close

Contoh Tugas Sejarah Ihwal Peninggalan Kolonialisme Di Kendari

KATA PENGANTAR
 
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas petunjuknya kami dapat menuntaskan makalah sesuai dengan peran yang diamanahkan terhadap kami, sehingga makalah ini mampu diselesaikan secara tuntas. Dan pastinya dengan karunia-Nya jualah penulis mampu menyelesaikan penulisan Makalah ini  pada waktunya.

 Shalawat beriring salam tak puas-puasnya kita kirimkan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, alasannya adalah cuma dengan petunjuknya dan segala perjuangan upaya beliau, kita mampu rasakan kehidupan yang berbudaya, beraturan dan menjadikan kita makhluk yang lebih mulia dihadapan Tuhan.
Harapan saya semoga makalah dengan judul “PENINGGALAN KOLONIALISME DI KENDARI” ini menolong kami dalam panunjang penilaian dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ini, agar menjadi lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kelemahan. Oleh kerena itu kami berharap terhadap para guru, dan sobat sekalian untuk menawarkan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini, sehingga aku dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini, sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Wassalamualaikum Wr.Wb

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………….      1

A. Latar Belakang………………………………………………………………………………………….      1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………..      1
c. Tujuan………………………………………………………………………………………………………      1
BAB II  PEMBAHASAN………………………………………………………………………………      2
1. Peninggalan Kolonialisme Yang Ada Di Kota Kendari ……………………………………..  2
2. Manfaat Peninggalan Sejarah……………………………………………………………………..      9
3. Upaya Pelestarian Peninggalan Sejarah     ……………………………………………………     9
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………………………..     10
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………….      10
B. Saran……………………………………………………………………………………………………..      10

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Pengaruh budaya barat Belanda Portugis serta Jepang atas kebudayaan Indonesia tidak mampu dihindari. Pengaruh barat khususnya dari Portugis dan Belanda telah bahkan telah berjalan semenjak era ke-16. Saat itu Indonesia, sebagai suatu negara ‘resmi’ belumlah lagi bangkit. Indonesia dikala itu masih dalam bentuk ‘proto’ adalah kerajaan-kerajaan di zaman jual beli nusantara. Dari banyaknya peninggalan yang ada di Indonesia salah satu kawasan yang terdapat peninggalan sejarah kolonialisme ialah Kota Kendari, Selawasi Tenggara. Dari banyak sekali situs yang kami jumpai teryata banyak yang kurang terawat alasannya adalah kurang diperhatikan oleh pemerintah atau mungkin alasannya adalah kurangnya parawisatawan yang datang apa lagi situs yang lebih banyak didominasi besarnya makam tergolong daerah yang sedikit sekali mendatangkan parawisatawan dari luar negeri. 
Jika kita bandingkan dengan tempat bersejarah yang ada dipulau Jawa sangat berbeda sekali dengan yang ada di Kota Kendari ,padahal secara kasat mata cukup banyak objek-objek peningalan sejarah yang bagi penduduk pendukungnya sungguh popular namun belum diketahui secara luas,karna acara penelitian yang pernah dilakukan masih sangat terbatas.disisi lain,publikasi diharapkan dalam rangka pengenalan situs terhadap dunia dan menyalurkan keinginan tubuhnya “ rasa kebersamaan atau keberakaran pada kebudayaan daerah” dalam konteks kebudayaan nasional.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja peninggalan kolonialisme yang ada di Kota Kendari ?
2. Apa manfaat dari keberadaan peninggalan sejarah ?
3. Bagaimana upaya yang mesti dilaksanakan untuk melestarikan peninggalan sejarah ?

