close

Pengertian Penanaman Modal Aneh (Pma) Berdasarkan Para Andal

Pengertian Penanaman Modal Asing (PMA) Menurut Para Ahli 
Penanaman Modal Asing (PMA) mampu diartikan selaku penanaman modal yang dijalankan oleh pihak swasta di negara asal pemilik modal, atau penanaman modal sebuah negara ke negara lain atas nama pemerintah negara pemilik modal (Jhinggan, 1994). Penanaman modal ialah langkah pertama acara buatan. Dengan posisi semacam itu, investasi pada hakekatnya juga ialah langkah awal aktivitas pembangunan. Dinamika penanaman modal mensugesti tinggi rendahnya perkembangan ekonomi, mencerminkan marak lesunya pembangunan (Dumairy, 1999).
Demikian berdasarkan Jhinggan (1990), negara meningkat tidak sanggup memulai industri dasar dan industri kunci secara sendiri-sendiri. Sekali lagi lewat modal asinglah mereka mampu mendirikan pabrik baja, alat-alat mesin, pabrik elektronik berat dan kimia, dan lain-lain. Lebih dari itu, penggunaan modal abnormal pada suatu industri akan dapat mendorong perusahaan setempat dengan mengurangi biaya pada industri-industri lain yang mampu mengarah pada ekspansi mata rata industri terkait yang lain. Dalam hal ini modal asing akan menolong mengindustrialisasikannya.
Pengertian Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) selaku sumber domestik merupakan kunci utama perkembangan ekonomi nasional. Disatu pihak, ia mencerminkan ajakan efektif, dilain pihak ia membuat efisiensi produktif bagi produksi di abad depan. Proses penanaman modal ini menciptakan output nasional dalam aneka macam cara. Investasi dibidang barang modal tidak cuma memajukan buatan namun juga memajukan tenaga kerja. Pembentukan atau penanaman modal ini akan membawa menuju kearah pertumbuhan teknologi. Kemajuan teknologi pada gilirannya menenteng kearah spesialisasi dan pengurangan produksi skala luas. Makara, PMDN menghasilakn peningkatan besarnya output nasional, pemasukan dan pekerjaan, dengan demikian memecahkan duduk perkara inflasi dan neraca pembayaran. Serta membuat perekonomian bebas dari beban utang luar negeri. Sumber yang dapat diarahkan untuk pembentukan modal ialah kenaikan pemasukan nasional, penghematan konsumsi, penggalakan tabungan, pendirian lembaga keuangan, menggerakkan tabungan emas, mengembangkan laba, langkah-langkah fiskal dan moneter dan sebagainya. Sumber domestik yang paling efektif yakni simpanan. Tabungan pemerintah dan masyaarakat sungguh penting dalam pembentukan modal.
Pengertian PMDN yang terkandung dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1997 ihwal Penanaman Modal ialah aktivitas menanam modal untuk melaksanakan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dikerjakan oleh penanaman modal dalam negeri ialah perseorangan warga negara indonesia, badan usaha indonesia, negara Republik Indonesia, atau kawasan yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia. Sedangkan modal dalam negeri yaitu modal yang dimiliki oleh negara Republik Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia, atau tubuh perjuangan yang berupa tubuh aturan atau tidak berbadan hukum. Penanaman modal dalam negeri dapat dilaksanakan dalam bentuk badan perjuangan yang berbentuk badan aturan, tidak berbadan hukum atau usaha perseorangan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 
Undang-Undang No. 25 Tahun 1997 juga menerangkan bahwa pemerintah memutuskan bidang perjuangan yang tertutup untuk penanaman modal, baik ajaib maupun dalam negeri, dengan berdasarkan persyaratan kesehatan, etika, kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan nasional, serta kepentingan nasional yang lain. Pemerintah memutuskan bidang perjuangan yang terbuka dengan persyaratan menurut persyaratan kepentingan nasional, ialah pemberian sumber daya alam, santunan, pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi, pengawasan produksi dan distribusi, kenaikan kapasitas teknologi, partisipasi modal dalam negeri, serta kerjasama dengan tubuh perjuangan yang ditunjuk pemerintah.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Salah satu cara untuk menyaksikan perkembangan ekonomi adalah dengan menyaksikan pertumbuhan PDRB-nya. PDRB ialah nilai dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam waktu satu tahun. Dan niali PDRB dapat dijumlah lewat tiga pendekatan (Nanga ; 2001 ; 17), yaitu: 1. Pendekatan produksi, ialah nilai PDRB diperoleh dengan menjumlahkan nilai pasar dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh aneka macam sektor di dalam perekonomian. 2. Pendekatan pendapatan, adalah sebuah pendekatan dimana PDRB diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan dari aneka macam faktor bikinan yang menyumbang kepada proses buatan. 3. Pendekatan Pengeluaran, yaitu sebuah pendekatan dimana PDRB diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai pasar dari seluruh usul selesai atas output yang dihasilkan di dalam perekonomian. 
