Ilustrasi untuk Suami yang Meremehkan Peran Istri

Ada seorang suami yg sangat iri dgn istrinya. Dia merasa istrinya lezat-enakan di rumah sementara ia bersusah payah membantung tulang. Lalu dia berdoa kepada Tuhan biar ia berubah saja menjadi istri.

Keesokan harinya setelah berdiri tidur, lelaki itu benar-benar berubah menjadi istri. Mulailah beliau melaksanakan pekerjaan seorang istri, mulai bangkit lebih pagi dari lazimnya , ke dapur mempersiapkan sarapan, kemudian membangunkan ketiga anaknya. Memandikan si kecil yg masih Taman Kanak-kanak dilanjutkan menyiapkan hi&gan di meja makan.

Setelah jam memperlihatkan pukul 06.30 bergegas beliau mengirimkan anak yg masih Taman Kanak-kanak ke sekolah sambil pulangnya mampir belanja untuk persiapan makan siang & malam.

Sampai di rumah ia mulai menyapu & mengepel rumah dilanjutkan mengolah makanan, dikala pukul 10.00 harus menjemput si kecil dari sekolahnya. Belum sempat duduk untuk menghilangkan penat, tumpukan cucian sudah menunggu untuk dicuci.

Setelah menjemur pakaian, menidurkan si bungsu, beliau bersiap untuk menyetrika baju sambil menunggu kehadiran kedua anakku yg lain.

Sore hari beliau menyiram tanaman kemudian memandikan bawah umur. Setelah itu menolong belajar mereka & menjalankan PR. Dan masih banyak lagi pekerjaan kecil lagi yg belum dijalankan.

Malam hari menemani bawah umur tidur sambil membacakan kisah untuk mereka.

Setelah tiga hari melakukan tugas itu, ia sudah tak tahan lagi. Lalu sekali lagi beliau berdoa “Ya Tuhan, ampunilah saya. Ternyata aku tak kuat menjalankan tugas selaku istri. Tolong kembalikan aku menjadi suami lagi “

Tuhan menjawab, “Bisa saja tetapi kamu mesti menunggu sembilan bulan lagi, alasannya adalah ketika ini kau se&g hamil”

  Puisi Nikmat - Oleh Sajak Kerinduan

Meskipun dongeng di atas cuma suatu ilustrasi, kalau kita renungkan bergotong-royong pekerjaan seorang ibu rumah tangga sungguh bikin capek. Ibaratnya mulai berdiri tidur sampai mau tidur pekerjaan itu tak ada selesainya.

Maka hargailah para istri yg sudah bersusah payah melayani seluruh keluarga & jadikanlah Rasul selaku tela&, sebab sebaik-baik laki-laki yaitu yg paling baik kepada keluarganya tergolong terhadap istrinya. Dan Rasul Muhammad yaitu sebaik-baik seorang suami. [Uyik Unari]