C. Tujuan

1. Untuk mengenali peninggalan kolonialisme yang ada di Kota Kendari.
2. Untuk mengenali faedah dari eksistensi peninggalan sejarah.
3. Untuk mengenali upaya yang harus dikerjakan untuk melestarikan peninggalan sejarah.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Peninggalan Kolonialisme Yang Ada Di Kota Kendari

Jepang dan Belanda merupakan dua dari beberapa negara yang pernah memasuki kota Kendari dengan tujuan menguasai jalur perdagangan dan melaksanakan penjajahan pada para pejuang dahulu. Dan tidak sedikit kedua negara ini meninggalkan situs cagar sejarah dan budaya yang tersembunyi dan belum diketahui oleh penduduk Kota Kendari. 
Berdasarkan keterangan dari Guru Sejarah SMA Negeri 9 Kendari Sudarso mengungkapkan bahwa terdapat sejumlah bungker peninggalan Jepang dan gua serta rumah kolonial Belanda yang ada di Kota Kendari yang sampai dikala ini tidak disadari keberadaannya. Berdasarkan data yang dihimpun Zonasultra.com dari file situs cagar budaya dan sejarah kota Kendari milik Sudarso, terdapat sekitar 7 situs cagar budaya, berikut ulasannya:
 
a. Rumah Controleur Belanda 1
Bekas rumah Contoleur Belanda ini berada di lereng bukit di daerah kota usang Kendari yang secara administratif masuk dalam kawasan Kelurahan Kandai, Kecamatan Kendari, Kota Kendari. Sekarang, rumah ini menjadi rumah dinas Wakil Ketua DPRD Sulawesi Tenggara. Secara fisik, beberapa unsur bangunan lama seperti separuh dinding bab depan dan samping masih dipertahankan tetapi diadaptasi dengan bangunan gaya modern. Sepintas, tidak tampaklagi ciri arsitektur lama pada bangunan ini. Secara historis, Controleur Belanda yang dulu menghuni rumah ini bertugas sebagai kepala pemerintahan Onderafdeeling Kendari, di bawah Afdeeling Buton. Rumah ini menghadap ke Timur atau ke bahari. Di halaman sudut Tenggara, terdapat meriam dengan keadaan kurang terawat. Meriam ini berukuran panjang 227 cm, diameter pangkal 38 cm, diameter ujung 18 cm dan lubang meriam berukuran 10 cm.
b. Rumah Jabatan Komandan Tentara Belanda
Bekas rumah jabatan Komandan Tentara Belanda ini berada di Jalan Lakidende, tergolong wilayah Kelurahan Kandai, Kecamatan Kendari, Kota Kendari. Bangunan ini berada sekitar 60 meter dari bekas rumah controleur Belanda. Sekarang, bangunan ini difungsikan selaku rumah Dinas Angkatan Darat Korem 143/HO dan telah mengalami renovasi pada tahun 2005. Di sebelah barat terdapat satu bunker. Dinding luar rumah dicat warna kuning, sedangkan daun pintu dan kuseng jendela dicat warna coklat. Dimensi bangunan ialah panjang 15,3 m, lebar 10,3 m, dan tinggi langit-langit dari lantai yakni 3,7 m. Arah hadap ke selatan, di bagian depan terdapat teras yang lebarnya mengikuti lebar rumah dengan panjang 5 m, tetapi menurut Ansar (66), penghuni rumah yang terlibat dalam proyek renovasi , ukuran panjang yang asli hanya 4 m. Atap bangunan yaitu seng versi genteng dengan posisi landai. Sebelum dipugar, materi atap yaitu sirap.