Dalam penyajiannya, PDRB senantiasa dibedakan menjadi 2 adalah menurut harga konstan dan harga berlaku. PDRB atas dasar harga konstan memiliki arti nilai barang dan jasanya berdasarkan atas dasar harga tetap dan lazimnya digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku berarti nilai barang dan jasanya berdasarkan atas harga yang berlaku pada tahun yang bersangkutan. Dalam perkiraan PDRB, seluruh lapangan usaha dibagi menjadi 9 sektor ialah Pertanian, Pertambangan, Industri Pengolahan, Perdagangan, Listrik gas dan air minum, Bangunan, Angkutan dan Komunikasi, Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan, Jasa-jasa.
Pertumbuhan Ekonomi 
Pertumbuhan ekonomi merupakan efek dari pembangunan ekonomi sebuah negara. Dan untuk melaksanakan pembangunan ekonomi ada 4 elemen yang perlu diperhatikan (Boediono ; 1981) adalah : 1. Sumber daya insan (penawaran tenaga kerja, pendidikan, disiplin dan motivasi). 2. Sumber daya alam (tanah, barang, tambang, minyak, dan lain-lain). 3. Formasi Modal (mesin, infrastruktur, dan lain-lain). 4. Teknologi (wawasan, tenaga jago, dan pengelolaan).
Menurut Case dan Fair (2004 ; 323) menyampaikan bahwa perkembangan ekonomi yakni peningkatan keluaran total sebuah perekonomian. Sedangkan menurut Nanga (2001 ; 729) memperlihatkan pemahaman pertumbuhan ekonomi selaku peningkatan dalam kesanggupan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi lebih menunjuk pada pergeseran yang bersifat kuantitatif dan lazimnya diukur dengan menggunakan data Gross National Product (GNP).
Gross National Product ialah total nilai pasar dari barang-barang selesai dan jasa-jasa yang dihasilkan di dalam suatu perekonomian selama periode waktu tertentu lazimnya satu tahun. Jadi untuk mengenali tingkat perkembangan ekonomi dapat dijumlah dengan rumus :
Pertumbuhan ekonomi / tahun 
Di mana :
Tahun t     = Tahun yang dijumlah pertumbuhannya
GNP t         = Gross National Product tahun t
GNP t-1      = Gross National Pruduct tahunsebelumnya

Makara kemajuan ekonomi yakni suatu proses bukan citra ekonomi pada suatu ketika. Di sini kita menyaksikan faktor dinamis dari sebuah perekonomian adalah melihat bagaimana sebuah perekonomian meningkat atau berubah dari waktu ke waktu. Ada atau tidak adanya pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara mampu digunakan tiga pendekatan (Syafril ; 1999 ; 143), adalah sebagai berikut : 1. Tingkat penghidupan penduduk , artinya apakah terdapat peningkatan konsumsi memiliki potensi saat kini daripada tingkat konsumsi di abad lampau. 2. Sumber-sumber produksi, apakah dalam negara-negara tersebut ditemukan sumber-sumber produksi gres, serta sumber-sumber yang ada dapat dipertahankan dan dimanfaatkan lebih efisien. 3. Tingkat pendapatan nasional, apakah pemasukan nasional sekarang lebih meningkat dibandingkan dengan pemasukan nasional sebelumnya. Tetapi bila pendapatan nasional yang meningkat jikalau tidak diiringi dengan pendistribusian yang bagus dan merata maka akan tidak bermakna.
