Energi Hijau Sebagai Energi Terbarukan
Oleh: Widiastuti (@T22-Widiastuti)
ABSTRAK
Energi ialah keperluan kehidupan sehari-hari. Konsumsinya terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Energi hijau tidak mengacu pada efisiensi sumber energi terbarukan namun hanya menekankan pada dampak faktual mereka terhadap lingkungan. Untuk menghindari terjadinya krisis kepada kebutuhan energi, penggunaan energi perlu diatur dengan sebaik mungkin. Energi hijau terdiri dari geothermal (geothermal), matahari, air, biomassa, angin dan maritim.
Kata kunci: energi hijau, energi terbarukan, lingkungan, energi, industri
ABSTRACT
Energy is a necessity of everyday life. Consumption continues to increase in line with population growth and economic growth. Green energy does not refer to the efficiency of renewable energy sources but only emphasizes their positive impact on the environment. To avoid a crisis in energy demand, energy use needs to be managed as well as possible. Green energy consists of geothermal, solar, water, biomass, wind and ocean.
Keywords: green energy, renewable energy, environment, energy, industry
PENDAHULUAN
Energi ialah kebutuhan dasar manusia, yang terus meningkat sejalan dengan tingkat kehidupannya (Kholiq, 2015). Energi hijau ialah energi yang dihasilkan dari sumber energi yang lebih ramah lingkungan (atau “hijau”) dibandingkan dengan materi bakar fosil (kerikil bara, minyak, dan gas alam) (Hidayat, 2021). Menurut sifatnya, energi dikelompokkan menjadi energi primer dan sekunder. Sedangkan, sumber-sumbernya dapat dikelompokkan menjadi sumber energi terbarukan dan tidak terbarukan (Heyko, 2016).
Menurut Siswiyanti (2006), Keterbatasan energi fosil, diiringi konsumsi yang terus meningkat, sejalan dengan meningkatnya laju perkembangan masyarakatdan laju pertumbuhan ekonomi, paradigma pemanfaatan energi harus bergeser pada pemanfaatan energi terbarukan (renewable energy), mirip biomassa, panas bumi, energi surya, energi air, energi angin, energi samudra bahkan energi nuklir. Ini perlu dikembangkan di tataran pedesaan, semoga masyarakat tidak tergantung pada pasokan dan subsidi pemerintah serta mampu mempergunakan sumber daya alam yang mereka miliki, terutama untuk daerah pedesaan terpencil dan sukar dijangkau.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Energi hijau?
2. Apa saja sumber energi hijau?
3. Apa kelebihan dan kekurangan energi hijau?
4. Kenapa energi hijau diidentifikasikan selaku energi hijau?
TUJUAN
1. Untuk mengenali apa yang dimaksud dengan Energi hijau
2. Untuk mengenali apa saja sumber energi hijau
3. Untuk menentukan kelebihan dan kelemahan energi hijau
4. Untuk mengenali kenapa energi hijau diidentifikasikan sebagai energi hijau
PEMBAHASAN
Menurut Hidayat (2021), Istilah energi hijau kadang-kadang diidentifikasikan dengan ungkapan energi berkelanjutan, tetapi hal ini tidak sepenuhnya benar alasannya energi yang berkelanjutan juga meliputi teknologi untuk memajukan efisiensi energi. Energi hijau tidak mengacu pada efisiensi sumber energi
terbarukan tetapi hanya menekankan pada imbas aktual mereka terhadap lingkungan (ketimbang bahan bakar fosil). Potensi sumber energi hijau sebagai energi terbarukan antara lain ialah sebagai berikut :
• Biomassa
Biomassa adalah materi biologis yang hidup atau baru mati yang mampu digunakan selaku sumber materi bakar. Biomassa digunakan kembali alasannya adalah materi bakar fosil terbatas dan tidak mampu diperbaharui serta mengakibatkan banyak pengaruh negatif pada lingkungan. Ada beberapa contoh sumber energi biomassa, adalah biogas, kayu, limbah pertanian/peternakan, dan flora energi.
• Energi Matahari
Energi matahari merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang paling penting. Sayangnya Energi Surya / matahari ini belum dimanfaatkan secara optimal.
• Energi Angin
Pada lazimnya cara untuk memanfaatkan energy angin yaitu dengan memakai kincir angin. Penggunaan energi angin sangat ramah lingkungan alasannya sama sekali tidak mengahasilkan gas buang dan tidak mengakibatkan imbas rumah beling.
• Energi Air
PLTA ( Pembangkit Listrik Tenaga Air ) ialah pembangkit listrik yang menggunakan energi air untuk menciptakan listrik. Prinsip pembangkit listrik tenaga air ialah memanfaatkan arus air, atau air yang jatuh pada jeram untuk memutar dinamo. Selain pada penderasan, PLTA umumnya juga diresmikan pada sungai, danau, ataupun bendungan yang memang khusus dibangun untuk dimanfaatkan energi airnya.
• Energi Panas Bumi (Geothermal)
Energi panas bumi yaitu energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam bumi. Pembangkit Listrik tenaga geothermal memakai sumur dengan kedalaman sampai 1.5 KM atau lebih untuk mencapai cadangan geothermal yang sangat panas. Energi geothermal ini digunakan untuk memanaskan air yang ada di dalam ketel uap yang kemudian akan menciptakan uap air yang hendak memutarkan turbin.