Pintu utama rumah di bab depan, dengan dua daun pintu. Bagian dinding dilengkapi jendela beling dengan bingkai kota-kotak kayu. Dinding samping juga dilengkapi dengan tiga pasang jendela dengan ventilasi kotak-kotak kecil di atasnya. Sedangkan segi samping yang lainnya terdapat suatu pintu dengan tiga pasang jendela di sebelahnya. Di bagian interior rumah, terdapat 4 kamar dilengkapi 1 ruang tamu, dan 1 ruang tengah. Di belakang atau di sebelah utara bangunan utama, terdapat bangunan penunjang yang dihubungkan oleh tiang-tiang beratap seng. Bangunan penunjang tersebut berupa abjad L, memanjang dari timur ke barat dan dari utara ke selatan, membentuk sudut di bagian tenggara. Ukuran bangunan pendukung dari timur ke barat 33 meter, dengan lebar 3,2 m. Bangunan pendukung terbagi menjadi 6 kamar, 1 gudang, dan 1 dapur yang masih memiliki cerobong asap.
c. Pilboks TVRI
Pilboks TVRI berada di pinggir jalan Jenderal Ahmad Yani, atau di depan kantor TVRI Kendari, yang secara administratif tergolong dalam Kecamatan Baruga. Pilboks ini dalam kondisi tidak terawat. Pilboks berbentuk silinder ini berdenah bundar dengan dimensi selaku berikut: garis tengah 2,43 m, lingkar 7,70 m, tebal 33 cm, sedangkan ketinggian dan beberapa dimensi pilboks tidak dimengerti karena tertimbun tanah dan akar pohon besar. Bagian pilboks yang tersingkap di permukaan tanah hanya 50 %. Pintu masuk berada di segi selatan, sedangkan lubang intai berada di sisi timur maritim dan timur. Jumlah lubang intai 2 dengan ukuran lebar 60 cm, tinggi 28 cm, dan ketebalan 33 cm. Ukuran pintu masuk serta tinggi ruang dalam pilboks tidak dapat dimengerti alasannya adalah tertimbun. Bahan baku pilboks ini ialah semen, besi, dan kerikil. Di bagian atap terdapat 3 lubang angin, masing-masing diameternya 5 cm. Topografi tanah di sebelah timur dan timur bahari [arah lubang pengintaian] lebih rendah dan menurun. 
Kami telah mengunjungi peninggalan ini dan kami melihat peninggalan Pilboks ini dalam keadaan tidak terurus bahkan terdapat selebaran, lumut dan dedaunan yang menempel pada dinding piboks sehingga peninggalan ini terlihat mirip bukan peninggalan sejarah yang sebaiknya dilestarikan dan dijaga kebersihannya.
d. Baterai Mata
Baterai ini berada di lereng bukit yang mengarah ke Teluk Kendari, baterai ini masuk dalam kawasan administratif Kelurahan Mata, Kecamatan Kendari. Konstruksi bangunannya ialah beton, berukuran panjang 5,7 m, lebar 5,5 m, dengan ketebalan 52 cm. Tinggi atap 2 m sedangkan atap beton yang berfungsi selaku pelindung setinggi 5 m. Di sudut dalam dinding utara dan selatan masing-masing terdapat 1 pintu berukuran tinggi 70 cm dan lebar 122 cm. Menurut informasi penduduk lokal, kedua pintu samping tersebut berfungsi menghubungkan baterai ini dengan bangunan pertahanan yang lain. Lingkungan sekitar situs ditumbuhi pepohonan dan perdu-perduan. Denah baterai ini berbentuk sisi empat, semua segi tertutup dinding dan atap kecuali bab depan/timur yang terbuka tanpa dinding.
Karena berfungsi sebagai pertahanan, bangunan ini dilengkapi dengan senjata kategori mortir, dengan panjang laras 4,2 m dan ukuran lingkar 45 cm. Terdapat goresan pena angka tahun 1910 dan 1939 pada pangkal mortir. Mortir terletak di tengah-tengah bungker dan bagian dasarnya berada di bundar lubang yang ada dalam bungker. 
Diameter lubang tersebut sebesar 155 cm dengan kedalaman lubang 50 cm. Mortir ini memiliki dua roda putar, yang pertama terletak di tubuh mortir, yang berfungsi mengontrol gerakan vertikal, sedangkan roda putar kedua berada di dasar mortir untuk mengontrol gerakan horisontal. Meskipun unsur besar dari mortir ini masih ada namun banyak bagian kecil yang sudah hilang.
e. Bunker Perumahan Korem
 