Faktor-aspek yang menghipnotis perkembangan ekonomi : 
Adapun faktor-aspek yang mensugesti pertumbuhan ekonomi sebuah tempat atau negara (Sukirno ; 1994 ) diantaranya ialah :
  1. Tanah dan kekayaan alam yang lain, kekayaan alam akan memudahkan usaha untuk membangun perekonomian sebuah negara terutama pada kurun permulaan dari proses perkembangan ekonomi karena aspek-faktor yang lain mirip modal, tenaga ahli dan kurangnya pengetahuan para usahawan masih susah untuk dikembangkan. 
  2. Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja, masyarakatyang bertambah dari abad ke kurun mampu menjadi pendorong maupun penghambat kemajuan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan menambahjumlah tenaga kerja, dan pertambahan tersebut memungkinkan negara itu menambah bikinan begitupun dengan keterampilan tenaga kerjanya jika meningkat maka akan memajukan produktivitas sehingga memperbesar buatan yang pada akhirnya mendukung perkembangan ekonomi. Tetapi jika dalam perekonomian sebuah negara terjadi kondisi dimana pertambahan tenaga kerja tidak mampu mengoptimalkan bikinan yang tingkatnya yaitu lebih singkat dari tingkat kemajuan penduduk maka pendapatan perkapita akan menurun. Dengan demikian penduduk yang berlebih-lebihan akan menimbulkan kemerosotan kemakmuran rakyat. 
  3. Barang-barang modal dan tingkat teknologi, barang modal dan teknologi sangat diharapkan dalam memajukan pertumbuhan ekonomi. Kemajuan teknologi dapat mempertinggi efisiensi produksi sebuah barang, menurunkan biaya bikinan dan meningkatkan jumlah bikinan. 
  4. Sistem sosial dan sikap penduduk , Para hebat ekonomi sudah menawarkan bahwa sistem sosial dan perilaku masyarakat mampu menjadi penghambat pembangunan. Adat-istiadat yang tradisionil mampu menghalangi masyarakat untuk memakai cara produksi yang modern dan yang produktivitasnya tinggi sehingga perkembangan ekonomi tidak dapat dipercepat. 
  5. Luas pasar sebagai sumber kemajuan, Adam Smith sudah menunjukkan bahwa keutamaan dibatasi oleh luasnya pasar dan spesialisasi yang terbatas membatasi kemajuan ekonomi. Apabila luas pasar terbatas tidak dapat mendorong para usahawan untuk memakai teknologi terbaru yang tidak dapat mendorong para pengusaha untuk memakai teknologi modern yang tingkat produktivitasnya sangat tinggi.
  Pelajaran Ips: Rangkuman Materi Kegiatan Ekonomi Di Indonesia Untuk Kelas 5 Sd
Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi
Adapun teori-teori ihwal kemajuan ekonomi menurut Suryana (2000 ; 53) dapat dibagi dalam beberapa mashab di antaranya :
Ø Teori pertumbuhan klasik
Adam smith dalam karyanya “ The Wealth of Nation “ menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi karena disebabakan oleh adanya perpacuan antara kemajuan penduduk dan perkembangan teknologi. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar, dan perluasan pasar akan mendorong tingkat spesialisasi. Dan dengan adanya keutamaan maka akan mempertinggi tingkat acara ekonomi, alasannya keutamaan akan mendorong produktivitas tenaga kerja dan mendorong tingkat pertumbuhan teknologi kemudian mengembangkan pendapatan nasional hingga pada batas tingkat full employment (long run). Tetapi ahli ekonomi klasik lainnya mirip David Ricardho dan Robert Malthus lebih pesimis terhadap proses pembangunan dalam jangka panjang sebab menurutnya perekonomian akan mencapai “Stationary State” adalah suatu keadaan dimana perkembangan tidak terjadi lagi sedangkan perkembangan penduduk terjadi dan akn menurunkan kembali tingkat pembangunan ke tahap yang rendah sebab berlaku aturan kenaikan hasil yang kian berkurang ( the law of deminishing return). Menurut David Ricardo peranan teknologi dan akumulasi modal mampu mengembangkan produktivitas tenaga kerja dan menghambat bekerjanya hukum peningkatan hasil yang makin menyusut. Sehingga terang bahwa kemajuan ekonomi ialah proses tarik-menarik antara dua kekuatan adalah hukum kenaikan hasil yang kian berkurang dengan kemajuan teknologi.
