Faedah Bersikap Ikhlas

Memiliki perilaku ikhlas sangatlah dianjurkan dlm agama islam. Di mana perilaku nrimo ialah salah satu sikap terpuji yg dicintai Tuhan. Dengan lapang dada apa yg kita kerjakan terasa ringan. Tidak ada beban ingin ini itu atau semisal membantu karena ingin menerima sanjungan & lain sebagainya.

Ikhlas yaitu penentu dr amal yg telah kita lakukan, akan diterima atau ditolak amal kita oleh Allah. Amal tanpa lapang dada bagaikan kelapa tak berisi, raga tanpa nyawa, pohon tanpa isi. Kenapa alasannya itu hanya suatu perbuatan yg sia-sia jika tanpa menerapkan tulus pada diri kita.

Banyak hal yg kita kerjakan bila tanpa keikhlasan akan menjadi percuma. Misalnya saja kita melakukan salat, namun kita tak tulus melakukan semua semoga dikatakan si A itu bersungguh-sungguh ibadah. Maka salat yg kita kerjakan pun sia-sia, cuma berakhir mirip seorang yg tengah berolahraga tanpa hasil yg patut dirasakan nantinya.

Ada lima faktor lapang dada yakni:

1. Ikhlas dlm arti pemurnian agama dr agama-agama lain.

2. Ikhlas dlm arti pemurnian pemikiran agama dr hawa nafsu & bid’ah.

3. Ikhlas dlm arti pemurnian amal dr bermacam-macam penyakit & noda yg tersembunyi.

4. Ikhlas dlm arti pemurnian dlm ucapan dr kata-kata tak berguna, kata-kata batil & kata-kata bualan.

5. Ikhlas dlm arti pemurnian etika dgn mengikuti apa yg diridai Allah swt.

Makara, lapang dada sangatlah penting untuk ditanamkan dlm diri kita. Karena dgn lapang dada akan mengirimkan pada pencapaian ilmu yg paling tinggi serta jati diri manusia.

Lalu apa pemahaman lapang dada itu sendiri?

Firman Allah:

قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ

  3 Bukti bahwa Manusia Lebih Hina dari Binatang

Katakanlah, “Sesungguhnya gue ditugaskan biar menyembah Allah dgn penuh ketaatan terhadap-Nya dlm (menjalankan) agama.(QS. Az-Zumar : 11)

 وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ

Padahal mereka tak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dgn memurnikan ketaatan kepada-Nya dlm (menjalankan) agama yg lurus. (QS. Al-Bayyinah : 5)

 Ikhlas di sini tujuannya melepaskan diri dr perilaku syirik kecil seperti riya’, sum’ah(ingin di dengar) & lepas dr syirik besar yaitu dgn melaksanakan segala perbuatan baik untuk darul baka atau dunia ialah alasannya adalah Alllah.

Faedah bersikap nrimo yaitu:

1. Memberi jalan keluar dr kesulitan dunia

Di mana dgn memiliki perilaku ikhlasa pada Allah menciptakan insan lebih dekat & berserah pada Allah. Sehingga segala kesulitan yg dimilki dimudahkan penyelesaianya oleh Allah swt.

2. Sarana membebaskan diri dr setan

Setan tak pernah jenuh untuk membujuk pada insan untuk ikut berjalan di sisinya. namun seorang yg nrimo itu lebih sulit untuk didekati oleh setan sebab mereka hanya bersandar pada Allah.

Allah menjaga orang-orang ikhlas dgn kekuatan yg lebih besar yg tak bisa ditembus oleh setan.

3. Mengumpulkan kekuatan & mengakibatkan kaya

Orang yg lapang dada akan membersihkan hatinya dr cinta dunia. ia berzuhud bukan sebab pamer pada insan tapi cuma semata alasannya adalah Allah.

Namun karena itu ia dimudahkan dlm dunia, ia tetap dermawan menggunakan harta sesuai kadar kebutuhan & diberikan pada orang yg membutuhkan.

Dalam suatu hasits disebutkan: Kekayaan bukanlah banyaknya harat, tetapi kekayaan yakni kaya jiwa, (HR. Muslim)

4. Akan dikabulkan keinginannya oleh Allah

Sesungguhnya kalau seseorang ingin sesuatu yg niatnya ikhlas sebab Allah, maka Allah akan memudahkan baginya untuk menjangkau impian itu. Karena Allah Maha Tahu.

  Ibunda: Asmirandah Menangis 2 Rumah Dijual Untuk Lunasi Utang Suami

5. Berhak menerima syafaat Rasulullah pada hari tamat

Dalam kitab ‘Addiinul Khaliz’ dlm sebuah hadis dikatakan tentang syafaat, “Syafaat itu untuk orang-orang yg ikhlas dgn izin Allah & bukan orang yg menyekutukan Allah.

6. Menyelamatkan pemiliknya dr neraka & memasukkannya dlm surga

Di antara buah dr keihklasan yaitu kemenangan di akhirat. Karena nrimo telah menjaga ia dr siksa neraka mengantarkan pada surga.

Firman Allah :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Tiap-tiap yg berjiwa akan mencicipi mati. Dan bergotong-royong pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dr neraka & dimasukkan ke dlm surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tak lain hanyalah kesenangan yg memperdayakan. (QS: Ali Imran Ayat: 185)

Al-Alquran telah mengabarkan bahwa seorang yg nrimo akan masuk ke surga. Atau dlm firman Allah yg lain :

Sesungguhnya ananda pasti akan merasakan azab yg pedih. Dan ananda tak diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yg telah ananda kerjakan, tetapi hamba-hamba Allah yg dibersihkan (dari dosa). Mereka itu menemukan rezki yg tertentu. (QS. Ash-Shafaat : 38-41)

Dan Sesungguhnya sudah Kami utus pemberi-pemberi perayaan (rasul-rasul) di kelompok mereka. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yg diberi perayaan itu. tetapi hamba-hamba Allah yg bersihkan (dari dosa tak akan diazab).(QS. Ash-Shafaat : 72-74)

Dan mereka adakan (kekerabatan) nasab antara Allah & antara jin. & Sesungguhnya jin mengetahui bahwa mereka sungguh-sungguh akan diseret (ke neraka ), Maha suci Allah dr apa yg mereka sifatkan, kecuali hamba-hamba Allah[1] yg dibersihkan dr (dosa). (QS. Ash-Shafaat : 158-160)

7. Kehilangan keikhlasan, jalan menuju di akhirat

  Inilah Tawasul yang Disyariatkan dan yang Dilarang (Bagian 2)

Nabi Saw. sudah menerangkan bahwa nrimo akan mengirimkan pada pintu surga. Sedangkan syirik & riya’ bisa mematikan amal & memasukkannya pada jurang di darul baka kelak.

Sebagaimana seorang alim, orang yg suka membaca Al-Quran atau seorang yg berzakat jikalau semuanya tak dilaksanakan dgn tulus akan menyeret pada pintu neraka. Mereka dimasukkan alasannya ketidak ikhlasan yg dimiliki.

Betapa sikap ikhlas haruslah kita tanamkan biar bisa mendapat rahmat Ilahi.

Srobyong, 17 Februari 2015

[1] Yang dimaksud hamba Allah di sini merupakan golongan jin yg beriman.