Kebutuhan insan terhadap lingkungan sangatlah penting, keberadaan alam sangat dibutuhkan untuk mengajak kelancaran hidup manusia. Manusia di wajah bumi ini tidaklah sendirian melainkan bahu-membahu makhluk lain, ialah berkembang-flora, hewan, dan lain-lainnya. Tumbuh-tumbuhan, binatang tidaklah sekedar binatang hidup, yang hidup bersamaan secara netral atau pasif kepada manusia, melainkan hidup insan itu terikat erat pada mereka. Tanpa mereka, manusia tidaklah dapat hidup.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut Otto Soemarwoto (1994 : 51) mengemukakan bahwa seyogyanya kita menyadari bahwa kitalah yang membutuhkan makhluk hidup lainnya untuk kelancaran hidup kita dan bukan mereka yang memerlukan kita untuk kelangsungan hidup mereka.
Eksitensi lingkungan merupakan konasi manusia untuk terakomodasi kelanjutan penghidupan secara individu, golongan maupun secara universal yang sifatnya lazim. Akan tetapi yang sangat perlu sekali kita ketahui ialah yang menghipnotis hidup dan kehidupan di lingkungan semakin meluas, Hal ini di antaranya sumber alam adalah ;
- Jumlah, mutu dan lokasi penduduk;
- Teknologi yang digunakan;
- Sifat sumber alam, apakah bisa diperbarui atau tidak;
- Pola hidup yang mengkonsumsi sumber alam;
Dari beberapa poin di atas yang mampu diungkapkan mengenai keberadaan alam, dan perumpamaan-istilah sebelumnya. Karena iti, dan sisi penomena lingkungan yang berwawasan akan kayanya alam, telah barang tentu tidak mampu kita elakan lagi atau dipungkiri semudah kita bayangkan. Maka vitalitas insan itu sangat urgen demi tercapainya suatu pendidikan untuk mewadahi keteraturan hudup dan kehidupan, dan akan terciptanya hasil pendidikan yakni pembangunan. Dengan singkatnya, sikap bukan suatu langkah-langkah yang selalu beradaptasi melainkan kondisi sangat mendominasi perilaku insan (maksudnya naturalistik)
Di antara corak dan ragam yang mempengaruhi kemajuan lahirnya dan pertumbuhan batinnya manusia sangatlah resplek, pada kepribadian seseorang yang dapat melahirkan keberlangsungan hidup yaitu ada dua aspek adalah :
- Faktor eksternal, dapat diartikan selaku kekuatan yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri. Faktor-aspek dari luar itu berupa kegiatan bimbingan, penyuluhan, dan penelitiasn perihal linkungan hidup yang dipelopori oleh forum tertentu.
- Faktor internal, dapat dimengerti dalam dua pengertian ialah sebagai faktor yang muncul dari diri sendiri manusia secara individu. Di sini lain dapat juga sebagai kekuatan yang muncul dan berkembang dari masyarakat itu sendiri. Artinya ada aspirasi untuk memahami diri sendiri dan dasar itu muncul sebuah pemikiran yang pada akhirnya terbentuk sebuah upaya pemecahan masalahnya sendiri, dalam hal ini penduduk selaku kalangan sosial ( manusia secara kolektif ).
Faktor internal yang berasal dari diri manusia atau masyaralat pada hakekatnya merupakan kekuatan atau daya yang bersifat non-formal dan in-formal. Kekuatan non-formal dapat saja berupa lembaga swadaya masyarakat, forum pendidikan yang secara langsung ikut terlibat dalam membentuk tutorial, penyuluhan, dan pendidikan ihwal lingkungan hidup.