Ø Teori Pertumbuhan Neo Klasik
Yoseph Schumpeter dalam karyanya “ The Theory of Economics Development “ menekankan wacana peranan usahawan dalam pembangunan. Menurutnya pembangunan ekonomi ialah pergantian spontan dan terputus-putus dan aspek paling penting dalam pembangunan yaitu entrepreneur. Menurut teori Neo Klasik bahwa perkembangan bukan diputuskan oleh kapital namun oleh perbaikan SDM dan teknologi.
Ø Teori Pertumbuhan Ekonomi Modern (Rostow)
Rostow mengartikan pembangunan ekonomi menurutnya bukan saja menyangkut pergantian dalam struktur ekonomi tetapi juga perubahan dalam struktur politik, struktur sosial, nilai sosial dan yang yang lain. Rostow mengemukakan ada 5 tahap dalam proses pembangunan yang akan dialami oleh setiap negara pada umumnya ialah:
§ The Traditional Society (Masyarakat Tradisional) 
Suatu keadaan dimana masyarakatnya masih mempunyai cara berproduksi dan teknologi yang primitif dan masih berpikir irrasional.
§ Precondition for take- off (Persyaratan Tinggal Landas ) 
Masa transisi dimana masyarakatnya merencanakan diri atau disediakan dari luar untuk meningkat .
§ Take – off (Tinggal Landas)
Masa dimana terjadi pergeseran yang sangat drastis dalam penduduk , terciptnya pertumbuhan yang pesat dan terbentuknya pasar baru.
§ The Drive to Manurity
Masa dimana suatu masyarakat secara efektif menggunakan teknologi terbaru pada sebagian besar faktor-faktor bikinan dan kekayaan alam.
§ The Age of High Mess Consumption
Masa dimana perhatian penduduk lebih menekankan pada persoalan konsumsi dan kemakmuran masyarakat dan bukan lagi pada persoalan produksi sehingga penduduk bersaing untuk mendapatkan sumber daya yang tersedia dan sokogan politik.
Hambatan-Hambatan Pertumbuhan Ekonomi
Untuk mencapai kemajuan ekonomi yang telah ditargetkan oleh suatu negara ternyata tidak semudah yang kita fikirkan khususnya bagi negara-negara berkembang sebab ada 3 duduk perkara pokok yang mesti di hadapi untuk meraih perkembangan tersebut (Gill ; 1983 ;159) diantaranya:1. Usaha untuk menaikkan tingkat pembentukan modal, salah satu perjuangan yang harus dilakukan sebuah negara berkembang untuk mencapai perkembangan ekonomi adalah mengoptimalkan tingkat investasi. Karena kita ketahui bahwa negara meningkat yakni negara yang miskin modal begitu pun dengan teknologinya. Sehingga sangat susah untuk memajukan ekonominya. 2. Pertumbuhan yang berimbang atau tidak berimbang, Masalah pokok yang kedua bagi suatu negara sedang meningkat ialah keseimbangan yang mesti dipelihara diantara berbagai sektor ekonomi. Haruskah perhatian khusus diberikan terhadap sektor industri ataukah sektor pertanian? Ataukah negara berupaya meraih kemajuan berimbang dimana semua sektor ekonomi berkembang bersama-sama secara berdampingan. 3. Kebijaksanaan kependudukan, kita ketahui bahwa negara meningkat senantiasa diperhadapkan dengan kemajuan masyarakatyang tinggi yang pada alhasil akan mengembangkan jumlah pengangguran alasannya adalah tidak terserap oleh perusahaan-perusahaan sehingga mempengaruhi abad depan sebuah negara untuk maju. Dan cuma ada dua jalan untuk mengatasi problem pertumbuhan penduduk tersebut yang pertama yakni dengan menerima laju perkembangan penduduk tersebut sebagai suatu kenyataan dan berusaha menaggulangi akhir-alhasil dan cara yang kedua yakni mencoba mengganti laju perkembangan itu sendiri misalnya melalui KB atau penundaan usia perkawinan.
