Hirarki Kualitas Akuntansi Berdasarkan Sfac No. 2

Hirarki Kualitas Akuntansi menurut SFAC No. 2
Penelitian ini mengacu pada mainstream conceptual framework berdasarkan SFAC No. 1, 2, 5, 6 dan 7. Kerangka dasar tersebut mengacu pada teori kegunaan-keputusan berita akuntansi sebagaimana diungkapkan oleh Staubus pada tahun 1954. Hal tersebut berlawanan dengan Christensen dan Demski (2003) yang menjelaskan kerangka dasar akuntansi lebih mengacu pada teori ekonomi atau Sterling (1970) yang lebih mengacu pada sudut pandang eksata dalam pengukuran komponen-bagian akuntansi.

Kerangka konseptual berdasarkan Deegan (2000) yakni
“A coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to consistent standards.”

Kerangka konseptual menghidangkan preskripsi sehingga dapat disebut selaku teori akuntansi normatif. Hal tersebut disebabkan menggambarkan sifat, fungsi dan keterbatasan dari akuntansi keuangan dan pelaporannya. Guna mengembangkan praktik akuntansi yang logis dan konsisten, diperlukan balasan atas pertanyaan-pertanyaan selaku berikut:
1)      Apakah yang dimaksudkan sebagai pelaporan finansial dan apakah cakupannya?
2)      Apakah karakteristik organisasional yang mengindikasi perlunya penyuguhan laporan keuangan atas suatu entitas?
3)      Apakah tujuan dari pelaporan keuangan itu?
4)      Apa sajakah karakteristik kualitatif yang seharusnya dimiliki oleh berita finansial itu?
5)      Apa sajakah elemen-elemen dari pelaporan keuangan?
6)      Aturan pengukuran unsur-bagian seperti apakah yang semestinya dipakai?

Tanpa adanya akad atas hal-hal di atas maka pengeluaran sebuah tolok ukur akuntansi mampu meningkat secara ad hoc, sedangkan ketiadaan kerangka konseptual dapat menyebabkan kelemahan konsistensi diantara persyaratan-standar akuntansi yang ada.

Alasan penggunaan basis kerangka konseptual SFAC dalam observasi ini alasannya pernyataan tolok ukur akuntansi keuangan wacana akuntansi PPh untuk pertama kalinya direkomendasi oleh Accounting Principles Board (APB) melalui pernyataan No. 11. Selanjutnya diubah oleh Financial Accounting Standards Board (FASB) dengan pernyataan SFAS No. 96 dan SFAS No. 109, dengan demikian kerangka dasar yang digunakan mengacu pada Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC). Alasan lainnya ialah adanya kecenderungan Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) Indonesia untuk mengikuti kaidah SFAC dan International Accounting Standars (IAS) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46 perihal Akuntansi PPh. Konsep dasar yang dinyatakan oleh FASB di Amerika Serikat dan IASB (International  Accounting Standards Boards) di ranah internasional sebetulnya tidak jauh berlainan. Kedua lembaga penyusun patokan tersebut memakai dasar teori kegunaan-keputusan berita saat mengembangkan metode standarisasi (Foo 2008) meskipun persyaratan yang digariskan oleh FASB melalui SFAC merupakan rintisan pertama dan disusun lebih rinci daripada produk IASB.

SFAC No. 1 menyatakan bahwa target utama pelaporan keuangan yaitu berita ihwal kinerja perusahaan yang dihidangkan melalui pengukuran laba dan komponennya. Tujuan lebih khusus pelaporan keuangan adalah 
1)  Pengukur efisiensi administrasi.
2)  Meramalkan kondisi perjuangan dan distribusi deviden dari kala ke abad.
3)  Pengukur keberhasilan.

Kewajaran (fairness) dalam akuntansi menyangkut asosiasinya dengan pengukuran dan pelaporan gosip dengan cara objektif dan netral. Williams (1989) mencirikan kewajaran sebagai suatu proses penilaian dengan beberapa atribut evaluator. Hal tersebut mesti menimbang-nimbang kondisi setiap konsekuensi dari tindakan yang hendak dijustifikasi selaku wajar atau tidak wajar. Evaluasi mengacu pada adopsi perspektif perilaku tidak memihak. Mengacu pada pernyataan Williams (1989) tersebut, maka kegunaan-keputusan (menurut prinsip organisasi praktik dan riset akuntansi) ialah tidak memiliki atribut lengkap. Akuntabilitas paling tidak memiliki kewajaran selaku sebuah sifat yang melekat. Perhatian dari akuntansi kepada efisiensi membuat kebijakan akuntansi yang wajar menjadi tidak ada.

