Contoh Teks Cerita Ulang

Seperti yg telah kita pelajari sebelumnya, bahwa teks cerita ulang (recount) yaitu teks yg menceritakan kembali pengalaman masa kemudian dengan-cara kronologis dgn tujuan memberi keterangan atau menghibur pembaca atau bisa jadi keduanya. Untuk itulah kami sediakan acuan teks cerita ulang klasifikasi langsung, imajinatif, fakta, & biografi.

Apa saja si ciri-cirinya teks dongeng ulang?

  • Bersifat faktual/imajinatif
  • Menceritakan kejadian masa kemudian
  • Disusun dengan-cara kronologis

Struktur Teks Cerita Ulang

  1. Orientasi (Pengenalan), yakni memberikan informasi tentang siapa, dimana, & kapan kejadian atau insiden terjadi di masa lampau.
  2. Peristiwa (Events), yaitu rekaman kejadian yg terjadi, yg lazimdisampaikan dlm urutan kronologis. Misalnya mirip: “pada hari pertama, saya…, & pada hari berikutnya, saya…, & pada hari terakhir, saya..”. Dibagian events ini pula biasanya terdapat komentar langsung mengenai insiden atau insiden yg diceritakan.
  3. Reorientasi (Pengulangan Pengenalan), yakni pengulangan pengenalan yg ada di orientasi, pengulangan yg merangkum rentetan peristiwa, peristiwa atau acara yg diceritakan.

Contoh Teks Cerita Ulang Pribadi/Personal Singkat

contoh teks cerita ulang singkat

Judul: Hiking ke Gunung Prau

Orientasi (Pengenalan)

Di bulan mei tahun 2015 gue & teman satu organisasi OSIS pergi ke kawasan pegunungan tinggi dieng untuk melakukan pendakian ke gunung prau, kami memang sengaja melakukan pendakian & menganggapnya selaku refreshing sehabis aktivitas sekolah yg sungguh padat.

Peristiwa (Events)

Berawal dr kota Purwokerto, gue & sobat-sobat pergi dr terminal bis Purwokerto dgn tujuan Wonosobo. Singkatnya, setelah 3 jam kami akhirnya menginjakkan kaki di Wonosobo. Setelah itu kita beristirahat sekitar 1 jam, tak lupa kami makan & minum serta melaksanakan keharusan.

Waktu istirahat selesai & kami melanjutkan perjalanan menuju ke Dieng menggunakan bis. Perjalanan kami tempuh sekitar 30 menit & jadinya kami sampai di Dieng menjelang maghrib.

Setelah waktu istirahat selesai, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Dieng dgn menggunakan Bus lagi. Akhirnya kami hingga ke Dieng menjelang maghrib.

Kami menetapkan untuk melakukan pendakian ke puncak saat malam hari. Kami memulai pendakian gunung prau, namun ada satu duduk perkara yaitu tak ada satupun dr kami yg menenteng senter (alat penerangan), karena lupa.

Alhamdulillah, ada kakak-abang dr Semarang yg tak sengaja berjumpa dgn kami & mengajak kami untuk melaksanakan pendakian dengan-cara gotong royong. Akhirnya sesudah 2-3 jam kami hingga di puncak & membangun tenda disana.

Reorientasi (Pengulangan Pengenalan)

Kami menyaksikan hal yg sungguh hebat yaitu indahnya langit ciptaan Allah SWT. Kami pun senang & sungguh menikmati perjalanan itu. Bertambahlah rasa syukur terhadap lezat yg sudah Allah berikan pada kita.

Contoh Teks Cerita Ulang Imajinatif Beserta Strukturnya

 

teks cerita ulang beserta strukturnya

Judul: Tangisan yg Tulus

Orientasi (Pengenalan)

Ditengah malam yg sunyi, Putri Liliput duduk termangu menyaksikan bulan & bintang. ia tak peduli dgn apapun di sekelilingnya, tetapi ia cuma pedulikan rasa hening & tenang bareng dgn semilir angin yg seolah-olah membelainya dgn sarat rasa sayang.

Peristiwa (Events)

Sebagai putri kerajaan Liliput, ia memikirkan nasib rakyat yg tak bahagia sebab perbuatan ayahnya yg seenaknya sendiri. Ia berjuang keras untuk memperjuangkan hak rakyatnya namun tetap saja hasilnya nihil. Karena ayahnya tak lain ialah raja kerajaan Liliput yg selalu merusak & menggagalkan rencananya.

Dia menangis & menyesal alasannya tindakan ayahnya. Mendadak seorang kakek lewat & mengajaknya bicara. Putri Liliput pun menceritakan semua peristiwa yg dialaminya pada kakek tersebut.

Kakek tersebut hanya tersenyum lalu berkata, “Tuan putri, kalau kau memang ingin memperjuangkan apa yg menurutmu benar, teruslah berjuang!! Serta jangan pernah hiraukan apapun resikonya, namun pikirkanlah anugerah apa yg akan kau dapatkan jikalau kau terus bersusah payah & melakukan dgn sepenuh hati. Percayalah!”.

Setelah itu sang kakek menghilang dr pandangan sang putri. Putri Liliput pun terkejut , & perkataan kakek tadi terngiang-ngian terus di pikirannya. Lalu ia bergegas menemui ayahnya, ia menangis di kaki ayahnya sembari memohon.

“Ayah… dgn tak meminimalkan rasa hormatku padamu, gue mohon jangan siksa rakyat kecil dgn ketidakadilan & ketidaksewenangan yg ayah kerjakan.