Sedangkan menurut Tadang (1981 ; 39) menyertakan bahwa bukan hanya 3 dilema di atas yang menghipnotis sulitnya pembangunan bagi negara berkembang tetapi ada beberapa hal lagi yang menjadi problem di antaranya:
§ Adanya bulat setan kemiskinan 
Bahwa kemiskinan sebuah negara itu sendiri ialah penghambat utama kemajuan dan pembangunannya. Karena miskin, negara itu tidak mampu berkembang dan sebab tidak dapat berkembang maka negara itu tetap menjadi miskin.
§ Rintangan-rintangan Sosio kultural
Kuatnya sistem iman dan nilai-nilai tradisional yang dianut oleh suatu penduduk akan menghalangi mobilitas geografi dan sosial dan pada akibatnya akan menjadi penghambat kemajuan sebuah negara. Penduduk negara ini tidak mau mendapatkan nilai-nilai gres yang diciptakan oleh sumbangan inovasi-inovasi sehingga akan tertinggal ketimbang negara lain.
§ Akibat adanya kekuatan internasional
Menurut Lewis dan Myrdal bahwa adanya aksploitasi dunia kepada negara meningkat sehingga hasil-hasil perdagangan utamanya mengalir ke negara-negara maju.
Studi Empiris
Telah banyak dilakukan oleh para peneliti dalam menulis dan menyusun skripsi tentang sektor investasi dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi di provinsi Sulawesi Selatan, tetapi hasil dan kesimpulannya berlawanan dikarenakan tata cara analisis dan fokus penelitian yang mengarah pada satu kajian yang lebih spesifik, dan berikut observasi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. 
Dalam penelitian Syahtira (2000) menulis tentang dampak investasi,kesempatan kerja, dan ekspor terhadap pembangunan ekonomi di Sulawesi selatan periode 1984 – 2003. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan bahwa pentingnya investasi dalam suatu perekonomian negara meningkat dikarenakan aktivitas tersebut mampu mengembangkan pembangunan ekonomi lewat pengadaan fasilitas dan prasarana yang diharapkan dalam proses produksi. Pembentukan modal menjinjing terhadap pemanfaatan penuh sumber-sumber yang ada dalam perekonomian.dengan demikian investasi modal mampu menaikkan stok modal, output nasional dan pendapatan nasional.dengan kata lain investasi menjadi penggerak acara ekonomi nasional.pembangunan ekonomi merupakan nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun 1983 dalam rupiah.Produk domestik Regional Bruto (PDRB) yakni nilai barang selesai yang dibuat di dalam negeri yang berasal dari seluruh aktivitas ekonomi, adalah : Pertanian, Pertambangan, dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air minum, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, angkutan dan komunikasi, keuangan, persewahan dan jasa perusahaan dan jasa- jasa.
Dalam observasi Nurjannah (2003) menulis perihal pengaruh investasi terhadap tenaga kerja pada output sector industry kota Makassar tahun 1999 – 2008, menurut penelitiannya bahwa investasi merupakan penggunaan modal untuk suatu kegiatan yang mampu menghasilkan barang dan jasa yang pada gilirannya akan menciptakan pemasukan dan atau memaksimalkan nilai sebuah barang.menurut klasik,besarnya jumlah investasi yang dipakai dalam proses produksi diputuskan oleh produktivitas marginal dibandingkan tingkat suku bunga yang menunjukkan pula harga barang modal.kekerabatan antara variabel ini pula menentukan standar investasi dan keputusan investasi yang mau dijalankan, investasi akan menguntungkan bila produk marginal lebih besar dari pada tingkat harga barang modal dan demikian sebaliknya.aktivitas investasi ini akan terus dilakukan sampai pada perusahaan meraih kondisi maksimisasi laba dimana, tingkat produk marginal sama dengan tingkat harga demikian pula dengan penggunaan tenaga kerja akan terus dilakukan sampai marginal tenaga kolaborasi dengan upah.
Sementara itu neo klasik berpandangan bahwa ,besarnya kapasitas pertumbuhan output diputuskan oleh penawaran aneka macam faktor buatan , dalam analisa Sollow, dinyatakan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi tergantung pada pertumbuhan modal, pertumbuhan tenaga kerja, produktivitas marginal masing-masing bikinan serta kemajuan teknologi. Selain itu, investasi berperan penting terhadap peningkatan output.
