beban kusta rendah. Hampir seluruh provinsi di bagian timur Indonesia merupakan kawasan dengan beban kusta tinggi.

Tabel 1. Jumlah Kasus Baru Kusta dan NCDR per 100.000 Penduduk per Provinsi Tahun 2011-2013

Sedangkan pada anak beban kusta tinggi terdapat di 11 provinsi pada tahun 2011, 14 provinsi pada tahun 2012, dan 13 provinsi pada tahun 2013, nyaris seluruhnya di provinsi bagian barat Indonesia.

Tabel 2. Proporsi dan Kasus Baru Kusta pada Anak per Provinsi Tahun 2011-2013

Dari Grafik 3 terlihat bahwa masalah gres kusta terbanyak di provinsi Jawa Timur (4.132 jiwa), Jawa Barat (2.180 jiwa), Jawa Tengah (1.765 jiwa), Papua (1.180 jiwa) dan Sulawesi Selatan (1.172 jiwa).

Grafik 3. Kasus Baru Kusta Tahun 2013 Menurut Provinsi

Dari grafik berikut ini mampu dilihat bahwa jumlah penderita kusta terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur baik tahun 2011-2013 dengan penurunan 1.152 perkara, sedangkan provinsi yang mengalami kenaikan jumlah penderita dalam era waktu 2011-2013 terdapat di Provinsi Banten sebanyak 202 kasus

Grafik 4. Proporsi dan Tren Penderita Kusta Baru di Dua Belas (12) Provinsi Tahun 2011-2013

Pria memiliki tingkat terkena kusta dua kali lebih tinggi dari perempuan. Provinsi dengan proporsi kusta terbanyak berjenis kelamin laki-laki yakni Jawa Timur (23,25%), Jawa Barat (13,50%), dan Jawa Tengah (10,82%).

Tabel 3. Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin per Provinsi Tahun 2013

Kusta tipe Pausi Bacillary atau disebut juga kusta kering adalah bilamana ada bercak keputihan mirip panu dan mati rasa atau kurang merasa, permukaan bercak kering dan kasar serta tidak berkeringat, tidak berkembang rambut/bulu, bercak pada kulit antara 1-5 kawasan. Ada kerusakan saraf tepi pada satu kawasan, hasil pemeriksaan bakteriologis negatif (-), Tipe kusta ini tidak menular.

Grafik 5. Kasus Baru Kusta Tipe PB Menurut Provinsi Tahun 2013

Sumber: Ditjen PP&PL, Kemenkes RI, 2014

Sedangkan Kusta tipe Multi Bacillary atau disebut juga kusta basah yaitu bilamana bercak putih kemerahan yang tersebar satu-satu atau merata di seluruh kulit tubuh, terjadi penebalan dan pembengkakan pada bercak, bercak pada kulit lebih dari 5 kawasan, kerusakan banyak saraf tepi dan hasil pemeriksaan bakteriologi nyata (+). Tipe mirip inisangat gampang menular.

Grafik 6. Kasus Baru Kusta Tipe MB Menurut Provinsi Tahun 2013

Pengobatan kepada penderita kusta yaitu salah satu cara pemutusan mata rantai penularan. Kuman kusta diluar tubuh insan mampu hidup 24-48 jam dan ada yang beropini hingga 7-9 hari, tergantung dari suhu dan cuaca diluar badan insan tersebut. Makin panas cuaca makin cepatlah kuman kusta mati. Makara dalam hal ini pentingnya sinar matahari masuk ke dalam rumah dan hindarkan terjadinya kawasan- tempat yang lembab. Ada beberapa obat yang mampu menyembuhkan penyakit kusta. Tetapi kita tidak mampu menyembuhkan kasus-masalah kusta kecuali penduduk mengetahui ada obat penyembuh kusta, dan mereka tiba ke Puskesmas untuk diobati. Hingga dikala ini tidak ada vaksinasi untuk penyakit kusta. Dari hasil observasi dibuktikan bahwa basil kusta yang masih utuh bentuknya, lebih besar kemungkinan menyebabkan penularan dibandingkan dengan yang tidak utuh. Kaprikornus aspek pengobatan yaitu amat penting dimana kusta dapat dihancurkan, sehingga penularan mampu dicegah. Disini letak salah satu peranan penyuluhan kesehatan kepada penderita untuk mengusulkan kepada penderita untuk berobat secara teratur. Dengan demikian penting sekali semoga petugas kusta menawarkan penyuluhan kusta kepada setiap orang, materi penyuluhan kusta kepada setiap orang, materi penyuluhan berisikan pengajaran bahwa:

  • Ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit kusta
  • Sekurang-kurangnya 80 % dari semua orang mustahil terkena kusta
  • Enam dari tujuh masalah kusta tidaklah menular pada orang lain.
  • Kasus-perkara menular tidak akan menular setelah diobati kira-kira 6 bulan secara teratur.
  • Diagnosa dan pengobatan dini dapat mencegah sebagian besar cacat fisik
  Kiat Meminum Obat Yang Bagus Dan Benar

Salah satu duduk perkara yang menghambat upaya penanggulangan kusta adalah adanya stigma yang melekat pada penyakit kusta dan orang yang mengalami kusta bahkan keluarganya. Stigma ialah persepsi negatif dan perlakuan diskriminatif kepada orang yang mengalami kusta, sehingga menghalangi upaya orang yang pernah terkena kusta dan keluarganya untuk menikmati kehidupan sosial yang wajar mirip individu lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari, perlakuan diskriminatif mampu terjadi dalam hal kesempatan mencari lapangan pekerjaan, beribadah di rumah-rumah ibadah, memakai kendaraan biasa , mendapatkan pasangan hidup, dan lain-lain. Keadaan ini mempunyai efek negatif secara psikologis bagi mereka, yang menyebabkan self stigma, frustrasi, bahkan upaya bunuh diri. Dari segi penanggulangan penyakit, stigma kusta mampu mengakibatkan seseorang yang sudah terkena kusta enggan berobat karena takut keadaannya dikenali oleh penduduk sekitarnya. Hal ini pastinya akan menyebabkan berlanjutnya mata rantai penularan kusta, timbulnya keanehan pada yang bersangkutan, sehingga terjadilah bulat setan yang tak tertuntaskan.

Hilangkan Stigma! Kusta mampu disembuhkan dengan tuntas

Dengan mengenali penyebab, penyebaran penyakit, dan pengobatannya maka tidaklah perlu timbul lepraphobia (ketakutan yang berlebihan terhadap penyakit kusta atau keberadaan penderita kusta). Hal ini dapat dilihat dengan penting peranan penyuluhan kesehatan terhadap penderita dan keluarga serta masyarakat dimana dengan penyuluhan ini diharapkan penderita mampu berobat secara terstruktur, tidak perlu dikucilkan dan dijauhi oleh keluarga malahan keluarga selaku penunjang proses penyembuhan serta penduduk tidak perlu memiliki rasa takut yang berlebihan, alasannya kita tahu bahwa penderita kusta sebagian besar mengalami tekanan psikologis yang sungguh berat. Penderita kusta selaku insan yang juga menerima perlakuan secara insan, jadi keluarga dan masyarakat tidak perlu mendorong untuk mengasingkan penderita kusta tersebut.

Upaya terobosan untuk percepatan eliminasi kusta di Indonesia dijalankan lewat:

  • Peningkatan penemuan perkara secara dini di penduduk .
  • Pelayanan kusta bermutu, termasuk layanan rehabilitasi,diintegrasikan dengan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.
  • Penyebarluasan informais ihwal kusta di penduduk .
  • Eliminasi stigma kepada Orang Yang Pernah Mengalami Kusta dan keluarganya.
  • Pemberdayaan orang yang pernah mengalami kusta dalam berbagai faktor kehidupan dan penguatan partisipasi mereka dalam upaya pengendalian kusta
  • Kemitraan dengan bebagai pemangku kepentingan.
  • Peningkatan perlindungan terhadap acara kusta lewat penguatan advokasi kepada pengambil kebijakan dan penyuplailayanan yang lain untuk memajukan dukungan terhadap acara kusta.
  • Penerapan pendekatan yang berlawanan menurut endemisitas kusta

Untuk download file berformat pdf dari artikel Kusta diatas, Anda mampu mendatangi http://www.pusdatin.kemkes.go.id

Penetapan Hari Kusta (Leprosy Day) diorganisir oleh seorang wartawan berkebangsaan Perancis bernama Raoul Fallereau. Selama 30 tahun Raoul Fallereau (RF) mengabdikan dirinya untuk memperjuangkan nasib penderita kusta dan untuk menghilangkan stigma sosial di masyarakat. Pada tahun 1955, terdapat 150 radio dari 60 negara yang memberitakan kampanye pemberantasan penyakit kusta. Peristiwa ini terjadi pada hari Minggu terakhir bulan Desember 1955. Karena itu di Eropa, Hari Kusta Sedunia (World Leprosy Day) ditetapkan hari Minggu terakhir Desember. Di Negara-negara Asia, untuk mengenang jasa-jasa Mahatma Gandhi yang sungguh meletakkan perhatian dan besar jasanya kpada penderita kusta, Hari Kusta Sedunia ditetapkan pada Minggu terakhir Januari untuk memperingati terbunuhnya Mahatma Gandhi.
Semoga bermanfaat!!