Drama Berdasarkan Usulan Para Hebat

PENGERTIAN ARTI DEFINISI DARI DRAMA

Drama secara harfiah berasal dari bahasa Yunani “Dromai” yang bermakna berbuat atau bertindak. Drama ialah karya sastra yang mengungkapkan dongeng melalui dialog para tokoh-tokohnya. pengertianartidefinisidari.blogspot.com:

Menurut Wood dan Attfield, 1996 (dalam Sariana, 2010:60) Drama adalah proses lakon sebagai tokoh dalam peran, mencontek, meniruh gerak pembicaraan perseorangan, memakai secara positif dari perangkat yang dibayangkan, penggunaan pengalaman yang selalu serta wawasan, abjad dan suasana dalam suatu lakuan, obrolan, monolog, guna menghindarkan kejadian dan rangkaian cerita-kisah tertentu.

Benhart (dalam Taringan, 1984: 7) menyetakan bahwa drama ialah suatu karangan dalam prosa atau puisi yang dihidangkan dalam dialog atau pantomi, suatu kisah yang mengandung pertentangan atau kontras seorang tokoh, khususnya sebagai sebuah dongeng yang didedikasikan buat dipentaskan di panggung dramatik.

 Drama secara harfiah berasal dari bahasa Yunani  DRAMA MENURUT PENDAPAT PARA AHLI

Baca: APA YANG DIMAKSUD DENGAN BAIT DAN BARIS DALAM PUISI

Selanjutnya keterangan lain yang terdapat dalam Webster’s New Internasional Dictionary (dalam Tarigan, 1984:71) mengatakan bahwa drama adalah sebuah karangan, sekarang biasa dalam prosa disusun buat pertunjukan dan dimaksimalkan untuk memotret kehidupan atau tokoh suatu kisah dengan gerak dan biasanya dengan obrolan yang berencana memetik beberapa hal menurut cerita dan sebagainya adalah lakon. Direncanakan atau disusun sedemikian rupa untuk dipertunjukkan oleh pelaku di atas pertunjukan .

Drama selaku karya sastra bergotong-royong hanya bersifat sementara, alasannya adalah naskah ditulis selaku dasar untuk dipentaskan. Dengan demikian tujuan drama bukanlah untuk dibaca seperti orang membaca novel atau puisi. Pokok drama yaitu dongeng yang membawakan tema tertentu, diungkapkan oleh obrolan dan tindakan para pelakunya. Dialog dalam drama dapat berbentuk bahasa prosa maupun puisi.

Baca: DEFINISI NASKAH DAN DRAMA MENURUT BEBERAPA AHLI

  Kalimat Persuasif: Pengertian, Ciri, Fungsi, dan Jenisnya

JENIS-JENIS DARI DRAMA

Menurut Yusi Rosdiana, (2007:8.7) jenis-jenis drama dapat ditinjau dari beberapa faktor, antara lain :

  • Ditinjau dari aspek jumlah pelaku termasuk jenis drama obrolan, yaitu drama yang dipentaskan oleh tiga pelaku atau lebih. Lawan kata dari drama obrolan yakni drama monolog. Drama monolog adalah drama yang dipentaskan oleh seorang pemain.
  • Ditinjau dari faktor kuantitas waktu pementasan termasuk jenis drama pendek atau drama sebabkan alasannya teks drama belum dewasa terdapat satu babak dalam kisahan ceritanya dan kalau dipentaskan cuma memerlukan waktu yang pendek (20 menit). Drama jenis ini menuntut pemusatan pada satu tema, jumlah kecil bintang film, dan peringkasan dalam gaya, latar, dan pengaluran. Lawan kata jenis drama pendek yaitu jenis drama panjang. Drama-drama yang terkenal biasanya berupa jenis drama panjang karena berisikan tiga atau lima babak, mempunyai aksara dan latar bermacam-macam, dan kalau dipentaskan akan memerlukan waktu yang panjang (2 jam).
  • Ditinjau dari faktor alur kejadian yang mengenaskan dan selsai dengan kebahagiaan, teks drama anak-anak tergolong jenis drama dukaria. Selain itu, terdapat drama bencana yang artinya drama yang mengakibatkan para penonton merasa belas dan ngeri sehingga mereka mereka mengalami pencucian jiwa atau kelegaan emosional setelah mengalami ketegangan dan perselisihan batin balasan satuan lakuan dramatis. Selain itu juga diketahui jenis drama komedi dan melodrama. Drama komedi ialah drama yang menimbulkan para penonton merasa gembira alasannya arus peristiwanya jenaka dan lucu.
  • Ditinjau dari aspek kehidupan rakyat biasa, terdapat jenis drama domestik sebaliknya jikalau ditinjau dari faktor kehidupan kaum bangsawan terdapat jenis drama borjuis.
  • Ditinjau dari faktor media pementasan, terdapat jenis drama radio, televisi, dan drama pentas (drama panggung).
  • Ditinjau dari aspek keaslian penciptaan teks drama, terdapat jenis drama orisinil dan terjemahan. Drama dikatakan orisinil bila drama tersebut dikarang oleh pelaku pementasan dan drama dibilang terjemahan kalau drama tersebut disalin dari bahasa lain dan dari pengarang lain.
  • Ditinjau dari aspek perilaku kepada naskah terdapat jenis drama modern dan tradisional. Drama modern ialah drama yang berasal dari pengarang lain dan teks telah disediakan terlebih dulu. Sedangkan drama tradisional adalah jenis drama yang dipentaskan secara improvisasi dan mengikuti etika kebiasaan turun-temurun serta tidak mengikuti kepribadian seniman pencipta tertentu.
  Kalimat Interogatif

