Goresan Pena Arab Qodarullah Wa Maa Syaa’a Fa’ala Dan Artinya

Assalaamualaikum. Pak, bagaimana tulisan arab qodarullah wa maa syaa’a fa’ala dan artinya? Saya mendapat suatu pelajaran dari pengajian salah satunya untuk mengucapkan kalimat tersebut kurun mendapat sesuatu yang tidak disukai. Namun sebab belum tahu akan goresan pena arabnya saya mohon dijelaskan. Terima kasih Bapak. Atas penjelasanya.

Jawab :

Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Ketika Anda bahagia dan suka mengikuti pengajian maka itu sebuah hal yang sangat tepat dan perlu untuk dilanjutkan. Dalam hidup ini kita perlu melaksanakan hal-hal yang kasatmata. Agar akhirnya nanti juga faktual. Kala kita berguru ilmu dengan ikut pengajian maka kita telah melaksanakan sesuatu yang kasatmata.

Sebagai tanggapan dari pertanyaan Anda, bagaimana goresan pena arab qodarullah wa maa syaa’a fa’ala dan artinya? Silakan disimak goresan pena arabnya di bawah ini.

Tulisan Arab Hablum Minallah Hablum Minannas.

Selanjutnya, arti dari lafadz qodarullah wa maa syaa’a fa’ala ialah Allah telah menakdirkan dan apa yang Dia kehendaki Dia kerjakan. Itulah artinya. Bila sudah tahu artinya maka semakin paham pasti. Jika telah paham maka kita tidak galau lagi dikala mungkin ada orang lain yang bertanya kepada kita. 

Kita sendiri juga akan bertambah khusyuk dalam mengucapkannya. Perlu kami tambahkan isu bahwasannya lafadz tersebut dari suatu hadit Nabi Muhammad SAW.

yang artinya :

Mukmin yang besar lengan berkuasa lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah ketimbang mukmin yang lemah. Namun masing-masing ada kebaikan. Semangatlah menjangkau apa yang faedah untukmu dan mohonlah pinjaman kepada Allah, dan jangan bersikap lemah. Jika engkau tertimpa sesuatu petaka janganlah mengatakan, “Seandainya aku berbuat begini dan begitu, pasti akibatnya akan lain.” Akan tetapi katakanlah, “Allah telah mentakdirkannya, dan apa yang Dia kehendaki Dia perbuat.” Sebab, mengandai-andai itu membuka pintu setan.” (HR. Muslim).

  Perbedaan Photoshop Dan Illustrator

Tatkala sesuatu petaka telah terjadi, seseorang ditugaskan untuk tidak banyak berkata-kata yang kurang benar. Misalnya kita sering atau setidaknya pernah mendengar orang yang mengatakan “seandainya saya begini tentunya tidak akan demikian”. Atau juga kata “andaikan saya tidak begini maka pasti begini”. Dan masih banyak lagi yang sama intinya.

Kata-kata tersebut tidak boleh untuk diucapkan oleh seorang muslim. Sebagai gantinya diperintahkan mengucapkan qodarullah wa maa syaa’a fa’ala. Demikian klarifikasi kami supaya memberi faedah. Wallahu a’lam.