Pada tahun 1990an telah dimengerti bahwa upah buruh pabrik, karyawan hotel telah mengalami dilema sosial kepada persoalan kelas pekerja yang dilangsungkan dengan baik adanya. Hal ini menjelaskan berbagai hal terkait dengan faktor ekonomi terjadi di Indonesia.
Pada masyarakat kelas pekerja yang akan diketahui bahwa berbagai hal keterkaitan mereka untuk tidak menjadi buruh tentunya pada sektor jasa, mirip pendidikan, medis dan birokrasi. Hasil yang di dapat melalui upah atau gaji kerja, lewat pemasukan daerah, pajak penduduk dan ekonomi rakyat seperti UMKM.
Hal ini menerangkan bahwa penguasa mampu dipahami dengan baik adanya globalisasi ekonomi yang Indonesia tidak manpu menyaingi Negara bagian seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Korea. Jelas dari upah pekerja, Indonesia minim kepada gaji yang diberikan lantas, apa yang bagus saat perusakan mental terjadi oleh sejumlah usahawan lokal.
Persaingan global tidak hanya pada metode ekonomi saja dikala ini, tetapi intelektualitas menjadi awal dari kehidupan sosial di masyarakat sampai dikala ini. Menjelaskan berbagai tata cara ekonomi perkotaan menjadi klarifikasi yang hebat terutama di Pontianak, dengan adanya sistem ekonomi setempat dan masyarakat Desa.
Jika tidak ingin buruh maka, mereka hidup pada birokrasi, dan usaha kecil – kecilan hal ini menjelaskan bagaimana tingkat kerja dan budaya mereka di masyarakat, berdasarkan hasil seksualitas. Berbagai hal terkait itu juga maka, ketidaksenangan suatu oknum dalam tata cara pendidikan lewat universitas juga demikian, namun bagaimana mereka hidup dalam suatu metode politik, dan kolektifitas mereka di perkotaan.
Di Jakarta, tepatnya di Tanggerang sudah banyak pabrik tekstik bangun dengan merk Amerika Serikat, dan juga pabrik sepatu. Hal ini mendapatkan suntikan ekonomi terhadap Indonesia selaku bab dari sistem kelas pekerja yang diciptakan saat ini.
Suatu ide muncul dengannya kepentingan ekonomi politik, dalam sebuah Negara yang menerangkan adanya metode budaya setempat, dan imbas kepada ekonomi rakyat, seperti kuliner, pasar dan lainnya. Bagaimana selebihnya mereka dalam membangun ekonomi rakyat mereka di penduduk hingga ketika ini.
Berbagai hal terkait itu juga, ada yang mempesona dikala beralih profesi seperti birokrasi dan kesehatan, dalam hal ini ada metode yang dirancang dalam sistem pertanahan dan ekonomi pada kelas pekerja, kalau tidak mempunyai uang maka mereka menjual tanah, biasanya untuk kesehatan.
Hal ini menjadi temuan pada pertanahan di perkotaan Pontianak, itu lazimnya orang yang tidak bahagia akan kehadiran kita, maka secara tersistem dan kolektif menyiapkan agresi mereka, ntah itu baik atau tidak.