Berbuat kebaikan.. siapa sih yang tidak mau di hargai oleh orang-orang sekitar? pasti siapa saja ingin diakui dalam penduduk .. yuuupppsss manusia mempunyai pilihan dalam hidupnya.. utamanya dalam melaksanakan hal-hal baik alias berbuat kebaikan dimanapun beliau berada.
Berbuat kebaikan hanya akan dipahami oleh mereka yang mempunyai kecerdasan spiritual, nah kecerdasan spiritual yang di maksud disini yakni salah satu kecerdasan untuk mengartikan nilai-nilai kehidupan mirip : amal.
Hayoooo… ada yang tau mengapa kecerdasan spiritual dibutuhkan dalam menertibkan keuangan? yaaaah alasannya duit yaitu salah satu alat yang dipakai untuk mencapai tujuan mulia. Tujuan mulia yaitu menjadi insan yang dapat berfaedah bagi sesama. Nah… kecerdasan spiritual merupakan salah satu aspek yang menjadi dasar bagi insan untuk mengenal lebih baik dirinya dan juga sesama insan.
Anatoli Karvof adalah salah satu pakar dunia, dia memastikan bahwa melakukan spritual keuangan wajib dijalankan oleh semua orang. Menurutnya, berpengetahuan keuangan dan kesanggupan mengaplikasikannya akan meningkat sebab orang yang senang melakukan amal atau pinjaman akan merasa senang alasannya melaksanakan kebaikan dan membantu orang lain akan menumbuhkembangkan perilaku faktual yang lain.
Namun, masalahnya yaitu dikala berbuat baik sebagian dari kita akan merasa enggan untuk itu, oleh alasannya itu, dengan mengetahui manfaat ketika membantu orang lain, kita bisa menyadari dan mulai melakukan kebaikan.
Menurut aku langsung… memaksa diri untuk kebaikan itu tak mengapa, yaaah berbuatlah sekalipun itu terpaksa, alasannya adalah dari keterpaksaan yang dilaksanakan terus menerus akan timbul keikhlasan, akan ada rasa dimana kalau tidak melakukannya lagi maka terus kepikiran, dan bahkan tidak bisa tidur dengan damai.
Berbagi dengan sesama baiknya dikondisikan dengan keuangan kita, alasannya adalah jangan sampai memberikan amal yang menciptakan keseimbangan keuangan menjadi rapuh. Nah, keadaan ini akan menimbulkan ke
malasan karen dikala melaksanakan amal kondisi keuangan kita kian tidak menentu.
Salah satu misalnya, jika kita menawarkan duit sebesar Rp 1.000,- dan dijalankan dengan hati yang senang, hasilnya akan berlawanan dengan memperlihatkan uang Rp 5.000.000,- namun dilandasi kepura-puraan. Perbedaan itu akan sungguh terasa dikala kita sendiri yang merasakannya.
Aplikasikanlah, “dikala kita memberi maka kita akan menerima”, sebab dalam kehidupan keseharian kita. Kita semua memerlukan pemberian orang lain sejak lahir hingga sukses di bidang-bidang kehidupan dalam kehidupan ini.
Mari sama-sama berbuat kebaikan sebisa dan semampu kita dalam sisa hidup kita di dunia ini, karena tak ada yang bisa menjamin hingga kapan kita akan terus hidup. Tetap semangat..
Wallahu a’lam…
Sumber bacaan :
“Melek Keuangan (Perjalanan Menuju Kebebasan Keuangan)” Oleh : Peter Garlans Sina. Halaman : 32-51. Penerbit : PT. Bhuana Ilmu Populer.