Nama Bunker Perumahan Korem diberikan pada bunker ini karena letaknya di halaman bekas rumah jabatan Danrem 143/HO. Sebagian konstruksi bunker tidak terlihat lagi karena tertimbun dalam tanah. Tinggi bunker 152 cm dengan lebar 185 cm. Bagian lantai dalam juga tidak dapat diamati yang tampaknya menurun ke dalam. Menurut Ansar (66 tahun), ruangan bunker memiliki cabang dan salah satunya tembus ke lubang tanah di belakang rumah controleur Belanda yang sekarang menjadi rumah jabatan wakil ketua DPRD Sulawesi Tenggara. Bunker ini berada pada segi timur lereng bukit di jalan Lakidende.
f. Terowongan 1
Terowongan 1 berada dalam wilayah Kelurahan Anggilowu, Kecamatan Mandonga. Menghadap ke barat daya, terowongan ini memiliki panjang 34,5 meter, lebar lisan 2,2 meter dan tinggi antara 1,9 meter sampai 2,2 meter. Lebar terowongan bagian dalam tidak merata, antara 2,4 meter sampai 2,7 meter. Depan verbal terowongan merupakan areal pemukiman penduduk. Terowongan ini berada pada lereng bukit. Bukit tersebut ialah endapan Kala Miosen yang dibuktikan oleh kedatangan fosil-fosil kerang bahari.
g. Terowongan 2
Terowongan 2  berada dalam wilayah Kelurahan Anggilowu, Kecamatan Mandonga. Menghadap ke barat daya, terowongan ini memiliki panjang 29 meter, lebar ekspresi 2,4 meter dan tinggi beraneka ragam antara 2 meter sampai 2,3 meter. Lebar terowongan bagian dalam tidak merata, antara 2,2 meter sampai 2,6 meter. Terowongan ini berada pada lereng bukit yang sama dengan Terowongan 1.
h. Waterreservoir-Anno 1928 (Bangunan PDAM)
 Secara administratif bangunan PDAM berlokasi di Kampung Jati, Kelurahan Jati Mekar, Kecamatan Kendari, Kota Kendari. Tulisan Waterreservoir Anno 1928 pada salah satu bangunan dari tiga bangunan di lokasi ini, pertanda kurun pembangunan dan penggunaan bangunan ini selaku tempat penampungan dan distribusi air. Ketiga bagian bangunan ini berisikan unsur pertama berbentukbangunan yang berisi instalasi pipa untuk pengambilan air. Komponen bangunan kedua yakni bak penampungan, dan bagian ketiga adalah bangunan pengolahan dan pendistribusian air. Dimensi bangunan pertama dengan pengambilan ukuran dari bab luar yakni panjang 4,44 m, lebar 5,1 m, dan tinggi 3,1 m, dengan ketebalan dinding 47 cm. Sedangkan bab dalam ruangan berskala panjang 3,5 m, lebar 4 m. 
Pintu berada di bab selatan, dengan daun pintu berbentukterali besi, berukuran tinggi 1,94 m dan lebar 1,1 m. Di dinding, ada dua lubang angin, satu di dinding timur dan satu lagi di dinding barat. Bangunan ini berisi dua instalasi pipa, satu instalasi untuk pengambilan air dari sumber mata air ke bak penampungan, dan satu lagi untuk mengeluarkan air dari bak penampungan yang berada di bab luar sisi utara bangunan pertama. Dimensi bangunan kedua ialah ukuran dari utara ke selatan sepanjang 9,3 m, dan dari timur ke barat ialah 11,6 m. 
Di bagian atap bak terdapat lubang kendali berukuran 1 X 1 m, untuk mengetahui air dalam bak. Bak penampungan air ini berada di utara bangunan pertama. Instalasi pipa untuk memasukkan dan mengeluarkan air berada di dinding sebelah selatan. Dimensi bangunan ketiga ialah panjang 5,5 m, lebar 10,2 dengan tinggi 3,6 m. Di belakang/utara bangunan ketiga terdapat instalasi pipa dan satu kran besar yang dikuatkan oleh satu struktur gabungan semen dan pasir. Instalasi air ini berfungsi mendistribusikan air ke beberapa arah, semua pipa yang dipakai yaitu pipa besi. Bangunan ketiga berada di sebelah barat bak pempungan air dengan jarak 4,5 m.
i. Kantor Klasis/Internat [Rumah Pendeta]