FASB menyatakan bahwa kegunaan berita akuntansi mengartikan bahwa informasi itu adalah berkaitan dan reliable. Hal tersebut mengisyaratkan wacana bagaimana caranya menguji sebuah teori akuntansi secara tidak pribadi. Pendekatan yang diketengahkan oleh psikolog edukasi berbasis pada analisis yang serupa, yakni terdapat uji reliabilitas. Uji ini intinya mesti dikerjakan melalui penentuan seberapa besar kesalahan yang tercakup dalam pengukuran. Perhatian kepada objektifitas sungguh dekat dengan reliabilitas. Objektifitas meliputi alat kendali mudah untuk mengurangi kesalahan dan bias dalam akuntansi. Adapun tujuannya yakni untuk menciptakan  desain dan operasi akuntansi dengan tepat. Tujuan yang lain adalah untuk memperoleh janji umum, menunjukkan adanya konsensus diantara sejumlah ahli atas suatu ukuran tertentu dan memajukan tolok ukur kompetensi dan adab profesi.

FASB menyatakan bahwa suatu keterkaitan antara reliabilitas dengan berkaitan mungkin perlu atau bermanfaat. Adalah mungkin bagi suatu komponen untuk mempunyai reliabilitas yang tinggi namun mungkin tidak berkaitan. Juga mungkin sebuah bagian itu lebih relevan ketimbang lainnya meskipun reliabilitasnya tidak begitu tinggi. Dengan demikian, mustahil terjadi bahwa suatu unsur itu dibilang sungguh tidak reliable namun berkaitan. Informasi yang tingkat kesalahannya sangat tinggi tidak mampu dikatakan relevan.

Sikap manajemen kepada penerapan suatu persyaratan akuntansi berhubungan dengan kepentingannya kepada pengungkapan informasi akuntansi yang menggambarkan kinerja finansial dalam bentuk pepembukuan keuangan. Teori kegunaan-keputusan info akuntansi tercermin dalam bentuk kaidah-kaidah yang harus dipenuhi oleh komponen-komponen pelaporan keuangan supaya mampu berfaedah dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi. SFAC No. 2 wacana Qualitative Characteristics of Accounting Information menggambarkan hirarki dari mutu gosip akuntansi dalam bentuk kualitas primer dan kualitas sekunder.

Gambar Hirarki Kualitas Akuntansi

 Kerangka dasar tersebut mengacu pada teori kegunaan Hirarki Kualitas Akuntansi menurut SFAC No. 2

Sumber: SFAC No. 2 (FASB 1980).

Karakteristik kualitatif laporan keuangan memiliki kegunaan dalam meyakinkan bahwa isu keuangan yakni berfaedah dalam pengambilan keputusan ekonomi (FASB 1980). Diperlukan atribut atau mutu bahwa gosip keuangan sebaiknya mempunyai karakteristik kualitatif utama ialah berkaitan dan reliabel. Materialitas terkait dalam mutu relevan. Karakteristik kedua meliputi komparabilitas, konsistensi dan ketepat-waktuan. 

Kualitas primer dari gosip yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi ialah nilai berhubungan (relevance) dan reliabilitas (reliability). Kandungan mutu primer kegunaan-keputusan informasi akuntansi meliputi unsur-komponen kandungan dari nilai berhubungan , yakni ketepatwaktuan (timeliness), nilai umpan balik (feed-back value) dan nilai prediktif (predictive-value). Dan komponen-unsur kandungan reliabilitas, ialah penggambaran yang senyatanya (representational faithfullness), netralitas (neutrality) dan mampu diperiksa (verifiability). Selain itu juga terdapat mutu sekunder, selaku penghubung antara mutu primer, ialah komparabilitas (comparability) dan taat asas (consistency).

Pernyataan FASB menatap pengungkapan gosip dalam pelaporan keuangan itu adalah untuk menggambarkan akreditasi unsur-komponen dan menyajikan pengukurannya. Tujuan pengungkapan laporan keuangan adalah untuk menyajikan isu yang menolong penanam modal dan kreditur dalam memperhitungkan resiko dan kesempatanserta mengijinkannya untuk membandingkan dalam maupun antar abad tahun. Selain itu ialah untuk menyajikan isu mendatang mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar dan menolong penanam modal memperhitungkan tingkat kembalian atas investasinya.

Dalam SFAC No. 1, peranan pelaporan keuangan dipandang selaku pembantu penanam modal, kreditur dan pemakai lain dalam menelaah kualitas isu yang memiliki kegunaan dalam pengambilan keputusan bisnis, pertanggung-jawaban manajerial dan adanya sifat ketidak-pastian dari arus kas bersih perusahaan.

FASB menyatakan bahwa relevan dan reliabilitas yaitu dua kualitas utama yang membuat berita akuntansi itu berguna dalam pengambilan keputusan. Relevan diklasifikasikan selaku kapasitas dari berita untuk menciptakan sebuah perbedaan dalam pembuatan keputusan pemakai. Reliabilitas didefinisikan sebagai mutu pinjaman jaminan bahwa gosip secara rasional bebas dari kesalahan dan bias dan mewakili apa yang akan digambarkan.