Apa yang terjadi bila sehelai kain anda celupkan ke dalam wadah berisi air?. Tentu air akan meresap ke dalam kain bukan?.
Dimanapun di dunia ini, sebagian dari air yang jatuh selaku hujan dan salju menyusup ke bawah permukaan tanah dan kerikil atau sering disebut infilttasi. Jumlah infiltrasi sungguh tergantung pada sejumlah faktor.
Infiltrasi curah hujan yang jatuh di wilayah es Greenland mungkin sangat kecil, sedangkan, mirip gambar di bawah memberikan dari fatwa air menghilang ke suatu gua di Georgia selatan, AS memberikan, sungai dapat bertindak sebagai corong langsung sempurna ke dalam tanah!. Baca juga: Pendekatan, prinsip, faktor, konsep geografi
Aliran Air Tanah Menuju Gua, pic:http://water.usgs.gov/ |
Beberapa air yang meresap ke dalam akan tetap berada di lapisan tanah dangkal, di mana secara bertahap akan bergerak secara vertikal dan horizontal lewat material tanah di bawah bawah permukaan.
Beberapa air dapat menyusup lebih dalam, mengisi akuifer air tanah. Jika akuifer cukup berpori untuk memungkinkan air untuk bergerak bebas lewat akuifer, orang bisa mengebor sumur ke dalam akuifer dan memakai air untuk aneka macam keperluan.
Air mampu melakukan perjalanan jarak jauh atau tetap tersimpan dalam bentuk air tanah untuk waktu yang lama sebelum kembali ke permukaan atau merembes ke tubuh air lainnya, seperti sungai dan lautan. Lalu apa saja aspek yang memengaruhi besar kecilnya infiltrasi?. Berikut ulasannya.
Diagram Infiltrasi Air Tanah, pic: http://water.usgs.gov/e |
1. Presipitasi: Faktor paling besar yangg mengontrol infiltrasi yaitu jumlah dan karakteristik (intensitas, durasi, dll) dari curah hujan yang jatuh sebagai hujan atau salju.
Curah hujan yang meresap ke dalam tanah sering merembes hingga ke selokan dalam waktu lama, sehingga sungai sering akan terus mengalir dikala tidak hujan untuk waktu yang lama dan di mana tidak ada limpasan langsung dari curah hujan pada kemarau contohnya.
2. Aliran dasar: Untuk berbagai tingkat, air di sungai memiliki fatwa berkesinambungan, bahkan selama abad minim hujan. Banyak “ajaran dasar” di sungai berasal dari air tanah merembes ke tubuh atau sisi sungai.
3. Karakter Tanah: Beberapa jenis tanah, mirip tanah liat, lebih sukar menyerap air dibanding tanah berpasir. Tanah yang sukar menyerap air lebih banyak mengalirkan air permukaan hingga menuju sungai.
4. Kejenuhan Tanah: Seperti halnya spon yang penuh air, tanah yang telah penuh air maka tidak akan mampu lagi menampung air yang jatuh di atasnya. Oleh sebab itu curah hujan akan dialirkan di atas permukaan tanah selaku run off.
5. Tutupan Lahan: Banyak sedikitnya vegetasi di atas tanah memengaruhi kepada daya infiltrasi. Tumbuhan mampu memperlambat anutan permukaan lewat akar. Sementara kawasan seperti jalan, beton, gedung sukar menyerap air dan banyak mendatangkan banjir. Daerah alamiah lebih singkat dalam menyerap air permukaan.
6. Kemiringan lereng: Daerah yang curam mengalirkan air permukaan lebih singkat sehingga infiltrasi condong lambat dibanding tempat yang datar.
7. Evapotranspirasi: Infiltrasi kadang terjadi dekat dengan permukaan tanah dimana akar masih banyak berkembang. Air ini akan diserap oleh akar untuk pertumbuhan flora dan melalui evapotranspirasi air dikembalikan ke atmosfer dalam bentuk uap. Semakin tinggi evaporasitranspirasi maka pemikiran air ke dalam tanah kian berkurang.