Rumah ini berada di dalam kompleks Gereja Kendari, Jalan Lakidende, Kelurahan Kandai, Kecamatan Kendari. Rumah ini diresmikan sekitar tahun 1940-an untuk daerah tinggal para misionaris Belanda selama di Kendari. Bangunan rumah berisikan dua unsur, yakni bangunan I merupakan Kantor Klasis sekaligus menjadi rumah tinggal. Bangunan II adalah jejeran 9 kamar yang difungsikan sebagai asrama, berada di belakang atau barat laut bangunan I. Kedua bangunan tersebut dihubungkan oleh koridor. Bangunan I menghadap ke tenggara atau Teluk Kendari, sementara di timur laut terdapat gereja. Bentuk atap yakni limas dari bahan seng. Menurut Ansar (66 tahun), atap orisinil dari bahan sirap namun telah hancur. Informasi ini dikuatkan oleh atap bangunan II yang masih memakai atap sirap. Denah bangunan persegi dengan tambahan teras depan, samping, dan belakang yang dilindungi atap seng. Lantai rumah dan teras adalah semen.
Keseluruhan dinding dicat berwarna putih. Teras dan rumah lebih tinggi antara 45 cm sampai 120 cm dari permukaan tanah sekitarnya. Lebar teras depan 2 m dan panjang 4 m. Dinding depan terdapat pintu di tengah, di kiri dan kanannya dilengkapi jendela kaca berbingkai kayu, masing-masing tiga ruas. Kusennya kayu, dicat warna biru muda. Pada dinding barat dilengkapi 6 jendela kayu dan beling. Bangunan I mempunyai 4 ruangan utama dan 2 kamar tidur. Ruangan pertama ialah ruang tamu, ruangan kedua ialah ruang kerja.
 

Keduanya berurutan dan dihubungkan oleh suatu pintu. Ruang ketiga berada di sebelah kanan ruang kerja yang merupakan ruang dapur. Kamar-kamar tidur, sejajar dengan ruang tamu, dengan masing-masing pintu yang berskala lebar 220 dan tinggi 170 cm.
Ruangan keempat merupakan kamar tamu yang terletak di sisi barat bangunan. Kamar tamu terhubung dengan ruang dapur. Terdapat pintu masuk dan jendela di bagian depan kamar, lengkap dengan teras depan kamar. Interior rumah dilengkapi platform dari papan kayu yang dicat berwarna putih. Bagian belakang terdapat 1 pintu kayu yang ialah akses ke koridor dan asrama. Meskipun masih difungsikan, bangunan ini tidak terawat baik. Bangunan II memanjang dan melengkung sampai ujung kanan asrama, berjumpa dengan sudut bangunan kantor. Asrama yang mempunyai 9 kamar ini tidak dipakai lagi. Depan pintu dilengkapi teras, sedangkan atap bangunan memakai sirap yang dilapis seng.
j. Chineese School
Bangunan sekolah ini berada di sudut pertigaan jalan Martadinata No.1 yang secara administratif masuk dalam wilayah Kelurahan Kandai, Kecamatan Kendari, Kota Kendari. Sekarang bangunannya difungsikan sebagai gedung Akademi Teknik Kendari (ATK). Dahulu, sekolah ini bernama Sekolah China (Chineese School) yang dibangun pada kala pemerintahan Belanda. Adapun dimensi bangunan ini yakni panjang 27 m, lebar 16,5 m, dan tinggi platfom 4 m. Bahan pembentuk bangunan ini adalah kayu, semen, kapur, pasir, watu bata, kaca, terali besi, dan seng. Bangunan ini tidak menggunakan rangka besi, melainkan balok kayu besar. Denah bangunan persegi empat panjang, dan dinding luar bangunan dicat warna merah muda. 
Pada bagian depan, terdapat pintu masuk dengan dua daun pintu berpasangan. Bagian depan bangunan bertingkat dua, sedangkan bagian belakang cuma satu tingkat dengan atap terpisah. Ruangan tingkat I dilengkapi satu pintu utama di bagian depan dan satu pintu samping. Sekarang, ada 9 ruangan di lantai I yang difungsikan selaku ruang kelas. Akses menuju tingkat II adalah tangga kayu yang setengah rapat di dinding utara. Tingkat II hanya berskala 8 m panjang dan lebar 16,5 m, dengan lantai dari balok kayu dan papan. Ada panjang dan lebar 16,5 m, dengan lantai dari balok kayu dan papan. Ada 4 ruangan. Tingkat II dilengkapi pagar yang berisikan pion-pion beton setinggi 50 cm di depan teras.