Apa salah mereka ayah? Mereka mengasihi ayah dgn sepenuh hati, jiwa, & raga, mereka menghormati ayah. Percayalah ayah, ayah ataupun kerajaan tak akan rugi dgn perilaku adil pada mereka. Biarkanlah gue yg merasakan & mewakili kepedihan mereka ayah”

Raja pun turut menangis & berkata, “Anakku, kau memang gadis yg berhati mulia, tangisan tulusmu telah meluluhkan hatiku.

Baiklah, mulai sekarang gue akan berlaku adil pada mereka & tak semena-mena lagi. Aku akan berusaha menyayangi mereka dgn sepenuh hati seperti kau-sekalian mengasihi mereka.

“Jangan menangis lagi anakku!”. Raja meniadakan air mata putri Lililiput, putripun tersenyum.

“Terimakasih ayah.. Ayah memang laki-laki terbaik di dunia ini”. Putri liliput memeluk bersahabat ayahnya.

Reorientasi (Pengulangan Pengenalan)

Sejak saat itu, semua rakyat kerajaan Liliput termasuk raja & putri Liliput berbahagia alasannya adalah penindasan yg dilakukan raja sudah tak ada lagi. Rakyat sungguh berterimakasih pada Putri Liliput alasannya adalah berkat tangisan tulusnya, hati raja mampu luluh.

Contoh Teks Cerita Ulang Fakta (Biografi)

contoh teks cerita ulang faktual biografi

Orientasi (Orientation)

H. Agus Salim lahir di kota Gadang, Bukti Tinggi, Minangkabau pada 8 Oktober 1884 dgn nama Mashudul Haq yg memiliki arti “pembella kebenaran”. Haji Agus Salim merupakan anak dr pasangan Angku Sutan Mohammad Salim & Siti Zainab.

Ayahnya merupakan seorang kepala jaksa di Pengadilan Tinggi Riau. Haji Agus Salim menikah dgn Zaenatun Nahar & dikaruniai 8 anak.

Rangkaian Peristiwa Kehidupan Tokoh (Events)

H. Agus Salim mengenyam pendidikan dasar di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah khusus untuk bawah umur Eropa. Kemudian ia melanjutkan pendidikan di Hoogere Burger School (HBS) di Batavia.

Saat lulus, ia berhasil menjadi lulusan terbaik di HBS se-Hindia Belanda. Setelah lulus, ia bekerja selaku penerjemah sekaligus pembantu notaris di suatu kongsi pertambangan di Indragiri, Riau.

Di tahun 1906, ia berangkat ke Jeddah, Arab Saudi untuk bekerja di Konsulat Belanda disana. Disana lah ia mencar ilmu pada Syekh Ahmad Khatib, pamannya sendiri.

Ia kemudian menggeluti dunia jurnalistik dr tahun 1915 di harian Neratja sebagai Redaktur II. Kemudian ia diangkat menjadi Ketua Redaksi. Sampai kesannya ia menjadi pimpinan harian Hindia Baroe di Jakarta.

Lalu ia mendirikan surat kabar Fadjar Asia. ia pula jadinya menjadi redaktur di harian Moestika di Yogyakarta & membuka kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO). Beriringan dgn itu, ia terjun ke dunia politik sebagai pemimpin Sarekat Islam.

Karir politiknya dimulai tahun 1915, tatkala ia bergabung dgn Sarekat Islam (SI) & menjadi pemimpin kedua setelah H.O.S. Tjokroaminoto. Sejak dikala itulah H. Agus Salim terlibat dgn banyak pentas politik bangsa ini, khususnya perannya dlm masa usaha kemerdekaan.

Perannya dlm usaha itu diantaranya yakni sebagai anggota Volksraad (1921 – 1924), anggota panitia 9 BPUPKI yg menyiapkan Undang-Undang Dasar 1945, Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Sjahrir II 1946 & Kabinet II 1947, pembukaan kekerabatan diplomatik Indonesia dgn Negara-Negara Arab.

Ditambah lagi, ia pula menjadi Menteri Luar Negeri pada Kabinet Amir Sjarifuddin (1947) & Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta (1948 – 1949).

Sekitar tahun 1946 – 1950, ia laksana bintang cemerlang dlm pergolakan politik Indonesia. Untuk itu, ia kerap kali digelari “Orang Tua Besar” (The Grand Old Man).

Di tahun 1950 hingga simpulan hayatnya, ia dipercaya selaku Penasihat Menteri Luar Negeri. Tahun 1952 H. Agus Salim menjabat sebagai Ketua di Dewa Kehormatan PWI.

Meskipun penanya tajam & kritikannya pedas, H. Agus Salim tetap mengenal batasan & menjunjung tinggi instruksi etik jurnalistik.

Di tahun 1953, ia menulis buku Bagaimana Takdir, Tawakal & Tauhid Harus Dipahamkan? Lalu, buku tersebut diperbaiki menjadi Keterangan Filsafat tentang Tauhid, Takdir, & Tawakal.

Orientasi Ulang (Re-orientation)

Haji Agus Salim wafat pada tanggal 4 November 1954 di RSU Jakarta. Beliau dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Sebagai bentuk penghargaan terhadap jasa-jasanya untuk negeri ini, pemerintah Indonesia menganugerahkan ia sebagai seorang pejuang kemerdekaan Indonesia.

Untuk ananda yg ingin dibuatkan contoh teks kisah ulang imajinatif, langsung, biografi, maupun fakta dengan-cara khusus, silahkan sampaikan lewat komentar dibawah & sebisa mungkin Wargamasyarakat.org akan berbagi nya.

  Prinsip dalam Membaca Puisi