Menurut Hidayat (2021), Kelebihan dan kekurangan dari energi hijau yakni selaku berikut:
Kelebihan Energi Hijau
1. Tersedia Secara Melimpah dan Dapat Diperbaharui
2. Ramah Lingkungan
Kekurangan Energi Hijau
1. Biaya investasi dan instalasi swal mahal
2. Kurang dapat dipercaya dan kurang efisien
3. Pembiayaan utang susah dijamin untuk proyek energi hijau baru
Seri Kemajuan dalam Energi Hijau mengeksplorasi evolusi tata cara energi hijau untuk pembangunan berkesinambungan dan keselamatan energi. Energi Hijau merupakan rancangan dasar dan fundamental yang berfokus pada tema keragaman energi dengan sumber daya lokal, dan integrasi dan optimalisasi sistem energi konvensional dan alternatif (Hidayat, 2021). Agar keperluan energi yang meningkat tersebut mampu terpenuhi, sementara cadangan energi berbahan fosil dipastikan menurun, maka dibutuhkan adanya seni manajemen substitusi ke sumber energi terbarukan yang potensinya sungguh besar. World Council for Renewable Energy (WCRE) mendefinisikan energi terbarukan yang berbentuksurya, angin, air, laut, panas bumi, biomassa, dan lain-lain sesungguhnya yakni turunan dari energi matahari yang secara alami terbarukan lewat proses alam (Heyko, 2016).
Menurut Mala (2018), Penggunaan dan kebutuhannya terus berkembangseiring dengan perkembangan penduduk dan perekonomian sebuah masyarakat. Oleh alasannya itu, penggunaan energi perlu dikelola dengan sebaik-baiknya. Permasalahan yang dihadapi ketika ini ialah kurang terkontrolnya kebutuhan energi, sementara energi fosil sebagai energi primer kian terbatas. Menurut Kholiq (2015), Energi Terbarukan harus secepatnya dikembangkan secara nasional bila tetap tergantungan energi fosil, ini akan mengakibatkan setidaknya tiga bahaya serius ialah:
1) Menipisnya cadangan minyak bumi yang dikenali (kalau tanpa temuan sumur minyak gres)
2) Kenaikan / ketidakstabilan harga akibat laju undangan yang lebih besar dari bikinan minyak
3) Polusi gas rumah kaca (terutama CO2) balasan pembakaran materi bakar fosil.
KESIMPULAN
Energi hijau ialah energi yang dihasilkan dari sumber energi yang lebih ramah lingkungan ketimbang materi bakar fosil. Istilah energi hijau kadang-kadang diidentifikasikan dengan ungkapan energi berkelanjutan, energi hijau terdiri dari panas bumi (geothermal), matahari, air, biomassa, angin dan bahari. Penggunaan energi hijau menawarkan kelebihan dengan sumber energi tersedia dengan melimpah, mampu diperbarui dan ramah lingkungan. Sedangkan kekurangannya ialah Biaya investasi mahal, kurang sanggup menerima amanah, kurang efisien dan pembiayaan utang susah dijamin untuk proyek energi hijau gres.
DAFTAR PUSTAKA
Heyko, Eduardo., Zamruddin Hasid., Priyagus. 2016. STRATEGI PEMANFAATAN ENERGI TERBARUKAN DALAM RANGKA KEMANDIRIAN ENERGI DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Jurnal Ekonomi Keuangan, dan Manajemen, Volume 12, (1). Dalam https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/INOVASI/article/download/797/71&ved=2ahUKEwjI_uLXo9r0AhXVmuYKHa_yDNUQFnoECBEQAQ&usg=AOvVaw3N2h7rqP4rTSi65Xlnhrzn (Diakses pada 10 Desember 2021)
Hidayat, Atep. 2021. Energi Hijau. Jakarta: Universitas Mercu Buana. (Diakses pada 09 Desember 2021)
Kholiq, Imam. 2015. PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI ENERGI TERBARUKAN UNTUK MENDUKUNG SUBTITUSI BBM. Jurnal IPTEK Vol.19 No. 2. Surabaya: Universitas Wijaya Putra. Dalam https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejurnal.itats.ac.id/iptek/article/download/12/12&ved=2ahUKEwjI_uLXo9r0AhXVmuYKHa_yDNUQFnoECA8QAQ&usg=AOvVaw3Y61OVvVAu_ceKh3ikrQMw (Diakses pada 11 Desember 2021)
Mala, Alvina Nur dan Rina Mardiati. 2018. Model Perencanaan Energi Hijau Menggunakan Metode Computable General Equilibrium. JNTETI, Vol. 7, No. 2. Dalam https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://ejnteti.jteti.ugm.ac.id/index.php/JNTETI/article/download/426/347&ved=2ahUKEwj18J6n-bn0AhVVTWwGHfvZDhMQFnoECAkQAQ&usg=AOvVaw2I6rI0zzXjRuSzyYYNHYIM (Diakses pada 09 Desember 2021)
Siswiyanti, Yayuk dan Amri Jahi. 2006. MENGEMBANGKAN KAPASITAS MASYARAKAT PEDESAAN DALAM BERSWASEMBADA ENERGI MELALUI PENDIDIKAN: Pengembangan Energi Hijau (Green Energy) selaku Energi Alternatif. Jurnal Penyuluhan: Vol. 2, No. 2. Dalam https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/43028/1/Yayuk%2520Siswiyanti.pdf&ved=2ahUKEwj18J6n-bn0AhVVTWwGHfvZDhMQFnoECAMQAQ&usg=AOvVaw2AeeOUsmKgzI1AkDI3FQ7C (Diakses pada 10 Desember 2021)