Selain jenis-jenis drama di atas, terdapat beberapa macam drama belum dewasa yang ditinjau dari faktor cara menyajikannya, antara lain :

  1. Drama pantomim, yakni drama yang dipentaskan dengan sama sekali tidak menggunakan pengucapan kata (drama bisu), tetapi cuma menggunakan perilaku dan gerak serta diiringi musik.
  2. Drama tablo, ialah drama yang dipentaskan tanpa gerak dan pengucapan kata oleh para pelaku, dan merupakan seni preposisi dengan komposisi perilaku para pelaku serta diikutkan seorang narator untuk memberi prolog atau keterangan kisah.
  3. Drama kreatif, yakni drama informal yang dibentuk oleh anak dan untuk partisipan. Drama inovatif dapat ditampilkan di depan kelas dengan cara mengambil kisah belum dewasa yang berasal dari bacaan, alurnya dikembangka sendiri sehingga tidak butuhada teks drama.
  4. Sandiwara boneka, yakni drama yang dilakukan pemain film dengan memakai bentuk boneka yang pada dasarnya cuma mewakili pemain drama bergotong-royong. Pemeran yang bekerjsama ialah orang yang menggerakkan boneka tersebut.
  5. Drama bacaan, ialah sebuah pementasan dramatis yang diformalisasikan dari teks drama oleh kalangan pembaca. Masing-masing bintang film memegang satu tugas dan membaca aksara yang digariskan dalam teks drama.
  6. Drama opera, yaitu bentuk drama panjang yang sebagian atau semuanya dinyanyikan dan lazimnya dinyanyikan dengan musik.

UNSUR-UNSUR PEMBANGUN DRAMA

Unsur Intrinsik

Menurut Fatmawati, (2010:12) unsur intrinsik drama berisikan:

1: Alur

Sebagaimana pada kisah rekaan, alur disebut juga plot, jalan dongeng, atau struktur naratif. Demikian pula alur drama disebut juga struktur drama. Berkaitan dengan drama anak-anak, maka alur drama anak-anak yaitu rangkaian kejadian yang mempunyai relasi alasannya adalah akhir. Sedangkan struktur drama bawah umur digolongkan menjadi 5 bagian, ialah :

  • perkenalan,
  • penajakan laku,
  • titik puncak,
  • leraian, dan
  • keputusan.
  Judul buku : Bahasa Surat Dinas

Alur atau struktur anak-anak kebanyakan mengandung 5 bab rangkaian kejadian, adalah perkenalan, komplik, titik puncak, anti klimaks, dan solusi.

2: Tema

Tema pada drama terdapat dalam keseluruhan teks. Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita drama, jadi penentuan tema suatu drama dilakukan menurut keseluruhan teks yang bersangkutan tidak hanya menurut pada bagian tertentu.

3: Tokoh

Tokoh pada drama terdiri dari tokoh utama dan tokoh suplemen (tokoh pembantu). Tokoh utama terbagi tiga,adalah tokoh pratagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis. Tokoh pratagonis ialah tokoh yang berwatak baik atau tokoh yang memiliki dilema atau tokoh penggerak kisah. Tokoh antagonis adalah tokoh yang berwatak jahat atau tokoh yang seiring dengan tokoh pratagonis dan senantiasa bersama. Tokoh tritagonis ialah tokoh yang bertindak selaku pelerai. Tokoh ini mampu berupa manusia dan bathin insan itu sendiri.

4: Latar

Latar atau setting mengandung pengertian daerah, kekerabatan waktu, dan lingkungan sosial daerah terjadinya insiden.

5: Dialog

Dialog yakni unsur penting dalam drama, alasannya adalah dialok merupakan ciri khas suatu naskah drama.

6: Gaya Bahasa

Gaya bahasa ialah bentuk penyampaian bahasa,bahasa yang dimaksud ialah bahasa yang mudah dikenali,bisa berbentukbahasa formal maupun bahasa sehari-hari.

Unsur Ekstrinsik

Menurut Yusi Rosdiana (2007:8.22), komponen ekstrinsik drama terdiri dari :

1: Biografi Pengarang

Seorang pengarang karya sastra, harus dapat menjiwai isi karangan yang dibentuk.

2: Psikologi

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari sikap insan dan hewan. Psikologi juga dikatakan ilmu berhubungan dengan proses-proses mental yang normal maupun yang tidak wajar dan pengaruhnya pada perilaku atau ilmu wawasan wacana gejala dan aneka macam acara jiwa. Jadi seorang pengarang mesti bisa menguasai psikologi karangan sastra yang dibuatnya.

3: Sosiologi

Sosiologi yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari aneka macam struktur sosial dan proses-proses sosial. Pengarang menulis drama juga dipengaharui oleh status lapisan penduduk tempat asalnya, kondisi ekonomi, dan realitas sosial.

Demikianlah postingan terkait Drama dalam merencanakan teks untuk menulis drama maupun persepsi pakar ihwal karya seni di drama dalam penjelasan lengkap pengertianartidefinisidari.blogspot.com, supaya berfaedah!