Sedangkan Menurut penelitian Alberto Aldo (1998) meneliti wacana pengaruh investasi dan jumlah duit beredar kepada pemasukan domestic bruto di Indonesia kurun 1990 – 2002, menyampaikan bahwa jikalau PDB berposisi sebagai faktor yang menghipnotis jumlah uang beredar, maka akan muncul relasi yang bersifat faktual. Sebaliknya sebagaimana dikemukakan sebelumnya, kalau PDB dalam posisi dipengaruhi oleh jumlah duit yang beredar maka akan timbul korelasi yang negatif.oleh alasannya itu, efek kasatmata PDB kepada investasi antara lain dapat dijelaskan pada segi kepercayaan penanam modal. PDB (Pertumbuhan ekonomi) yang tinggi akn memajukan dogma penanam modal dan menumbuhkan ekspektasi aktual untuk menanamkan modalnya pada sebuah negara sehingga investasi akan meningkat.selain itu faktor non ekonomi mirip stabilitas dan keamanan dalam negerilah yang sungguh kuat bagi penanam modal yang ingin menanamkan modalnya (investasi) kalau ada jaminan keselamatan kepada dirinya dan juga kepada barang-barang modal yang ingin ia investasikannya. 
Kerangka Konseptual 
Investasi selaku salah satu aktivitas yang rational dimana faktor yang mempengaruhi investasi dikarenakan alasannya adalah adanya suatu kehausan yang terjadi secara otomatis sesuai dengan kemajuan zaman keperluan hidup seseorang suatu organisasi bahkan Negara. Penanaman modal dalam negeri ( PMDN ) dan penanaman modal abnormal ( PMA ). Penanaman modal dalam negeri terdiri dari penanaman modal Negara dan penanaman modal swasta. Sedangkan penanaman modal abnormal terdiri dari penanaman modal asing Negara dan penanaman modal asing swasta. Penanaman modal dalam negeri (PMDN) selaku sumber domestic ialah kunci utama pertumbuhan ekonomi nasional. Di satu pihak ia mencerminkan permintaan efektif, dan di pihak lain ia membuat efisiensi produktif bagi produksi masa depan. Proses penanaman modal ini menghasilkan peningkatan output nasional dalam aneka macam cara. Penanaman modal dibutuhkan untuk memenuhi permintaan penduduk yang meningkat di Negara tersebut. Investasi di bidang barang modal tidak hanya memajukan bikinan tetapi juga peluang kerja yang menenteng kearah keutamaan dan penghematan bikinan skala luas. Jadi PMDN menciptakan kenaikan besarnya output nasional, pemasukan dan pekerjaan, dengan demikian memecahkan masalah inflasi dan neraca pembayaran, serta membuat perekonomian bebas dari beban utang luar negeri.
Penanaman modal gila ( PMA ) selaku salah satu jenis penanaman modal mempunyai tugas yang sungguh besar dalam perekonomian pembangunan . modal asing mampu memasukkan suatu Negara dalam bentuk modal ajaib swasta dan atau modal Negara. Modal aneh swasta mampu mengambil bentuk investasi pribadi dan investasi tidak langsung, (Jhingan dalam sinardhin thahir, 2002). Penanaman modal langsung (investasi eksklusif ) yakni perusahaan dari Negara penanaman modal secara “ de facto atau “ de jure “ melaksanakan pengawasan atau asset ( aktiva ) yang ditanam dinegara pengimpor modal sementara investasi modal tidak eksklusif yang lebih diketahui selaku investasi portofolio atau “ rentier “ yang sebagian besar terdiri dari penguasaan atas saham yang mampu dipindahkan (yang dikeluarkan atau dijamin oleh pemerintah Negara pengimpor modal ) atas saham atau surat utang oleh warga Negara dari beberapa Negara lain. Investasi abnormal eksklusif memperkenalkan manfaat ilmu, tekhnologi, dan organisasi yang mutakhir yang akan mendorong perusahaan local untuk menginvestasikan sendiri lebih banyak pada industry penunjang atau dengan bekerjasama dengan Negara abnormal , serta memperoleh keuntungan yang sangan besar .