Sesuai dengan ketentuan di dalam UU Nomor 10 Tahun 2020 ihwal Bea Meterai. Dalam regulasi teranyar tersebut, kedua meterai usang hanya mampu digunakan hingga 31 Desember 2021 (materai 6000 apa masih berlaku). Tarif bea meterai gres yang bersifat tunggal atau yang lebih diketahui dengan bea meterai Rp 10.000 atau materai Rp 10.000 di tahun 2021 (materai 10.000) sudah mulai berlaku.
Merujuk pada UU Nomor 10 Tahun 2020, bea materai Rp 10.000 dikenakan atas beberapa dokumen yang mencakup:
- Surat perjanjian, surat keterangan, surat pernyataan, atau surat yang lain yang sejenis, beserta rangkapnya;
- Akta notaris beserta grosse, salinan, dan kutipannya;
- Akta Pejabat Pembuat Akta Tanah beserta salinan dan kutipannya;
- Surat berguna dengan nama dan dalam bentuk apapun;
- Dokumen transaksi surat berguna, termasuk Dokumen transaksi perjanjian berjangka, dengan nama dan dalam bentuk apa pun;
- Dokumen lelang yang berbentukkutipan risalah lelang, minuta risalah lelang, salinan risalah lelang, dan grosse risalah lelang;
- Dokumen yang menyatakan jumlah uang dengan nilai nominal lebih dari Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) yang (1) menyebutkan penerimaan duit; atau (2) berisi akreditasi bahwa utang semuanya atau sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan;
- Dokumen lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Baca Juga
Berikut cara penggunaan meterai Rp 3.000 dan meterai Rp 6.000 untuk dokumen selama kurun transisi selaku pengganti materai Rp 10.000 (materai 10.000):
- Menempelkan materai Rp 6.000 dan materai Rp 3.000 secara berdampingan dalam satu dokumen yang memerlukan materai.
- Menempelkan 3 materai Rp 3.000 secara berdampingan dalam satu dokumen yang memerlukan materai.
- Menempelkan 2 materai Rp 6.000 secara berdampingan dalam satu dokumen yang membutuhkan materai.