  Strategi Kepemimpinan

 B.  Manfaat Peninggalan Sejarah

Banyak sekali peninggalan sejarah di  Indonesia yang sebenernya mesti kita lestarikan keberadaannya. Kalau tidak kita siapa lagi yang akan merawat dan mempertahankan peninggalan sejarah di Indonesia? Peninggalan sejarah tersebut bermanfaat bagi bangsa Indonesia,  Adapun faedah peninggalan sejarah yaitu sebagai berikut :

•    Menambah kekayaan dan khasanah budaya bangsa kita.
•    Menambah pendapatan negara melalui kegiatan rekreasi.
•    Sebagai bukti aktual peristiwa sejarah yang dapat kita perhatikan sekarang.
•    Dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
•    Sangat menolong dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan.
•    Dapat mempertebal rasa kebangsaan.
•    Dapat memperkokoh rasa persatuan.

C.  Upaya Pelestarian Peninggalan Sejarah

      Peninggalan bangunan peninggalan sejarah banyak macamnya. Cara kita menghargai semoga tetap lestari, antara lain:

•    Melakukan pendataaan dan pencatatan aneka macam peninggalan sejarah.
•    Mengumpulkan benda-benda bersejarah dan disimpan di dalam museum.
•    Merawat dan menjaga agar tidak rusak.
•    Melakukan pemugaran atau penataan kembali bangunan bersejarah yang telah rusak.
•    Menyebarluaskan informasi mengenai peninggalan sejarah yang ada.
•    Memelihara peninggalan sejarah sebaik mungkin, menjaga kebersihan dan keindahan.
•    Melestarikan benda sejarah tersebut agar tidak rusak, baik oleh faktor alam maupun produksi.
•    Tidak mencoret-coret benda peninggalan sejarah,
•    Turut mempertahankan kebersihan dan keutuhan,
•    Wajib menaati tata tertib yang ada dalam setiap kawasan peninggalan sejarah, dan
•    Wajib menaati peraturan pemerintah dan tata tertib yang berlaku.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ada banyak peninggalan sejarah atau Kolonialisme yang terdapat di kota Kendari yang belum disadari oleh kita, maka dari itu alangkah baiknya kita selaku generasi penerus haru tetap melestarikan dan menjaga peninggalan sejarah tersebut semoga tidak dilupakan dan musnah. Karena sejarah sungguh penting untuk kita sebagai generasi penerus untuk dijadikan acuan atau sumber berita semoga kita mengenali peristwa yang terjadi dimasa kemudian. Peran Pemerintah juga sangat dbutuhkan untuk mempertahankan peninggalan sejarah tersebut maka dari itu dibutuhkan kerjasama seluruh warga negara untuk melestarikan peninggalan sejarah biar tidak terlalaikan.

  Contoh Tugas Bahasa Indonesia Ihwal Teks Cerita Sejarah

B. Saran

Peninggalan sejarah seharusnya tetap dilestarikan dan dirawat semoga tidak terlupakan dan selaku bentuk penghargaan kita atas usaha para satria dalam menghadapi penjajahan yang terjadi pada masa lalu.
Sumber :
Tugas sejarah  (SMAN 1 KENDARI)
Kelompok 3:
Multazam Chairunnisa
Atmi Rio
Nur Fadillah
Adibah Ishmah
Alfian Rozaq
Muhammad Agri
Bagas Roland
Nandita
Ridaniella
Wallahu a’lam…