Mempelajari masyarakat setempat di Pontianak tidak lekat dengan kebiadaban mereka selaku insan, hal ini jelas bagaimana aspek pergantian sosial akan berdamapak pada kemuliaan suatu bangsa. Tetapi tidak untuk di Indonesia, secara khusus di Kalimantan Barat.
Pembangunan insan yang berakal tetapi tidak bekerja, dengan status kesukuan mereka pastinya cocok bagi kaum mereka saja (Sihombing, batak dan Jawa serta Tionghoa), tetapi licik dalam fikiran mereka terang bagaimana hal ini dimulai dari pohonnya, yaitu hasil pembangunan insan yang dihasilkan dari penduduk lokal Indonesia.
Berbagai hal terkait itu juga, mereka hidup dengan catatan sejarah setempat mereka sebagai manusia atau tidak terang binatang cocok bagi mereka. Kehidupan sosial budaya, tidak lepas dari kebudayaan setempat yang menerapkan mereka sebagai pergantian suatu kota di penduduk sampai dikala ini.
Sesungguhnya, mereka harus menyadari bagaimana mereka pertentangan sosial, dan seksualitas yang mereka lancarkan oleh Sihombing, dan untuk mengakses ekonomi agama, dan budaya di masyarakat lokal Pontianak.
Bagaimana mereka sampai dikala ini, berada pada persekolahan katolik bersembunyi dibalik tembok gereja, dan masjid di Indonesia begitu juga dengan budha dan hindu.
Terang bagaimana mereka hidup sesuai dengan contoh kebringasan mereka dengan orang Tionghoa jan – Sihombing – Marpaung, terperinci bagaimana mereka hidup dan membangunan ekonomi, dari hasil kotor mereka, dengan alat kelamin mereka, dan pembunuhan berniat.
Itu yaitu hasil pembangunan manusia di Indonesia, secara lokal dan menjadi bab dari drama pertentangan sosial mereka ciptakan secara benar. Pembangunan manusia yang dihasilkan dari pengetahuan tolok ukur setempat, pastinya berlawanan jauh dengan faktor kehidupan sosial mereka di masyarakat sampai saat ini, dan bagaimana mereka merencanakan kejahatan mereka selama di Pontianak, Kalimantan Barat.
Rencana seperti untuk memutarbalikan fakta bagaimana mereka hidup dan sumber ekonomi sebelumnya, dari pajak, seksualitas Dayak dan Tionghoa, Batak selama di DKI Jakarta dan Pontianak.
Hukum mana yang mampu menjerat, dengan begitu baik pembangunan manusia di Kalimantan Barat yang mereka hasilkan dari pengetahuan diluar kriteria Negara maju, mirip Eropa, Amerika Serikat, Australia jelas sekali.
Menjelaskan berbagai faktor pendidikan dan kesehatan mereka pada bidang pendidikan dan kesehatan, dan moralitas orangtua mereka, yang hidup dari seksualitas memang berada pada kondisi ekonomi politik, dan pembangunan manusia 2008 – 2017, melalui pendidikan Universitas Untan yang pembangunan manusia begitu buruk menjadi rencana bagi kehidupan mereka ialah otak dari Petugas Partai PDI Perjuangan – Golkar Gubernur Cornelis, MH, memungkinkan dengan menghasilkan produk aturan yang mendustai.