close

Fase Kemajuan Islam Di Indonesia

Perkembangan Islam di Indonesia tak lepas dari efek-pengaruh yang turut hadir dalam periode perkembangannya. Adapun fase kemajuan Islam di Indonesia dipengaruhi oleh tiga fase utama yaitu : abad kesultanan, masa penjajahan, dan periode pergerakan dan organisasi Islam. Ketiga fase inilah yang turut serta menolong proses penyebaran Islam di Indonesia dengan cepat dan mudah.
Sebelum masa penjajahan tiba, bumi nusantara Indonesia dikuasai oleh kerajaan-kerajaan baik itu kerajaan Islam maupun non-Islam. sesudah datangnya para penjajah yang tujuan awalnya untuk berjualan tetapi dibalik itu semua yakni untuk menguasai seluruh sumber daya alam Indonesia. Maka strategi yang dipakai para penjajah ialah dengan memecah belah masyarakat Indonesia.

Berikut yaitu penjelasan mengenai fase kemajuan Islam di Indonesia secara lengkap.

Dalam buku sejarah peradaban Islam sebagaimana ditulis oleh Siti Maemunah bahwa ada tiga tahap proses Islamisasi di Indonesia menurut Hasan Muarif Ambary.

 
1. Tahap Kehadiran Pedagang Muslim (sebelum masa ke13 M)
 
Pendapat masuknya Islam ke Indonesia sejak kurun ke-7 Masehi atau ke-1 Hijriyah, dikemukakan oleh Syeh Syamsudin Abu Abdilah Muhammad bin Talib Ad Dimasyqi (w. 1327 M), dia menyatakan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia melalui Champa (Kamboja dan Vietnam) semenjak zaman khalifah Usman bin Affan ialah sekitar tahun 651 Masehi atau abad ke-7 Masehi.
 
Pada model lainnya menyatakan bahwa masa ke-1 hingga ke 4 H, terdapat korelasi perkawinan antara pedagang muslim dengan masyarakatsetempat, sehingga mereka memeluk agama Islam. Mengenai adanya makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik dengan angka tahun 475 H/ 1082 M bentuk watu nisan dan jiratnya memperlihatkan contoh gaya hias makam dari masa ke-10 Masehi.
 
Menurut laporan penelitian arkheologi di situs pesucian kecamatan Manyar (1994-1996) Leran di era lampau ialah pemukiman perkotaan dan perdagangan.
 
2. Tahap Terbentuknya Kerajaan Islam (13-16 M)
 
Pada fase ini ditandai dengan hadirnya sentra-sentra kerajaan Islam. Ditemukannya makam Malik al-Shaleh yang terletak di kecamatan Samudra di Aceh utara dengan angka tahun 696 Hijriyah/ 1297 Masehi merupakan bukti yang terperinci adanya kerajaan Islam di Pasai.
 
Historiografi tradisional lokal, Hikayat Raja-raja Pasai dan Sejarah Melayu Malik, menyebutkan penguasa pertama kerajaan Samudra Pasai yaitu Malik al-Shalih. Akan namun, di Barus telah didapatkan makam seorang wanita yang bernama Tuhar Amisuri dengan angka tahun 602 Hijriyah.
 
Hal ini menunjukan bahwa pada awal kurun ke-13 Masehi, telah ada pemukiman masyarakat Islam di Barus. Pada akhir kurun ke-13 kerajaan Samudera Pasai sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia merebut jalur jual beli di Selat Malaka yang sebelumnya dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya.
 
Hal ini terus berlanjut sampai pada permulaan masa ke-14 berdiri kerajaan Malaka di Semenanjung Malaysia. Sultan Mansyur Syah (w. 1477 M) ialah sultan ke-enam Kerajaan Malaka yang membuat Islam sungguh berkembang di Pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaka.
 
Akhir kala ke-15 Masehi dan permulaan kala ke-16 Masehi pusat-sentra jual beli di pesisir utara, mirip Gresik, Demak, Cirebon, dan Banten sudah memberikan aktivitas keagamaan yang dilakukan oleh para wali di Jawa.
 
Kemudian pada kala ke-16 Masehi kegiatan itu timbul sebagai kekuatan politik dengan adanya kerajaan Demak sebagai penguasa Islam pertama di Jawa yang berhasil menyerang ibukota Majapahit. Para wali dengan derma kerajaan Demak, kemudian Pajang dan Mataram dapat menyebarkan Islam ke seluruh daerah-kawasan penting di Jawa, bahkan di luar Jawa, mirip ke Banjarmasin, Hitu, Ternate, Tidore, dan Lombok.
 
3. Tahap Pelembagaan Islam
 
Pada fase ini para pemangku kerajaan belajar ke sentra pendidikan Islam mirip Ternate yang mencar ilmu ke Giri Gresik. Agama Islam yang berpusat di Pasai tersebar luas ke Aceh di Pesisir Sumatra, Semenanjung Malaka, Demak, Gresik, Banjarmasin, dan Lombok.
 
Bukti persebarannya didapatkan lumayan banyak. Di Semenanjung Melayu ditemukan bentukbentuk nisan yang mirip bentuk-bentuk watu nisan Aceh. Di Kuwin Banjarmasin tepatnya di komplek Pemakaman Sultan Suriansyah (Raden Samudra) terdapat watu nisan yang mempunyai kesamaan dengan yang ada di Demak dan Gresik.
 
Di pemakaman Seloparang terdapat suatu watu nisan yang mempunyai gaya Jawa Timur. Islam juga tersebar ke Sulawesi, ketika Raja pertama, Raja Tallo yang menjadi mangkubumi di Kerajaan Gowa Yang bernama I Mallingkaeng Daeng Njonri Karaeng Katangka masuk Islam pada 22 September 1605 Masehi.
 
Kemudian ia bergelar Sultan Abdulah Awalul Islam. Penyebar Islam ke daerah Abdul Ma’mur Chatib Tunggal yang lebih terkenal dengan nama Dato ri Bandang, seorang ulama Yang berasal dari Minangkabau. Kemudian Islam tersebar ke Lombok dan Sumbawa lewat dua tahap, pertama, dari Jawa yang dilakukan oleh Sunan Prapen sekitar tamat era ke-17 Masehi dari Gowa.
 
Di Kalimantan, Banjarmasin ialah kawasan yang pertama kali masuk Islam. Dalam Hikayat Banjar dinyatakan bahwa Banjar di Islamkan oleh Kerajaan Demak di Jawa sekitar tahun 1550 masehi.
 
Kemudian di Kalimantan Timur, kawasan Kutai merupakan daerah yang pertama kali mendapat imbas Islam dari Dato ri Bandang beserta temannya Than Tunggang Parangan, yang mengislamkan Raja Mahkota dari Kutai sekitar tahun 1575 Masehi.

Itulah bahasan ihwal fase pertumbuhan Islam di Indonesia.
Semoga berfaedah.